“Pokoknya selama kita masih terikat dengan kontrak, kamu gak boleh pergi kalau aku tidak mengizinkan! Kalau kamu tetap bersikeras maka aku juga akan ikut denganmu,” Qiara memutar bola matanya. Ternyata menikah tanpa cinta membuat dirinya merasa seperti burung yang sedang terperangkap di dalam sebuah sangkar. Tidak bisa bebas untuk membuat keputusan seperti yang sebelumnya. “Ya, Sudah! Hantar aku ke kamarku. Pokoknya aku gak mau kamar yang kecil. Aku mau kamar yang sama besar seperti yang kamu punya. Kalau gak, aku akan pergi dari sini!” “Ck! Kamu bisa pakai kamar aku selama kita masih hidup bersama. Aku bisa tidur di kamar yang berada di sebelah kamarmu! Tapi ingat ini, jangan pernah asal menyentuh barang-barangku!” “Ok! Vince, apa besok aku bisa pergi mengunjungi Ryan di rumah sakit? Bagaimanapun juga, dialah yang sudah menyelamatkan aku dari ditusuk sama Darwina!” Ada rasa tidak rela di dalam hati Vince untuk membiarkan Qiara pergi seorang diri. Vince merasa bingung dengan dir
“VINCE!” Teriak Qiara.Sadar dirinya saat ini sedang menjadi perhatian, Qiara menundukkan badannya tanda minta maaf. Bisa-bisanya dia lupa bahwa saat ini dirinya masih berada di dalam rumah sakit. Saat Qiara hendak melangkahkan kakinya, terasa tangannya ditarik sedikit sama anak kecil yang terlihat sangat pucat.Vince memutar kembali ke arah Qiara setelah melihat ada seorang anak kecil sekitar usia 10 tahun dan seorang nenek yang terlihat bungkuk berada di dekat istrinya. Wajah nenek itu hampir tidak terlihat. “Ini kenapa ya megang-megang tangan istri Saya?” Tanya Vince dengan wajah yang dingin. Qiara menyikut pinggang Vince. Dia memberi kode kepada sang suami untuk menutup mulutnya. Belum lagi Qiara melihat orang-orang di sekitar memandang ke arah mereka dengan tatapan penuh penasaran. Qiara berpikir mereka mungkin jijik melihat anak kecil dan seorang nenek yang pakaian nya sudah compang-camping. “Ya adik kecil?Apa ada yang bisa kakak bantu?” Qiara hampir berjongkok untuk menyamak
“Apa ada yang kalian rahasiakan dari kami?” Tanya Thea kembali dengan nada yang santai. Alexander dan Verill langsung menoleh ke arah tiga wanita yang kini saling melontarkan pertanyaan. Qiara yang melihat raut wajah mamanya juga Nelly hanya terlihat seperti biasa dengan pertanyaannya, lalu mencoba membuang jauh-jauh rasa curiga yang ia rasakan.“Nggak kok! Emang kita punya rahasia, Honey?” Vince mengerutkan dahinya setelah Qiara berbalik menanyakan pada dirinya. Qiara tersenyum manis memandang ke arah Vince. “Iya! Yang dikatakan sama Qiara benar kok! Mana mungkin kami berdua punya rahasia,” “Lalu kenapa kamu menanyakan pertanyaan yang aneh seperti tadi?” Alexander bertanya dengan nada penasaran. “Karena Qiara–”“Kapan mau diminum air nya Qiara, Vince? Nanti keburu dingin loh. Ayo diminum dulu,” Nelly memotong percakapan Qiara sambil menunjuk gelas berisi air putih yang baunya agak sedikit aneh. Vince dan Qiara pun meneguk air itu dengan penuh rasa keterpaksaan. Thea juga Nelly
“Hey, wanita pelacur! Mana pacar aku, Vince?” “Apa? Aku gak dengar! Bisa kamu ulangi kembali kata-kata kamu tadi, Girl?” Qiara masih menanyakan dengan mode santai. Marsha tersenyum meremehkan Qiara yang terlihat polos dan seperti orang bodoh. Vince yang mendengar kedatangan Marsha sengaja memilih untuk bersembunyi dan melihat seperti apa cara Qiara membalas mantannya. “Ck! Simpan sedikit kebodohan kamu itu! Bagaimana bisa Vince menikahi perempuan bodoh seperti kamu. Pelacur dan pelakor murahan!” “Pelacur dan pelakor? Kamu ngelawak ya, Girl. Nih aku mau memberi saran sama kamu, move on gih! Sekarang kamu kalah, aku yang menang! Kamu itu hanya mantan Vince sebelum Vince kenal sama aku. Sadar diri dikit dong, Girl!” Tok! Tok! Tok! Muncul lelaki yang memakai baju warna hijau di depan pintu. Kebetulan Qiara belum menutup pintu setelah kedatangan Marsha. Marsha menatap tajam ke arah ojol yang secara tiba-tiba muncul itu. “Maaf mengganggu! Apa ini benar pesanan dari–”“Vince? Iya bena
“Ya ampun! Jangan kaget gitu lah wajahnya. Hahaha! Aku bercanda doang kok,” “Dih, siapa yang kaget! Aku juga gak peduli kamu mau pulang dalam keadaan seperti apa. Bukan urusan aku sama sekali! Cuma kamu jangan macam-macam sama lelaki lain di luar sana saat kita masih suami istri!” Qiara hanya tersenyum manis dan menganggukkan kepalanya untuk mengiyakan kata-kata Vince. Moodnya benar-benar membaik setelah melakukan sesuatu yang sudah ia pendam selama ini. Malam pun berlalu dengan cepatnya. Keesokan paginya mereka berdua dikejutkan dengan kedatangan orang tua mereka yang secara tiba-tiba muncul di dapur. Untung saja saat ini mereka berdua sedang sarapan bersama. Seandainya keduanya masih berada di dalam kamar pasti mereka bakal ketahuan. “Mama, Papa! Kok kalian main masuk aja sih? Gimana kalau kami sedang melakukan hal yang aneh-aneh saat kalian main masuk tanpa permisi!” Vince berkata dengan dingin. “Iya deh, iya! Mama janji ini terakhir kalinya kami masuk tanpa keizinan kalian. M
“Kalau hanya seminggu di sana, bisa nggak?” Tanya Qiara nada manja ke arah mamanya. “Kan kemarin sudah mama bilang, gak boleh! Minimum tiga minggu baru kalian bisa pulang. Soal kerjaan gak usah khawatir. Kan sudah dititipkan sama orang kepercayaan kalian masing-masing!” “Ah... Mama gak asik banget sih!” Qiara langsung menggandeng tangan Vince dengan sangat mesra. Dia ingin membuat lelaki itu jengkel karena suaminya itu dari kemarin tampak seperti benar-benar ingin pergi untuk meraikan bulan madu mereka ke Paris. Vince begitu asyik memandang pemandangan kota yang begitu sibuk dari kaca mobil, secara tiba-tiba Vince merasakan ada sebuah cubitan kecil di bagian pinggulnya. Qiara tersenyum dengan penuh arti saat Vince menoleh ke arahnya.Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju ke bandara. Qiara merasa resah karena dia harus menunda untuk memberikan Darwina pelajaran. Setelah tiba di sana nanti dia akan memikirkan cara untuk pulang kembali ke kota ini dengan cepat. “Semua dokum
“Tapi bo’ong! Aku, gak bisa jauh dari kamu… Tidak akan pernah terjadi di dalam kehidupan ini!” Vince tersenyum sinis. Mendengarkan itu, otomatis tangan Qiara membanting bantal yang ada di tangannya. Dia merasa jengkel mendengarkan kata-kata Vince. Sifat Vince terkadang bisa manis hingga membuat hatinya merasa deg degan. Kini sepertinya ia harus membiasakan dirinya untuk tidak mudah merasa jatuh cinta kembali. Manakala tidak jauh dari kamar Qiara dan Vince ada seorang lelaki yang memakai hoodie menatap dengan penuh tajam ke arah kamar pasutri yang baru saja tiba itu. Pandangannya terlihat mengandungi seribu arti. “Mereka telah tiba! Aku akan memerhati mereka selama mereka ada di sini!” “Ha ha ha, selamat menikmati! Kamu akan mengerti dengan sendiri apa yang sudah aku sampaikan soal mereka. Tapi ingat ini, jangan sampai ketahuan kamu berada di sana. Ingat sama rencana kita!” “Kamu sok ngatur-ngatur aku sekali lagi, bisa ku pastikan batang lehermu akan ku patahkan saat kita bertemu
“Kamu kenapa panik begitu? Mana jelek banget lagi namanya, Mawar Sakura Berduri! Gak jelas sekali orang yang ngasih nota ini!” Qiara memilih diam dan berlalu meninggalkan Vince yang masih menikmati sarapannya. Seleranya terasa mati setelah mendapat nota itu. Hanya satu orang yang selalu memanggil nama gelarannya dengan penuh. Akhirnya Qiara memutuskan untuk berjalan-jalan secara bersendirian. Vince segera menyudahi aktivitas nya setelah menyadari Qiara telah menghilang dari restoran itu. Dengan wajah yang dingin ia melangkahkan kakinya mencari keberadaan istrinya. Puas mencari kesana kemari, akhirnya Vince pun menemui Qiara sedang berbicara dengan raut wajah yang serius bersama seorang lelaki yang mengenakan hoodie berwarna merah. “Apa lelaki itu yang telah memberikan nota pada, Qiara? Seperti yang dikatakan sama pelayan tadi?” Gumam Vince. “Qiara!” Lelaki yang sedang berbicara dengan Qiara segera pergi setelah melihat Vince sedang berjalan menghampiri mereka. “Kamu kok pergi ga
“Kuat lagi dong pukul nya! Dasar istri suka melakukan KDRT…” “Cemen banget sih jadi laki! Buruan ganti fotonya!!” “Aku tidak mau…” “Hufft, dasar lelaki mesum!” Dengan wajah yang ditekuk, Qiara kembali melakukan pekerjaannya. Vince tertawa jahil di dalam hatinya kala melihat reaksi sang istri. Ia sengaja menggunakan foto, saat Qiara lagi tidur dalam keadaan tersenyum sambil memeluk tubuhnya. Dia mengambil foto itu ketika usai dari melakukan aktivitas di atas ranjang layaknya bagai suami istri sungguhan. Secara diam-diam, Vince merasa berterima kasih pada Nelly serta Thea.Mereka mengulang kembali malam penuh desahan kala itu, karena telah dijebak dengan sebuah minuman. Qiara yang sudah tidak merasa kuat karena ulahnya, akhirnya tertidur dengan pulas.“Melamun aja terus! Dasar lelaki tidak peka!! Sekarang ayo gantian, kamu lagi yang membereskan semua ini. Aku cape!” “Cape ya udah, istirahat sana! Kan bisa dilakukan lagi besok pagi.”“Aku tidak suka melakukan sesuatu pekerjaan tanp
Qiara mengangkat sebelah alisnya sembari menunggu lanjutan kata dari Vince. Ia merasa jengkel kala melihat ekspresi wajah suaminya saat ini. Senyuman yang Vince ukirkan padanya seolah-olah sedang berkata bahwa dia mengetahui akan sesuatu tentang dirinya. “Sebenarnya kamu, lesbi kan? Tadi aku sudah mendengar semuanya. Aku tau kamu bohong saat bilang ingin ke toilet! Ternyata malah pergi bertemu dengan selingkuhannya. Ck! Sesama perempuan pula.” “Ingin rasanya aku menganugerahkan sebuah sertifikat manusia paling tolol, gila, stress, jelek ke kamu!!! Makanya, jadi manusia tuh jangan sok tau!” “Lalu wanita cantik yang kamu temui tadi siapa? Makanya kalau sedang menelepon, dilihat-lihat dulu panggilannya, apa sudah bersambung atau tidak! Nah, ketahuan kan jadinya kalau kamu lesbi.” “Oho, kamu nguping ternyata! Apa kamu tidak tau gimana cara menghormati privasi seseorang, huh!” Ketus Qiara. Vince menatap datar ke arah Qiara. Istrinya itu tetap bersikeras ingin menyalahkan diriny
Plak!“Tu-tuan, kenapa? Oh, mungkin Tuan menginginkan permainan dengan cara yang kasar.” Secara perlahan Pramugari mulai membuka baju beruniform nya sedikit demi sedikit. Tak lupa ia melayangkan tatapan penuh menggoda ke arah Vince. Dengan wajah dingin dan tatapan cukup tajam yang bisa mematikan, Vince tujukan ke arah pramugari itu.Sungguh Vince merasa begitu jijik melihat wanita jalang dan murahan seperti ini. Sedikit pun ia tak merasa tergoda sama sekali. Malah saat ini ia terasa ingin mencabik-cabik tubuh wanita itu hingga hancur. Tanpa aba-aba, Vince mencekik leher pramugari dengan kuat. “Arghh!! Sa-sakit… Lepaskan saya!” “Apa kamu tidak malu berperilaku seperti ini? Benar-benar wanita murah! Ck… Kamu pikir aku akan tergoda dengan jalang seperti kamu!” “Jangan mimpi!! Aku sudah punya istri yang jauh lebih baik dan lebih berharga dari semua wanita di dunia dan kehidupan ini! Camkan itu, wanita jalang!” “Ampun, Tuan! To-tolong lepaskan saya!” Melihat pramugari itu kesulitan u
“Ingat, aku tau semua rahasia kalian! Hati-hati, Bro… Jangan sampai membangkitkan kemarahan dewa singa yang sedang tidur!” “Tidak perlu sok dekat sama saya!”“Mawar upss Qiara! Take care… Suatu saat aku akan membuktikan bahwa semua yang kamu pikirkan soal aku itu salah!” Melihat Arthur yang semakin dekat dengan sang istri membuat Vince dengan segera memegang tangan Qiara. Sesungguhnya ia merasa menyesal karena telah mengatakan hal yang tidak pantas seperti tadi. Hanya karena hatinya sedang merasa kesal setelah melihat Qiara berbicara bersama lelaki lain, membuat dirinya tak mampu untuk menahan rasa aneh yang menyerang dirinya kala itu. Apa itu tandanya ia mulai cemburu? Vince merasa bingung dengan perasaannya sendiri. “Nona, Tuan menantu, ternyata kalian di sini! Kami sedari tadi mencari Nona, karena tadi sudah ada pengumuman menyatakan panggilan terakhir untuk masuk ke dalam pesawat.” “Pfft! Hahaha… Ada-ada aja deh, Tuan menantu! Baiklah, ayo jalan.” “Qiara, aku minta maaf kare
“Hmm…” “Hmm, doang katamu, KAK!! Hampir belasan kali aku nelpon, baru ini diangkat! Buang aja deh kak ponselmu itu!” Quantrell menjauhkan ponsel dari kupingnya karena sang adik berbicara separuh berteriak. Dia yang sedang bersenang-senang sedari tadi merasa terganggu akan panggilan demi panggilan yang dilakukan oleh adik lelakinya itu.“Kalau cape istirahat, bego! Bukan malah marah-marah gak jelas seperti ini. Sudah dulu. Aku masih ada kerjaan yang harus dilakukan!” “Qiara dimana?” “Siapa yang ngasih info soal Qiara?” “Dih, kok malah nanya balik sih! Dari tadi aku terus menanyakan keberadaan Qiara! Budek ya!!! Mama, papa juga khawatir tuh sama anak perempuan mereka.”“Loh, kok bisa? Tapi kamu tidak cerita kan, sama mereka bahwa aku ada disini!” “Soal itu jangan khawatir! Walaupun begini, aku lebih tahan menyimpan rahasia dari yang di sana…”Quantrell memutar bola matanya jengah saat mendengar sindiran kata dari sang adik. Ia meminta penjelasan dari Qiang terlebih dahulu sebelum
“Uhuk, uhuk!” Qiara terbatuk saat mendengarkan pertanyaan spontan dari Vince. Vince masih menanti jawaban seperti apa akan dikatakan oleh Qiara. Dia juga bukanlah orang bodoh yang hanya mengiyakan semuanya. Dari awal ia sudah merasa ada yang salah semenjak kedatangan bodyguard sang mertua. Ditambah ada lelaki misterius yang sering berbicara dengan Qiara saat ia tak bersama dengan istrinya itu. Jujur saja saat ini juga ia bisa merasakan mereka sedang diperhatikan oleh seseorang. Semua ini benar-benar tidak membuatnya merasa nyaman. “Aku sudah pernah katakan, jangan-”“Masuk campur urusanku! Iya, aku mengerti soal itu. Tapi semakin kesini aku merasa ada yang aneh. Lelaki yang senantiasa mengenakan hoodie, semua yang mengenal kamu juga pasti akan segera membungkukkan tubuh mereka!” “Kamu sebenarnya siapa, Qiara?” Sambung Vince. “Dulu aku pernah ngasih tau pekerjaanku yang sebenarnya! Tapi kamu tetap memilih untuk tidak ingin percaya. Ya itu salah kamu sendiri!” “Ya, aku tau kamu te
Setelah melewati pagi yang penuh dengan cekcokan tanpa ada seorangpun yang mau mengalah terlebih dahulu, eh kini malah keduanya sedang asyik menonton film bersama. Vince yang merasa jengah dan bosan seharian di kamar akhirnya memilih untuk membuka televisi dan mencari cerita di Netflix.Saat melihat Vince begitu larut ketika menonton film aksi yang ia pilih, membuat Qiara merasa penasaran seperti apa cara dan trik si tukang pemain film. Lalu ia pun secara diam-diam duduk di sofa yang sama dengan sang suami. “Yah! Kok lemah banget sih pameran utamanya. Harusnya kan dia tidak bertele-tele saat ingin menghajar lawannya.” Ketus Qiara. “Ya, suka-suka dia lah. Kok malah kamu yang sewot! Ini ngapain kamu ikut duduk di sini?” “Ya, suka-suka aku lah!” Qiara membalas dengan nada mengejek. “Ck! Kalau mau nonton, jangan berisik, jangan protes apa pun itu! Aku lagi malas mendengarkan suara jelekmu!” Mendengar itu membuat Qiara menampar bahu Vince dengan kuat. Tiada hari tanpa lelaki itu menje
Tak lama kemudian, panggilan dari Qiara pun dijawab oleh sang mama. Ya, Qiara menelpon mamanya karena ingin memastikan apakah reaksi mamanya akan sama seperti sang mertua. Ada rasa khawatir yang menerpa dalam dirinya. “Eh, pucuk dicita ulam pun tiba! Kebetulan mama baru aja mau melakukan panggilan video call ke kamu, Sayang. Gimana kabar kalian di sana?” “Dingin, Ma! Qiara gak betah lama-lama di sini.” “Kan sekarang anak mama udah gak sendiri lagi, minta peluk sana sama menantunya mama kalau lagi dingin!” Goda Thea. “Ih, mama! Apaan sih. Ma, sebenarnya Qiara mau menanyakan sesuatu nih…” Vince memberi kode pada Qiara agar tidak meneruskan pertanyaannya. Siapa tau mungkin semua ini tidak seperti yang mereka pikirkan. Begitulah kira-kira bila sedang melakukan sebuah kesalahan, pasti akan merasa kekhawatiran sepanjang waktu. “Qiara, Sayang? Kok malah melamun sih! Tadi kamu mau tanya apa sama mama?” “Anu, Ma! Qiara mau minta tip buat menggoda suami!” Separuh berbisik Qiara menanyaka
“Kamu kenapa, Honey? Kok pucat begitu sih wajahnya? Sini biar aku obati kalau sakit!” Qiara masih dalam mode ingin mengerjai Vince. Siapa suruh lelaki itu dengan lancang berani mengganggu privasinya yang ada di dalam ponsel miliknya. Dengan wajah yang dibuat sepolos yang mungkin, Qiara menatap sang suami. Sadar Qiara masih ingin mengerjai dirinya, membuat Vince ingin membalas permainan yang sedang Qiara lakukan. Secara perlahan, dengan wajah datarnya Vince berjalan menuju ke arah Qiara. Dan ya, itu berhasil membuatkan wanita itu melototkan matanya. “Benar-benar sudah gila ya kamu! Jangan mendekat, kamu mau ngapain sih!” “Hanya wanita yang otaknya mesum saja akan berpikir yang aneh-aneh! Jangan geer, aku hanya ingin mengambil ponselku saja, istriku sayang!” Vince tersenyum smirks. “Ya ya ya, si paling tau apa isi otak manusia! Padahal aku mengira kamu mendekat karena pengen muntah di sini. Kalau sampai itu terjadi, aku bisa pastikan kamu bakal babak belur di tanganku!” “Sok kuat!