Napas Valerie memburu, api yang begitu membara seperti membakar tubuhnya dari dalam, membuatnya merasa sangat tidak nyaman.
Apabila kendali dirinya tidak kuat, sudah pasti Valerie akan menggeliat di atas lantai dingin untuk mencari sesuatu yang bisa membuat nyaman tubuhnya. Gairahnya yang meletup-letup juga menjadi masalah bagi Valerie, karena aphrodisiac inilah Valerie tahu kalau dirinya tengah terangsang hebat dan membutuhkan pelepasan.
Keningnya dipenuhi oleh peluh, Valerie menghapusnya menggunakan lengan. Tidak jarang dia meremas rok gaun yang dikenakannya untuk mencoba membuat tubuhnya lebih rileks, sayangnya usaha tersebut tidak membuahkan hasil.
“Glory, apa minuman yang Jennifer berikan padaku mengandung aphrodisiac selain obat tidur?” tanya Valerie dalam hati, ditujukan kepada Glory.
[99% aphrodisiac yang ada dalam tubuhmu berasal dari minuman yang kau konsumsi, Valerie. Kita berdua baru saja kembali ke dunia ini di kamar hotel tadi, sehingga sistem ini tidak bisa memberikan hasil analisa yang jelas mengenai siapa pelakunya.]
Suara Glory terdengar dalam benak Valerie, memberitahu hasil analisa sementara yang telah dilakukan.
Valerie tidak perlu berpikir keras untuk mengetahui siapa pelaku yang membuatnya seperti sekarang ini. Orang bodoh saja pasti tahu kalau Jennifer adalah pelakunya, dia satu-satunya orang yang menawari segelas minuman kepada Valerie ketika mereka berada di ruang pesta.
Hal seperti ini juga terjadi di kehidupan pertama Valerie, tetapi Valerie yang sudah dipojokkan oleh Bos Walker memilih untuk melompat dari jendela kamar sebelum aphrodisiac dalam tubuhnya bereaksi. Karena itulah Valerie tidak tahu kalau Jennifer juga memasukkan obat perangsang ke minumannya setelah obat tidur.
Dengan dosis tinggi seperti ini, sepertinya Jennifer tidak hanya menginginkan Valerie hancur dipermainkan oleh Bos Walker, dia juga ingin gadis itu mati karena overdosis kombinasi obat tidur dan aphrodisiac.
“Aku akan membuat perhitungan dengan Jennifer setelah bisa keluar dari situasi ini,” gumam Valerie.
Kedua kaki Valerie bergetar hebat, mereka juga terasa lemas. Apabila Valerie tidak menyandarkan bahunya pada dinding yang dingin di samping, dia akan terjatuh ke lantai dengan keadaan yang memalukan.
Valerie mengambil napas dalam-dalam, sekuat hati dia mencoba untuk menenangkan diri dan menghiraukan reaksi aphrodisiac yang ada dalam tubuhnya. Walaupun hal itu sangat sulit untuk melakukannya, tetapi tidak mustahil untuk dilakukan.
Dengan langkah yang pelan, Valerie pun berjalan lagi. Langkahnya terseok-seok, dia berpegangan pada dinding lorong hotel untuk memberinya tumpuan, sehingga dia tidak oleng ke samping akibat ketidaknyamanan yang tubuhnya rasakan.
[Valerie, dosis tinggi aphrodisiac dalam tubuhnya melampaui batas aman. Kau tidak bisa menghiraukannya begitu saja atau fungsi organ dalam tubuhmu menjadi semakin rusak. Kau hanya memiliki sepuluh jam untuk hidup.]
Langkah Valerie terhenti lagi begitu mendengar pemberitahuan Glory.
“Bagaimana mungkin fungsi organ dalamku rusak? Kalau aku tidak salah ingat tiga hari yang lalu aku baru saja melakukan pemeriksaan kesehatan, dan dokter yang memeriksaku memberikan hasil sehat padaku,” tekan Valerie.
Gadis itu kembali menambahkan. “Semua misi yang kulakukan di dua dunia sebelumnya berhasil dan mendapatkan nilai S dari Lord God. Sebagai hadiahnya dia memberiku kesempatan untuk bisa kembali ke dunia asalku ini, bagaimana mungkin sebelum aku bisa menikmati hasil jerih payahku, tubuhku mati duluan?!”
Apabila tubuh Valerie sangat sehat dan tidak memiliki masalah apapun, mengonsumsi aphrodisiac dan obat tidur dalam dosis seperti ini tidak akan memberikan efek berarti bagi tubuhnya. Tetapi yang mengejutkan adalah Glory memberitahu Valerie kalau tubuhnya tidak lagi menjadi baik.
Dan yang paling membuat Valerie ingin memberikan protes keras adalah dia hanya memiliki sepuluh jam untuk bisa hidup di dunia ini.
[Sistem ini juga tidak mengetahuinya.]
“Apa Lord God menipuku?!!” tuntut Valerie yang sedikit tidak terima, rasa kagumnya terhadap dewa utama itu menghilang.
[Lord God tidak pernah menipumu, Valerie, dan kau tidak bisa mengatakan sesuatu yang buruk terhadap Beliau.]
“Lalu berikan penjelasan padaku mengapa organ dalam tubuhku rusak dan waktu hidupku tinggal sepuluh jam sekarang ini?”
Valerie tidak ragu akan perkataan sistemnya yang memberitahu kalau dirinya hanya memiliki dua belas jam untuk hidup lagi. Rasa tidak nyaman yang Valerie rasakan sekarang ini berbeda dengan apa yang pernah dia alami sebelumnya, di dua dunia sebelumnya tidak sekali ataupun dua kali ada orang yang memberinya aphrodisiac, tetapi rasanya tidak seperti sekarang ini.
Apa yang Valerie rasakan bisa dikatakan sedikit lebih sakit, seperti organ dalam tubuhnya diaduk-aduk. Valerie jauh lebih mengerti tubuhnya, sehingga dia tidak merasa Glory berbohong padanya.
[Valerie, di dua dunia sebelumnya kau berperan sebagai seorang villain. Kau menyelesaikan misi yang diberikan, tetapi caramu sangat ekstrem dan membuat dunia menjadi hancur.]
[Sistem ini sudah mengatakan kalau kau tidak perlu melakukan hal yang berlebihan, tetapi kau tidak mendengarkannya dan memilih untuk membunuh protagonis lalu menjadi teroris di dunia pertama dan seorang tyrant di dunia kedua. Perbuatanmu itu menyebabkan dua dunia sebelumnya menjadi tidak seimbang, dalam waktu kurang dari sepuluh tahun kemudian dua dunia itu mengalami kehancuran.]
Valerie terdiam, mendengarkan penjelasan Glory. Penjelasan tersebut belum berakhir, Glory kembali menambahkannya.
[Walaupun kau mendapatkan nilai S dan tingkat kepuasan yang tinggi, tetapi dunia yang kau tinggalkan menjadi porak-poranda. Oleh karena itu, Lord God memberimu hukuman sebagai konsekuensi dari perbuatanmu itu, Valerie.]
Setelah Valerie mati di kehidupan pertamanya karena melompat dari jendela kamar hotel, sebuah sistem yang mengatakan dirinya sebagai utusan Lord God pun datang dan menyelamatkan jiwa Valerie. Apabila Valerie bisa mendapatkan nilai A atau lebih dalam misi yang diberikan di dunia lain, maka Lord God akan memberinya kesempatan untuk kembali ke dunia asalnya dan mengulang kehidupan untuk mengoreksi penyesalan yang Valerie miliki.
Valerie setuju, dia dan Sistem 666 dengan kode Glory pun pergi ke dunia interstellar setelah kematiannya. Peran Valerie di sana adalah seorang villain yang merupakan mantan putri Kerajaan Starlight yang hancur, dan hidupnya akan berakhir tragis. Sementara di dunia kedua, Valerie menjadi seorang janda kaya, Duchess Orlaind, di Kerajaan Alvia.
Persamaan dari kedua perannya adalah mereka sama-sama seorang villain dan hidupnya akan berakhir tragis. Apakah Valerie setuju untuk mendapatkan akhir hidup yang tragis? Jangan bermimpi, Valerie tidak akan menyetujuinya.
Di dunia interstellar dia berubah dari seorang putri menjadi seorang penjahat atau teroris yang sangat ditakuti. Dia berhasil menciptakan sebuah era baru dan meninggalkan dunia itu setelah menghancurkan Negara Federasi Galaxtica. Sementara di dunia kedua, sebagai Duchess Orlaind Valerie berhasil menjadi tyrant dan juga orang terkaya di Kerajaan Alvia.
Kedua misi itu mendapatkan nilai S yang memuaskan, bahkan kedua kliennya tidak memiliki alasan untuk protes saking puasnya. Sayangnya kegiatan villain yang Valerie lakukan memiliki dampak yang begitu besar pada kelahirannya kembali di dunia asalnya ini.
“….” Valerie yang tidak bisa mengucapkan apapun lagi hanya terdiam.
Apakah Valerie menyesal? Jawabannya adalah dia sedikit menyesal.
[Untuk menebus dosamu karena telah menghancurkan dua dunia, Lord God memutuskan untuk memangkas sisa hidupmu di dunia ini. Namun kau jangan khawatir, Lord God tidaklah sekejam yang kau bayangkan, Beliau memberikan kesempatan padamu untuk mendapatkan waktu hidup tersebut.]
“Apa yang harus kulakukan?” tanya Valerie.
[Valerie, Lord God mengetahui kau memiliki kekayaan yang nilainya tidak terkira di dua dunia terdahulu. Kau bisa membeli waktu hidupmu dengan jumlah kekayaanmu yang telah terakumulasi di dunia yang kau hancurkan]
Kekayaan Valerie sebagai seorang tyrant dan pewaris kerajaan di era interstellar memang tidak terkira, bahkan bila dibawa ke dunianya yang sekarang harta kekayaan Valerie bisa digunakan untuk membeli Bumi dengan mudahnya. Namun yang menjadi pertanyaannya sekarang adalah bagaimana cara Valerie menggunakan harta kekayaannya itu untuk membeli waktu hidup?
Seperti menjawab pertanyaan Valerie, Glory pun tidak membuat Valerie menunggu lama.
[Lord God memberi pesan kalau kau bisa mengkonversikan harta kekayaanmu menjadi waktu hidup dengan menghabiskannya. Kau bisa membelanjakan semua uang yang kau miliki di dua dunia sebelumnya dalam waktu tertentu. Dan setelah melakukannya, waktu hidupmu akan bertambah. Namun, di sini terdapat peraturan yang tidak bisa kau langgar.]
Glory mengatakan dalam melakukan misi menghabiskan sejumlah uang untuk mendapatkan waktu hidup, Lord God memberikan tiga peraturan yang harus Valerie taati.
Peraturan pertama, Valerie tidak bisa menyumbangkan atau memberikan secara cuma-cuma uang tersebut kepada orang lain.
Peraturan kedua, apabila sejumlah uang yang diberikan dalam misi tidak habis atau Valerie gagal menghabiskannya saat waktu yang ditentukan berakhir, maka jumlah yang harus dihabiskan akan menjadi dua kali lipat. Sementara waktu yang diberikan hanya tinggal setengahnya. Waktu yang didapatkan pun juga tidak sebanyak pada kesempatan pertama.
Peraturan ketiga, apabila Valerie gagal sebanyak dua kali, maka Valerie dan sistemnya akan dihapus dari dunia ini.
“Misi menghabiskan uang, kedengarannya mudah tetapi aku mencium adanya konspirasi di sini,” komentar Valerie.
Apabila membeli waktu hidup sama artinya dengan menghabiskan uang miliknya sendiri, Valerie tidak akan menganggapnya sebagai sesuatu yang susah. Hanya saja semakin ke sini, Valerie memiliki firasat kalau dia akan makan perkataannya sendiri.
Sebelum Valerie bisa berpikir jauh lagi, reaksi dari aphrodisiac yang menjalar dalam tubuhnya semakin menjadi-jadi, membuat pandangannya menggelap dan Valerie hampir jatuh tidak sadarkan diri.
Gadis itu menggigit bagian bawah bibirnya dengan kuat-kuat. Rasa sakit yang dia rasakan membuat pikirannya sedikit jernih, di sini Valerie menghiraukan rasa darah yang terkumpul di mulut.
“Glory, aku tidak kuat lagi,” keluh Valerie. Dia tidak mampu berjalan lebih dari ini. “Apa yang harus kulakukan untuk menghilangkan reaksi obat perangsang ini??”
[Sistem ini menyarankan padamu untuk pergi ke rumah sakit.]
Pergi ke rumah sakit? Valerie mendengus kecil, dia tidak akan pergi ke rumah sakit. Tidak hanya gadis itu tidak menyukai rumah sakit, dia juga tidak ingin menarik perhatian Keluarga Meyer. Valerie ingat kalau dia dan keluarganya tidak akur.
“Apa tidak ada cara lain?” tanya Valerie lagi.
Sistemnya tidak langsung menjawab pertanyaan tersebut, ada jeda sesaat seolah-olah Glory memiliki keraguan untuk memberi jawaban pada Valerie. Jeda tersebut tidak bertahan lama, karena berikutnya Glory memberikan jalan keluar untuk masalah yang Valerie miliki.
[Kau bisa menyewa seorang gigolo dan tidur dengannya sampai efek aphrodisiac menghilang dari tubuhmu.]
Sebagai seorang villain yang profesional, dunia hitam bukanlah hal yang asing bagi Valerie. Masalah berhubungan seks dan sebagainya bukanlah hal yang tabu lagi. Meskipun dalam sepanjang karirnya di dua dunia sebelumnya Valerie tidak pernah menyentuh hal itu, dia bukanlah orang yang naif dan tidak memiliki gambaran mengenai hubungan percintaan.
Walaupun Valerie tidak menolak saran Glory, gadis itu masih enggan untuk menyerahkan kesuciannya dalam hubungan satu malam dengan laki-laki yang tidak pernah dikenalnya. Tidak hanya itu saja, Valerie yang memiliki masalah mengenai kebersihan merasa enggan untuk memanggil seorang gigolo yang sering menyentuh banyak wanita untuk melayaninya.
[Kalau kau tidak ingin memanggil seorang gigolo, kau memiliki pilihan untuk memanggil kekasihmu, Valerie]
Kekasih Valerie?
Jangan bercanda!!
Bibir Valerie berkedut. Jangankan memanggil orang itu sebagai kekasih, Valerie ingin sekali mencincang tubuhnya dan kemudian membuangnya ke laut. Dibandingkan disebut sebagai seorang kekasih, orang itu tidak lebih dari seorang musuh dalam selimut.
Bermain dengan Jennifer yang merupakan mantan sahabat Valerie dan kemudian mereka berdua mengirimkan Valerie ke tempat ini kepada Bos Walker. Valerie tidak berani memanggil Andy sebagai kekasihnya.
“Kau pesankan kamar hotel untukku dan booking pelayanan ekstra sekalian,” putus Valerie pada akhirnya.
Dibandingkan dengan Andy, memanggil seorang gigolo untuk tidur dengan Valerie adalah pilihan yang jauh lebih baik. Oleh karena itu Valerie tidak lagi ragu untuk menyuruh Glory memesan kamar hotel untuknya sekalian pelayanan ekstra.
[Ding! 2000 dollar telah berhasil digunakan untuk membooking kamar hotel. Host mendapatkan waktu hidup sebanyak dua jam. Sisa waktu hidup yang Host miliki adalah dua belas jam.]
Valerie membuka kedua matanya saat dia mendengar pengumuman tersebut. Gadis itu tidak pernah menyangka kalau uang yang dimilikinya bisa membeli waktu hidup, rasanya seperti dia masih ada dalam dunia mimpi dan belum kembali pada kenyataan.
[Valerie, kau bisa menuju kamar 1708. Kunci kamarnya bisa kau temukan dalam tas tanganmu.]
Gadis itu merogoh tas tangan yang dia pegang dan menemukan sebuah kartu hotel yang merupakan kunci pintu, nomor 1708 tertera di sana.
Dengan kedua kaki yang benar-benar lemas, Valerie memaksakan diri untuk pergi menuju kamar yang sudah Glory booking untuknya. Efek dari aphrodisiac yang meracuni tubuhnya membuat kulit tubuh Valerie memerah, rasa panas yang berasal dari nafsu tinggi akibat obat itu kembali menjalari tubuhnya, membuat Valerie berkali-kali hampir jatuh lemas di lantai.
Setelah mengalami perjalanan yang cukup sulit karena kondisinya tersebut, akhirnya Valerie tiba di kamar 1708. Gadis itu langsung masuk setelah membuka pintu dan menguncinya dari dalam.
Ketika Valerie menatap lurus ke depan, dia terhenyak karena matanya bertemu dengan sepasang manik kelabu yang begitu tajam. Mereka menatap sosok Valerie dengan begitu dalam, ada aura penuh bahaya yang berasal dari pemilik mata indah itu.
Pemilik mata kelabu indah itu adalah seorang pemuda yang sangat tampan, Valerie menganggap dia adalah orang paling tampan yang pernah gadis itu temui.
Pemuda itu bertubuh tinggi sekitar 185 cm, badannya yang begitu atletis dan proporsional dibalut oleh setelan jas hitam dan celana kain, memperlihatkan bahu lebar dan dada bidangnya. Rambut hitam pemuda itu sedikit berantakan, dan Valerie juga mendengar napas yang tersengal-sengal darinya.
Apa gigolo sekarang ini memiliki kriteria tersendiri? Mereka luar biasa tampan dan bisa disejajarkan dengan artis Hollywood kelas atas, bahkan pemuda ini jauh lebih tampan dari mereka. Valerie berpikir sesaat, tertegun sampai tidak bisa mengedipkan mata karena terbuai oleh pesona pemuda tampan ini.
“Wow….” Valerie menggumam kecil.
Walaupun pemuda ini adalah seorang gigolo, setidaknya dia tampan. Valerie merasa dia tidak rugi menyerahkan kesuciannya malam ini, setidaknya orang yang tidur dengannya adalah pemuda tampan seperti orang ini.
Baik Valerie dan pemuda itu tidak bergerak dari tempat mereka berada. Keduanya saling menatap untuk sesaat, dan tanpa sadar merasakan adanya sengatan listrik imajiner yang menyengat keduanya.
Karena pengaruh aphrodisiac dalam tubuhnya, Valerie tidak melihat kalau ekspresi pemuda itu sedikit aneh, bahkan dia juga tidak menyadari kalau pemuda ini juga memiliki efek yang sama dengan gadis itu.
Ketika dua orang yang memiliki pengaruh aphrodisiac kuat dalam diri mereka bertemu, walaupun di depan ada sedikit penolakan tetapi setelahnya reaksi mereka berdua bisa ditebak. Layaknya kayu kering yang langsung terbakar hebat oleh api yang membara, dua orang yang telah dikendalikan oleh nafsu masing-masing pun tidak bisa lagi menolak, mereka langsung bertemu satu sama lainnya dan sebuah pergulatan panas pun terjadi dalam ruangan itu.
Gaun biru Valerie dan juga pakaian formal yang pemuda tadi kenakan kini berserakan di atas lantai, terabaikan dingin setelah mereka dilempar begitu saja di tempat itu beberapa jam yang lalu.
Di atas ranjang, dua sejoli yang terbakar oleh gairah yang membara pun bergulat dengan panasnya tanpa henti. Hentakan demi hentakan yang terjadi di sana membuat ranjang yang ditumpangi bergetar hebat, dan tidak jarang suara desahan yang keras beserta bunyi air yang diaduk terdengar memenuhi kamar tersebut.
Sosok pemuda bertubuh atletis dan jauh lebih besar berada di atas tubuh polos Valerie. Tangan kekar itu juga memegang salah satu kaki Valerie, melebarkannya untuk memberi jalan bagi setiap terjangan yang dilancarkan oleh sang pemuda pada tubuh Valerie.
Valerie bisa merasakan kenikmatan yang belum pernah dia rasakan seumur hidupnya. Tangannya mencengkeram lengan berotot sang pemuda, tidak sekali maupun dua kali kuku jari tangannya yang dipoles warna pink mencakar punggung sang pemuda, terutama saat pemuda itu membuatnya mabuk dalam kenikmatan duniawi. Cakaran tersebut meninggalkan bekas kemerahan, namun rasa sakit yang mengikutinya dihiraukan begitu saja oleh pemuda itu.
Pergulatan keduanya di atas ranjang tersebut tidak berhenti sampai pukul empat pagi, pemuda tampan yang Valerie pikir sebagai gigolo tersebut begitu semangat untuk melampiaskan semua gairah yang terpendam dalam dirinya. Bahkan Valerie sendiri tidak bisa menanganinya, pandangannya menggelap beberapa kali sebelum kemudian sang pemuda kembali menarik Valerie masuk dalam jerat cinta yang membuatnya semakin tenggelam.
“Glory, aku serasa ingin mati,” keluh Valerie yang tidak bertenaga kepada sistemnya.
Tubuh Valerie serasa remuk, bagian intimnya kemungkinan besar terluka dan dia bisa merasakan darah keperawanannya yang bercampur oleh sperma si pemuda mengalir ke paha dalamnya.
Valerie mengakui kalau pemuda ini hampir membunuhnya di tempat tidur. Namun, sebagai pengalaman pertamanya berhubungan seks dengan seorang lelaki, Valerie bisa memberikan bintang lima atas pelayangan hebat yang pemuda itu berikan padanya.
“Orang ini pasti gigolo kelas atas yang membuat banyak wanita jatuh cinta padanya,” kata Valerie lagi.
Gadis itu mengangkat lengannya, dan di kulitnya yang mulus terdapat bekas kemerahan yang terlihat sedikit mengerikan. Apabila Valerie melihat tubuhnya di depan cermin, gadis itu akan menemukan tidak ada bagian tubuhnya yang tidak memiliki bekas cinta seperti ini.
Valerie menoleh ke arah pemuda yang masih tertidur di sampingnya, dia menarik napas dalam-dalam sebelum bangun dari tempat tidur dengan susah payah. Pinggang Valerie terasa sakit sekali, seperti mau patah, dan tubuhnya juga terasa seperti baru saja dilindas truk besar yang menghantamnya. Tenaga pemuda ini sangat mengerikan, pikir Valerie dalam hati.
[Valerie, ada sesuatu yang sistem ini ingin beritahukan padamu.]
Glory yang tinggal dalam kesadaran Valerie terlihat sedikit ragu untuk mengatakan hal itu.
Setelah membersihkan dirinya secepat mungkin, Valerie segera mengenakan gaun birunya yang tadi terlempar di atas lantai. Pada bagian samping gaun biru itu, Valerie menemukan kalau gaunnya sedikit rusak akibat koyakan yang gigolo itu lakukan saat dia melepas pakaian gadis itu.
Valerie menghela napas panjang sebelum mengambil jaket jas hitam yang dikenakan oleh sang pemuda tadi. Dia mengenakan jas itu untuk menutupi area rusak pada gaunnya.
“Katakan saja yang ingin kau katakan,” ujar Valerie seraya mengenakan kedua sepatu pada kakinya.
Dia menoleh ke arah tempat tidur dan menemukan sang pemuda masih terlelap. Tubuhnya yang begitu atletis memiliki otot keras dengan perut six packs dan mermaid line, bagian bawahnya tertutup oleh selimut untuk menyembunyikan bagian yang hampir membuat Valerie mati di atas ranjang.
[Saat sistem ini memesan kamar hotel untukmu, petugas hotel melakukan kesalahan. Kamar yang seharusnya kau pesan adalah 1709 dan bukannya 1708.]
1709?
Sepasang manik sebiru langit tersebut menatap sosok pemuda tampan yang menjadi teman tidurnya dan membuat Valerie hampir mati tadi. Kamar ini bukanlah miliknya, berarti pemuda itu bukanlah gigolo yang Valerie pesan. Lalu siapa pemuda yang tidur dengan Valerie itu?
Valerie bisa saja mencari tahu menggunakan sistem yang dimilikinya, tetapi setelah berpikir ulang dia mengurungkan niatnya. Lebih baik Valerie tidak mengetahui identitas orang ini, mereka berdua adalah sepasang orang asing yang hanya dipertemukan oleh nafsu semata.
Valerie membutuhkan pemuda itu semalam, dan sepertinya pemuda itu juga tidak menolaknya saat dilihat dari antusiasnya di atas ranjang. Mereka berdua mendapatkan apa yang diinginkan masing-masing, dan setelah itu mereka bisa kembali menjadi sepasang orang asing yang tidak saling kenal.
Apa yang dipikirkannya tersebut bukanlah ide yang buruk. Pada dasarnya mereka juga tidak saling mengenal.
“Kalau begitu sebelum orang ini bangun, aku harus segera pergi,” ucap Valerie kepada Glory.
Setelah mengambil tas tangannya, Valerie mengambil sejumlah uang dengan total 15.000 dollar dan meletakkannya di atas meja nakas.
“Orang mana pun tidak akan rugi mendapatkan 15.000 dollar setelah tidur denganku. Anggap saja uang itu sebagai ucapan terima kasihku setelah memberikan pelayanan yang memuaskan,” kata Valerie kepada Glory.
[Ding! 15.000 dollar berhasil dikonversikan sebagai waktu hidup sebanyak dua hari. Total waktu hidup yang Host miliki adalah dua hari lebih enam jam!]
Meskipun waktu hidup yang Valerie dapatkan hanya dua hari, gadis itu mengangguk puas.
Dengan hati yang ringan karena waktu hidupnya bertambah, Valerie memberikan ciuman perpisahan pada bibir pemuda yang masih tertidur tersebut. Tanpa mengucapkan apapun lagi, Valerie bergegas pergi dari kamar hotel, meninggalkan pemuda itu sendirian di sana.
Tanpa sepengetahuannya, setelah Valerie meninggalkan hotel, pemuda yang tadinya masih tidur kini membuka kedua matanya. Manik sedalam awan mendung tersebut terlihat begitu kalem, tidak terkontaminasi oleh rasa kantuk atau emosi apapun.
Pemuda tampan itu melirik ke arah setumpuk uang yang ada di meja nakas, manik kelabunya tersebut semakin bertambah gelap seperti warna hitam yang pekat, layaknya badai besar yang akan datang.
Bibir pemuda tampan itu berkedut sesaat, menyunggingkan sebuah senyuman miring yang tidak sampai pada kedua matanya.
“Menarik.”
Kamar 1709 adalah kamar yang sebenarnya dipesan oleh Glory untuk Valerie. Kalau saja pelayan hotel tidak membuat kesalahan dalam memberikan kunci kamar, sudah pasti insiden semalam tidak akan terjadi pada Valerie. Meskipun demikian, Valerie tidak memiliki penyesalan barang sedikit pun. Kalau bukan pemuda misterius yang tidur dengannya, kemungkinan besar dia akan menggunakan jasa gigolo yang sudah dipesankan oleh Glory untuknya.Setidaknya orang yang tidur dengannya sangat tampan, Valerie merasa tidak rugi. Tidak hanya itu juga, sang pemuda juga begitu antusias sampai hampir membunuh Valerie di tempat tidur.Valerie bersyukur tidak ada orang yang mengenalinya mengetahui hal ini, mau ditaruh di mana mukanya kelak kalau semua ini diketahui oleh mereka. Biarkan apa yang terjadi semalam menjadi rahasia.Karena kamar 1709 masih dipesan atas namanya, setelah keluar dari kamar 1708 Valerie segera masuk ke kamar hotel itu. Gadis itu menelepon pihak hotel untuk membelikan pakaian untuknya, tida
Bibir Valerie membentuk garis datar, keningnya mengernyit sesaat, dan kedua tangan gadis itu juga mengepal dengan erat. Wajahnya tidak menunjukkan emosi apapun, namun sepasang manik biru langit miliknya tersebut sudah cukup untuk memperlihatkan apa yang tengah dia rasakan. Valerie merasa kesal, seperti sebuah api besar yang terkurung dalam gunung es kembali tersulut dan ingin menghancurkan sesuatu.“Terus… nikmat sekali!!” Suara pekikan seorang perempuan terdengar lagi dari dalam.Tidak hanya suara seorang perempuan yang mendesah dengan panas terdengar dari dalam, sayup-sayup Valerie juga mendengar suara seorang pemuda bersamaan dengan suara desahan itu.“Sial… kau seksi sekali!!!”Andy! Nama itu muncul dalam benak Valerie.Valerie tahu Andy mengkhianatinya, pemuda itu berselingkuh dengan mantan sahabat baik Valerie di belakangnya, padahal Valerie dan Andy telah menjalin hubungan selama dua tahun. Valerie tidak tahu kapan pastinya hubungan gelap Andy dimulai, apakah barusan atau lebih
Di sebuah ruang kantor yang berukuran besar dengan desain modern minimalis dan terkesan dingin, seorang pemuda terlihat berdiri di depan jendela. Kaca jendela dengan ukuran besar dari langit-langit ruangan sampai ke lantai membuat pemandangan yang tersaji di belakangnya terlihat begitu jelas, bahkan dari sana pula pemuda itu bisa melihat betapa ramainya jalanan dan kendaraan yang berukuran begitu kecil di luar sana. Semuanya terlihat seperti semut kecil di bawah gedung bertingkat tersebut. Pemuda itu bergeming di tempat, wajah tampannya dengan ekspresi yang begitu tenang tidak menampakkan emosi apapun, begitu pula dengan sepasang mata kelabu yang terlihat di balik lensa kacamata yang dikenakannya. Pemuda ini adalah sosok yang tidak bisa dijangkau oleh siapapun, bahkan oleh orang yang mengaku dekat dengannya ataupun mereka yang sering bertemu dengannya. Si pemuda memiliki paras yang sangat tampan dan mampu membuat para wanita yang melihatnya tergoda padanya. Akan tetapi, semua hal it
Suara itu bagaikan mimpi buruk bagi Valerie di masa lalu. Gadis itu berjengit sesaat kala namanya dipanggil, reaksi tubuhnya jauh lebih jujur ketimbang kata hatinya.“Kelayapan ke mana saja kau ini?? Aku sudah menunggu lama di depan apartemen bobrokmu!!” keluh Regina, dia menyilangkan kedua lengan di depan dada seraya memberi Valerie sebuah tatapan yang bersifat ancaman.Regina Meyer, kakak perempuan Valerie yang berbeda ibu dengannya adalah anak perempuan kesayangan Tuan Meyer. Apabila dibandingkan dengan Valerie, maka Regina adalah buah hati yang begitu disayang dan dimanja dalam Keluarga Meyer, karena itulah sifat Regina menjadi sangat angkuh dan semena-mena, menganggap dirinya yang paling berkuasa dan yang lainnya harus tunduk padanya.Walaupun Regina memiliki sifat yang buruk, di mata Tuan Meyer dan Keluarga Meyer lainnya gadis itu tidak lebih dari anak kecil yang manis. Regina memiliki wajah cantik yang imut, kemudian dia juga pandai mengambil hati orang lain dengan tingkahnya y
“Akkkh!!!!” Suara teriakan yang melengking tinggi terdengar, menyuarakan kepanikan yang berasal dari mulut Regina. Wajah Regina pucat pasi, keringat dingin mengucur deras di punggung, dan kedua matanya terbuka lebar seraya menatap Valerie dengan penuh horor. Mulutnya yang tadi mengucapkan sindiran tajam dan menusuk ke arah Valerie, kini hanya bisa terbuka sebelum menutup layaknya seekor ikan. Regina tidak bisa mengatakan apa-apa karena rasa takut yang masih menyelimuti dirinya. “Kau… kau….” Ucapan penuh getar itu terbata-bata, tidak bisa menyusun kalimat yang lengkap. Regina mengangkat dagu, melihat ke arah Valerie dengan tatapan penuh ketidakpercayaan. Sesaat setelah Regina menghina mendiang ibu kandung Valerie, entah karena kerasukan apa Valerie melemparkan sepatu hak tinggi yang dikenakannya ke arah Regina. Andaikata Regina tidak segera menghindar, bisa dipastikan ujung runcing hak tinggi dari sepatu yang Valerie lempar akan mengenai kepalanya. Celakanya lagi, Regina yang mela
“Tidak ada banyak barang yang harus dibereskan, sehingga proses pindahan kali ini jauh lebih sederhana dari yang kukira sebelumnya,” ujar Valerie kepada diri sendiri. Gadis itu melirik ke arah jendela kamar dan menemukan matahari sudah mulai condong ke barat, tidak terasa waktu berputar begitu cepat ketika dia melakukan pekerjaan singkat yang bernama membereskan barang. Valerie menarik kedua tangan ke atas, melepas penat yang menyelimuti dirinya sejak tadi. Setelah dia merasa tubuhnya rileks, barulah Valerie merasa sedikit lapar, makanan terakhir yang dia lahap adalah waktu sarapan tadi dan itu semua sudah berlalu berjam-jam yang lalu. “Glory, apa kau ada rekomendasi restoran yang bagus untuk makan malam hari ini?” tanya Valerie kepada sistemnya yang begitu multifungsi. [Ada banyak restoran yang terdaftar di Milford, mulai dari restoran dengan cita rasa autentik sampai mancanegara, dari yang kaki lima sampai restoran sekelas Michelin berbintang.] Valerie menyentuh dagunya, berpiki
Apa yang kamu lakukan ketika bertemu dengan orang asing yang dulu pernah tidur denganmu dan kamu anggap pula sebagai seorang gigolo? Pertanyaan itu langsung terngiang dalam kepala Valerie. Dia merasa kikuk, sedikit bersalah, dan juga malu pada saat yang sama. Rasa malu yang Valerie miliki sedikit bertambah saat dia mendapati sepasang mata kelabu dari wajah tampan itu mengamatinya dengan lekat, dan apakah itu sebuah keterkesanan yang Valerie lihat di kedua mata itu? Valerie mengedipkan mata, dia berdehem sesaat sebelum keteguhan hatinya membuat perasaan malu yang tadi memuncak kembali tertarik ke belakang. Untuk apa Valerie merasa malu, pada dasarnya pergulatan di atas ranjang saat itu tidak hanya dirinya saja yang berpartisipasi, pemuda di depan Valerie ini juga sangat antusias sampai hampir membunuhnya waktu itu. Mengingat hal itu sebenarnya membuat Valerie sedikit merasa marah. “Kau tidak perlu takut aku akan menculikmu, aku hanya ingin berbicara denganmu mengenai waktu itu,” kata
“Bagaimana kalau aku menikahi Nona Meyer?” Kalimat itu kembali terngiang-ngiang dalam benak Valerie dan membuat pandangannya sedari tadi menerawang. Valerie tidak tahu bagaimana dirinya keluar dari mobil Cedric dan kemudian pergi dengan taksi yang kini dinaikinya, tanpa mengucapkan apapun seperti orang yang ingin kabur dari kenyataan. Gadis itu merasa pikirannya begitu kosong, terformat bersih hanya karena bom kecil yang berdampak besar dari Cedric. Ini bukanlah kali pertama Valerie mendapatkan pernyataan dari seorang laki-laki yang ingin menikahinya, tetapi dari semua pernyataan yang pernah dia terima, barulah pernyataan dari Cedric tersebut membuat Valerie serasa jiwanya melayang. Bukan karena gadis itu merasa senang, tetapi lebih karena terkejut sampai dirinya tidak tahu harus melakukan apa. [Valerie, kau membuat sistem ini merasa malu. Di dua dunia terdahulu kau pantang mundur dan tidak takut untuk mengorbankan nyawa di medan peperangan, tetapi kau menjadi pengecut hanya karen
“Cedric, apa kau tahu siapa sopir di mobil box yang mencoba membunuh kita pada waktu itu?” Pada akhirnya Valerie melontarkan pertanyaan itu kepada Cedric, berharap sang pemuda bisa memberinya jawaban.Walaupun sebenarnya Valerie tahu identitas dan motif sang sopir mobil box yang mencoba membunuh mereka —terutama dirinya— pada waktu itu, Valerie ingin tahu jawabannya dari mulut Cedric sendiri. Mengingat Cedric memiliki koneksi yang kuat dan dia bisa dengan mudah mendapatkan informasi yang lebih lengkap dibandingkan dirinya, Valerie memutuskan untuk menanyakan hal itu pada suaminya. Dugaan Valerie tepat, Cedric tidak membuatnya menunggu lama, pemuda itu menganggukkan kepala sebagai jawaban positif.“Aku sudah mengurus semuanya. Orang yang berniat membunuh kita pada waktu itu adalah Bryan Mort, dan motifnya melakukan percobaan pembunuhan adalah uang. William Meyer, kakakmu, menyuruh Mort untuk membunuhmu dengan memberikan imbalan 200.000 dollar. Setelah polisi menangkap Mort di kediaman
“Nggh…”Erangan kecil yang tertahan terdengar dalam ruangan itu. Si pemilik suara yang telah tertidur sejak beberapa hari lalu pun mulai tersadar. Kedua matanya yang tertutup bergerak beberapa saat, kemudian mereka terbuka sedikit demi sedikit dan memperlihatkan sepasang mata biru langit yang begitu cemerlang. Si pemilik mata itu, Valerie, mengerjapkan matanya untuk beberapa saat untuk mengusir rasa lelah yang ia miliki.Pandangannya sedikit buram, membuatnya tidak bisa melihat dalam beberapa detik ke depannya. Hal ini tidak membuat Valerie panik, gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali, dan kurang dari dua menit kemudian perlahan-lahan penglihatannya pulih.Hal pertama yang bisa Valerie lihat adalah warna putih. Warna itu mendominasi tempat di mana Valerie berada, bahkan perabotannya pun juga didominasi oleh warna putih. Aroma alkohol yang Valerie cium membuatnya tahu ada di mana dirinya sekarang. Gadis itu mengangkat tangan kiri, di sana ia menemukan adanya selang IV terhubung
Dalam waktu singkat, luka toreh di kening Cedric yang tadinya masih mengucurkan darah segar kini mulai tersegel, dan tidak menunggu waktu lama luka tersebut mengering —hanya meninggalkan bekas darah. Selain itu, wajah Cedric kembali berseri, suhu tubuhnya juga kembali normal, dengan begini Valerie harap trauma di kepalanya pulih setelah pemuda itu mengonsumsi setengah waktu kehidupan yang Valerie berikan padanya.[Analisa yang sistem ini lakukan sudah selesai. Kesehatan Cedric bertambah dan mencapai 80% setelah mengonsumsi waktu kehidupanmu. Trauma di kepalanya juga berangsur-angsur pulih, begitu pula dengan pendarahan di otaknya mulai menghilang. Kita tinggal menunggu waktu saja sampai dia bangun.]Valerie mengembuskan napas lega, gadis itu menganggukkan kepalanya sebagai balasan singkat atas informasi yang Glory berikan padanya. Kondisi Cedric sudah stabil dan tidak lagi berada dalam bahaya seperti sebelumnya, kali ini Valerie benar-benar merasa puas karena memiliki waktu kehidupan
Setelah keningnya menghantam dashbor dengan keras saat mobil terjun ke sungai, pandangan Valerie menggelap, kesadaran gadis itu menghilang selama tiga menit lamanya. Dalam kurun waktu yang singkat itu, mobil yang ditumpangi oleh Cedric dan Valerie tenggelam ke dasar sungai. Bagian body mobil penyok, area depan—belakang juga ringsek dan hampir tidak berbentuk. Beruntungnya kaca jendela mobil yang telah digantikan dengan kaca anti-peluru tidak pecah, sehingga air dari sungai tidak masuk ke dalam dan masih memberikan udara bagi kedua penumpang yang berada di dalamnya.[Valerie…]Sebuah suara memanggil nama Valerie. Suara itu terdengar panik dan terburu-buru, kepanikan yang dimiliki oleh sang sistem tersebut membuat kesadaran Valerie perlahan-lahan kembali pada tubuhnya.[Valerie, ayo bangun! Valerie!!]Lagi-lagi namanya dipanggil. Valerie mengernyitkan kening, kemudian desisan kecil ikut keluar dari bibirnya. Kedua mata Valerie tertutup mulai bergerak, lalu perlahan-lahan terbuka setelah
“Orang ini benar-benar nekat. Bagaimana mungkin ada orang yang berani melakukan percobaan pembunuhan di tempat ramai seperti ini?!!” Valerie mengatakan apa yang ada dalam pikirannya.Mobil yang mereka tumpangi berusaha untuk menghindari hantaman dari mobil box yang kini melaju di sebelah mereka. Beberapa kali Cedric memutar kemudi dan membantingnya, selain itu dia juga dengan cekatan menghandel gigi perseneling serta rem untuk menopang laju mobil. Melihat keahlian Cedric yang tengah mengemudikan mobil untuk bertahan hidup, Valerie bisa melihat kalau pemuda itu benar-benar ahli, bahkan tidak mustahil juga sebelum ini Cedric pernah melaju dalam trek balapan mobil ketika ia masih remaja.Tubuh gadis itu hampir terbanting kembali kalau bukan karena sabuk pengaman yang dikenakannya. Hantaman yang diberikan oleh mobil box itu diterima telak oleh mobil yang mereka tumpangi, Cedric tidak bisa menghindarinya, akan tetapi ia cukup cerdik untuk menambah laju kecepatan sehingga mobil mereka tidak
Ketika bulan Desember datang, musim dingin juga ikut datang bersamanya. Hampir tiap hari salju turun dari langit, butiran putih salju yang turun membuat warna Kota Milford menjadi lebih monoton dari biasanya, udara dingin pun juga terus menyerang sampai membuat orang enggan untuk keluar rumah atau sekedar menjalankan aktivitas mereka. Meskipun orang-orang ingin sekali meringkuk di bawah selimut untuk mencari kehangatan, di akhir bulan Desember terdapat perayaan akhir tahun dan juga menyambut pergantian tahun yang dinantikan. Banyak orang merasa antusias dengan hal itu.“Tidak terasa pergantian tahun akan segera terjadi,” gumam Valerie. Napasnya menghembuskan kabut tipis di depan, gadis itu beberapa kali bermain-main membuat kabut tipis tersebut, seperti seorang anak kecil yang menemukan mainan baru. “Tahun baru ada di depan mata.”Dengan tubuh yang dibalut oleh jaket tebal warna lavender dan syal hangat terikat di leher, Valerie menjulurkan kedua tangan ke depan. Butiran salju jatuh d
“A-apa?” Mulut Valerie terbuka, begitu pula dengan kedua matanya yang membulat sempurna. Apakah yang barusan didengarnya sebuah halusinasi? Valerie tadi mendengar kalau Joseph Meyer akan berurusan dengan polisi, apakah itu benar?Cedric yang melihat istrinya hampir terjungkal akibat keterkejutan yang diterima pun dengan segera menangkap tubuh gadis itu. Satu lengan memeluk pinggang Valerie, lalu dengan cekatan Cedric menarik gadis itu ke arahnya sampai tubuh keduanya menempel pada satu sama lainnya. Napas lega terdengar dari sang pemuda kemudian, matanya yang sedikit menggelap itu berkilau penuh akan kepasrahan. Pemuda itu tidak pernah membayangkan kalau Valerie memiliki kecerobohan seperti ini.Apabila Cedric tidak segera menangkap Valerie dan membantunya, pastinya sekarang ini gadis itu akan jatuh tersungkur di atas tanah berumput yang tumbuh terawat di area taman. Walaupun rumput di sana bisa mengurangi rasa sakit, tetap saja rasa sakit dan bahkan luka akan muncul ketika terjatuh.
Cerita Valerie mengenai Joseph Meyer yang meneleponnya tadi siang dan bagaimana telepon tersebut berjalan hampir satu jam lamanya meluncur begitu saja dari mulut Valerie. Bukan hal umum lagi kalau Joseph tidak menyukai Valerie yang dikiranya adalah anak haramnya, bahkan sebelum ini dia juga tidak memiliki inisiatif untuk menghubungi gadis itu. Namun, ketika dirinya sudah berada di ujung tanduk, hal pertama yang Joseph lakukan setelah hal lainnya tidak berhasil dilakukan adalah mencari Valerie, dan lucunya juga panggilan yang dilakukan pria itu berlangsung cukup lama.“Dan kau tahu, hampir satu jam lamanya dia menyuarakan komplain terus-menerus mengenai Bowen, lalu dia juga mengatakan kalau seharusnya dirinya mendepak Bowen dari perusahaan sejak lama.” Valerie menceritakan kembali apa yang dia tangkap dari telepon Joseph tadi siang. Ia cukup bersemangat ketika melakukannya —berbagi gosip dengan Cedric, terutama dengan Cedric sendiri yang memilih untuk menjadi pendengar setia ceritanya,
[Kakak? Jangan bercanda. Valerie tidak memiliki kakak, terutama setelah fakta mengatakan dia bukanlah bagian dari Keluarga Meyer.]Sebelum Valerie bisa memberikan komentar mengenai hal itu, Glory terlebih dahulu menyuarakan hatinya. Valerie tersenyum kecil, hatinya tidak berombak sedikit pun, bahkan dirinya bisa dikatakan sangat senang serta menunggu untuk melihat sebuah drama terulas di depan matanya. Ia tidak perlu menjadi orang pintar untuk menebak identitas orang yang mengaku sebagai kakaknya, kelihatannya Regina terlalu bodoh sampai dia berlari lagi ke tempat Valerie dan meneriakkan keberadaannya di sana.Apakah gadis itu sudah lupa dengan jebakan gagal yang dirancangnya untuk Valerie tempo hari? Bahkan karena itu Regina harus mengorbankan bidak catur yang telah bersusah payah ia letakkan di samping Valerie. Tidak hanya gagal sebagai hasilnya, Keluarga Meyer pun harus berhadapan dengan Cedric yang ingin membalaskan dendam istrinya.Dan tidak lama setelah hal itu berlalu, Regina t