Share

Bermimpi

Penulis: shunkin
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-04 11:30:21

Sekembalinya ke Desa, Wu Jian menceritakan semuanya pada Ketua Desa. Kaisar sedang mengunjungi tempat Lin Guang saat ini, ia tidak bisa ke sana. Karena itu, rumah Ketua Desa menjadi tujuannya.

Wu Jian menangis dalam diam. Ketua Desa tidak bisa berkata apa-apa. Dibiarkannya anak itu menumpahkan segalanya. Wu Jian tidak pernah menangis sejak kecil, bahkan ketika Ayahnya meninggal atau ibunya tidak kembali. Tetapi sepertinya ia tidak bisa menerima kenyataan hari ini. Satu-satunya yang tak bisa ia lepas adalah Lin Guang.

"Apa yang harus aku lakukan, Ketua? Aku ... aku ... menyukai Lin Guang ... "

Ketua Desa memalingkan wajah. "Aku tidak punya jawabannya. Maaf, Wu Jian."

Wu Jian tidak tahu mengapa ia harus mengalami kepahitan ini. Apakah Dewa sedang mengutuknya? Mungkin saja ia pernah melakukan kesalahan besar tanpa ia sadari. Tapi apa? Apa yang telah ia lakukan hingga harus kehilangan Lin Guang?

Mimpinya sejak dahulu adalah menikahi Lin Guang. Bersanding bersama dan hidup dengan damai di tempat ini hingga rambut keduanya memutih. Mungkin bermain dengan anak-anak mereka, lalu saling tertawa hingga hari berlalu tanpa disadari oleh mereka.

"Dengar, Wu Jian. Kau bisa menjadi Kasim di istana. Tapi jika kau melakukannya, kau tidak akan bisa punya anak. Keputusan ada di tanganmu."

Tentu saja Wu Jian ingin punya anak. Tetapi apakah itu bisa terjadi saat ini? Ia sudah berjanji akan menjaga Lin Guang kepada ibunya. Jika ia membiarkan Lin Guang pergi sendiri, bukankah ia akan melanggar janjinya?

"Aku tidak tahu, Ketua ... ukh ... "

Wajah pemuda itu terlihat kacau. Lantas ia berpamitan untuk pergi dari sana. Ketua Desa tidak bisa melihatnya, terlalu menyedihkan. Dalam hati ia juga menanyakan hal yang sama pada Dewa.

Kenapa ini harus terjadi?

***

Lin Guang tidak tahu apakah ini benar atau salah. Ibunya hanya diam meski sedari tadi Kaisar menjelaskan tujuannya datang kemari. Lin Guang sendiri lebih memilih tidak memenuhi permintaan Kaisar, tapi jika ia salah langkah, seluruh penduduk di Desa yang akan jadi taruhannya.

"Lakukan apa yang ingin kau lakukan, Lin Guang. Kau sama saja seperti Wu Xing, pergi begitu saja dari hidupku dan meninggalkanku. Aku tahu kau juga sudah bosan hidup seperti ini. Maaf karena—"

"Ibu, bukan seperti itu. Aku—aku hanya mencoba membantu Desa ini."

Lin Li tidak melihat ke arah anaknya. Ia hanya melamun ke sisi lain sembari menggoyangkan kursi. Lin Guang tidak bisa melihat ibunya yang seperti itu. Dua minggu telah berlalu dan Lin Li terlihat semakin kurus.

"Ibu juga bisa ikut bersamaku." bujuk Lin Guang.

"Tidak." Nada bicara Lin Li berubah. Ia menatap nyalang pada Kaisar yang bertamu di rumahnya hari itu. "Lebih baik aku mati di tempat ini daripada harus ke sana."

Lin Guang tidak tahu ada apa, tapi kenapa ibunya bisa berbicara seperti itu pada Kaisar? Bukankah itu terlalu kasar? Lin Guang dengar, bila menentang perintah Kaisar, bisa mendapat hukuman mati. Apakah itu benar? Kalau begitu, ia harus memohon pada Kaisar agar memaafkan ibunya.

"Lin Li, dengarkan dulu. Aku akan menikahkannya dengan Zhen Shui. Tahun depan, Zhen Shui akan menggantikan posisiku."

"Zhen Hao," Lin Li berdiri dari kursinya sambil menunjuk. "Kau hanya mencari-cari alasan agar aku ke sana saja, 'kan? Apa kau tidak puas setelah membunuh suamiku?! Katakan padaku, Zhen Hao! Katakan! Kenapa aku harus mendengarkan orang yang sudah membunuh suamiku?!"

Lin Guang terkejut. Ia baru pertama kali mendengar soal ini.

"Kau tidak pernah berhenti mengejarku bahkan hingga aku sudah tua! Berhenti melakukan itu dan kembalilah ke istanamu yang megah itu!"

"Lin Li, aku datang dengan baik-baik. Tapi kalau kau terus seperti ini, aku akan menggunakan cara paksaan."

"Gunakan saja! Kau pikir aku takut padamu?! Bunuh aku sekarang juga!"

"Ibu, jangan bilang seperti itu!" Lin Guang menghampiri ibunya dan berusaha menenangkannya. Meski masih banyak pertanyaan dalam kepalanya, tapi itu tidak penting sekarang.

"Pergi saja kau, Lin Guang! Jangan temui aku lagi setelah ini!"

Wu Jian baru saja tiba di depan rumah Lin Guang ketika keributan itu terjadi. Lin Guang diusir keluar oleh ibunya sendiri. Wu Jian terkejut melihatnya, tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Lin Guang menangis, memohon agar ibunya kembali membukakan pintu rumah untuknya. Di sebelahnya, Kaisar hanya menghela napas.

Wu Jian sudah memutuskan, tidak akan meninggalkan Lin Guang apapun yang terjadi. Kalau bukan dia yang melindungi Lin Guang, siapa lagi? Lantas ia menuju ke arah Kaisar dan memberikan penghormatan. Wu Jian bersujud di depan kaki itu.

"Izinkan saya ikut bersama Lin Guang sebagai seorang Kasim."

***

Lin Guang hanya diam di sepanjang perjalanan mereka menuju ke istana. Wu Jian tidak bisa berkomentar apa-apa, ia juga masih belum bisa menerima kenyataan ini. Bayangan Lin Guang akan menikah dengan orang lain saja membuatnya begitu perih.

Mereka sampai ke istana setelah sepuluh hari perjalanan. Lin Guang diantar menuju ruangan barunya oleh para pelayan. Sementara Wu Jian harus melakukan pelatihan beberapa hari sebagai seorang Kasim. Lin Guang kini hanya sendirian di dalam sana.

Ia terus teringat perkataan ibunya. Sampai kini tidak hilang dari kepalanya. Pangeran Zhen Shui baru akan kembali minggu depan dari luar negeri. Selama masa menunggu, Lin Guang menggunakan waktunya hanya dengan memikirkan sang ibu.

"Pergi! Kau bukan anakku!"

Lin Guang memejamkan mata. Sangat menyakitkan saat mengingatnya. Kenapa ibunya semarah itu? Apa Lin Guang telah melakukan kesalahan? Kalau iya, seharusnya ibunya bilang. Dengan begitu, Lin Guang akan memperbaiki sikapnya.

Seminggu akhirnya berlalu. Mereka bertemu di salah satu ruangan yang besar. Kaisar juga ada di sana, memperkenalkan keduanya. Pangeran Zhen Shui sangat gagah dan tampan, tapi sama sekali tidak membuat Lin Guang tertarik. Mungkin karena mereka hanya belum saling mengenal.

Kaisar meninggalkan mereka, memberi waktu hingga jam makan siang. Lin Guang tidak tahu harus mengatakan apa. Tetapi Pangeran Zhen Shui tiba-tiba saja berbicara.

"Kau pasti dipaksa kemari, aku minta maaf."

"Ti-tidak. Saya yang harusnya minta maaf. Anda adalah seorang Pangeran."

Zhen Shui mengernyit. "Ayah belum cerita padamu, ya? Kudengar kau puteri bibi Lin Li."

Bibi?

Zhen Shui berdehem. Ia kemudian menjelaskan semuanya. Nama ibu Lin Guang yang sebenarnya adalah Luo Yifan. Dia adalah puteri dari kerajaan Cu yang seharusnya menikah dengan Ayahnya, tetapi ia menolak dan memilih seseorang yang berasal dari Desa Liao. Ayah Lin Guang dulunya adalah salah satu prajurit di istana ini.

Karena itu juga, perang terjadi, hingga bertahun-tahun lamanya. Sampai mereka memiliki anak. Ayah Lin Guang dan Wu Jian juga harus membantu. Sangat disayangkan mereka turut menjadi korban.

Lin Guang kini mengerti mengapa ibunya seperti itu.

"Sepertinya Ayah memang tidak menyerah soal bibi, meski aku sudah sebesar ini. Maaf kalau kau merasa marah setelah aku bercerita."

"Tidak, Pangeran. Saya justru berterima kasih."

"Sebenarnya aku tidak ingin memaksamu, kalau kau tidak mau, kau bisa pergi."

Kalau saja memang semudah itu untuk lari. Tetapi Kaisar telah membuatnya berjanji, dengan imbalan bantuan kepada Desa Liao. Lin Guang hanya tersenyum kikuk. "Akan saya pikirkan dengan baik."

***

Hari berikutnya dihabiskan dengan Lin Guang menonton kebolehan Zhen Shui. Pangeran sangat berbakat dalam berkuda, membuat Lin Guang kagum. Mereka pun makan siang bersama setelahnya. Lin Guang yang terbiasa membantu ibunya turut menyiapkan makan untuk sang pangeran. Zhen Shui bilang tidak perlu, tapi Lin Guang sedikit memaksa. Lin Guang pun mengungkapkan kekagumannya tanpa ragu.

Dari kejauhan, Wu Jian melihat semua itu. Ia menyelesaikan latihannya pagi ini, berniat menengok Lin Guang sebentar karena kemarin ia tidak bisa pergi dari latihannya. Wu Jian mengepal erat tangannya, pemandangan ini begitu menyesakkan dada. Tapi tidak ada yang bisa dilakukan Wu Jian sekarang, maka ia melanjutkan berjalan.

Suatu hari nanti, ia akan merebut Lin Guang kembali.

Bab terkait

  • Mimpi Tentangmu   Kenyataan

    Malam ini langit terlihat cerah.Lin Guang sedang menemani Zhen Shui di ruangannya. Zhen Shui berbaik hati memberikan beberapa buku pada Lin Guang untuk dibaca. Katanya, Lin Guang bisa membaca mereka bila bosan."Apa ini tidak berlebihan, Pangeran?""Kurasa tidak. Kau calon istriku, tidak ada salahnya belajar."Pipi Lin Guang bersemu merah. "T-tapi saya tidak bisa membaca, Pangeran."Zhen Shui menaikkan alis. "Bukan masalah. Aku bisa mengajarimu sekarang.""Be-benarkah? Terima kasih banyak, Pangeran!" Seru Lin Guang riang.Sejak saat itu, setiap malam Lin Guang selalu pergi ke ruangan Zhen Shui. Wu Jian tidak bisa mencegahnya, ia tak punya hak. Dan ia tidak perlu menaruh curiga, karena ia tahu Lin Guang tidak akan berbohong padanya. Di pagi hari ia akan bangun dengan wajah gembira. Wu Jian seharusnya turut senang, tapi tidak bisa."Minum tehmu dulu. Hari ini kau ada pelajaran Guqin.""Wu Jian, dengar. Sekarang aku mulai

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-04
  • Mimpi Tentangmu   Mencari kebenaran

    "Kudengar kau sangat ahli dalam seni pedang, Kasim Wu Jian."Wu Jian baru saja kembali dari dapur ketika seseorang mencegatnya. Rambutnya panjang, memiliki warna hitam dan putih. Perawakannya pun tinggi. Wu Jian melihat seksama, ia mengenakan pakaian prajurit. Lantas Wu Jian membungkuk hormat."Maaf, permisi.""Hei, jangan begitu. Bermainlah denganku sebentar.""Saya punya banyak urusan.""Kau takut?"Tidak, Wu Jian tidak pernah takut pada apapun. Pria itu hanya memancingnya. Ia tak boleh terbawa perasaan. Baru saja Wu Jian hendak melangkah,"Oh, kau pelayan wanita desa itu, bukan? Aku tidak mengerti apa yang dipikirkan Kaisar. Memilih wanita murahan untuk puteranya."Wu Jian berbalik dan hendak memukulnya. Tetapi pria itu dengan gesit menghindar. "Wanita itu pasti sangat berharga bagimu. Kau menyukainya, 'kan?""Say

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-04
  • Mimpi Tentangmu   Warta

    Xin Yuan menyunggingkan senyum. Hari ini dia akan pergi ke tempat calon suaminya. Masih beberapa bulan sebelum pernikahan mereka, tetapi ia mendapat undangan langsung dari Kaisar negeri Ding. Beliau merupakan Ayah Zhen Shui; nama suaminya di masa depan.Kerajaan mereka telah menjalin kerjasama sejak lama, dan Xin Yuan amat mengenal Zhen Shui. Mereka sering bertemu dalam acara penting, mungkin dari sana pula ia merasa jatuh hati."Apa Anda sangat bahagia hari ini, tuan puteri?"Xin Yuan menoleh, melihat salah seorang pelayan bertanya. "Tentu saja, aku harus beradaptasi dengan kerajaan Ding. Aku harap bisa memimpin dengan baik untuk rakyatku kelak.""Saya harap itu bisa terjadi, puteri.""Terima kasih, Bibi Wu Xing. Oh iya, apa bibi benar-benar tidak mau ikut? Aku akan kesepian di sana tanpa bibi."Wu Xing hanya tersenyum kecil. "Tapi, saya tidak pantas berada di sana. Lagipula, pangeran pasti sudah menyiapkan banyak pelayan untuk Anda."

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-07
  • Mimpi Tentangmu   Kedatangan

    Lin Guang tahu bahwa ini bukanlah tempatnya. Setiap saat ia selalu mendapat pandangan sinis dari orang-orang istana. Beberapa dari mereka mempertanyakan keputusan Kaisar untuk menikahkan anaknya dengan seorang gadis desa. Walau begitu, ia akan tetap bertahan di tempat ini untuk orang-orang desanya.Hal yang ia syukuri adalah Wu Jian masih menemaninya di sini. Lin Guang tidak butuh orang lain selama Wu Jian ada untuknya. Ia dengar pelatihan kasimnya telah selesai dan kini bisa menemani Lin Guang kemanapun. Lin Guang sangat senang karena tidak benar-benar terpisah dari teman masa kecilnya.Hari ini Lin Guang menemani Zhen Shui menyambut kedatangan Xin Yuan, calon istrinya yang lain dari Kerajaan Zhe. Xin Yuan sangat cantik, anggun, juga berkelas. Wanita itu kabarnya ahli dalam membawakan syair. Berbeda jauh dengan Lin Guang yang sebelumnya bahkan tidak bisa membaca.Zhen Shui terlihat tidak peduli, tapi Lin Guang tahu bahwa

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-08
  • Mimpi Tentangmu   Benci

    "Jadi sekarang bagaimana? Sebentar lagi acara makan malam untuk menyambut Nona Xin Yuan.""Tolong bilang aku sakit perut. Aku mau makan bubur saja."Wu Jian menghela napas. Sepertinya Lin Guang benar-benar kehilangan minat hari ini. Sedari siang, ia hanya tiduran di kasurnya dan malas melakukan apa-apa. Wu Jian tidak tahu apa yang dia pikirkan, tapi sebenarnya ia berterima kasih pada teman masa kecilnya. Ia tidak perlu melihat Lin Guang bersama Zhen Shui lagi."Baiklah, aku akan ke dapur dulu. Kau tunggu di sini.""Cepat kembali, ya.""Iya. Sekarang jangan kemana-mana, ya.""Memangnya aku mau ke mana? Kau ini aneh sekali, Wu Jian."Wu Jian tersenyum tipis dan berjalan ke dapur. Namun ada sesuatu yang terasa aneh. Ia tidak melihat He Xiong di sepanjang perjalanan. Apa dia sedang berada di sisi istana yang lain? Tapi kenapa juga Wu Jian harus memikirkannya? Hah. Buru-buru ia menggelengkan kepalanya. Lebih baik ia segera membuatkan bubur

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-10
  • Mimpi Tentangmu   Pandangan

    Pagi-pagi sekali, penghormatan untuk kaisar sudah diadakan. Ini adalah sebuah kebiasaan rutin di istana, setiap pagi memang harus dilakukan untuk menghormati Kaisar dan Permaisuri. Tetapi permaisuri sendiri tidak hadir, hanya ada kaisar. Semua orang di istana diharuskan hadir dalam upacara ini. Termasuk Xin Yuan yang baru datang kemarin."Semoga kalian diberkati Dewa." Ucap Kaisar sebelum membubarkan mereka kembali.Xin Yuan menoleh, orang desa itu rupanya juga hadir dengan pelayannya. Sebenarnya ada beberapa cara untuk menyingkirkannya. Tetapi Xin Yuan tidak suka bermain cepat, dia akan melakukan ini pelan-pelan saja. Berakhir terlalu dini itu tidak akan seru, bukan?"Lin Guang," Xin Yuan setengah berlari menghampirinya. Memasang wajah penuh penyesalan yang merupakan bagian sandiwaranya."Aku minta maaf untuk semalam. Maukah kau memaafkanku?"Xin Yuan bisa merasakan tatapan tajam dari pel

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15
  • Mimpi Tentangmu   Kesepakatan

    Lin Guang melihat sekeliling dengan antusias melalui jendela di kereta kuda. Ini adalah kali pertamanya keluar istana bersama Pangeran Zhen Shui. Mereka sedang menuju kota Luo, karena dikabarkan ada masalah distribusi di daerah tersebut dalam kurun waktu seminggu belakangan."Sebaiknya kau berhati-hati nanti saat turun, Lin Guang. Kita tidak tahu itu apa. Bisa saja bandit." Peringat Zhen Shui."Bandit? Siapa mereka?" Lin Guang tidak pernah mendengar kata bandit, karena itu ia bertanya."Mereka adalah orang yang suka merampas benda milik warga." Jelas Zhen Shui secara singkat."Bukankah mereka jahat sekali?"Lin Guang tidak habis pikir. Kenapa ada orang jahat di dunia ini? Tidakkah mereka juga menginginkan untuk sebuah kedamaian? Tidak ada manfaatnya bila bermusuhan, bukan?"Kita sudah sampai, Yang Mulia."Seorang pelayan memberitahu dari luar. Zhen Shui me

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15
  • Mimpi Tentangmu   Penolakan

    "Maaf karena harus menolak permintaan Anda, Puteri Xin Yuan."Xin Yuan mundur beberapa langkah, lelaki itu sangat kukuh dalam pendiriannya. Mungkin kematian sekali pun tidak akan membuatnya gentar, huh? Akhirnya Xin Yuan juga tidak bisa memaksa."Kau boleh pergi."Wu Jian menghela napas lega. Ia segera membersihkan pecahan yang berserakan di lantai. Sementara Xin Yuan kembali meminum bir di mejanya. Sepertinya ia tengah mengalami banyak tekanan. Yah, bukan urusan Wu Jian juga, sih. Wu Jian membawa pecahan botol yang sudah dikumpulkan ke dalam kain yang selalu ia bawa di saku untuk berjaga-jaga bila terluka dan perlu menyumbat darah."Saya permisi, Puteri Xin Yuan.""Pergi saja."Wu Jian sedikit kasihan melihatnya minum seperti orang tidak waras, namun apa pedulinya? Selama Lin Guang tidak apa-apa, itu sudah cukup baginya. Kapan dia akan kembali? Wu Jian harap tidak lama lagi.Sore hari, rombongan Zhen Shui sudah kembali. Wu Jian turut

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-18

Bab terbaru

  • Mimpi Tentangmu   Hati

    "Kerja bagus, Wu Jian. Sepertinya kau mengubah pandanganku terhadapmu."Wu Jian hanya diam mendengarkan perkataan Pangeran Zhen Shui. Ia telah kembali dari misinya pagi ini, bersama dengan Han Feng sebagai saksi untuknya. Kerajaan kemudian mengambil alih kota Luo untuk sementara waktu hingga pemimpin berikutnya ditetapkan oleh putusan. "Meski aku menyayangkan mengapa kau membunuh Rong Yi."Wu Jian menunduk. "Maaf, saya telah bersikap seenaknya. Apapun hukuman dari Yang Mulia akan saya terima."Zhen Shui terkekeh pelan. "Seharusnya demikian, namun kau melakukannya demi melindungi seseorang, dan Rong Yi akan mati cepat atau lambat. Kali ini, aku tidak akan menghitungnya."Han Feng yang menunduk di sebelah Wu Jian diam-diam merasa lega ketika mendengarnya. Tindakan Wu Jian mungkin bertentangan dengan perintah yang diberikan, namun Han Feng tak akan bisa memaafkan dirinya sendiri jika melihat kasim itu dihukum. Pangeran telah membuat keputusan bijak, menurutnya."Angkat kepala kalian, ak

  • Mimpi Tentangmu   Kesalahan

    "Permisi."Lin Guang mengetuk pintu dan memasuki ruangan kaisar dengan penuh kecemasan. Kenapa tiba-tiba memanggilnya begini? Apakah beliau hendak mengatakan sesuatu yang penting? Bisa saja dia telah melakukan kesalahan tanpa ia sadari."Oh, Lin Guang, duduklah."Menurut, Lin Guang duduk di hadapannya. Rasanya sedikit canggung, mereka juga tidak begitu banyak bicara sebelumnya selain mengenai perjanjian untuk desa Liao."Apa kau sudah terbiasa di sini?""Ya, semua orang sangat baik." Lin Guang tidak mungkin mengatakan Xin Yuan kemarin malam menamparnya. Mana mungkin juga Kaisar akan percaya? Lebih baik ia diam saja."Apa puteraku tidak melakukan hal aneh padamu?"Lin Guang menggeleng. "Pangeran justru mengajari saya membaca. Saya sangat berterima kasih untuk itu.""Syukurlah kau tidak merasa tertekan. Aku tahu istana memang berbakat dengan desamu, dan aku harap kau tetap tinggal di sini dalam waktu lama." pinta Kaisar."

  • Mimpi Tentangmu   Proses

    Usai menyerahkan orang yang mereka tangkap pada Rong Yi dan kembali ke pos penjagaan, Wu Jian menaruh curiga pada orang yang tadi ditemui di pos jaga. Menyadari tatapan tajam dilayangkan padanya, orang itu menoleh dan tersenyum."Namaku Han Feng. Senang berkenalan denganmu."Han Feng mengulurkan tangan, mau tidak mau Wu Jian harus menyambutnya."Wu Jian."Seolah bisa membaca pikiran Wu Jian, Han Feng tiba-tiba berkata, "Tenang saja, aku berada di pihakmu, hahaha."Wu Jian mengernyit. "Kau sudah tahu tindakan orang di pos penjagaan? Mengapa Kota Luo tidak mengganti mereka dengan yang lebih layak?"Han Feng tertawa. "Pertanyaan bagus. Masalahnya, tidak ada orang yang berani berjaga selain mereka. Kami tidak punya pilihan lain."Wu Jian mulai memahami situasi. Memang sepertinya hanya masalah kecil, namun ini begitu krusial. Keberanian adalah sesuatu yang dipe

  • Mimpi Tentangmu   Misi

    Lin Guang kembali ke ruangannya, menutup pintu dengan keras dan terengah-engah usai berlari. Menyandarkan punggung ke pintu, ia jatuh terduduk. Mengapa pemandangan Xin Yuan dan Wu Jian bersama begitu mengganggunya? Ia tidak mengerti. Apa yang sebenarnya ia harapkan?Mereka teman sejak kecil. Apakah karena selalu bersama, jadi rasanya aneh melihat Wu Jian bersama orang lain? Ada nyeri yang muncul di dada kiri. Lin Guang tidak tahu dia kenapa. Mungkinkah dia sebenarnya iri?Ia menggeleng. Pasti karena hanya belum terbiasa saja dengan keadaan. Tempat ini bukan desanya, ia yang harus menyesuaikan diri. Setelah memenangkan dirinya, Lin Guang berdiri dan berniat mencuci muka.Ketika ia melewati meja, sebuah belati kecil tak sengaja terlihat. Itu adalah pemberian dari Wu Jian ketika ia kecil. Lin Guang selalu menjaganya seperti yang diminta. Ia menatapnya hingga terdengar suara ketukan yang keras. Buru-buru Lin Guang membuka pint

  • Mimpi Tentangmu   Penolakan

    "Maaf karena harus menolak permintaan Anda, Puteri Xin Yuan."Xin Yuan mundur beberapa langkah, lelaki itu sangat kukuh dalam pendiriannya. Mungkin kematian sekali pun tidak akan membuatnya gentar, huh? Akhirnya Xin Yuan juga tidak bisa memaksa."Kau boleh pergi."Wu Jian menghela napas lega. Ia segera membersihkan pecahan yang berserakan di lantai. Sementara Xin Yuan kembali meminum bir di mejanya. Sepertinya ia tengah mengalami banyak tekanan. Yah, bukan urusan Wu Jian juga, sih. Wu Jian membawa pecahan botol yang sudah dikumpulkan ke dalam kain yang selalu ia bawa di saku untuk berjaga-jaga bila terluka dan perlu menyumbat darah."Saya permisi, Puteri Xin Yuan.""Pergi saja."Wu Jian sedikit kasihan melihatnya minum seperti orang tidak waras, namun apa pedulinya? Selama Lin Guang tidak apa-apa, itu sudah cukup baginya. Kapan dia akan kembali? Wu Jian harap tidak lama lagi.Sore hari, rombongan Zhen Shui sudah kembali. Wu Jian turut

  • Mimpi Tentangmu   Kesepakatan

    Lin Guang melihat sekeliling dengan antusias melalui jendela di kereta kuda. Ini adalah kali pertamanya keluar istana bersama Pangeran Zhen Shui. Mereka sedang menuju kota Luo, karena dikabarkan ada masalah distribusi di daerah tersebut dalam kurun waktu seminggu belakangan."Sebaiknya kau berhati-hati nanti saat turun, Lin Guang. Kita tidak tahu itu apa. Bisa saja bandit." Peringat Zhen Shui."Bandit? Siapa mereka?" Lin Guang tidak pernah mendengar kata bandit, karena itu ia bertanya."Mereka adalah orang yang suka merampas benda milik warga." Jelas Zhen Shui secara singkat."Bukankah mereka jahat sekali?"Lin Guang tidak habis pikir. Kenapa ada orang jahat di dunia ini? Tidakkah mereka juga menginginkan untuk sebuah kedamaian? Tidak ada manfaatnya bila bermusuhan, bukan?"Kita sudah sampai, Yang Mulia."Seorang pelayan memberitahu dari luar. Zhen Shui me

  • Mimpi Tentangmu   Pandangan

    Pagi-pagi sekali, penghormatan untuk kaisar sudah diadakan. Ini adalah sebuah kebiasaan rutin di istana, setiap pagi memang harus dilakukan untuk menghormati Kaisar dan Permaisuri. Tetapi permaisuri sendiri tidak hadir, hanya ada kaisar. Semua orang di istana diharuskan hadir dalam upacara ini. Termasuk Xin Yuan yang baru datang kemarin."Semoga kalian diberkati Dewa." Ucap Kaisar sebelum membubarkan mereka kembali.Xin Yuan menoleh, orang desa itu rupanya juga hadir dengan pelayannya. Sebenarnya ada beberapa cara untuk menyingkirkannya. Tetapi Xin Yuan tidak suka bermain cepat, dia akan melakukan ini pelan-pelan saja. Berakhir terlalu dini itu tidak akan seru, bukan?"Lin Guang," Xin Yuan setengah berlari menghampirinya. Memasang wajah penuh penyesalan yang merupakan bagian sandiwaranya."Aku minta maaf untuk semalam. Maukah kau memaafkanku?"Xin Yuan bisa merasakan tatapan tajam dari pel

  • Mimpi Tentangmu   Benci

    "Jadi sekarang bagaimana? Sebentar lagi acara makan malam untuk menyambut Nona Xin Yuan.""Tolong bilang aku sakit perut. Aku mau makan bubur saja."Wu Jian menghela napas. Sepertinya Lin Guang benar-benar kehilangan minat hari ini. Sedari siang, ia hanya tiduran di kasurnya dan malas melakukan apa-apa. Wu Jian tidak tahu apa yang dia pikirkan, tapi sebenarnya ia berterima kasih pada teman masa kecilnya. Ia tidak perlu melihat Lin Guang bersama Zhen Shui lagi."Baiklah, aku akan ke dapur dulu. Kau tunggu di sini.""Cepat kembali, ya.""Iya. Sekarang jangan kemana-mana, ya.""Memangnya aku mau ke mana? Kau ini aneh sekali, Wu Jian."Wu Jian tersenyum tipis dan berjalan ke dapur. Namun ada sesuatu yang terasa aneh. Ia tidak melihat He Xiong di sepanjang perjalanan. Apa dia sedang berada di sisi istana yang lain? Tapi kenapa juga Wu Jian harus memikirkannya? Hah. Buru-buru ia menggelengkan kepalanya. Lebih baik ia segera membuatkan bubur

  • Mimpi Tentangmu   Kedatangan

    Lin Guang tahu bahwa ini bukanlah tempatnya. Setiap saat ia selalu mendapat pandangan sinis dari orang-orang istana. Beberapa dari mereka mempertanyakan keputusan Kaisar untuk menikahkan anaknya dengan seorang gadis desa. Walau begitu, ia akan tetap bertahan di tempat ini untuk orang-orang desanya.Hal yang ia syukuri adalah Wu Jian masih menemaninya di sini. Lin Guang tidak butuh orang lain selama Wu Jian ada untuknya. Ia dengar pelatihan kasimnya telah selesai dan kini bisa menemani Lin Guang kemanapun. Lin Guang sangat senang karena tidak benar-benar terpisah dari teman masa kecilnya.Hari ini Lin Guang menemani Zhen Shui menyambut kedatangan Xin Yuan, calon istrinya yang lain dari Kerajaan Zhe. Xin Yuan sangat cantik, anggun, juga berkelas. Wanita itu kabarnya ahli dalam membawakan syair. Berbeda jauh dengan Lin Guang yang sebelumnya bahkan tidak bisa membaca.Zhen Shui terlihat tidak peduli, tapi Lin Guang tahu bahwa

DMCA.com Protection Status