“Dasar lelaki aneh!”
Bukannya kaget setelah melihat Vince marah, malah Qiara justru pergi sambil menghentak-hentakkan kakinya. “Temperamen amat deh jadi manusia! Kan bisa diambil secara baik-baik bingkai fotonya tanpa ngebanting kayak orang ga jelas gitu, berserakan toh jadinya iya kan!” Vince memutarkan bola matanya mendengar Qiara yang tiada hentinya mengoceh setelah masuk ke dalam apartemennya. Matanya kembali memandang sebuah foto di antara kaca-kaca yang berserakan di jubin seramik. Dengan tatapan matanya yang dingin, Vince mengambil dan merobek foto itu sehingga hancur tak tersisa lagi.Seketika Vince terduduk. “Sakit! Sakit sekali! Hatiku saat ini rasanya seolah sedang ditusuk seribu mata pisau yang menancap,” Sambil memukul-mukul dadanya. Qiara memutar kembali arahnya setelah melihat Vince seperti itu. Hatinya merasa terusik kala melihat reaksi kecewa yang terpampang dengan jelas dari raut wajah Vince.“Sakit ya? Sakit lah ya pasti, iya kan? Berarti kita sama dong, sama-sama sedang tersakiti!” Tawa dari gadis itu menggelegar. Qiara ikut duduk bersimpuh di hadapan Vince. “Bagaimana jika malam ini kita bersenang-senang sejenak untuk melupakan rasa sakit itu. Ayo kita berkenalan untuk permulaan! Hai! Nama aku Qiara Selena Odelia, kamu bisa panggil aku Qiara. Kamu?” Qiara mengulurkan tangannya tanda salam perkenalan. Vince yang tadinya sedikit kesal akan ulah Qiara yang begitu usil kini turut mengikuti permainan dari gadis itu. Jika ini mampu membuat dirinya melupakan sejenak akan rasa sakit yang bersarang di dalam hatinya, ‘why not, right?’ “Vincenzo Nick Emyr, kamu bisa panggil aku Vince!” “Oh ya Vince, apa kamu punya minuman beralkohol untuk kita party berdua malam ini?” Qiara menyunggingkan senyuman manis di bibir tipisnya. “Apa itu perlu?” Tanyanya dengan suara yang dingin. Walau dirinya sempat terpana seketika melihat kecantikan gadis itu ketika ia tersenyum, ditambah dengan kedua lesung pipinya yang dalam menambahkan lagi kemanisan di wajah Qiara. Tanpa berkata apa-apa, Qiara berangkat menuju ke kulkas milik Vince. Vince menghela nafasnya melihat Qiara yang kembali usil. Tak lama kemudian dirinya juga beranjak mengikuti Qiara. “Apa kamu memang sifatnya seperti ini kalau lagi dalam keadaan waras? Aku jadi penasaran seperti apa sifat asli kamu?” “Penasaran apa penasaran nih?” Goda Qiara sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Vince. Vince meneguk air liurnya. Qiara yang melihat itu tak mampu untuk tidak tertawa. Gadis itu merasa senang ketika melihat wajah Vince yang kemerahan akan ulahnya barusan. Vince yang tak rela dirinya dipersendakan seperti itu menarik pinggang Qiara sehingga gadis itu terduduk di atas paha lelaki dingin itu. Qiara yang memang masih dalam pengaruh alkohol, melingkarkan kedua tangannya di leher Vince. Lama keduanya saling bertatapan sebelum pada akhirnya vince melepaskan pelukannya sehingga membuat Qiara terjatuh ke lantai. “A-aku tak sengaja membuat kamu jatuh. Maaf Qiara, maaf banget!”Dengan raut wajah yang penuh bersalah Vince membantu Qiara berdiri semula. “Untung saja pinggangku masih dalam kondisi baik-baik. Udah lah santai aja! Sebagai balasannya, kamu harus nemenin aku minum sampai aku ngerasa puas!” “Baiklah, untuk malam ini ayo kita party berdua, cheers” Terdengar bunyi dentingan gelas bersulang. Entah berapa gelas sudah air yang mereka teguk. Yang pastinya keduanya bisa melupakan untuk sesaat rasa sakit dan kecewa yang dirasakan pada mulanya. Tak lama kemudian terdengar bunyi deringan dari ponsel Qiara. Awalnya gadis itu hanya acuh dan mengabaikan saja ponselnya yang terus saja berbunyi. Vince yang merasa pusing melihat Qiara hanya mengabaikan saja panggilan demi panggilan itu lantas berinisiatif membantu Qiara untuk menjawabnya. [Sayang, mohon maafkan aku! Semua yang terjadi hanya salah faham. Aku dijebak sama dia. Sayang tolong jangan diam saja,] [Sayang, sayang. Kamu siapa sih? Dasar lelaki brengsek! Aku tahu modus mu itu seperti apa. Kamu berpura-pura seolah dijebak. Hahaha! Qiara aku kasih tau kamu ya , semua yang diomongin lelaki ini semuanya dusta belaka! Dasar Buaya!] Ujar Vince sambil menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Qiara. [Heh, kamu siapa? Pacar aku kemana? Kamu sedang ngapain sama Qiara?] [Bacot!]Qiara yang kaget membesarkan bola matanya melihat Vince menjawab panggilan dari kekasihnya dan lebih tepat sudah menjadi mantan kekasihnya. Dengan pantas Qiara mengambil ponselnya, lalu menutup panggilan itu serta merta. Tanpa aba-aba Qiara mengetuk kepala Vince dengan kuat lalu dirinya menangis sejadi-jadinya. Vince yang ketika ini merasa agak mabuk sedikit merasa kaget setelah melihat gadis itu menangis. Sempat ia menggaruk kepalanya sebelum mencoba membawa Qiara untuk berbicara. “Qiara, kamu marah ya sama aku? Aku nggak pintar ngerayu wanita, tapi bisa nggak kamu berhenti menangis. Kepalaku pusing banget mendengarnya!” “Kamu kalau sudah mabuk jadi ngeselin banget ya! Pokoknya aku gak mau berhenti menangis. Huaaaaa,” “Ok ok, aku minta maaf sudah lancang menjawab panggilan dari kekasih kamu yang tercinta itu. Maafin aku ya,” Tanpa sedar Vince memeluk Qiara dengan erat.“Ih, apaan sih Vince! Aku gak bisa bernafas ini, Kamunya kenceng banget peluk aku!” Sontak Vince melepaskan pelukan yang ia lakukan secara reflek tadi. Entah apa yang berada dalam pikirannya hingga membuat akal sehat hilang dari dirinya. Lelaki itu berpikir mungkin hanya karena saat ini dia sedang mabuk. Mana mungkin ia bisa berpaling dengan secepat itu dari seorang wanita yang pernah ia cinta tapi meninggalkan banyak luka pada dirinya. “Aku menangis bukan karena aku marah kok sama kamu!”Vince mengerutkan keningnya mendengar kata-kata Qiara. ‘Lalu untuk apa coba gadis ini menangis ga jelas kayak tadi. Gadis aneh!’“Justru aku merasa senang kamu bisa balas dengan cara nyakitin hati lelaki keparat itu. Aku menangis karena terharu, lagi-lagi saat aku mencoba membayangkan bagaimana reaksi wajahnya saat ini!”“Aku baru tahu di dunia ini ada wanita yang seperti kamu. Cantik, agak gila sedikit dan bisa happy go lucky begini bisa berakhir dengan lelaki yang berujung melukai kamu!” “Kenyataannya bukan hanya setakat melukai, malah mengkhianati dan menduakan! Lebih parahnya rasa sakit itu kian berganda bila sahabat baikku sendiri yang menusukku dari belakang. Kamu tau gak rasa nya itu sakit banget,”Qiara tersenyum pahit setelah mengatakan itu. Terpancar kekecewaan yang begitu dalam dari kedua bola matanya yang indah. Vince terdiam setelah mendengar kisah Qiara. Mereka berdua mengalami kisah yang sama dengan jalan cerita yang berbeza. “Bisa aku peluk kamu?” “Tadi aja kamu main peluk tanpa kebenaran aku, kok sekarang jadi gentleman gini? Imut banget sih!” Goda Qiara dengan suara yang dibuat-buat lembut. Tak membalas ucapan Qiara, Vince lantas memeluk Qiara sambil membelai-belai belakang gadis itu. Entah bagaimana dari sebuah pelukan berakhir dengan cumbuan panas di antara mereka berdua. Dengan nafas yang terengah-engah, Vince kembali melumat bibir Qiara sehingga akhirnya ia tersadar. “Qiara, maafkan aku. Entah bagaimana, aku bisa hilang kendali. A-aku akan keluar dari sini. Kamu bisa istirahat disini sampai kamu udah baikan besok.”Vince melangkah pergi tanpa menoleh ke arah Qiara. Disaat dia ingin buru-buru pergi, Qiara menahan tangan nya sembari mengeluarkan air mata yang membuat Vince semakin merasa tidak tega. “Qiara—”“Tetaplah disini! Kalau ada yang pergi, seharusnya orang itu ialah Aku,” Qiara menghapus perlahan air matanya dan tersenyum memandang Vince. “No, Qiara! Ok, aku gak akan pergi. Kita sama-sama di sini ya. Bahaya jika kamu pergi saat kamu masih mabuk seperti ini!” “Ihh, kamu baik banget, aku jadi grogi!”Bisa-bisanya Qiara merubah reaksi nya secepat itu. Mukanya yang putih sampai kemerahan karena lagi blushing. Keadaan yang tadi nya penuh haru kini bertukar dengan adegan Vince menjitak dahi Qiara. Qiara mendengus kesal sambil mengusap dahinya. Setelah itu dia tersenyum dengan penuh jahil memandang vince yang kembali memasang wajah dinginnya. Cup!Qiara mengecup bibir Vince. Walaupun kaget Vince tak kunjung melepaskan malah ia turut membalas ciuman dari gadis yang baru saja ia kenali itu. Entah mengapa ia merasa nyaman bersama Qiara. Tak lama kemudian Vince yang sudah tak bisa membendung nafsunya yang sedang membuak-buak, mengangkat Qiara ala bridal style menuju ke kamarnya. “Idih, k
Usai menghantar Qiara, Vince pamit pergi untuk menemui keluarganya. Kini Qiara sudah berada di Mansion milik keluarganya. Setelah Vince mengutarakan alasan kenapa lelaki itu tetap bersikeras ingin mereka menikah, Qiara langsung mengiyakan tanpa berpikir akan konsekuensi yang akan didapatkan di kemudian hari. Dengan sepenuh tenaga dan jantung yang berdegup dengan sangat kencang ketika ini, Qiara mencoba mencari keberanian untuk menyampaikan hajatnya kepada kedua orang tuanya yang sedang berada di ruang keluarga. Jika itu bukan mama dan papanya, Qiara tidak akan setegang ini. Rasa Hormat dan sayang kepada orang tuanya membuat Qiara tampak seperti gadis yang manja. Sifat Qiara bakal terbalik jika tak sedang berada bersama ahli keluarganya. “Ma, Pa, Qiara mau ngomong sesuatu!”“Ayo sini, duduk sama mama dan papa. Dari reaksi kamu Papa yakin kamu mau bicara hal yang serius kan,” dengan tenang papa Qiara memanggil anaknya. “Kamu kemana aja sih Sayang? Mama khawatir sekali tau gak kamu ga
“Vince, ayo kita taruhan!” Secara berbisik disertai dengan senyuman yang sukar diartikan Qiara menyenggol lengan Vince yang masih terpaku melihat pemandangan yang sedang berlangsung di depan matanya ketika ini. “Ok, 5 Juta! Deal?” “Deal!” “Go Mama, go Papa!” Dengan antusias Qiara menyemangati kedua orang tuanya. Bukannya meleraikan aksi saling jambak yang sedang terjadi, bisa-bisanya Qiara dan Vince memasang taruhan. Sungguh pasangan yang begitu serasi. Tersadar akan tujuan mereka yang sebenarnya, akhirnya aksi saling beradu tenaga di antara kedua pasutri tersebut berhenti secara mendadak. Dengan nafas yang terengah-engah, disertai rambut yang telah berantakan tau-taunya mereka malah saling berpelukan setelahnya. “Lah, kok sudah ending gitu aja sih tanpa ada pemenangnya? Eh,” Qiara langsung menutup mulutnya dengan kedua belah tangannya. Thea, mamanya Qiara beserta Nelly mama kepada Vince tertawa dengan keras melihat ulah Qiara. “Perlakuan kamu sama persis kayak mama kamu ke
“Mama, kok mama tampar aku sih? Kan aku juga mau tau calon ipar ku itu siapa! Hai adikku yang tercinta. Kok mau nikah gak bilang-bilang sih sama kakak dan kakak Quantrell,”Ternyata tetamu yang tidak diundang tersebut adalah kakaknya kedua Qiara yang bernama Qiang. Karena sang mama lagi kesal akan satu hal dia meminta semua pembantu menyebut Qiang dari ‘Tuan Muda Kedua’ menjadi ‘Dia’. “Kakak kemana aja sih selama ini? Puas kami mencari kakak ke mana-mana gak ketemu. Mama sampai sakit loh waktu itu mendengar berita soal kakak yang konon katanya-”“Qiara! Nanti kita bahas soal itu. Sekarang kita lagi ada tetamu yang bertamu. Gak enak dilihat sama mereka! Kamu juga Qiang, jangan cari gara-gara di sini! Mereka datang secara baik-baik untuk melamar Qiara. Sudah, sekarang kamu duduk sama papa di sini!” “Aduh, aku jadi gak enak. Maaf ya Nelly, Verill!” Vince tercengang setelah mengetahui fakta bahwa lelaki itu kakak keduanya Qiara. Awalnya dia mati-matian berpikir itu adalah mantan kekasi
Vince terlihat berpuas hati melihat Qiara akhirnya menandatangani kontrak pernikahan mereka yang bakal berlangsung tidak lama lagi. Setelah Qiara, kini dirinya yang menandatangani surat perjanjian tersebut. Selama mereka masih terikat dengan kontrak pernikahan, keduanya gak bisa berhubungan seks, gak bisa tidur sekamar kecuali ada orang tua yang menginap di tempat tinggal mereka. Harus tinggal di apartemen milik Vince. Gak bisa mengotori apartemennya. Yang paling penting selama masih di dalam kontrak gak bisa saling jatuh cinta. Ya pokoknya banyak lagi senarai gak bisa ini gak bisa itu. “Heh si cowok yang suka mengambil kesempatan! Aku kasih peringatan! Jangan pernah kau sakiti fisik dan perasaan adikku. Kalau gak kau akan tau sendiri apa akibatnya nanti. Mungkin aku bisa bertoleransi kali ini. Tapi tidak untuk lain kali! Camkan itu!” “Ck! Dasar belagu. Baiklah Pangeran Qiang yang songong, akan hamba turuti semua keinginan Pangeran!” “Dan ingat sesuai perjanjian kalian, jangan per
“Iya!” Thea mengatakannya dengan wajah yang datar. Nelly terdiam seketika usai mendengar jawaban yang cukup singkat tapi mengandungi arti yang begitu dalam. Qiara merasa canggung dengan diamnya sang mama dan calon mertuanya. “Masih ada waktu buat kamu untuk membatalkan pernikahan mereka, Nelly! Sekarang apa kamu masih mau menerima anak aku setelah tahu dia seperti apa?”“Ya jelas mau lah! Kalau aku menolak berarti aku bodoh sekali. Qiara sayang, jangan khawatir ya. Seperti apapun diri kamu Mama Nelly akan tetap menerima dan akan menganggap kamu seperti anak sendiri!” Nelly tersenyum ke arah Qiara. “Cuman sekarang aku udah minta dia untuk berhenti semenjak kejadian nyawanya hampir saja diujung tanduk. Untung kedua kakaknya tiba dengan tepat waktu-”“Ehem,”Qiara berdehem agar kedua wanita yang berusia separuh abad itu menghentikan percakapan mereka. Karena sedari tadi pelayan dari butik pengantin itu turut mendengar perbualan mereka. Begitulah seorang perempuan, tanpa mengenal usia
“RYAN, Kamu!” “Qiara, maafkan aku!” Ryan yang saat ini berada di pangkuan Qiara secara perlahan mulai menutup matanya. Ryan telah menyelamatkan Qiara dari ditusuk oleh Darwina yang seperti orang kerasukan ketika ini. Qiara menatap Darwina dengan penuh amarah. “Kamu wanita pendosa tidak layak untuk hidup bahagia!! Kamu akan menyesal suatu hari karena telah menikahi perempuan pembunuh ini!”Plak!! Vince menampar wajah Darwina sehingga membuat wanita itu semakin murka.“Kamu gak pantas menghina wanita yang telah menjadi istri Saya!”Vince merangkul bahu Qiara dengan lembut. Manakala Ryan telah dibawa ke rumah sakit dengan segera. Qiara memberi kode kepada sang kakak untuk membawa Darwina dari sana. Dia akan berurusan dengan wanita itu nanti.Qiang yang mengerti keinginan sang adik membawa Rebecca untuk mengheret Darwina keluar dari acara pernikahan Qiara yang telah dihancurkan oleh sahabat baiknya selama ini. Thea, Nelly, Alexander dan juga Verill bergegas mendekati Qiara dengan waja
“Pokoknya selama kita masih terikat dengan kontrak, kamu gak boleh pergi kalau aku tidak mengizinkan! Kalau kamu tetap bersikeras maka aku juga akan ikut denganmu,” Qiara memutar bola matanya. Ternyata menikah tanpa cinta membuat dirinya merasa seperti burung yang sedang terperangkap di dalam sebuah sangkar. Tidak bisa bebas untuk membuat keputusan seperti yang sebelumnya. “Ya, Sudah! Hantar aku ke kamarku. Pokoknya aku gak mau kamar yang kecil. Aku mau kamar yang sama besar seperti yang kamu punya. Kalau gak, aku akan pergi dari sini!” “Ck! Kamu bisa pakai kamar aku selama kita masih hidup bersama. Aku bisa tidur di kamar yang berada di sebelah kamarmu! Tapi ingat ini, jangan pernah asal menyentuh barang-barangku!” “Ok! Vince, apa besok aku bisa pergi mengunjungi Ryan di rumah sakit? Bagaimanapun juga, dialah yang sudah menyelamatkan aku dari ditusuk sama Darwina!” Ada rasa tidak rela di dalam hati Vince untuk membiarkan Qiara pergi seorang diri. Vince merasa bingung dengan dir
“Kuat lagi dong pukul nya! Dasar istri suka melakukan KDRT…” “Cemen banget sih jadi laki! Buruan ganti fotonya!!” “Aku tidak mau…” “Hufft, dasar lelaki mesum!” Dengan wajah yang ditekuk, Qiara kembali melakukan pekerjaannya. Vince tertawa jahil di dalam hatinya kala melihat reaksi sang istri. Ia sengaja menggunakan foto, saat Qiara lagi tidur dalam keadaan tersenyum sambil memeluk tubuhnya. Dia mengambil foto itu ketika usai dari melakukan aktivitas di atas ranjang layaknya bagai suami istri sungguhan. Secara diam-diam, Vince merasa berterima kasih pada Nelly serta Thea.Mereka mengulang kembali malam penuh desahan kala itu, karena telah dijebak dengan sebuah minuman. Qiara yang sudah tidak merasa kuat karena ulahnya, akhirnya tertidur dengan pulas.“Melamun aja terus! Dasar lelaki tidak peka!! Sekarang ayo gantian, kamu lagi yang membereskan semua ini. Aku cape!” “Cape ya udah, istirahat sana! Kan bisa dilakukan lagi besok pagi.”“Aku tidak suka melakukan sesuatu pekerjaan tanp
Qiara mengangkat sebelah alisnya sembari menunggu lanjutan kata dari Vince. Ia merasa jengkel kala melihat ekspresi wajah suaminya saat ini. Senyuman yang Vince ukirkan padanya seolah-olah sedang berkata bahwa dia mengetahui akan sesuatu tentang dirinya. “Sebenarnya kamu, lesbi kan? Tadi aku sudah mendengar semuanya. Aku tau kamu bohong saat bilang ingin ke toilet! Ternyata malah pergi bertemu dengan selingkuhannya. Ck! Sesama perempuan pula.” “Ingin rasanya aku menganugerahkan sebuah sertifikat manusia paling tolol, gila, stress, jelek ke kamu!!! Makanya, jadi manusia tuh jangan sok tau!” “Lalu wanita cantik yang kamu temui tadi siapa? Makanya kalau sedang menelepon, dilihat-lihat dulu panggilannya, apa sudah bersambung atau tidak! Nah, ketahuan kan jadinya kalau kamu lesbi.” “Oho, kamu nguping ternyata! Apa kamu tidak tau gimana cara menghormati privasi seseorang, huh!” Ketus Qiara. Vince menatap datar ke arah Qiara. Istrinya itu tetap bersikeras ingin menyalahkan diriny
Plak!“Tu-tuan, kenapa? Oh, mungkin Tuan menginginkan permainan dengan cara yang kasar.” Secara perlahan Pramugari mulai membuka baju beruniform nya sedikit demi sedikit. Tak lupa ia melayangkan tatapan penuh menggoda ke arah Vince. Dengan wajah dingin dan tatapan cukup tajam yang bisa mematikan, Vince tujukan ke arah pramugari itu.Sungguh Vince merasa begitu jijik melihat wanita jalang dan murahan seperti ini. Sedikit pun ia tak merasa tergoda sama sekali. Malah saat ini ia terasa ingin mencabik-cabik tubuh wanita itu hingga hancur. Tanpa aba-aba, Vince mencekik leher pramugari dengan kuat. “Arghh!! Sa-sakit… Lepaskan saya!” “Apa kamu tidak malu berperilaku seperti ini? Benar-benar wanita murah! Ck… Kamu pikir aku akan tergoda dengan jalang seperti kamu!” “Jangan mimpi!! Aku sudah punya istri yang jauh lebih baik dan lebih berharga dari semua wanita di dunia dan kehidupan ini! Camkan itu, wanita jalang!” “Ampun, Tuan! To-tolong lepaskan saya!” Melihat pramugari itu kesulitan u
“Ingat, aku tau semua rahasia kalian! Hati-hati, Bro… Jangan sampai membangkitkan kemarahan dewa singa yang sedang tidur!” “Tidak perlu sok dekat sama saya!”“Mawar upss Qiara! Take care… Suatu saat aku akan membuktikan bahwa semua yang kamu pikirkan soal aku itu salah!” Melihat Arthur yang semakin dekat dengan sang istri membuat Vince dengan segera memegang tangan Qiara. Sesungguhnya ia merasa menyesal karena telah mengatakan hal yang tidak pantas seperti tadi. Hanya karena hatinya sedang merasa kesal setelah melihat Qiara berbicara bersama lelaki lain, membuat dirinya tak mampu untuk menahan rasa aneh yang menyerang dirinya kala itu. Apa itu tandanya ia mulai cemburu? Vince merasa bingung dengan perasaannya sendiri. “Nona, Tuan menantu, ternyata kalian di sini! Kami sedari tadi mencari Nona, karena tadi sudah ada pengumuman menyatakan panggilan terakhir untuk masuk ke dalam pesawat.” “Pfft! Hahaha… Ada-ada aja deh, Tuan menantu! Baiklah, ayo jalan.” “Qiara, aku minta maaf kare
“Hmm…” “Hmm, doang katamu, KAK!! Hampir belasan kali aku nelpon, baru ini diangkat! Buang aja deh kak ponselmu itu!” Quantrell menjauhkan ponsel dari kupingnya karena sang adik berbicara separuh berteriak. Dia yang sedang bersenang-senang sedari tadi merasa terganggu akan panggilan demi panggilan yang dilakukan oleh adik lelakinya itu.“Kalau cape istirahat, bego! Bukan malah marah-marah gak jelas seperti ini. Sudah dulu. Aku masih ada kerjaan yang harus dilakukan!” “Qiara dimana?” “Siapa yang ngasih info soal Qiara?” “Dih, kok malah nanya balik sih! Dari tadi aku terus menanyakan keberadaan Qiara! Budek ya!!! Mama, papa juga khawatir tuh sama anak perempuan mereka.”“Loh, kok bisa? Tapi kamu tidak cerita kan, sama mereka bahwa aku ada disini!” “Soal itu jangan khawatir! Walaupun begini, aku lebih tahan menyimpan rahasia dari yang di sana…”Quantrell memutar bola matanya jengah saat mendengar sindiran kata dari sang adik. Ia meminta penjelasan dari Qiang terlebih dahulu sebelum
“Uhuk, uhuk!” Qiara terbatuk saat mendengarkan pertanyaan spontan dari Vince. Vince masih menanti jawaban seperti apa akan dikatakan oleh Qiara. Dia juga bukanlah orang bodoh yang hanya mengiyakan semuanya. Dari awal ia sudah merasa ada yang salah semenjak kedatangan bodyguard sang mertua. Ditambah ada lelaki misterius yang sering berbicara dengan Qiara saat ia tak bersama dengan istrinya itu. Jujur saja saat ini juga ia bisa merasakan mereka sedang diperhatikan oleh seseorang. Semua ini benar-benar tidak membuatnya merasa nyaman. “Aku sudah pernah katakan, jangan-”“Masuk campur urusanku! Iya, aku mengerti soal itu. Tapi semakin kesini aku merasa ada yang aneh. Lelaki yang senantiasa mengenakan hoodie, semua yang mengenal kamu juga pasti akan segera membungkukkan tubuh mereka!” “Kamu sebenarnya siapa, Qiara?” Sambung Vince. “Dulu aku pernah ngasih tau pekerjaanku yang sebenarnya! Tapi kamu tetap memilih untuk tidak ingin percaya. Ya itu salah kamu sendiri!” “Ya, aku tau kamu te
Setelah melewati pagi yang penuh dengan cekcokan tanpa ada seorangpun yang mau mengalah terlebih dahulu, eh kini malah keduanya sedang asyik menonton film bersama. Vince yang merasa jengah dan bosan seharian di kamar akhirnya memilih untuk membuka televisi dan mencari cerita di Netflix.Saat melihat Vince begitu larut ketika menonton film aksi yang ia pilih, membuat Qiara merasa penasaran seperti apa cara dan trik si tukang pemain film. Lalu ia pun secara diam-diam duduk di sofa yang sama dengan sang suami. “Yah! Kok lemah banget sih pameran utamanya. Harusnya kan dia tidak bertele-tele saat ingin menghajar lawannya.” Ketus Qiara. “Ya, suka-suka dia lah. Kok malah kamu yang sewot! Ini ngapain kamu ikut duduk di sini?” “Ya, suka-suka aku lah!” Qiara membalas dengan nada mengejek. “Ck! Kalau mau nonton, jangan berisik, jangan protes apa pun itu! Aku lagi malas mendengarkan suara jelekmu!” Mendengar itu membuat Qiara menampar bahu Vince dengan kuat. Tiada hari tanpa lelaki itu menje
Tak lama kemudian, panggilan dari Qiara pun dijawab oleh sang mama. Ya, Qiara menelpon mamanya karena ingin memastikan apakah reaksi mamanya akan sama seperti sang mertua. Ada rasa khawatir yang menerpa dalam dirinya. “Eh, pucuk dicita ulam pun tiba! Kebetulan mama baru aja mau melakukan panggilan video call ke kamu, Sayang. Gimana kabar kalian di sana?” “Dingin, Ma! Qiara gak betah lama-lama di sini.” “Kan sekarang anak mama udah gak sendiri lagi, minta peluk sana sama menantunya mama kalau lagi dingin!” Goda Thea. “Ih, mama! Apaan sih. Ma, sebenarnya Qiara mau menanyakan sesuatu nih…” Vince memberi kode pada Qiara agar tidak meneruskan pertanyaannya. Siapa tau mungkin semua ini tidak seperti yang mereka pikirkan. Begitulah kira-kira bila sedang melakukan sebuah kesalahan, pasti akan merasa kekhawatiran sepanjang waktu. “Qiara, Sayang? Kok malah melamun sih! Tadi kamu mau tanya apa sama mama?” “Anu, Ma! Qiara mau minta tip buat menggoda suami!” Separuh berbisik Qiara menanyaka
“Kamu kenapa, Honey? Kok pucat begitu sih wajahnya? Sini biar aku obati kalau sakit!” Qiara masih dalam mode ingin mengerjai Vince. Siapa suruh lelaki itu dengan lancang berani mengganggu privasinya yang ada di dalam ponsel miliknya. Dengan wajah yang dibuat sepolos yang mungkin, Qiara menatap sang suami. Sadar Qiara masih ingin mengerjai dirinya, membuat Vince ingin membalas permainan yang sedang Qiara lakukan. Secara perlahan, dengan wajah datarnya Vince berjalan menuju ke arah Qiara. Dan ya, itu berhasil membuatkan wanita itu melototkan matanya. “Benar-benar sudah gila ya kamu! Jangan mendekat, kamu mau ngapain sih!” “Hanya wanita yang otaknya mesum saja akan berpikir yang aneh-aneh! Jangan geer, aku hanya ingin mengambil ponselku saja, istriku sayang!” Vince tersenyum smirks. “Ya ya ya, si paling tau apa isi otak manusia! Padahal aku mengira kamu mendekat karena pengen muntah di sini. Kalau sampai itu terjadi, aku bisa pastikan kamu bakal babak belur di tanganku!” “Sok kuat!