Share

Sebuah Pernyataan

Author: FitriElmu
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Pagi kembali menyapa. Hidup sendirian membuat rutinitas tak terlalu menyibukkan. Cukup menyapu, memasak sekedar untuk makanku, dan tentu saja mandi. Sudah. Selesai. Kupoles wajahku di kaca cermin. Mematutnya lagi sejenak. Kemudian mengambil dress dari Niswah kemarin yang sudah kusiapkan diatas kasur. Mematut badan di cermin dengan balutan dress panjang tersebut. Sangat pas. Pintar juga dia memilihnya. Lalu setelah itu menata rambut supaya selaras.

Setelah merasa pas, barulah memakai kaos kaki dan juga sepatu. Selesai. Tinggal berangkat.

Mobilku melesat membelah keramaian jalanan pagi. Untung saja aku sudah memasang aplikasi supaya bisa mengetahui dimana saja titik kemacetan. Sehingga seminimal mungkin bisa menghindarinya.

"Cie... Ada yang baru nih."

"Apa..." Baru saja sampai sudah mendapat sapaan berbau ledekan dari Della.

"Penampilan baru nih, aha. Tumben banget pake dress."

"Haha. Ya gak papa sih, sesekali."

Kami berjalan bersama masuk ke gedung. M
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Mia Harjoni
banyak banget yg chapternya kebalik2.. dari awal sering bgt, sampe bingung
goodnovel comment avatar
Winarsih_wina
kebalik pantas aneh
goodnovel comment avatar
Milawaty Bumulo
chapter yg ini sama sebelumnya,kebalik ga sih? agak aneh bacanya...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Kehidupan Baru

    Januari. Winter in London. Kristal putih bagai taburan tepung dari langit. Bedanya, yang ini memberikan sensasi dingin yang amat sangat. Apalagi untukku yang asli dari negara tropis. Meski ini bukan pertama kali, tetap saja musim dingin memberi sensasi yang berbeda. Jaket wol Merino membungkus tubuh kecilku. Juga berikut atribut musim wajib musim dingin lainnya. Penutup telinga, kaos tangan, dan juga sepatu boots yang membungkus kakiku. Oh, ya, dibalik penutup kepala, kini ada jilbab pashmina yang terpasang. Itu adalah pemberian dari Niswah. Semenjak menginjakkan kaki di London, aku memantapkan diri untuk merubah penampilan, selain penampilan diri tentunya. Aku sadar, hijab adalah kewajiban setiap muslimah. Dan, jujur aku akui, perasaanku lebih tenang. Meski tak menampik, bayang pria itu tak sedikit meluntur dari pikiranku. Justru rindu itu makin menjadi. Tapi sebisa mungkin ku tekan. Lagipula yang membuatnya seperti ini adalah diriku.Aku menolaknya waktu itu, bu

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Pertemuan Yang Mendebarkan

    Memiliki luas area sebesar 142 hektar, Hyde Park merupakan salah satu taman terluas di London. Taman yang berbatasan langsung dengan Kensington Gardens ini sangat populer sebagai tempat piknik, jogging, mendayung, tenis, berkuda, dan olahraga lainnya. Taman ini juga sering menjadi tempat konser, festival, pasar malam, dan syuting film. Dan itulah tujuan kami hari ini. Tentunya dengan menaiki red bus. Aku belum bisa mengendarai mobil berstir kiri. Susah, belum terbiasa.Jansen terlihat menikmati liburan ini. Kehadiranku sedikit banyak memberinya kesempatan berjalan-jalan, karena orang tuanya yang super sibuk. Memang waktu tertentu bang Aldi akan menyempatkan waktu untuk rekreasi keluarga. Tapi, akhir-akhir ini dia memang tengah sibuk-sibuknya.Masyarakat Inggris banyak yang menyempatkan diri merefreshkan pikiran dengan bercengkrama bersama keluarga. Jansen juga bersemangat mencobai wahana yang ada. Sesekali aku ikut, tapi lebih sering mengawasi saja. Melihatnya sena

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Sebuah Kebimbangan

    "Ha-Haidar...""Iya. Ini aku..." lirihnya. Mulutku bungkam. Tapi sudut mataku terasa panas. Pandanganku berubah buram. D-dia... Ada disini?"Kenapa kamu disini?" "Aku---""Om, ayo ke rumah Jansen. Kan waktu itu om belum pernah ke rumah Jansen. Ayo, Om."Jansen lebih dulu menarik tangan Haidar. Melewatiku yang mana dia sempat menatapku, setelah itu mengimbangi langkah Jansen. Aku menyeka air mata yang sempat turun. Mengikuti mereka dari belakang.Dan ternyata ada sebuah mobil lain yang terparkir di halaman."Mommy, Daddy! Jansen pulang.""Loh, kok rame? Ada--- siapa ya?"Alisku menyatu heran. Ramai? maksudnya, ada tamukah? Aku mempercepat langkahku. Menutup mulut syok saat tahu ada siapa saja di ruang tamu. Niswah yang tersenyum lebar, Della yang melambai centil, dan juga Zul. Lalu, beralih ke Haidar yang menggaruk tengkuknya. "Jadi, kamu sudah datang sejak tadi?" tanyaku. Pria itu mengangguk kikuk."Aku menyusulmu, begitu bang Aldi

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Jawaban

    Aku menelan saliva kasar. Disini, akulah yang menjadi pusat perhatian. Kuperhatikan mereka satu persatu. Niswah yang meremat jemarinya, dan Della yang menahan napasnya. Kelihatan sekali dari raut wajahnya. Dan terakhir, Jansen yang tersenyum lebar. Aku tersenyum, mengambil kotak itu dan menyerahkan pada Jansen."Jansen, tolong pakaikan ke om Haidar.""Siap, Aunty!"Keputusan yang membuat mereka bingung. Aku tersenyum. Memperhatikan Jansen yang tengah memasang cincin itu di jari kelingking Haidar. Terkekeh geli karena cincin itu nyangkut di bagian atas saja."Udah. Selesai," lapor Jansen. Aku mengacungkan jempol."A-apa ini maksudnya aku ditolak?"Dahiku mengerut."Kamu tidak memasang di jarimu, justru menyuruh Jansen memakaikan di jariku, apa itu berarti aku ditolak?"Aku tersenyum, menggeleng. Mengeluarkan kotak yang diam-diam aku ambil sebelum aku keluar dari kamar tadi. Beralih menyerahkan pada Niswah."Nis, tolong pasangkan ke jari jempol

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Marry You

    Season 2.Memandang wajahnya di cermin, Dinda menghembuskan napas pelan. Jantungnya dag dig dug. Hari itu tiba juga. Hari dimana dia dan Haidar akan mengikat secara resmi. Senyum terpatri di bibirnya. Bahagia? Pastinya. Tapi ya begitu, jantungnya serasa tak terkontrol. Ac menyala lebih dingin dari biasanya supaya dirinya tidak mudah keringatan. Tapi tetap saja, keringat dingin menyelai make upnya. Sendirian, di kamarnya ini dia hanya sendirian. Dina sedang keluar, juga Mua profesional yang disewanya, sedang menyantap sarapan. Lagi-lagi helaan napas keluar dari indra penciumannya. Meremat jemarinya sesekali menggerak-gerakkannya. Padahal ini kedua kalinya, tapi kenapa rasanya masih grogi? Bahkan lebih daripada saat dirinya bersama Angga. Apa karena bersama Haidar tanpa melewati proses pacaran, jadi dia merasa gugup? Entahlah. Dia saja tidak tahu jawabannya."Cantik banget kakak iparku. Pantes aja mas Haidar klepek-klepek." Niswah datang dengan senyum lebar

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   First Night

    Menunggui Haidar selesai mandi, Dinda bermain ponselnya. Sebenarnya bukan disitu fokusnya. Dia tengah bingung. Haruskah dia memakai pakaian haram seperti saat malam pertamanya dengan Aldi? Tapi, dia malu. Entah kenapa. Padahal Haidar sudah resmi menjadi suaminya. Lamunannya buyar saat sebuah pesan masuk ke ponselnya."Selamat berjuang malam pertamaku, sayangku. Dandan yang seksi ya, supaya Haidar klepek-klepek. Haha. Sukses!""Gue tunggu ceritanya, besok."Sialan, Della. Hanya dengan membaca pesaannya saja membuat pikirannya travelling. Haish! Apaan sih! Memukuli kepalanya demi membuang pikiran kotornya."Ada apa? Kenapa memukuli kepala? Apa ada yang sakit?" Sontak Dinda terkejut. Reflek menoleh ke sumber suara. Haidar sudah selesai mandi. Sedang mengusak rambut basahnya. Dia hanya mengenakan kaos pendek dan celana sepaha. Membuat tubuh tinggi menjulangnya semakin terlihat semakin tinggi. Dinda menelan salivanya kasar. Astaga! Ini gara-gara Della, dia

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Kebahagiaan Pagi

    Tiga hari mereka menginap di hotel. Dan hari ini keduanya memutuskan pulang. Bukan ke rumah orang tua Haidar, atau rumah lamanya, melainkan rumah Dinda. Memang terkesan gimana gitu, tapi, rumah itu penuh kenangan untuk Dinda, sekaligus rumah peninggalan orang tuanya. Dan, wanita cenderung lebih nyaman jika bertempat tinggal di rumah masa kecilnya. Itulah kenapa para istri lebih suka ikut ibu kandung daripada bersama mertua. Dan Haidar menyetujui, yang penting Sama-sama nyaman.Hari ini juga, hari pertama dia berangkat ke kantor setelah mengambil libur tiga hari. Wajah sumringah setiap kali mendapat sapaan dan ucapan selamat dari karyawan. Haidar memang terkenal ramah dengan karyawannya. Minus dengan Angga dahulu, itu memang sengaja. Dia bersikap seolah menjadi atasan yang cuek dan tidak peduli pada bawahan."Selamat atas pernikahan anda, Pak."Haidar menyambut uluran tangan itu. Tersenyum lebar."Ah, kemarin kan sudah mengucapkan, Mas." "Sekali lagi, s

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Kelakuan Niswah

    "Eoh, kau sudah pulang?"Sebuah tangan melingkar di perutnya dan juga dahu yang tertumpu di pundaknya mengalihkan perhatian wanita itu dari rutinitas memasaknya."Hmm, aku sudah pulang."Hembusan napas menerpa tengkuknya, Dinda tersenyum. Menoleh dan mendapati wajah pria yang berstatus suaminya itu tengah memejamkan mata."Maaf, aku belum selesai memasak. Seharusnya aku menyambutmu dengan keadaan rapi.""Tak apa. Tak perlu memaksakan diri. Begini saja sudah cukup.""Ah, tapi kan tetap saja---""Tidak perlu bertindak seperti orang-orang di sinetron atau apalah. Cukup lakukan apapun itu, selama rasa bahagia itu masih bisa kita rasakan."Duh, sejak kapan Haidar pandai berkata-kata? Pria ini berubah lebih romantis, berbeda seratus delapan puluh derajat dibandingkan dengan waktu itu, yang cenderung menyebalkan. Diam-diam Dinda mengulum senyum. Perasaannya menghangat."Kalau begitu, tunggulah disana. Aku selesaikan memasaknya, nanti baru aku s

Latest chapter

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   (End) Lo_Ve

    Zul dan Della rencananya akan tinggal sendiri. Sekarang, mereka masih bulan madu sambil menikmati Winter di Osaka. Setelah pulang, mereka tinggal di apartemen. Zul tengah menyiapkan rumah yang akan mereka tinggali nanti. Della sendiri, kembali bekerja di perusahaan Dinda. Tentu saja setelah Dinda memintanya dengan teramat. Lagipula, potensi Della di perusahaan memang besar. Jadi, tak bukan hanya atas dasar persahabatan semata. Zul juga sudah menceritakan sesuatu yang membuatnya mengganjal dulu. Tentang dia yang pernah tertarik ape Niswah. Awalnya Zul tidak mau cerita, karena takut Della cemburu. Tapi wanita itu memaksanya. Daripada memicu perang dunia di tengah pernikahan seumur jagung mereka, Zul mengalah. Della sempat kaget dan cemburu, tapi Zul berhasil meyakinkan bahwa itu hanya perasaan lewat. Cintanya pada Della lebih besar dan segalanya. Della masih cemburu, tapi dia percaya Zul. Zul sudah membuktikan bahwa perasaan pria itu sudah sepenuhnya tertuju padanya.Hari ini, mereka m

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Akhir Kisah

    Niswah dan Arjun yang merencanakannya. Sepasang suami istri itu tidak tahan melihat hubungan dingin dua manusia dewasa itu. Satunya terlalu tinggi ego, dan satunya yang cenderung pasrah. Dan sangat kebetulan, bertepatan dengan itu, Zul mendapat promosi. Masa mutasinya dipercepat. Dia kembali mengabdi di kantor pusat. Kinerjanya memang bagus. Hanya sempat lalai karena patah hatinya.Sebenarnya, Zul mau berpamitan pada Della. Tapi Niswah melarangnya. Wanita yang sempat singgah di hatinya itu bilang, Zul harus tegas. Sesekali Della harus disentil egonya. Dengan cara menjauhinya. Seolah Zul sudah menyerah pada perasaannya. Awalnya Zul tidak setuju. Dia takut, Della justru semakin jauh darinya. Tapi Niswah juga tak kalah memaksa. Bagaimanapun juga, dia sesama wanita. Dia tahu, apa yang ditakutkan oleh kaum wanita keras kepala. Dia cinta, hanya saja ego tinggi mengalahkan perasaannya sendiri. Niswah bahkan berani menjamin, akan menebusnya seandainya rencananya gagal. Karena Niswah juga yak

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Kejutan Mendebarkan

    "Jangan pergi...."Jantung Della terasa berdegup kencang. Dia juga tidak ingin pergi. Tapi, keadaan sudah berbeda. Zul sudah bertunangan dengan wanitanya. Harusnya dia tak ada disini. Ini acara pentingnya.Della melepas pelukan Zul darinya. Menghindarkan wajahnya dari pandangan Zul."Pergilah," ucapnya lirih. Menahan isakan yang sebentar lagi kembali pecah."Kenapa? Kau tidak suka aku mendatangimu?" ucap Zul tanpa penekanan.Della menggeleng. Dia tidak berani menatap pandang Zul. Dia takut perasaannya semakin hancur saat sadar pria itu tidak bisa dia harapkan lagi."Kembalilah. Itu acaramu. Tak seharusnya kamu malah disini."Zul mengerutkan dahinya. Mencerna perkataan Della."Acaraku? Ini acara ki ..." Zul menghentikan ucapannya. Berdehem kecil. Lantas menarik tangan Della. Memaksa mengikuti langkah lebarnya."Zul, lepas. Kau mau membawaku kemana?" tolak Della. Zul bergeming. Dia justru mengeratkan genggamannya. Tak akan membiarkan wanita ini kabur lagi."Niatmu datang kesini untuk me

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Jangan Pergi

    Perjalanan ke kota cukup menyita waktu. Terutama karena Della hanya menggunakan angkutan umum. Dari satu bis ke bis yang lain. Pikirannya kacau. Dia tak bisa berfikir jernih lagi. Di pikirannya hanya satu. Dia tak mau terlambat. Berharap perjodohan itu belum dilaksanakan.Sepanjang jalan Della menangis. Membuat penumpang lain melihatnya heran. Penampilannya lebih mirip gadis yang kabur dari rumah. Karena dia membawa ransel ukuran sedang untuk pakaiannya. Tak ada yang menanyainya, sungkan terlebih dahulu.Jika dipikir, Della seperti tak punya malu. Dulu, dia yang menarik ulur perasaan Zul. Sampai pria itu hanya bisa memendam lukanya dalam senyum perjuangan. Memang, Della berhak marah karena Zul yang dulu. Tapi, bukankah Zul sudah meminta maaf? Bukan hanya sekali dua kali. Bahkan sering. Zul juga menunjukkan tekad yang kuat. Bahwa dia serius dengan lamarannya untuk menikahi dirinya. Tapi egonya terlalu besar untuk memaafkan Zul. Membiarkan pria itu tersiksa dengan perasaannya. Sekarang,

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Menyadarinya

    Della tidak tahu, entah sampai kapan dia bisa bertahan dengan hubungan aneh ini. Dia cemburu setiap kali melihat kedekatan Zul dan Ika. Tapi dia sendiri sadar diri, yang juga dekat dengan Kevin. Egonya memang keterlaluan besarnya. Dan, ternyata itu tidak hanya berlaku untuk Ika semata. Nyatanya Della juga cemburu saat Zul dekat dengan para mahasiswi itu. Dia kesal hanya dengan melihat Zul tertawa renyah pada mereka. "Wow! Bang Zul keren!"Della mendecak. Hanya karena Zul mengangkat dua galon isi penuh secara bersamaan. Para mahasiswi itu tampak kagum. Padahal, wajar saja Zul kuat. Dia polisi yang terlatih secara fisik dan mentalnya.Della malas berada di situ. Beringsut ke belakang. Duduk di kursi kayu dekat kolam ikan. Melempar kerikil ke kolam. Yang langsung disambut para ikan, karena mengira itu makanan yang diberikan pada mereka. Yah, tipuan yang menyebalkan bagi kaum ikan."Kau tidak bermaksud membunuh mereka kan?"Della tersentak. Spontan menoleh. Kembali membuang wajah saat t

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Tak Ingin Berhenti

    Sungguh menarik perhatian. Itulah yang Niswah dan Arjun pikirkan melihat kejadian ganjil tadi pagi. Bagaimana bisa, Della dan Zul yang mereka kenal sebagai sepasang kekasih, tapi malah berangkat kerjanya dengan pasangan yang berbeda?"Lihat kan tadi?"Arjun mengangguk. Mereka sedang menghabiskan waktu berdua. Tidak ada yang protes. Ya kali mereka mau mendemo dosen sendiri. Taruhannya nilai, uy. Yah, meskipun Arjun juga tidak akan melakukan hal selicik itu."Aneh deh. Masak kalau cuma alesan tempat kerja yang beda, mereka berangkatnya pisah sih? Mana yang dibonceng lawan jenis lagi.""Perempuan tadi bukan polisi, Nis. Dari seragamnya dia karyawan biasa.""Iya, maksudku itulah, pokoknya. Aneh aja gitu. Apa, mereka lagi ada masalah ya? dilihat juga, bang Zul sama mbak Della kayak lagi jaga jarak kan?""Mereka emang lagi ada masalah. Cuma, aku kira sudah baikan. Ternyata belum toh.""Ih, jadi pengen deketin mereka lagi loh. Mereka kan pasangan serasi. Pacaran juga udah lama. Sayang kalau

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Dipermalukan

    Sampai di rumah, para mahasiswa itu sudah di depan. Ada yang menyapu, ada pula yang mencabuti rumput. Zul jadi malu sendiri dengan keadaan rumahnya yang memang tidak terawat. Tidak ada waktu, juga malas. Biasalah, pria lajang yang hidup sendiri, biasanya begitu. Zul ikut bergabung bersama mereka. Hari ini, dia berangkat agak siang saja.Selesai berberes, sarapan diadakan di rumah pak lurah. Tentunya sarapan kali ini lebih ramai dengan mereka yang baru datang...Pukul setengah delapan kurang sepuluh menit, Kevin datang menjemput. Merasa heran dengan keadaan ramai rumah Della. Dia sampai bengong dan tak berani memanggil. Mahasiswi muda yang sedang berkumpul di teras. Sepertinya mereka sedang musyawarah. Tapi, demi mendengar suara motor, mereka sontak menoleh. Membuat Kevin salah tingkah karena menjadi pusat perhatian."Cari siapa, Mas?" tanya mahasiswi berjilbab krem."Oh? S-saya? Saya nyari ... Em ... Mbak Della.""Oh. Mbak Della."Gadis berjilbab krem itu menjawil temannya. "Panggil

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Sebuah Terkaan

    Jika pagi yang kemarin Zul hanya sendiri, maka pagi ini dia disambut dengan keriuhan. Para mahasiswa yang antre di kamar mandinya dengan wajah kusut khas bangun tidur."Pagi, Bang."Zul mengangguk. Duduk di salah satu kursi, ikut mengantri."Duluan saja, Bang."Zul mengibaskan tangannya, pertanda tidak perlu. Nertanya tak menangkap keberadaan Arjun diantara para mahasiswa itu."Dimana dosenmu?" tanya Zul dengan suara serak parau."Oh, pak Arjun sudah bangun dari tadi, bang. Kayaknya keluar tadi. Mungkin ke masjid," terang salah satu mahasiswa dengan dagu lancip. Yang kalau tidak salah namanya Ilham.Zul tertegun. Sangat berbeda dengan dirinya. Yang hanya ke masjid jika sempat saja. Zul menyadari, dibanding dirinya, Arjun memang lebih baik. Dan sangat cocok untuk Niswah yang mempunyai background agama kuat.Tidak Zul. Ingat dengan tekadmu. Cinta lama itu sudah hilang. Kini yang terpenting adalah mendapatkan kembali hati Della untuknya.Adzan subuh berkumandang. Syukurlah antrian tidak

  • Miskin Gara-gara Nikah Lagi   Pembicaraan Malam

    Keseluruhan mahasiswa KKN ada enam belas. Enam laki-laki, dan sepuluh perempuan. Delapan tinggal di kediaman lurah Yogi, dan delapan yang lainnya tinggal di dusun sebelah. Karena kebetulan rumah dinas Zul dekat dengan kediaman pak Yogi, jadi, tiga laki-laki, ditambah Arjun, akhirnya tinggal di rumah dinas Zul. Supaya lebih menjaga para kaum hawa, itu kata Arjun. Padahal, aslinya dia tidak rela kalau istrinya tinggal seatap dengan teman prianya itu. Hal yang disetujui oleh Zul, dan yang lainnya. Tentunya, Zul dengan alasan yang sama. Tak mau Della kecantol dengan salah satu anak KKN itu, atau malah anak KKn yang kecantol Della."Mas Zul sudah lama disini?" Obrolan ringan kala malam hari. Yang lain sudah tidur, mungkin lelah setelah perjalanan panjang tadi siang."Hm. Lumayan. Sudah cukup lumayan lama sih."Arjun manggut-manggut. Menyeruput hot chocolate buatannya. Berhubung dia tidak suka kopi, jadi dia membawa sendiri susu cokelat dari rumah."Istrimu, sudah berapa bulan?" Maafkan Z

DMCA.com Protection Status