Share

Benci

Author: shunkin
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Jadi sekarang bagaimana? Sebentar lagi acara makan malam untuk menyambut Nona Xin Yuan."

"Tolong bilang aku sakit perut. Aku mau makan bubur saja."

Wu Jian menghela napas. Sepertinya Lin Guang benar-benar kehilangan minat hari ini. Sedari siang, ia hanya tiduran di kasurnya dan malas melakukan apa-apa. Wu Jian tidak tahu apa yang dia pikirkan, tapi sebenarnya ia berterima kasih pada teman masa kecilnya. Ia tidak perlu melihat Lin Guang bersama Zhen Shui lagi.

"Baiklah, aku akan ke dapur dulu. Kau tunggu di sini."

"Cepat kembali, ya."

"Iya. Sekarang jangan kemana-mana, ya."

"Memangnya aku mau ke mana? Kau ini aneh sekali, Wu Jian."

Wu Jian tersenyum tipis dan berjalan ke dapur. Namun ada sesuatu yang terasa aneh. Ia tidak melihat He Xiong di sepanjang perjalanan. Apa dia sedang berada di sisi istana yang lain? Tapi kenapa juga Wu Jian harus memikirkannya? Hah. Buru-buru ia menggelengkan kepalanya. Lebih baik ia segera membuatkan bubur untuk Lin Guang.

Qin Ai dan puluhan pelayan sedang menyiapkan hidangan makan malam ketika Wu Jian tiba di dapur istana. Pelayan baru itu meminta izin pada Qin Ai dan berkata  hendak membuatkan bubur untuk Lin Guang.

"Kenapa dia tidak ikut makan malam dengan Pangeran Zhen Shui?" Tanya Qin Ai. Malam nanti juga akan ada perjamuan besar untuk Xin Yuan. Tentunya diikuti oleh semua petinggi kerajaan, dan harusnya Lin Guang turut berada di sana.

"Ini sedikit sulit untuknya, tolong mengerti."

Qin Ai mengangguk. Ia bisa paham alasan Lin Guang enggan untuk ikut agenda makan malam .Meski begitu tidak berarti Qin Ai juga berpikir sama. Menurutnya, Lin Guang tetaplah memiliki posisi yang sama dengan Xin Yuan sejak Kaisar memutuskannya menjadi pendamping Zhen Shui.

"Sampaikan salamku untuk Nona Lin Guang." Pesan Qin Ai.

Wu Jian hanya tersenyum dan mulai membuatkan bubur. Mungkin ada baiknya ia memulai investigasi mandiri. Tidak ada gunanya mengharapkan Kaisar menyelesaikan ini. Tetapi darimana dia harus memulai? Wu Jian tidak menemukan petunjuk apa pun.

"Oh iya, Wu Jian. He Xiong menitipkan pesan padaku, katanya kau tunggu dia seminggu lagi untuk membicarakan sesuatu."

"Kenapa tidak sekarang?" Wu Jian mengernyit heran. Mungkin ini juga alasan mengapa ia tidak berjumpa dengan He Xiong tadi.

"Yah, He Xiong sedang mendapat tugas dari Kaisar. Dia baru kembali seminggu lagi." Jelas Qin Ai.

Pantas saja sedari tadi He Xiong tidak nampak di manapun. Dilihat dari perkataan Qin Ai, sepertinya He Xiong tidak menjelaskan tugas apa yang sedang ia emban. Tapi bagaimana bisa ini ada hubungan dengan dirinya? Aneh. Mungkin ia abaikan saja invitasi tersebut.

"Terima kasih telah memberitahuku."

Wu Jian mengaduk-aduk bubur yang tengah ia buat. Sedikit lagi akan matang, lalu ia mengambil wadah untuk meletakkannya. Sebenarnya ada banyak stok daging, tetapi entah kenapa Lin Guang menginginkan bubur saja. Perasaannya pasti sedang tidak enak.

Selesai memindahkan bubur ke dalam wadah dan mengambilkan segelas air, Wu Jian berpamitan pada Qin Ai. Kepala Pelayan itu mengangguk dan memberi lambaian tangan. Lantas Wu Jian segera menuju kembali ke ruangan Lin Guang untuk mengantarkan bubur.

Dari kejauhan, Wu Jian bisa melihat ada seseorang berdiri di depan pintu ruangan Lin Guang. Tunggu dulu, bukankah itu Xin Yuan? Mau apa dia kemari? Lalu Wu Jian melihat Lin Guang keluar dari kamarnya dan berbicara sebentar dengan Xin Yuan. Wu Jian segera mempercepat langkahnya agar tiba di sana, namun ia terkejut ketika melihat Lin Guang mendapat tamparan dari Xin Yuan.

"Dengar, jauhi Zhen Shui dan jangan sampai aku melihat wajahmu lagi ketika aku bersamanya."

Lin Guang tidak membalas. Ia hanya mengangguk pelan. Wu Jian tidak tahan melihatnya, refleks ia melakukan reka adegan, sama seperti yang ia perbuat pada He Xiong; menyiram Xin Yuan dengan segelas air yang ia bawa. Otomatis Xin Yuan menjerit dan menoleh, melihat siapa gerangan yang telah berani menghinanya.

"Kau, siapa kau?! Beraninya!"

Wu Jian tidak gentar. "Maaf, saya tersandung, Nona Xin Yuan. Izinkan saya membersihkannya."

"Tidak perlu. Tapi kuperingatkan satu hal, jangan lupa apa posisimu di sini. Kau hanya seorang pelayan." Xin Yuan menunjuk-nunjuk ke arahnya. Namun Wu Jian tidak peduli bahkan bila ia akan mendapat hukuman karena perbuatannya ini.

"Saya mengerti. Tapi sekarang sudah malam, sebaiknya Anda bersiap-siap untuk acara makan malam, bukan?"

Xin Yuan tidak lupa memberikan tatapan tajam pada mereka berdua. Terutama pada Wu Jian.

"Kau tahu apa yang akan kau dapatkan bila melawanku."

Wu Jian tidak menjawab. Xin Yuan kemudian berlalu pergi seraya menggerutu mengenai pakaiannya yang basah karena Wu Jian. Sementara Lin Guang mengguncang bahu temannya itu.

"Wu Jian, apa yang kau lakukan?! Kau bisa dapat hukuman!"

"Jangan pikirkan itu, Lin Guang. Itu adalah urusanku dengannya. Ini buburnya. Ayo makan dulu." Wu Jian menunjukkan bubur yang ia bawa.

Lin Guang menatap penuh khawatir. "Tapi, Wu Jian—"

"Makan dulu, Lin Guang. Dan jangan bicarakan ini lagi. Aku akan bilang pada Kaisar dan Pangeran kalau kau sakit perut."

Lin Guang menerima nampan yang dibawakan Wu Jian. Lelaki itu kemudian pergi untuk membuat alasan palsu mengenai ketidakhadirannya.

"Tunggu, Wu Jian. Bagaimana kalau kau bertemu dengan Nona Xin Yuan dan dia menghukummu?"

Sepertinya, Wu Jian tidak mendengarnya.

***

"Apa-apaan pelayan itu, huh."

Xin Yuan baru saja selesai berganti pakaian. Awas saja kalau bertemu lagi dengan pelayan itu, akan dia berikan ganjaran yang setimpal. Tidak sekarang, karena dia hanya akan terlihat kekanakan di depan Zhen Shui. Calon permaisuri tidak boleh marah hanya karena segelas air yang membasahi pakaiannya, 'kan?

"Bibi Wu Xing juga tidak di sini. Aku merasa tidak cocok dengan pelayan lain." Keluhnya. 

Setelah merapikan ujung roknya, kemudian Xin Yuan pergi ke ruang makan setelah salah seorang pelayan memanggilnya. Rupanya sudah banyak orang berada di sana. Xin Yuan tak sengaja melihat pelayan menyebalkan itu berbicara dengan Kaisar, ia bilang majikannya tidak bisa mengikuti makan malam karena sakit perut. Kaisar hanya mengangguk dan memberi izin agar orang desa itu tidak perlu hadir.

Tentu saja Xin Yuan tahu itu adalah sebuah dusta. Ia yang melarang Lin Guang—cih, ia tidak sudi menyebutkan namanya— untuk datang. Dilihat darimana pun mereka sangat jauh berbeda. Xin Yuan sendiri merasa lebih pantas, jadi kenapa Kaisar memilih orang desa itu sebagai pendamping Zhen Shui? Ia tidak mengerti.

"Kau kenapa, Xin Yuan? Kau tidak suka makanannya?"

Mendadak Zhen Shui muncul dan bertanya pada Xin Yuan. Perempuan itu berdehem pelan sebelum menjawab,

"Tidak, saya sedang memikirkan sesuatu."

"Jangan terlalu formal begitu, Xin Yuan. Nikmati makan malamnya. Omong-omong, apa kau melihat Lin Guang?"

Lin Guang.

Xin Yuan benci sekali mendengarnya. Sejak kapan Zhen Shui menaruh perhatian pada seorang gadis desa? Kekesalan Xin Yuan makin bertambah saja.

"Katanya sedang sakit perut. Tadi aku ke ruangannya."

Zhen Shui berkedip, sedikit terkejut. "Kalian sudah akrab?"

"Kenapa tidak? Lagipula, kami memiliki posisi yang sama." dustanya.

"Baguslah. Aku ingin menjenguknya, tapi biasanya makan malam seperti ini berlangsung sampai pagi."

Xin Yuan tersenyum. "Ingin menghabiskan waktu di tempat lain, Pangeran? Aku bisa menemanimu."

"Belakangan ini aku belum membaca sesuatu yang baru. Apa kau punya rekomendasi, Xin Yuan?"

"Tentu saja, saya membawa beberapa buku."

"Sudah kubilang jangan terlalu formal, Xin Yuan."

"Maafkan saya, Pangeran. Tapi ini masih acara resmi."

Xin Yuan tidak berbohong ketika mengatakan bahwa ia mengenal Zhen Shui dengan baik. Kebetulan saja Zhen Shui juga suka membaca buku. Xin Yuan juga beberapa kali mengirimkannya buku yang menarik.

"Terima kasih. Belakangan soalnya bukuku dipinjam Lin Guang untuk belajar."

Senyum yang terkembang di wajah Xin Yuan mendadak sirna. Apa tadi katanya? Zhen Shui meminjamkan bukunya pada Lin Guang? Mungkin saja Xin Yuan salah dengar, 'kan? Benar. Xin Yuan pasti kelelahan setelah perjalanan panjang.

"Kau tahu, dia semangat sekali belajar membaca."

Zhen Shui mengatakannya dengan binar pada sepasang netra. Xin Yuan tidak lagi bisa menahan amarahnya. Sepertinya ia  harus melakukan sesuatu pada penganggu bernama Lin Guang itu.

Related chapters

  • Mimpi Tentangmu   Pandangan

    Pagi-pagi sekali, penghormatan untuk kaisar sudah diadakan. Ini adalah sebuah kebiasaan rutin di istana, setiap pagi memang harus dilakukan untuk menghormati Kaisar dan Permaisuri. Tetapi permaisuri sendiri tidak hadir, hanya ada kaisar. Semua orang di istana diharuskan hadir dalam upacara ini. Termasuk Xin Yuan yang baru datang kemarin."Semoga kalian diberkati Dewa." Ucap Kaisar sebelum membubarkan mereka kembali.Xin Yuan menoleh, orang desa itu rupanya juga hadir dengan pelayannya. Sebenarnya ada beberapa cara untuk menyingkirkannya. Tetapi Xin Yuan tidak suka bermain cepat, dia akan melakukan ini pelan-pelan saja. Berakhir terlalu dini itu tidak akan seru, bukan?"Lin Guang," Xin Yuan setengah berlari menghampirinya. Memasang wajah penuh penyesalan yang merupakan bagian sandiwaranya."Aku minta maaf untuk semalam. Maukah kau memaafkanku?"Xin Yuan bisa merasakan tatapan tajam dari pel

  • Mimpi Tentangmu   Kesepakatan

    Lin Guang melihat sekeliling dengan antusias melalui jendela di kereta kuda. Ini adalah kali pertamanya keluar istana bersama Pangeran Zhen Shui. Mereka sedang menuju kota Luo, karena dikabarkan ada masalah distribusi di daerah tersebut dalam kurun waktu seminggu belakangan."Sebaiknya kau berhati-hati nanti saat turun, Lin Guang. Kita tidak tahu itu apa. Bisa saja bandit." Peringat Zhen Shui."Bandit? Siapa mereka?" Lin Guang tidak pernah mendengar kata bandit, karena itu ia bertanya."Mereka adalah orang yang suka merampas benda milik warga." Jelas Zhen Shui secara singkat."Bukankah mereka jahat sekali?"Lin Guang tidak habis pikir. Kenapa ada orang jahat di dunia ini? Tidakkah mereka juga menginginkan untuk sebuah kedamaian? Tidak ada manfaatnya bila bermusuhan, bukan?"Kita sudah sampai, Yang Mulia."Seorang pelayan memberitahu dari luar. Zhen Shui me

  • Mimpi Tentangmu   Penolakan

    "Maaf karena harus menolak permintaan Anda, Puteri Xin Yuan."Xin Yuan mundur beberapa langkah, lelaki itu sangat kukuh dalam pendiriannya. Mungkin kematian sekali pun tidak akan membuatnya gentar, huh? Akhirnya Xin Yuan juga tidak bisa memaksa."Kau boleh pergi."Wu Jian menghela napas lega. Ia segera membersihkan pecahan yang berserakan di lantai. Sementara Xin Yuan kembali meminum bir di mejanya. Sepertinya ia tengah mengalami banyak tekanan. Yah, bukan urusan Wu Jian juga, sih. Wu Jian membawa pecahan botol yang sudah dikumpulkan ke dalam kain yang selalu ia bawa di saku untuk berjaga-jaga bila terluka dan perlu menyumbat darah."Saya permisi, Puteri Xin Yuan.""Pergi saja."Wu Jian sedikit kasihan melihatnya minum seperti orang tidak waras, namun apa pedulinya? Selama Lin Guang tidak apa-apa, itu sudah cukup baginya. Kapan dia akan kembali? Wu Jian harap tidak lama lagi.Sore hari, rombongan Zhen Shui sudah kembali. Wu Jian turut

  • Mimpi Tentangmu   Misi

    Lin Guang kembali ke ruangannya, menutup pintu dengan keras dan terengah-engah usai berlari. Menyandarkan punggung ke pintu, ia jatuh terduduk. Mengapa pemandangan Xin Yuan dan Wu Jian bersama begitu mengganggunya? Ia tidak mengerti. Apa yang sebenarnya ia harapkan?Mereka teman sejak kecil. Apakah karena selalu bersama, jadi rasanya aneh melihat Wu Jian bersama orang lain? Ada nyeri yang muncul di dada kiri. Lin Guang tidak tahu dia kenapa. Mungkinkah dia sebenarnya iri?Ia menggeleng. Pasti karena hanya belum terbiasa saja dengan keadaan. Tempat ini bukan desanya, ia yang harus menyesuaikan diri. Setelah memenangkan dirinya, Lin Guang berdiri dan berniat mencuci muka.Ketika ia melewati meja, sebuah belati kecil tak sengaja terlihat. Itu adalah pemberian dari Wu Jian ketika ia kecil. Lin Guang selalu menjaganya seperti yang diminta. Ia menatapnya hingga terdengar suara ketukan yang keras. Buru-buru Lin Guang membuka pint

  • Mimpi Tentangmu   Proses

    Usai menyerahkan orang yang mereka tangkap pada Rong Yi dan kembali ke pos penjagaan, Wu Jian menaruh curiga pada orang yang tadi ditemui di pos jaga. Menyadari tatapan tajam dilayangkan padanya, orang itu menoleh dan tersenyum."Namaku Han Feng. Senang berkenalan denganmu."Han Feng mengulurkan tangan, mau tidak mau Wu Jian harus menyambutnya."Wu Jian."Seolah bisa membaca pikiran Wu Jian, Han Feng tiba-tiba berkata, "Tenang saja, aku berada di pihakmu, hahaha."Wu Jian mengernyit. "Kau sudah tahu tindakan orang di pos penjagaan? Mengapa Kota Luo tidak mengganti mereka dengan yang lebih layak?"Han Feng tertawa. "Pertanyaan bagus. Masalahnya, tidak ada orang yang berani berjaga selain mereka. Kami tidak punya pilihan lain."Wu Jian mulai memahami situasi. Memang sepertinya hanya masalah kecil, namun ini begitu krusial. Keberanian adalah sesuatu yang dipe

  • Mimpi Tentangmu   Kesalahan

    "Permisi."Lin Guang mengetuk pintu dan memasuki ruangan kaisar dengan penuh kecemasan. Kenapa tiba-tiba memanggilnya begini? Apakah beliau hendak mengatakan sesuatu yang penting? Bisa saja dia telah melakukan kesalahan tanpa ia sadari."Oh, Lin Guang, duduklah."Menurut, Lin Guang duduk di hadapannya. Rasanya sedikit canggung, mereka juga tidak begitu banyak bicara sebelumnya selain mengenai perjanjian untuk desa Liao."Apa kau sudah terbiasa di sini?""Ya, semua orang sangat baik." Lin Guang tidak mungkin mengatakan Xin Yuan kemarin malam menamparnya. Mana mungkin juga Kaisar akan percaya? Lebih baik ia diam saja."Apa puteraku tidak melakukan hal aneh padamu?"Lin Guang menggeleng. "Pangeran justru mengajari saya membaca. Saya sangat berterima kasih untuk itu.""Syukurlah kau tidak merasa tertekan. Aku tahu istana memang berbakat dengan desamu, dan aku harap kau tetap tinggal di sini dalam waktu lama." pinta Kaisar."

  • Mimpi Tentangmu   Hati

    "Kerja bagus, Wu Jian. Sepertinya kau mengubah pandanganku terhadapmu."Wu Jian hanya diam mendengarkan perkataan Pangeran Zhen Shui. Ia telah kembali dari misinya pagi ini, bersama dengan Han Feng sebagai saksi untuknya. Kerajaan kemudian mengambil alih kota Luo untuk sementara waktu hingga pemimpin berikutnya ditetapkan oleh putusan. "Meski aku menyayangkan mengapa kau membunuh Rong Yi."Wu Jian menunduk. "Maaf, saya telah bersikap seenaknya. Apapun hukuman dari Yang Mulia akan saya terima."Zhen Shui terkekeh pelan. "Seharusnya demikian, namun kau melakukannya demi melindungi seseorang, dan Rong Yi akan mati cepat atau lambat. Kali ini, aku tidak akan menghitungnya."Han Feng yang menunduk di sebelah Wu Jian diam-diam merasa lega ketika mendengarnya. Tindakan Wu Jian mungkin bertentangan dengan perintah yang diberikan, namun Han Feng tak akan bisa memaafkan dirinya sendiri jika melihat kasim itu dihukum. Pangeran telah membuat keputusan bijak, menurutnya."Angkat kepala kalian, ak

  • Mimpi Tentangmu   Sirna

    "Wu Jian!"Seorang anak perempuan berteriak memanggil nama sahabatnya yang baru saja memotong daging rusa. "Ada apa, Lin Guang?""Kupikir kau dapat babi lagi.""Sudah kubilang kemarin, aku akan menangkap rusa.""Kau sangat pemberani!"Desa Liao terletak jauh dari pusat provinsi. Untuk bisa kemari hanya dengan menggunakan jalur darat. Di balik gunung, itulah alasannya. Medan yang ditempuh tidaklah mudah. Walau demikian, penduduk Desa ini telah merasa cukup. Pihak istana tidak pernah menengok tempat ini barang sekali.Ada sebuah pemakaman di dekat pemukiman, tempat orang-orang yang dulu gugur dalam peperangan melawan Negara Cu. Kemenangan tidak dapat menghapuskan air mata bagi mereka yang ditinggalkan.Lin Guang mampir ke sana terlebih dahulu, Wu Jian dengan bangga menunjukkan rusa kecil yang ia tangkap tadi. Sementara Lin Guang meletakkan persembahan di dek

Latest chapter

  • Mimpi Tentangmu   Hati

    "Kerja bagus, Wu Jian. Sepertinya kau mengubah pandanganku terhadapmu."Wu Jian hanya diam mendengarkan perkataan Pangeran Zhen Shui. Ia telah kembali dari misinya pagi ini, bersama dengan Han Feng sebagai saksi untuknya. Kerajaan kemudian mengambil alih kota Luo untuk sementara waktu hingga pemimpin berikutnya ditetapkan oleh putusan. "Meski aku menyayangkan mengapa kau membunuh Rong Yi."Wu Jian menunduk. "Maaf, saya telah bersikap seenaknya. Apapun hukuman dari Yang Mulia akan saya terima."Zhen Shui terkekeh pelan. "Seharusnya demikian, namun kau melakukannya demi melindungi seseorang, dan Rong Yi akan mati cepat atau lambat. Kali ini, aku tidak akan menghitungnya."Han Feng yang menunduk di sebelah Wu Jian diam-diam merasa lega ketika mendengarnya. Tindakan Wu Jian mungkin bertentangan dengan perintah yang diberikan, namun Han Feng tak akan bisa memaafkan dirinya sendiri jika melihat kasim itu dihukum. Pangeran telah membuat keputusan bijak, menurutnya."Angkat kepala kalian, ak

  • Mimpi Tentangmu   Kesalahan

    "Permisi."Lin Guang mengetuk pintu dan memasuki ruangan kaisar dengan penuh kecemasan. Kenapa tiba-tiba memanggilnya begini? Apakah beliau hendak mengatakan sesuatu yang penting? Bisa saja dia telah melakukan kesalahan tanpa ia sadari."Oh, Lin Guang, duduklah."Menurut, Lin Guang duduk di hadapannya. Rasanya sedikit canggung, mereka juga tidak begitu banyak bicara sebelumnya selain mengenai perjanjian untuk desa Liao."Apa kau sudah terbiasa di sini?""Ya, semua orang sangat baik." Lin Guang tidak mungkin mengatakan Xin Yuan kemarin malam menamparnya. Mana mungkin juga Kaisar akan percaya? Lebih baik ia diam saja."Apa puteraku tidak melakukan hal aneh padamu?"Lin Guang menggeleng. "Pangeran justru mengajari saya membaca. Saya sangat berterima kasih untuk itu.""Syukurlah kau tidak merasa tertekan. Aku tahu istana memang berbakat dengan desamu, dan aku harap kau tetap tinggal di sini dalam waktu lama." pinta Kaisar."

  • Mimpi Tentangmu   Proses

    Usai menyerahkan orang yang mereka tangkap pada Rong Yi dan kembali ke pos penjagaan, Wu Jian menaruh curiga pada orang yang tadi ditemui di pos jaga. Menyadari tatapan tajam dilayangkan padanya, orang itu menoleh dan tersenyum."Namaku Han Feng. Senang berkenalan denganmu."Han Feng mengulurkan tangan, mau tidak mau Wu Jian harus menyambutnya."Wu Jian."Seolah bisa membaca pikiran Wu Jian, Han Feng tiba-tiba berkata, "Tenang saja, aku berada di pihakmu, hahaha."Wu Jian mengernyit. "Kau sudah tahu tindakan orang di pos penjagaan? Mengapa Kota Luo tidak mengganti mereka dengan yang lebih layak?"Han Feng tertawa. "Pertanyaan bagus. Masalahnya, tidak ada orang yang berani berjaga selain mereka. Kami tidak punya pilihan lain."Wu Jian mulai memahami situasi. Memang sepertinya hanya masalah kecil, namun ini begitu krusial. Keberanian adalah sesuatu yang dipe

  • Mimpi Tentangmu   Misi

    Lin Guang kembali ke ruangannya, menutup pintu dengan keras dan terengah-engah usai berlari. Menyandarkan punggung ke pintu, ia jatuh terduduk. Mengapa pemandangan Xin Yuan dan Wu Jian bersama begitu mengganggunya? Ia tidak mengerti. Apa yang sebenarnya ia harapkan?Mereka teman sejak kecil. Apakah karena selalu bersama, jadi rasanya aneh melihat Wu Jian bersama orang lain? Ada nyeri yang muncul di dada kiri. Lin Guang tidak tahu dia kenapa. Mungkinkah dia sebenarnya iri?Ia menggeleng. Pasti karena hanya belum terbiasa saja dengan keadaan. Tempat ini bukan desanya, ia yang harus menyesuaikan diri. Setelah memenangkan dirinya, Lin Guang berdiri dan berniat mencuci muka.Ketika ia melewati meja, sebuah belati kecil tak sengaja terlihat. Itu adalah pemberian dari Wu Jian ketika ia kecil. Lin Guang selalu menjaganya seperti yang diminta. Ia menatapnya hingga terdengar suara ketukan yang keras. Buru-buru Lin Guang membuka pint

  • Mimpi Tentangmu   Penolakan

    "Maaf karena harus menolak permintaan Anda, Puteri Xin Yuan."Xin Yuan mundur beberapa langkah, lelaki itu sangat kukuh dalam pendiriannya. Mungkin kematian sekali pun tidak akan membuatnya gentar, huh? Akhirnya Xin Yuan juga tidak bisa memaksa."Kau boleh pergi."Wu Jian menghela napas lega. Ia segera membersihkan pecahan yang berserakan di lantai. Sementara Xin Yuan kembali meminum bir di mejanya. Sepertinya ia tengah mengalami banyak tekanan. Yah, bukan urusan Wu Jian juga, sih. Wu Jian membawa pecahan botol yang sudah dikumpulkan ke dalam kain yang selalu ia bawa di saku untuk berjaga-jaga bila terluka dan perlu menyumbat darah."Saya permisi, Puteri Xin Yuan.""Pergi saja."Wu Jian sedikit kasihan melihatnya minum seperti orang tidak waras, namun apa pedulinya? Selama Lin Guang tidak apa-apa, itu sudah cukup baginya. Kapan dia akan kembali? Wu Jian harap tidak lama lagi.Sore hari, rombongan Zhen Shui sudah kembali. Wu Jian turut

  • Mimpi Tentangmu   Kesepakatan

    Lin Guang melihat sekeliling dengan antusias melalui jendela di kereta kuda. Ini adalah kali pertamanya keluar istana bersama Pangeran Zhen Shui. Mereka sedang menuju kota Luo, karena dikabarkan ada masalah distribusi di daerah tersebut dalam kurun waktu seminggu belakangan."Sebaiknya kau berhati-hati nanti saat turun, Lin Guang. Kita tidak tahu itu apa. Bisa saja bandit." Peringat Zhen Shui."Bandit? Siapa mereka?" Lin Guang tidak pernah mendengar kata bandit, karena itu ia bertanya."Mereka adalah orang yang suka merampas benda milik warga." Jelas Zhen Shui secara singkat."Bukankah mereka jahat sekali?"Lin Guang tidak habis pikir. Kenapa ada orang jahat di dunia ini? Tidakkah mereka juga menginginkan untuk sebuah kedamaian? Tidak ada manfaatnya bila bermusuhan, bukan?"Kita sudah sampai, Yang Mulia."Seorang pelayan memberitahu dari luar. Zhen Shui me

  • Mimpi Tentangmu   Pandangan

    Pagi-pagi sekali, penghormatan untuk kaisar sudah diadakan. Ini adalah sebuah kebiasaan rutin di istana, setiap pagi memang harus dilakukan untuk menghormati Kaisar dan Permaisuri. Tetapi permaisuri sendiri tidak hadir, hanya ada kaisar. Semua orang di istana diharuskan hadir dalam upacara ini. Termasuk Xin Yuan yang baru datang kemarin."Semoga kalian diberkati Dewa." Ucap Kaisar sebelum membubarkan mereka kembali.Xin Yuan menoleh, orang desa itu rupanya juga hadir dengan pelayannya. Sebenarnya ada beberapa cara untuk menyingkirkannya. Tetapi Xin Yuan tidak suka bermain cepat, dia akan melakukan ini pelan-pelan saja. Berakhir terlalu dini itu tidak akan seru, bukan?"Lin Guang," Xin Yuan setengah berlari menghampirinya. Memasang wajah penuh penyesalan yang merupakan bagian sandiwaranya."Aku minta maaf untuk semalam. Maukah kau memaafkanku?"Xin Yuan bisa merasakan tatapan tajam dari pel

  • Mimpi Tentangmu   Benci

    "Jadi sekarang bagaimana? Sebentar lagi acara makan malam untuk menyambut Nona Xin Yuan.""Tolong bilang aku sakit perut. Aku mau makan bubur saja."Wu Jian menghela napas. Sepertinya Lin Guang benar-benar kehilangan minat hari ini. Sedari siang, ia hanya tiduran di kasurnya dan malas melakukan apa-apa. Wu Jian tidak tahu apa yang dia pikirkan, tapi sebenarnya ia berterima kasih pada teman masa kecilnya. Ia tidak perlu melihat Lin Guang bersama Zhen Shui lagi."Baiklah, aku akan ke dapur dulu. Kau tunggu di sini.""Cepat kembali, ya.""Iya. Sekarang jangan kemana-mana, ya.""Memangnya aku mau ke mana? Kau ini aneh sekali, Wu Jian."Wu Jian tersenyum tipis dan berjalan ke dapur. Namun ada sesuatu yang terasa aneh. Ia tidak melihat He Xiong di sepanjang perjalanan. Apa dia sedang berada di sisi istana yang lain? Tapi kenapa juga Wu Jian harus memikirkannya? Hah. Buru-buru ia menggelengkan kepalanya. Lebih baik ia segera membuatkan bubur

  • Mimpi Tentangmu   Kedatangan

    Lin Guang tahu bahwa ini bukanlah tempatnya. Setiap saat ia selalu mendapat pandangan sinis dari orang-orang istana. Beberapa dari mereka mempertanyakan keputusan Kaisar untuk menikahkan anaknya dengan seorang gadis desa. Walau begitu, ia akan tetap bertahan di tempat ini untuk orang-orang desanya.Hal yang ia syukuri adalah Wu Jian masih menemaninya di sini. Lin Guang tidak butuh orang lain selama Wu Jian ada untuknya. Ia dengar pelatihan kasimnya telah selesai dan kini bisa menemani Lin Guang kemanapun. Lin Guang sangat senang karena tidak benar-benar terpisah dari teman masa kecilnya.Hari ini Lin Guang menemani Zhen Shui menyambut kedatangan Xin Yuan, calon istrinya yang lain dari Kerajaan Zhe. Xin Yuan sangat cantik, anggun, juga berkelas. Wanita itu kabarnya ahli dalam membawakan syair. Berbeda jauh dengan Lin Guang yang sebelumnya bahkan tidak bisa membaca.Zhen Shui terlihat tidak peduli, tapi Lin Guang tahu bahwa

DMCA.com Protection Status