Share

8.Bersama

Author: Cule Vie
last update Last Updated: 2021-09-18 12:45:23

"Alhamdulillah...kenyang " Albi bersendawa.

" Mau tambah lagi ?" Tanya Albi sambil menaruh mangkuknya.

Mereka berdua menyantap mie ayam buatan mas Supar di pinggir jalan.

Hanya sandal yang bisa di jadikan alas untuk duduk .

Albi mengira Zahra enggan atau menolaknya makan di tempat seperti ini karena dari tampilannya terlihat Zahra bukanlah anak dari kalangan biasa.

"Ini juga udah kenyang " jawab Zahra.

" Kamu sering kesini ?" Tanya Zahra sambil menaruh mangkuknya di bawah.

" Saat berstatus mahasiswa sih tiap hari kesini sampai sore terus pulang ke rumah magrib "

" Walaupun tempat ini rame banyak mobil dan motor melintas tapi aku ngerasa tenang aja di sini ..." Albi belum  menyelesaikan kalimatnya namun,Zahra sudah menyelanya.

" Tempat sebising ini kamu bilang tenang ! Atau jangan-jangan kamu salah minum obat " tanganZahra menempelkan di kening Albi.

Di rabanya kening Albi takut-takut suhu tubuh Albi tiba-tiba naik karena pola pikirnya yang terbalik.

"Hei...tenanglah ! Aku tidak sakit !" Albi menghentikan tangan Zahra.

"Di sini tenang !di mana orang- orang walaupun lewat atau banyak nya mobil dan Motor yang melintas semuanya seolah tak peduli ! Seperti itulah hidup ! Terbukti kan sekarang ! Kelima saudara ibuku seolah tak peduli dengan keadaan ibu dan ayahku yang sebenarnya hatinya rapuh yang penting tujuan dan kesenangan mereka tercapai walaupun kenyataannya ibu dan ayah kandungku menjadi korban keegoisan mereka ! Termasuk aku sendiri jadi korban juga !" Albi menjelaskan maksud kalimatnya yang terpotong oleh Zahra.

'' dapat informasi itu dari mana ?" Zahra bertanya dengan hati-hati takut kalau Albi menjadi tersinggung.

" Yang pasti sumber terpercaya !" Albi meyakinkan Zahra karena bagaimanapun Bi Ijah sekarang menjadi sumber informasinya dan Albi masih menutupi Bi Ijah.ini semua demi kebaikan bersama juga.

" Sebenarnya masih banyak informasi yang belum aku dapatkan !tapi karena sudah malam makannya saya undur diri takut yang punya rumah marah !" Albi menjelaskan lagi.

" Jadi pas aku nyamperin ke kostan ! Kamu pergi cari informasi itu ! Salut deh !" Zahra mengacungkan kedua jempol nya.

" Banyak sebenarnya yang ingin aku ketahui lagi ! Dari sini aku sadar tindakan apa yang harus aku lakukan mengingat kalau sampai aku melaporkan pada pihak berwajib maka,keluarga sendiri yang akan jadi korbannya juga ! Aku tak setega mereka ! Aku masih memiliki hati nurani ! Walau bagaimanapun dan apapun yang telah mereka perbuat sangat merugikan ayah,ibu dan juga aku sendiri mungkin jika hanya memikirkan ego sendiri tentu sudah aku laporkan ! tapi, aku masih berpikir positif untuk bisa menjaga semuanya agar tetap stabil !" Albi merasa putus asa.

" Nak Albi sudah beres makannya ?" Tanya Mas Supar yang melihat Albi sedang  mengobrol serius dengan teman perempuannya.

" Oh...iya maaf ! Hehe...jadi kelupaan deh simpan mangkuknya !" Jawab Albi karena kelupaan.

" Walah...gak papa toh nak Albi ! Biar saya saja ! Baru kelihatan lagi di sini ! " Tanya Mas Supar karena biasanya Albi setiap hari terlihat di sini.

" Punya kesibukan baru mas..." Jawab Albi karena tak mungkin juga ia mengatakan bahwa dirinya sudah pensiun jadi mahasiswa.

"Semoga berhasil nak Albi " Mas Supar memberikan do'a.

" Aamiin" jawab Albi.

Mas Supar pun mengambil mangkuknya dan berlalu meninggalkan Albi yang masih asyik melanjutkan ngobrolnya.

" Terus...sekarang rencanamu apa ?" Tanya Zahra ingin memastikan.

" Masih cari informasi saja sampai tuntas !" Jawab Albi.

" Kalau rencana kedepan ?" Tanya Zahra lagi.

" Belum tahu juga " pikiran Albi buntu.

" Sebenarnya ada sih solusinya tapi itu pun kalau kamu setuju juga !"Zahra berbicara sambil pergi meninggalkan Albi.

" Maksudnya ?" Albi pun menyusul Zahra yang sudah siap memakai helemn ya.

" Bereskan dulu penyelidikanmu itu ! Baru aku kasih tahu " jawab Zahra sambil memasukan kunci motornya.

" Solusinya jangan ada yang tersakiti " Albi mengingatkan Zahra.

" Tenang...ini jalur aman !"jawab Zahra.

Mereka berdua pun berlalu menaiki motor dan meninggalkan Mas Supar yang sedang sibuk-sibuknya melayani para pembeli.

" Bikin penasaran aja ! Apa solusinya ?" Tanya Albi sambil mengendarai motor Zahra.

" Fokus sana ke jalan raya ! Jangan tanya-tanya dulu !" Zahra enggan memberikan solusinya dulu sekarang.

" Sekarang sama nanti apa bedanya ! Sekarang ngomong...nanti juga ngomong ...!Albi merasa kesal.

" Ini jalan raya...bukan tempat ngobrol paham ! Nanti celaka !" Zahra memberi nasehat.

" Ya...gini ngomong sama cewek ribet ! Tinggal bilang apa susahnya juga !" Albi merasa sedang di kerjai oleh Zahra.

" Sssttt. Udah diam " Zahra enggan ribut dengan Albi.

Mereka berdua pun sampai tepat di depan kostan yang Albi tempati.

Albi pun turun dari motor Zahra kemudian Zahra mengambil alih motornya dan langsup tancap gas meninggalkan Albi yang masih penasaran.

" Hei...tunggu " Albi masih penasaran dengan solusi dari Zahra.

" Dasar cewek ...ribet !" 

" Ya...gitu cewek ribet ! Ngapel gak ngajak lagi !" Ridwan yang tiba-tiba datang menenteng keresek hitam.

" Bukan ngapel !"jawab Albi dan terburu-buru masuk.

" Berarti  belum jadian dong !" Ridwan merasa aneh.

" Baru pedekate ya..." Tanya Ridwan lagi yang kini sudah siap untuk membuka bungkusan nasi yang di belinya tadi.

" Diam...berisik " Albi langsung membuka jaketnya dan menaruhnya.

" Idih...si akang lagi PMS ya..." Ridwan dengan sesuka hatinya menjawab.

Albi hanya memelototi Ridwantanda dirinya sedang tidak ingin berdebat.

Keesokan pagi seperti biasa Albi melakukan aktivitas seperti biasa walaupun dalam benaknya masih tersimpan memori tentang solusi yang akan di berikan Zahra nantinya.

" Kenapa hari ini Bi Ijah gak mampir kesini ya !" Tanya Albi dalam hati.

" Tukang gorengan belum datang ya..."Albi bertanya pada rekannya hanya ingin memastikan.

" Belum...gak jualan kali !" Jawab sang teman.

"Oh..." 

"Kenapa kangen ya !"Ridwan berkata sambil menaik turunkan halisnya.

" Iya ... Banget" jawab Albi genit sambil tertawa bersama.

Saat jammakan siang Albi masih mengingat ucapan Zahra untuk berhemat dan menyuruhnya untuk membuat nasi sendiri.

Ia pun teringat dengan ayah dan ibu kandungnya.

Dalam hatinya ia ingin sekali memberi mereka uang dari hasil keringatnya sendiri ! Tapi,bagaimana caranya ya ? Mengingat Hari dan Tia pasti akan bolak-balik ke tempat ayah dan ibunya.

Sore hari setelah kegiatan pekerjaannya selesai.Albi pun berniat untuk pergi berbelanja Magicom seperti yang di sarankan Zahra.

Dengan begitu dirinya akan bisa berhemat dan uangnya bisa di kirimkan untuk kedua orangtuanya ! Walaupun dalam hatinya ia masih bingung bagaimana caranya !

Kini ia berada di sebuah toko dan Albi sedang memilih Magicom dari berbagai merek yang ditawarkan penjual toko tersebut.

Sampai Albi menemukan Magicom berwarna hijau dan ia memutuskan untuk membelinya.

" Hijau....ok juga " Albi bermonolog dengan dirinya.

" Saran yang menyenangkan juga ! Gak sia-sia punya teman kaya dia ! Wajahnya terlihat judes sih tapi hatinya baik banget"

Related chapters

  • Militer Mengangkat Surgaku   9.Mencari tahu

    Tiga hari lamanya Bi Ijah tak berjualan seperti biasanya. "Hei...mau kemana lagi " Ridwan bertanya karena melihat Albi yang tergesa-gesa " Nyari angin " jawab Albi sambil berlalu menutup pintu. " Teman gak ada akhlak ... Nyari angin sendiri ! Gak di ajak lagi ! Asem deh ngobrol sendiri !" Gerutu Ridwan yang kesal karena tak pernah di ajak keluar. Albi berjalan kaki ke tempat Bi Ijah namun sayang hatinya bergetar dan langkah kakinya terhenti saat para warga,baru saja memulai acara tahlilan. " Siapa yang meninggal ? " Tanyanya dalam hati. " Jangan...jangan..." Antara yakin dan ragu ia menjawab pertanyaan dirinya sendiri. Albi pun ikut duduk bersama para warga dan ikut membacakan surat Yasin. Setelah acara selesai barulah Albi mendengar obrolan para warga. " Mudah-mudahan amal

    Last Updated : 2021-09-18
  • Militer Mengangkat Surgaku   10.mengatur waktu

    Albi tak pernah bisa memilih antara Bi Sari ataupun Zahra.Zahra masih dalam mode ngambeknya." Sekali-kali dia lah yang cari saya ! " Zahra membalikkan ponsel miliknya agar tak terlihat lagi nama Albi.Keesokkan paginya Albi masih sibuk memeriksa pesan atau panggilan masuk dari Zahra.namun,tak ada satupun balasan chat atau panggilan balik dari Zahra.Kini Albi sendiri yang merasa bingung." Gak biasanya dia seperti ini ! Apa aku salah ya !" Albi sejenak berpikir." Ah...sudahlah " Albi menaruh kembali ponsel ke dalam sakunya." Ayo..." Ajak Ridwan setelah memakai sepatunya.Saran dari Zahra untuk membuat nasi sendiri kini Albi terapkan sendiri dalam hidupnya.Ia pun berbagi nasi dengan Ridwan teman sekamarnya.Awalnya Albi kesulitan menakar air untuk menanak nasi karena

    Last Updated : 2021-09-19
  • Militer Mengangkat Surgaku   11. Latihan

    Zahra tak mau berburuk sangka pada Albi dan ia pun memutuskan untuk membalas chat dari Albi. "Hari Minggu jangan kemana - mana !" Pesan untuk Albi. Ada rasa bahagia pada diri Albi karena Zahra membalas pesannya walaupun dalam hatinya ia masih mempertanyakan tentang solusi dari permasalahan yang di hadapinya kini. "Hari Senin sampai Sabtu jangan ganggu aku !" Pesan nya lagi untuk Albi. " Ok " jawab Albi singkat. Zahra menganggap agar Albi bisa bersama Sari teman barunya dan dengan dirinya hanya di waktu hari Minggu saja. Ada renncana yang ingin segera ia praktekan pada Albi. " Mudah-mudahan berhasil " gumam Zahra. " Harus berhasil " Zahra berbicara dalam hati untuk menyemangati dirinya. Ia bukanlah sosok gadis yang gampang menyerah sebelum mencapai target yang

    Last Updated : 2021-09-20
  • Militer Mengangkat Surgaku   12.mengorek informasi 5

    Sepasang suami isteri yang tak lain Hari dan Tia berkunjung dengan pintu yang terus di gedor-gedor seperti tak ada akhlak seolah Ningsih dan Wawan sedang menyembunyikan harta Karun miliknya.Ningsih tidak berjalan ke arah pintu utama di mana Hari dan Tia masih menggedor-gedor pintu rumahnya.Ia lebih memilih masuk ke dapur dan menyembunyikan di dalam wadah tempat beras yang di berikan Albi lewat Zahra" Sebentar..." Jawab Ningsih sopan sambil berjalan dan membukakan pintu." Saya tidak mau berbasa basi mana Albi ?" Tanya Tia dengan angkuh.Hari memaksa berjalan memasuki rumah tanpa permisi pada tuan rumahnya.Sorot matanya terus mengitari sekeliling tempat itu dan hasilnya masih tetap nihil.Hingga Hari merasa curiga pada Zahra yang sedang berkunjung ke rumah itu." Siapa kamu ?" Matanya kini menyoroti Zahra.Z

    Last Updated : 2021-09-21
  • Militer Mengangkat Surgaku   13.mengorek informasi 6

    " sekarang Rika ! Rika memiliki paras yang cantik ! Karena parasnya yang cantik ia bertingkah layaknya ratu yang ingin di layani ! "" Ibumu membantu keuangan keluarga tetapi nama Rika yang mencuat ke permukaan bahwa seolah-olah Rika lah yang memenuhi kebutuhan nenekmu !"" Pekerjaan Rika waktu itu apa Bi ?" Tanya Albi." Rika bekerja sebagai SPG di salah satu pusat perbelanjaan ! Gajinya yang di bawah UMR tapi punya banyak duit aneh kan ?"Mimik wajah Albi juga heran bertanya-tanya dalam hati namun ia lebih memilih diam dan fokus pada Bi Sari yang sedang bercerita."Dulu boss nya tempat bekerja mempercayakan toko miliknya pada Rika dan Rika memanfaatkan kesempatan itu untuk berbuat curang ." Hal ini terjadi lantaran keegoisan nenekmu yang minta di belikan ini dan itu sehingga pikiran busuk pun muncul di benak Rika !"" Rika memang berha

    Last Updated : 2021-09-21
  • Militer Mengangkat Surgaku   14.latihan lagi

    Pagi menjelang menuntun Albi dan Ridwan untuk segera melakukan Alktivitas seperti biasanya. Albi lebih awal pergi ke tempat kerjanya karena ingin membuat barble dari kaleng yang nantinya akan di isi Semen dan di beri gagang besi di tengah-tengahnya sebagai penyangga dan genggaman tangannya. Jika tak ada alat mewah untuk fitnes maka Albi lebih memilih untuk memakai bahan-bahan yang ada di sekitarnya. Semua rekan kerjanya tak ada yang tahu rencana Albi untuk masuk menjadi anggota TNI . Albi sendiri mempunyai tujuan sendiri jika kelak ia lolos dan di terima resmi sebagai TNI. Sebelum para rekannya datang Albi lebih memilih mengaduk-ngaduk semen yang sudah di beri air. Kemudian Albi memasukkannya ke dalam kaleng kosong bekas susu berukuran sedang dan tak lupa ia memasukkan besi berukuran sedang ke dalam kaleng tersebut yang sebelumnya suda

    Last Updated : 2021-09-22
  • Militer Mengangkat Surgaku   15.mengorek informasi 7

    Hari Sabtu biasanya para pekerja buruh bangunan seperti Albi dan Ridwan di perbolehkan pulang lebih awal satu jam oleh mandor mereka. Albi tidak ingin melewatkan kesempatan ini ! Ia lebih memilih untuk pergi ke rumah Bi Sari memperbanyak informasi sebanyak mungkin agar ia tidak salah langkah dalam mengambil tindakan. " Assalammu'alaikum " Albi mengucapkan salam sambil mengetuk pintu terlebih dahulu. " Wa'alaikum salam " jawab Azizah anak Bi Sari. " Mau cari siapa ya ? " Tanya Azizah dengan sopan. " Mau cari Bi Sari !" Jawab Albi dengan ramah juga . " Oh,ibu...mari masuk !" Azizah mempersilahkan tamu ibunya masuk. " Sebentar sayapanggilkan ibu dulu ya " Azizah berkata seraya pergi meninggalkan Albi untuk menemui ibunya yang sedang memasukkan anak ayam ke kandangnya di belakang rumah. " Bu...ada yang car

    Last Updated : 2021-09-23
  • Militer Mengangkat Surgaku   16.mengorek informasi 8

    "apa ibuku pernah menerima uluran tangan dari Andi adiknya ?" Tanya Albi untuk memastikan. " No....tidak ! Jika ibu dan ayahmu mendapatkan uluran tangan Andi pasti hidupnya tidak seperti sekarang ini ! Kamu pasti lebih paham apa yang bibi maksud !" " Setiap meminta bantuan pun Andi tak pernah mengulurkan tangannya ! Padahal kalau dari segi keringat danjada lebih banyak pengorbanan ibu dan ayahmu !" " Lalu,apakah nenek juga mendapatkan jatah bulanan dari Andi ?" Tanya Albi lagi. " Entahlah siapa yang benar dalam hal ini mengingat tabi'at nenekmu yang selalu mengadu dombakan !" " Andi bilang selalu memberi uang lewat tranferan ATM melalui Tia isteri dari Hari tapi,kata nenekmu Andi tak pernah mengirimi uang ! Kalau masalah ini hanya tuhan yang tahu !" " Banyak perkelahian batin di dalam keluarga besar ibumu ! Hal ini tak lain karena camp

    Last Updated : 2021-09-24

Latest chapter

  • Militer Mengangkat Surgaku   50.Rumah tangga

    Selesai melaksanakan ijab qobul dan resepsi mereka menikmati bulan madu selama satu Minggu. " Masih,sisa satu Minggu lagi nih ! Aku kan cuti dua Minggu jadi gimana kalau mulai petsiapan pindah ke rumah dinas ?" Tanya Albi pada Zahra. " Ya,sudah ayo " Zahra mengiyakan ajakan suaminya. Mereka berdua pun menyempatkan diri untuk berbelanja kebutuhan terlebih dahulu untuk bisa memenuhi kehidupan mereka nantinya di sana. " Ayo" Albi mengajak Zahra untuk masuk. " Maaf,ya untuk sementara waktu tinggal dulu di rumah dinas dulub! Bukannya gak pengen punya rumah sendiri tapi terkadang tugas saya sebagai prajurit bisa di pindahkan sewaktu-waktu !" Albi menjelaskan agar Zahra tidak salah paham nantinya. " Iya,aku paham " Zahra memasukkan semua belanjaan ke dalam kulkas dan mulai menata barang - batang yang di belinya

  • Militer Mengangkat Surgaku   49 Dag Dig dug

    Sekarang waktunya untuk menjalani prosedur nikah kantor.semua di lalui Zahra dengan hati yang dah Dig dug der. Bertemu dengan banyak orang bukanlah hal baru tapi jika mengurus sesuatu yang menyangkut dengan masa depan inilah yang harus di hadapinya sekarang bersama Albi. "Gimana,capek ?" Tanya Albi. " Iyasih capek ! Tapi,ya mau gimana lagi !aturan nya sudah begini ! Mau gak mau ya harus di lewati !" Jawab Zahra dengan rasa lelahnya. " Nyesel gak ?" Albi bertanya takut saja kalau Zahra merasa menyesal harus melewati prosedur seperti ini. " Anggap saja saya sedang menyusun skripsi !" Zahra menjawab demikian karena teringat dengan harus mengumpulkan beberapa berkas dan masuk ruangan sana sini. " Kalau,ditanya nanti tolong jangan bilang saya punya usaha sendiri ya Bi...!" Pinta Zahra. " Tergantung ! Alasannya apa

  • Militer Mengangkat Surgaku   48.bicara terbuka 2

    " berapa nominal yang biasa kamu setor per bulannya ?" Tanya Zahra. " Biasanya sih........!" Albi membisikkan nominal jumlahnya. " Karena tadinya usaha yang saya bangun tersebut awalnya hanya buat mengusir rasa kebosanan saja selepas dinas !" Albi mengingat awal usahanya di bangun. " Kenapa merasa bosan dengan dunia militer ?" Tanya Zahra. " Ya,bosan saja ! Karena saat tinggal di dalam asrama banyak ibu - ibu untuk menjodohkan saya ! Setiap hari harus menghindari mereka semua ! Ya,menghindar terus kan percuma juga ! Dari pada melakukan hal yang gak benar mendingan bikin usaha biar fokus saja gak suntuk gitu !" Albi mulai membuka masa lalunya. " Memang,di sana kamu gak pacaran gitu ?" Tanya Zahra dengan polosnya karena penasaran Albi memiliki mantan atau tidak. " Kalau yang ngejar saya sih banyak ! Cuman masalahnya saya yang pengen ngejar kamu ! Tapi,waktu itu ka

  • Militer Mengangkat Surgaku   47.bicara terbuka

    " jadi selama ini kamu mencemburui Sari ! Tanpa tahu Sari itu siapa ?" Pertanyaan dari Albi yang mengintimidasi Zahra langsung. " Karena , kamu yang bilang sendiri ! Sari dan saya sama pentingnya dalam hidup kamu !" Zahra kembali mempertegas kalimatnya. " Kamu tahu siapa itu Sari ?" Tanya Albi untuk memastikan. " Tidak tahu " jawab Zahra . " Sekarang diam dan jangan menyela !" Albi ingin agar saat dirinya bicara tidak ada yang menyelanya. " Sari dan Zahra sama pentingnya dalam hidup saya ! Mereka berdua hadir dan memberi saya motivasi untuk bisa melanjutkan hidup kembali dan menasehati saya agar tidak menyakiti banyak orang ! Terutama menyangkut keluarga !" " Sari yang kamu maksud adalah ibu kandung dari Azizah isteri dari Ridwan" "Terus kenapa kamu waktu itu kirim pesan ! Dan dalam ketikan jelas sekali menuli

  • Militer Mengangkat Surgaku   46.dadakan

    Siang ini pesawat Albi akan berangkat pukul 02.00. Albi masih memiliki waktu di rumah keluarga kandungnya selama lima jam lagi sebelum ia benar - benar pergi ke pulau seberang lagi. " Kak,nanti di anterin siapa ?" Tanya sang adik. " Biasa...sendiri juga jadi !" Jawab Albi dengan santai. " Berarti sebelum berangkat ! Kita makan di luar dulu ya !" Pinta sang adik. " Di rumah juga bisa dek !" Albi sedang malas. " Ya,ini kan beda moment nya beda ! Kakak jarang ada di rumah juga ! Kan kakak cuti dua Minggu ! Ini baru juga tiga hari ! Kok,sudah mau balik lagi ?" Sang adik merasa heran. " Ada tugas dadakan ! " Jawab Albi dengan biasa padahal sebenarnya dia sedang berbohong . " Berarti nanti siang bisa kan ! Itung - itung makan siang juga ! Sebelum pergi lagi !" Pinta sang adik dengan manja. &nbs

  • Militer Mengangkat Surgaku   45.konfirmasi

    " jadi maksudmu ? Kamu cemburu ?" Tanya Rama sekali lagi. " Jujur iya ! Dan Albi sangat membanggakan Sari ! Terbukti saat tadi siang Albi datang ke toko Zahra dan ia masih tetap membahas Sari ! Jika Sari memang lebih penting dalam hidupnya ! Maka Zahra lebih baik mundur ! Dan Albi selalu bilang bahwa Sari dan Saya sama pentingnya !" Zahra bercerita lagi. " Mungkin Sari itu ibunya " Rama menengahi arah pembicaraan Zahra. " Sari bukan ibu nya Albi ! Zahra tahu semua keluarga Albi entah itu ibunya,ayahnya ataupun adiknya ! Zahra tahu semua ! Bahkan cerita Albi yang identitasnya di palsukan semua ! Itu ulah keluarga besarnya !" Zahra bercerita lagi. " Kamu,sudah selidiki siapa itu Sari ?" Tanya Rama. Zahra hanya menggelengkan kepalanya. " Ya,sudah tidak usah di pikirkan lagi ! Jika memang bukan jodohmu ! Ayah juga tidak akan memaksamu untuk menerima A

  • Militer Mengangkat Surgaku   44.harusnya bisa

    Ningsih dan Wawan kembali lagi ke rumah mereka dan mereka melihat ke empat pengawal yang khusus yang di kirim Albi tinggal percis di seberang rumah mereka. " Kalau ada apa - apa ! Jangan sungkan ! Kalau mendesak berteriak lah ! Rumah kalian sudah di pasang kamera cctv !" Salah satu pengawal berucap tegas. " Ya,sudah istirahat saja dulu !" Titah Wawan kepada ke empat pengawalnya. Albi sebenarnya sudah tahu laporan dari para pengawalnya mengenai Ini Tia dan Hari namun,Albi belumbisa beranjak dari tempat Zahra karena urusannya dengan gadis itu masihnwlum selesai. Beruntung Albi meletakkan para pengawalnya di depan rumah keluarga kandungnya untuk menghalau sesuatu yang tidak di inginkan !mengingat dirinya harus berdinas luar yang jauh dari pantauan matanya. Albi masih belum bisa melepaskan Zahra begitu saja dan ia berpikir untuk datang ke rumah Zahra.

  • Militer Mengangkat Surgaku   43.di hari yang sama

    Ningsih dan Wawan pergi ke rumah sakit di jam yang sama saat Albi hendak keluar rumah untuk urusan Zahra. Wawan dan Ningsih masih terus dalam pengawasan melalui orang suruhan Albi dan Albi memerintahkan untuk selalu tetap waspada mengingat kelicikan Tia dan Hari sudah tidak perlu di ragukan lagi. Wawan dan Ningsih masih menikmati perjalanan selama enam puluh menit lamanya karena mereka sengaja tidak tinggal dalam satu kota bersama dengan kota yang di tempati Hari dan Tia. Manik mata Wawan terus mengawasi orang di samping dan kanan kiri mobilnya dan ia melihat dua motor yang sedari tadi terus bersamaan dengan dirinya melaju di jalanan. Insting seorang lelaki selalu benar jika ada orang yang terus mengawasi mereka namun,Wawan masih bersikap santai saja karena ia tidak ingin membuat sang isteri cemas dengan keadaan sekitarnya. Saat sampai di rumah sakit Wawan dan Hari berg

  • Militer Mengangkat Surgaku   42. Jika saja

    Albi menjadi pusat perhatian para pengunjung dan itu membuat Zahra semakin kesal. Albi tahu jika kehadirannya sangat tidak di inginkan oleh Zahra namun,ia tidak ingin menumpuk masalah yang sudah bertahun - tahun terutama mengenai Sari yang dialah artikan oleh Zahra karena saat Albi sebelum masuk ke dunia militer lewat Bi Sari lah Albi bisa mendapatkan info tentang perlakuan keluarga besarnya terhadap keluarga kandungnya. Zahra lebih memilih fokus mengeluarkan baju dari gudang untuk di masukkan ke dalam keranjang yang sudah tersedia. Albi membantu Zara dengan melobby para pengunjung yang datang ke toko Zahra dan pada hari itu juga toko Zahra menjadi ramai sekali dan mendapatkan omset yang belum pernah ia dapatkan sebelumnya. Jika saja kesalah pahaman itu tidak pernah terjadi maka dapat di pastikan Albi dan Zahra pasti sudah bersatu bahkan mungkin udah pnya anak di tengah - tengah mereka.

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status