Share

Bab 4 : One Night Stand

Penulis: Shasha Afin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Tetaplah disini! Kalau ada yang pergi, seharusnya orang itu ialah Aku,” Qiara menghapus perlahan air matanya dan tersenyum memandang Vince. 

“No, Qiara! Ok, aku gak akan pergi. Kita sama-sama di sini ya. Bahaya jika kamu pergi saat kamu masih mabuk seperti ini!” 

“Ihh, kamu baik banget, aku jadi grogi!”

Bisa-bisanya Qiara merubah reaksi nya secepat itu. Mukanya yang putih sampai kemerahan karena lagi blushing. Keadaan yang tadi nya penuh haru kini bertukar dengan adegan Vince menjitak dahi Qiara. Qiara mendengus kesal sambil mengusap dahinya. Setelah itu dia tersenyum dengan penuh jahil memandang vince yang kembali memasang wajah dinginnya. 

Cup!

Qiara mengecup bibir Vince. Walaupun kaget Vince tak kunjung melepaskan malah ia turut membalas ciuman dari gadis yang baru saja ia kenali itu. Entah mengapa ia merasa nyaman bersama Qiara. Tak lama kemudian Vince yang sudah tak bisa membendung nafsunya yang sedang membuak-buak, mengangkat Qiara ala bridal style menuju ke kamarnya. 

“Idih, kasar amat bang, tapi adik suka kok diginiin sama abang!” 

“Emang udah sah benar-benar mabuk kamu ya. Tapi kamu harus tanggung jawab karena telah membangunkan adik yang udah aku jaga dengan baik selama ini! 

“Yah beruntung ke aku dong yang mendapatkan keperjakaan kamu!” 

“No comment,” 

“Ih, menyebalkan banget sih kamu jadi lelaki. Gak bisa apa romantis dikit kek!”

“Romantis kayak gini maksud kamu?” 

Vince membuka baju Qiara secara perlahan-lahan sambil mengecup mulut dan tubuh gadis itu berkali-kali. Qiara merasa dirinya bagaikan sedang terbang ke langit. Sungguh perlakuan manis lelaki yang berwajah dingin itu mampu membuat dirinya rasanya seakan sedang melayang-layang. 

Awalnya Qiara memang tidak ingin membuat harga dirinya menjadi serendah ini. Akan tetapi bayangan pengkhianatan dari sang kekasih yang sentiasa terngiang-ngiang di otaknya memaksa dirinya melakukan ini. Pada akhirnya malam itu keduanya sama-sama melepaskan keperawanan dan keperjakaan yang masih tersegel selama ini. 

“Seperti inilah keadaan ketika aku memergoki kekasih dan sahabat baikku sendiri di kamar Hotel VCE malam ini tadi! Ah ternyata begini ya rasa nikmatnya. Pantas saja lelaki bangsat itu lebih memilih wanita ular itu!”

“Sstt! Tidak perlu bahas tentang orang-orang yang nggak penting itu untuk malam ini!” Vince mengusap air mata Qiara dan setelahnya keduanya tetap melanjutkan permainan panas hingga keduanya sama-sama merasa puas. 

Malam yang panjang telah berganti siang. Qiara yang sedang tidur dengan pulasnya terbangun ketika terasa cahaya matahari menyinari di wajahnya yang putih. Dengan mata yang masih terpejam, ia memaksakan dirinya untuk duduk. 

“Jangan bilang kamu masih mabuk dan pengen menetap di sini lagi,” ujar Vince dengan wajah yang datar dan tak berperasaan 

Qiara yang merasa kaget setelah mendengar suara lelaki yang tak ia kenali itu sontak membuka matanya. Matanya yang sipit perpaduan dari mamanya yang orang asia manakala papanya orang bule membulat dengan sempurna melihat lelaki tampan memakai piyama yang sedang duduk di kerusi sambil menghirup kopi yang ada di tangannya.

“Kamu siapa? Aaaaaa, Mama, Papa ada orang masuk ke kamar aku dan telah memperkosa aku!” 

“Yang ada malah kamu yang memperkosa aku,” 

“Jangan asal ngomong ya kamu! Keluar, keluar kamu dari kamar aku! Mama dan Papa kemana sih? Kok bisa mereka membiarkan lelaki sembarangan masuk ke kamar anaknya!”

“Nanti kalau udah sadar, temui aku di dapur!” 

Vince dengan wajah yang dingin sedingin kulkas berlalu meninggalkan Qiara yang mulai mengoceh sendirian. Sudah cukup ia merasa frustasi karena telah menodai Qiara semalam. Bagaimanapun juga Vince bukan lah tipe laki-laki yang akan lari setelah melakukan kesalahan. 

“Aduh, ini kenapa perih banget sih rasanya. Aaaaaa,” Qiara berteriak dengan keras setelah melihat tanda-tanda merah di badan dan lehernya melalui cermin besar yang ada di hadapannya. 

Seketika Qiara mulai menyadari bahwa dia tak sedang berada di kamar miliknya. Jantungnya berdetak dengan kencang dan ia mulai mencoba untuk mengingat dengan keras apa yang telah terjadi kemarin hingga ia bisa berakhir di kamar yang tampak asing di matanya. 

“Bodoh, kok aku jadi bego gini sih. Ngapain coba nambah-nambah masalah! Astaga, aku harus gimana sekarang? Mau kutaruh dimana mukaku nanti, Oh Tuhan!”

Semua kejadian yang telah terjadi sebelumnya terputar dengan jelas di memori kepala Qiara. Malu, ya tentu saja. Karena dialah yang mulai mengekori lelaki yang ia sendiri bahkan tidak mengetahui orangnya bagaimana. 

Melihat piyama dan tuala yang telah disediakan sudah berada di hujung katil tempat nya berada, Qiara memutuskan untuk mandi terlebih dahulu dan akan berpikir setelahnya bagaimana cara untuk menyelesaikan masalahnya dengan si jejaka tampan yang setia menunggu dirinya di dapur. 

“Kamu masak sendiri semua makanan ini? Wah, kebetulan aku lapar banget. Terima kasih!” 

“Sama-sama!” 

“Ini enak banget sumpah!” 

“Makan lah sehingga kamu merasa kenyang. Setelah itu kita berdua harus berbicara soal apa yang telah terjadi. Dan aku yakin kamu lagi sedang pura-pura bego, satu hal yang harus kamu ketahui, aku orangnya jenis straight to the point!” 

“Ya sudah, mari kita bahas sekarang juga! Awalnya aku ingin memberi kamu uang sebagai ganti rugi atas semua perlakuan aku yang kemarin. Tapi aku yakin kamu pasti tidak mahu menerima uang kan! Jadi katakan apa yang bisa aku lakukan untuk menebus semua yang udah aku perbuat,”

Dalam sekejap watak Qiara berubah menjadi wanita yang tegas dan elegan. Sungguh sangat berbeda dengan dirinya ketika pertama kali mereka bertemu. Diam-diam Vince merasa tertarik dengan gadis yang berada di hadapannya ketika ini. 

Sekian lama Qiara menunggu jawaban dari Vince yang tak kunjung bersuara, lelaki itu malah hanya memperhatikan dirinya. Qiara bergidik ngeri melihat tatapan yang Vince tujukan kepadanya. Seketika tangan Qiara dengan cepat menoyor kepala Vince. 

“Kalau kamu menginginkan seperti apa yang telah kita lakukan semalam, jangan mimpi ya! Nggak akan aku kasih! Dih, enak aja mau mengulang kesalahan yang sama. Dikira nggak perih apa, kamu tau nggak betapa tersiksanya aku mau mandi tadi! Eh,” 

Tanpa diduga Qiara menampar mulut nya berkali-kali karena keceplosan soal rasa perih yang ia rasakan. Vince memutar bola matanya mendengar kata-kata Qiara. Jauh di dasar hatinya, lelaki itu semakin merasa bersalah di atas perbuatannya. 

“Tapi enak kan,” 

“Nggak sama sekali. Udah deh, jangan bahas soal itu lagi. Aku jadi merinding! Cepat katakan apa yang bisa aku lakukan untuk ganti rugi? Kayak nggak aman rasanya aku lama-lama di sini!” 

“Kamu berbeda dengan semua wanita pernah aku kenali. Ka-”

“Please deh, jangan bertele-tele! Langsung saja katakan. Aku mau pulang!”

“Aku mau kita melakukan pernikahan!”

“Ok, kalau itu mau kamu. Aku setuju ki–! Hah, Apa? Coba ulang sekali lagi?” Qiara yang baru menyadari permintaan lelaki yang berwajah datar dan dingin itu membulatkan matanya dengan sempurna.

Bab terkait

  • Misi; Mengandung Benih Tuan Vince   Bab 5 : Sepakat

    Usai menghantar Qiara, Vince pamit pergi untuk menemui keluarganya. Kini Qiara sudah berada di Mansion milik keluarganya. Setelah Vince mengutarakan alasan kenapa lelaki itu tetap bersikeras ingin mereka menikah, Qiara langsung mengiyakan tanpa berpikir akan konsekuensi yang akan didapatkan di kemudian hari. Dengan sepenuh tenaga dan jantung yang berdegup dengan sangat kencang ketika ini, Qiara mencoba mencari keberanian untuk menyampaikan hajatnya kepada kedua orang tuanya yang sedang berada di ruang keluarga. Jika itu bukan mama dan papanya, Qiara tidak akan setegang ini. Rasa Hormat dan sayang kepada orang tuanya membuat Qiara tampak seperti gadis yang manja. Sifat Qiara bakal terbalik jika tak sedang berada bersama ahli keluarganya. “Ma, Pa, Qiara mau ngomong sesuatu!”“Ayo sini, duduk sama mama dan papa. Dari reaksi kamu Papa yakin kamu mau bicara hal yang serius kan,” dengan tenang papa Qiara memanggil anaknya. “Kamu kemana aja sih Sayang? Mama khawatir sekali tau gak kamu ga

  • Misi; Mengandung Benih Tuan Vince   Bab 6 : Rencana Pernikahan

    “Vince, ayo kita taruhan!” Secara berbisik disertai dengan senyuman yang sukar diartikan Qiara menyenggol lengan Vince yang masih terpaku melihat pemandangan yang sedang berlangsung di depan matanya ketika ini. “Ok, 5 Juta! Deal?” “Deal!” “Go Mama, go Papa!” Dengan antusias Qiara menyemangati kedua orang tuanya. Bukannya meleraikan aksi saling jambak yang sedang terjadi, bisa-bisanya Qiara dan Vince memasang taruhan. Sungguh pasangan yang begitu serasi. Tersadar akan tujuan mereka yang sebenarnya, akhirnya aksi saling beradu tenaga di antara kedua pasutri tersebut berhenti secara mendadak. Dengan nafas yang terengah-engah, disertai rambut yang telah berantakan tau-taunya mereka malah saling berpelukan setelahnya. “Lah, kok sudah ending gitu aja sih tanpa ada pemenangnya? Eh,” Qiara langsung menutup mulutnya dengan kedua belah tangannya. Thea, mamanya Qiara beserta Nelly mama kepada Vince tertawa dengan keras melihat ulah Qiara. “Perlakuan kamu sama persis kayak mama kamu ke

  • Misi; Mengandung Benih Tuan Vince   Bab 7 - Keluarga Penuh Misteri

    “Mama, kok mama tampar aku sih? Kan aku juga mau tau calon ipar ku itu siapa! Hai adikku yang tercinta. Kok mau nikah gak bilang-bilang sih sama kakak dan kakak Quantrell,”Ternyata tetamu yang tidak diundang tersebut adalah kakaknya kedua Qiara yang bernama Qiang. Karena sang mama lagi kesal akan satu hal dia meminta semua pembantu menyebut Qiang dari ‘Tuan Muda Kedua’ menjadi ‘Dia’. “Kakak kemana aja sih selama ini? Puas kami mencari kakak ke mana-mana gak ketemu. Mama sampai sakit loh waktu itu mendengar berita soal kakak yang konon katanya-”“Qiara! Nanti kita bahas soal itu. Sekarang kita lagi ada tetamu yang bertamu. Gak enak dilihat sama mereka! Kamu juga Qiang, jangan cari gara-gara di sini! Mereka datang secara baik-baik untuk melamar Qiara. Sudah, sekarang kamu duduk sama papa di sini!” “Aduh, aku jadi gak enak. Maaf ya Nelly, Verill!” Vince tercengang setelah mengetahui fakta bahwa lelaki itu kakak keduanya Qiara. Awalnya dia mati-matian berpikir itu adalah mantan kekasi

  • Misi; Mengandung Benih Tuan Vince   Bab 8 : Wanita Badass

    Vince terlihat berpuas hati melihat Qiara akhirnya menandatangani kontrak pernikahan mereka yang bakal berlangsung tidak lama lagi. Setelah Qiara, kini dirinya yang menandatangani surat perjanjian tersebut. Selama mereka masih terikat dengan kontrak pernikahan, keduanya gak bisa berhubungan seks, gak bisa tidur sekamar kecuali ada orang tua yang menginap di tempat tinggal mereka. Harus tinggal di apartemen milik Vince. Gak bisa mengotori apartemennya. Yang paling penting selama masih di dalam kontrak gak bisa saling jatuh cinta. Ya pokoknya banyak lagi senarai gak bisa ini gak bisa itu. “Heh si cowok yang suka mengambil kesempatan! Aku kasih peringatan! Jangan pernah kau sakiti fisik dan perasaan adikku. Kalau gak kau akan tau sendiri apa akibatnya nanti. Mungkin aku bisa bertoleransi kali ini. Tapi tidak untuk lain kali! Camkan itu!” “Ck! Dasar belagu. Baiklah Pangeran Qiang yang songong, akan hamba turuti semua keinginan Pangeran!” “Dan ingat sesuai perjanjian kalian, jangan per

  • Misi; Mengandung Benih Tuan Vince   Bab 9 : Kedatangan Mantan

    “Iya!” Thea mengatakannya dengan wajah yang datar. Nelly terdiam seketika usai mendengar jawaban yang cukup singkat tapi mengandungi arti yang begitu dalam. Qiara merasa canggung dengan diamnya sang mama dan calon mertuanya. “Masih ada waktu buat kamu untuk membatalkan pernikahan mereka, Nelly! Sekarang apa kamu masih mau menerima anak aku setelah tahu dia seperti apa?”“Ya jelas mau lah! Kalau aku menolak berarti aku bodoh sekali. Qiara sayang, jangan khawatir ya. Seperti apapun diri kamu Mama Nelly akan tetap menerima dan akan menganggap kamu seperti anak sendiri!” Nelly tersenyum ke arah Qiara. “Cuman sekarang aku udah minta dia untuk berhenti semenjak kejadian nyawanya hampir saja diujung tanduk. Untung kedua kakaknya tiba dengan tepat waktu-”“Ehem,”Qiara berdehem agar kedua wanita yang berusia separuh abad itu menghentikan percakapan mereka. Karena sedari tadi pelayan dari butik pengantin itu turut mendengar perbualan mereka. Begitulah seorang perempuan, tanpa mengenal usia

  • Misi; Mengandung Benih Tuan Vince   Bab 10 : Berkorban

    “RYAN, Kamu!” “Qiara, maafkan aku!” Ryan yang saat ini berada di pangkuan Qiara secara perlahan mulai menutup matanya. Ryan telah menyelamatkan Qiara dari ditusuk oleh Darwina yang seperti orang kerasukan ketika ini. Qiara menatap Darwina dengan penuh amarah. “Kamu wanita pendosa tidak layak untuk hidup bahagia!! Kamu akan menyesal suatu hari karena telah menikahi perempuan pembunuh ini!”Plak!! Vince menampar wajah Darwina sehingga membuat wanita itu semakin murka.“Kamu gak pantas menghina wanita yang telah menjadi istri Saya!”Vince merangkul bahu Qiara dengan lembut. Manakala Ryan telah dibawa ke rumah sakit dengan segera. Qiara memberi kode kepada sang kakak untuk membawa Darwina dari sana. Dia akan berurusan dengan wanita itu nanti.Qiang yang mengerti keinginan sang adik membawa Rebecca untuk mengheret Darwina keluar dari acara pernikahan Qiara yang telah dihancurkan oleh sahabat baiknya selama ini. Thea, Nelly, Alexander dan juga Verill bergegas mendekati Qiara dengan waja

  • Misi; Mengandung Benih Tuan Vince   Bab 11 : Mission Completed (Qiara)

    “Pokoknya selama kita masih terikat dengan kontrak, kamu gak boleh pergi kalau aku tidak mengizinkan! Kalau kamu tetap bersikeras maka aku juga akan ikut denganmu,” Qiara memutar bola matanya. Ternyata menikah tanpa cinta membuat dirinya merasa seperti burung yang sedang terperangkap di dalam sebuah sangkar. Tidak bisa bebas untuk membuat keputusan seperti yang sebelumnya. “Ya, Sudah! Hantar aku ke kamarku. Pokoknya aku gak mau kamar yang kecil. Aku mau kamar yang sama besar seperti yang kamu punya. Kalau gak, aku akan pergi dari sini!” “Ck! Kamu bisa pakai kamar aku selama kita masih hidup bersama. Aku bisa tidur di kamar yang berada di sebelah kamarmu! Tapi ingat ini, jangan pernah asal menyentuh barang-barangku!” “Ok! Vince, apa besok aku bisa pergi mengunjungi Ryan di rumah sakit? Bagaimanapun juga, dialah yang sudah menyelamatkan aku dari ditusuk sama Darwina!” Ada rasa tidak rela di dalam hati Vince untuk membiarkan Qiara pergi seorang diri. Vince merasa bingung dengan dir

  • Misi; Mengandung Benih Tuan Vince   Bab 12 : Pergi Dan Menghilang

    “VINCE!” Teriak Qiara.Sadar dirinya saat ini sedang menjadi perhatian, Qiara menundukkan badannya tanda minta maaf. Bisa-bisanya dia lupa bahwa saat ini dirinya masih berada di dalam rumah sakit. Saat Qiara hendak melangkahkan kakinya, terasa tangannya ditarik sedikit sama anak kecil yang terlihat sangat pucat.Vince memutar kembali ke arah Qiara setelah melihat ada seorang anak kecil sekitar usia 10 tahun dan seorang nenek yang terlihat bungkuk berada di dekat istrinya. Wajah nenek itu hampir tidak terlihat. “Ini kenapa ya megang-megang tangan istri Saya?” Tanya Vince dengan wajah yang dingin. Qiara menyikut pinggang Vince. Dia memberi kode kepada sang suami untuk menutup mulutnya. Belum lagi Qiara melihat orang-orang di sekitar memandang ke arah mereka dengan tatapan penuh penasaran. Qiara berpikir mereka mungkin jijik melihat anak kecil dan seorang nenek yang pakaian nya sudah compang-camping. “Ya adik kecil?Apa ada yang bisa kakak bantu?” Qiara hampir berjongkok untuk menyamak

Bab terbaru

  • Misi; Mengandung Benih Tuan Vince   Bab 28 : Kamar Sebelah?

    “Kuat lagi dong pukul nya! Dasar istri suka melakukan KDRT…” “Cemen banget sih jadi laki! Buruan ganti fotonya!!” “Aku tidak mau…” “Hufft, dasar lelaki mesum!” Dengan wajah yang ditekuk, Qiara kembali melakukan pekerjaannya. Vince tertawa jahil di dalam hatinya kala melihat reaksi sang istri. Ia sengaja menggunakan foto, saat Qiara lagi tidur dalam keadaan tersenyum sambil memeluk tubuhnya. Dia mengambil foto itu ketika usai dari melakukan aktivitas di atas ranjang layaknya bagai suami istri sungguhan. Secara diam-diam, Vince merasa berterima kasih pada Nelly serta Thea.Mereka mengulang kembali malam penuh desahan kala itu, karena telah dijebak dengan sebuah minuman. Qiara yang sudah tidak merasa kuat karena ulahnya, akhirnya tertidur dengan pulas.“Melamun aja terus! Dasar lelaki tidak peka!! Sekarang ayo gantian, kamu lagi yang membereskan semua ini. Aku cape!” “Cape ya udah, istirahat sana! Kan bisa dilakukan lagi besok pagi.”“Aku tidak suka melakukan sesuatu pekerjaan tanp

  • Misi; Mengandung Benih Tuan Vince   Bab 27 : Neon yang malang ~

    Qiara mengangkat sebelah alisnya sembari menunggu lanjutan kata dari Vince. Ia merasa jengkel kala melihat ekspresi wajah suaminya saat ini. Senyuman yang Vince ukirkan padanya seolah-olah sedang berkata bahwa dia mengetahui akan sesuatu tentang dirinya. “Sebenarnya kamu, lesbi kan? Tadi aku sudah mendengar semuanya. Aku tau kamu bohong saat bilang ingin ke toilet! Ternyata malah pergi bertemu dengan selingkuhannya. Ck! Sesama perempuan pula.” “Ingin rasanya aku menganugerahkan sebuah sertifikat manusia paling tolol, gila, stress, jelek ke kamu!!! Makanya, jadi manusia tuh jangan sok tau!” “Lalu wanita cantik yang kamu temui tadi siapa? Makanya kalau sedang menelepon, dilihat-lihat dulu panggilannya, apa sudah bersambung atau tidak! Nah, ketahuan kan jadinya kalau kamu lesbi.” “Oho, kamu nguping ternyata! Apa kamu tidak tau gimana cara menghormati privasi seseorang, huh!” Ketus Qiara. Vince menatap datar ke arah Qiara. Istrinya itu tetap bersikeras ingin menyalahkan diriny

  • Misi; Mengandung Benih Tuan Vince   Bab 26 : Mau Tapi Ego ~

    Plak!“Tu-tuan, kenapa? Oh, mungkin Tuan menginginkan permainan dengan cara yang kasar.” Secara perlahan Pramugari mulai membuka baju beruniform nya sedikit demi sedikit. Tak lupa ia melayangkan tatapan penuh menggoda ke arah Vince. Dengan wajah dingin dan tatapan cukup tajam yang bisa mematikan, Vince tujukan ke arah pramugari itu.Sungguh Vince merasa begitu jijik melihat wanita jalang dan murahan seperti ini. Sedikit pun ia tak merasa tergoda sama sekali. Malah saat ini ia terasa ingin mencabik-cabik tubuh wanita itu hingga hancur. Tanpa aba-aba, Vince mencekik leher pramugari dengan kuat. “Arghh!! Sa-sakit… Lepaskan saya!” “Apa kamu tidak malu berperilaku seperti ini? Benar-benar wanita murah! Ck… Kamu pikir aku akan tergoda dengan jalang seperti kamu!” “Jangan mimpi!! Aku sudah punya istri yang jauh lebih baik dan lebih berharga dari semua wanita di dunia dan kehidupan ini! Camkan itu, wanita jalang!” “Ampun, Tuan! To-tolong lepaskan saya!” Melihat pramugari itu kesulitan u

  • Misi; Mengandung Benih Tuan Vince   Bab 25 : Halusinasi

    “Ingat, aku tau semua rahasia kalian! Hati-hati, Bro… Jangan sampai membangkitkan kemarahan dewa singa yang sedang tidur!” “Tidak perlu sok dekat sama saya!”“Mawar upss Qiara! Take care… Suatu saat aku akan membuktikan bahwa semua yang kamu pikirkan soal aku itu salah!” Melihat Arthur yang semakin dekat dengan sang istri membuat Vince dengan segera memegang tangan Qiara. Sesungguhnya ia merasa menyesal karena telah mengatakan hal yang tidak pantas seperti tadi. Hanya karena hatinya sedang merasa kesal setelah melihat Qiara berbicara bersama lelaki lain, membuat dirinya tak mampu untuk menahan rasa aneh yang menyerang dirinya kala itu. Apa itu tandanya ia mulai cemburu? Vince merasa bingung dengan perasaannya sendiri. “Nona, Tuan menantu, ternyata kalian di sini! Kami sedari tadi mencari Nona, karena tadi sudah ada pengumuman menyatakan panggilan terakhir untuk masuk ke dalam pesawat.” “Pfft! Hahaha… Ada-ada aja deh, Tuan menantu! Baiklah, ayo jalan.” “Qiara, aku minta maaf kare

  • Misi; Mengandung Benih Tuan Vince   Bab 24 : Dasar Wanita Murah!

    “Hmm…” “Hmm, doang katamu, KAK!! Hampir belasan kali aku nelpon, baru ini diangkat! Buang aja deh kak ponselmu itu!” Quantrell menjauhkan ponsel dari kupingnya karena sang adik berbicara separuh berteriak. Dia yang sedang bersenang-senang sedari tadi merasa terganggu akan panggilan demi panggilan yang dilakukan oleh adik lelakinya itu.“Kalau cape istirahat, bego! Bukan malah marah-marah gak jelas seperti ini. Sudah dulu. Aku masih ada kerjaan yang harus dilakukan!” “Qiara dimana?” “Siapa yang ngasih info soal Qiara?” “Dih, kok malah nanya balik sih! Dari tadi aku terus menanyakan keberadaan Qiara! Budek ya!!! Mama, papa juga khawatir tuh sama anak perempuan mereka.”“Loh, kok bisa? Tapi kamu tidak cerita kan, sama mereka bahwa aku ada disini!” “Soal itu jangan khawatir! Walaupun begini, aku lebih tahan menyimpan rahasia dari yang di sana…”Quantrell memutar bola matanya jengah saat mendengar sindiran kata dari sang adik. Ia meminta penjelasan dari Qiang terlebih dahulu sebelum

  • Misi; Mengandung Benih Tuan Vince   Bab 23 : Impian Qiara!

    “Uhuk, uhuk!” Qiara terbatuk saat mendengarkan pertanyaan spontan dari Vince. Vince masih menanti jawaban seperti apa akan dikatakan oleh Qiara. Dia juga bukanlah orang bodoh yang hanya mengiyakan semuanya. Dari awal ia sudah merasa ada yang salah semenjak kedatangan bodyguard sang mertua. Ditambah ada lelaki misterius yang sering berbicara dengan Qiara saat ia tak bersama dengan istrinya itu. Jujur saja saat ini juga ia bisa merasakan mereka sedang diperhatikan oleh seseorang. Semua ini benar-benar tidak membuatnya merasa nyaman. “Aku sudah pernah katakan, jangan-”“Masuk campur urusanku! Iya, aku mengerti soal itu. Tapi semakin kesini aku merasa ada yang aneh. Lelaki yang senantiasa mengenakan hoodie, semua yang mengenal kamu juga pasti akan segera membungkukkan tubuh mereka!” “Kamu sebenarnya siapa, Qiara?” Sambung Vince. “Dulu aku pernah ngasih tau pekerjaanku yang sebenarnya! Tapi kamu tetap memilih untuk tidak ingin percaya. Ya itu salah kamu sendiri!” “Ya, aku tau kamu te

  • Misi; Mengandung Benih Tuan Vince   Bab 22 : Gara-gara Film ~

    Setelah melewati pagi yang penuh dengan cekcokan tanpa ada seorangpun yang mau mengalah terlebih dahulu, eh kini malah keduanya sedang asyik menonton film bersama. Vince yang merasa jengah dan bosan seharian di kamar akhirnya memilih untuk membuka televisi dan mencari cerita di Netflix.Saat melihat Vince begitu larut ketika menonton film aksi yang ia pilih, membuat Qiara merasa penasaran seperti apa cara dan trik si tukang pemain film. Lalu ia pun secara diam-diam duduk di sofa yang sama dengan sang suami. “Yah! Kok lemah banget sih pameran utamanya. Harusnya kan dia tidak bertele-tele saat ingin menghajar lawannya.” Ketus Qiara. “Ya, suka-suka dia lah. Kok malah kamu yang sewot! Ini ngapain kamu ikut duduk di sini?” “Ya, suka-suka aku lah!” Qiara membalas dengan nada mengejek. “Ck! Kalau mau nonton, jangan berisik, jangan protes apa pun itu! Aku lagi malas mendengarkan suara jelekmu!” Mendengar itu membuat Qiara menampar bahu Vince dengan kuat. Tiada hari tanpa lelaki itu menje

  • Misi; Mengandung Benih Tuan Vince   Bab 21 : Sama-Sama ngegas ~

    Tak lama kemudian, panggilan dari Qiara pun dijawab oleh sang mama. Ya, Qiara menelpon mamanya karena ingin memastikan apakah reaksi mamanya akan sama seperti sang mertua. Ada rasa khawatir yang menerpa dalam dirinya. “Eh, pucuk dicita ulam pun tiba! Kebetulan mama baru aja mau melakukan panggilan video call ke kamu, Sayang. Gimana kabar kalian di sana?” “Dingin, Ma! Qiara gak betah lama-lama di sini.” “Kan sekarang anak mama udah gak sendiri lagi, minta peluk sana sama menantunya mama kalau lagi dingin!” Goda Thea. “Ih, mama! Apaan sih. Ma, sebenarnya Qiara mau menanyakan sesuatu nih…” Vince memberi kode pada Qiara agar tidak meneruskan pertanyaannya. Siapa tau mungkin semua ini tidak seperti yang mereka pikirkan. Begitulah kira-kira bila sedang melakukan sebuah kesalahan, pasti akan merasa kekhawatiran sepanjang waktu. “Qiara, Sayang? Kok malah melamun sih! Tadi kamu mau tanya apa sama mama?” “Anu, Ma! Qiara mau minta tip buat menggoda suami!” Separuh berbisik Qiara menanyaka

  • Misi; Mengandung Benih Tuan Vince   Bab 20 : Saling Mengerjai

    “Kamu kenapa, Honey? Kok pucat begitu sih wajahnya? Sini biar aku obati kalau sakit!” Qiara masih dalam mode ingin mengerjai Vince. Siapa suruh lelaki itu dengan lancang berani mengganggu privasinya yang ada di dalam ponsel miliknya. Dengan wajah yang dibuat sepolos yang mungkin, Qiara menatap sang suami. Sadar Qiara masih ingin mengerjai dirinya, membuat Vince ingin membalas permainan yang sedang Qiara lakukan. Secara perlahan, dengan wajah datarnya Vince berjalan menuju ke arah Qiara. Dan ya, itu berhasil membuatkan wanita itu melototkan matanya. “Benar-benar sudah gila ya kamu! Jangan mendekat, kamu mau ngapain sih!” “Hanya wanita yang otaknya mesum saja akan berpikir yang aneh-aneh! Jangan geer, aku hanya ingin mengambil ponselku saja, istriku sayang!” Vince tersenyum smirks. “Ya ya ya, si paling tau apa isi otak manusia! Padahal aku mengira kamu mendekat karena pengen muntah di sini. Kalau sampai itu terjadi, aku bisa pastikan kamu bakal babak belur di tanganku!” “Sok kuat!

DMCA.com Protection Status