Dibalik kemudi, Kevin terngiang perkataan mamanya. Tapi, dia memilih tidak ambil pusing perkara tersebut.
Baginya, Miranda adalah wanita kesenangan yang siap digauli kapan saja tanpa harus memikirkan status atau komitmen. Sama seperti perempuan lain yang dekat dengannya selama ini.Kevin memang sengaja mencari perempuan-perempuan yang memiliki pemikiran sama dengannya.Tentu saja tidak sulit bagi dia menemukan satu atau dua perempuan dalam waktu yang bersamaan tanpa harus terpikir untuk menikah kemudian punya anak.Menikah adalah hal berat menurutnya. Kenapa harus memiliki ikatan, ketika kedua belah pihak sudah cukup bahagia dan saling menguntungkan pikirnya.Baginya, satu-satunya tujuan berhubungan dengan perempuan hanya persoalan biologis, tidak lebih.Lagipula, belum tentu dalam perjalanan pernikahan dia atau sang perempuan, perasaan saling mencintai itu akan awet. Bisa jadi, diantara mereka akan tertarik dengan yang lain. Hal justru akan melukai perasaan pasangannya. Sebenarnya, tidak jarang juga beberapa perempuan yang akhirnya benar-benar jatuh cinta dengan kevin, kemudian minta untuk dinikahi.Sama halnya seperti Kurtney, perempuan yang membersamainya selama lima tahun, ketika dia kuliah di New Zealand. Saat itu mereka sepakat dengan tinggal satu rumah.Hubungan tersebut berjalan tanpa masalah di awal. Kurtney juga sepakat tidak memerlukan komitmen dengan Kevin.Namun, seiring berjalannya waktu perempuan yang telah lama tinggal dengannya tersebut benar-benar jatuh cinta kepada Kevin.Sayangnya, Kevin tetap Kevin tidak lantas memberi jawaban terhadap status hubungan mereka kedepan.Dalam masa kebimbangan tersebut Kurtney memutuskan untuk menjalin hubungan dengan teman Kevin. Tidak lama, keputusan untuk menikah dengan laki-laki tersebut diambilnya.Di saat Kurtney memutuskan menikah dengan orang lain, Kevin baru menyadari bahwa dia mencintai perempuan tersebut.Tapi, nasi telah menjadi bubur. Keputusan Kurtney telak adanya. Tidak bisa diubah, meskipun dalam hati, ia masih sangat mencintai Kevin. Perempuan tersebut tetap melangsungkan pernikahan,terlebih sang mempelai pria terlihat sangat serius ingin membina rumah tangga dengannya. Kevin yang akhirnya seolah seperti pihak yang tersakiti, akhirnya memutuskan kembali ke Indonesia, dengan segala luka yang ia punya, tak satupun gadis yang mampu memikat hatinya. Berawal dari hal tersebut tersebut Kevin lebih senang memiliki hubungan FWB--friend with benefit. Banyak teman perempuan yang mampu memenuhi kebutuhan biologisnya, sehingga membuatnya menjauh dari pemikiran pernikahan saat ini. Baginya ini adalah hal yang menguntungkan karena dia bisa fokus bekerja sedang kehidupan pribadinya tetap berjalan sebagaimana mestinya. Kepada Miranda entah kenapa, meskipun dia lebih sering bersama gadis tersebut, lantaran dia masuk gadis paling memuaskan diantara yang lain. Namun, Kevin tahu pasti dia tidak mencintai Miranda.Hampir tiga tahun Kevin dekat dengan Miranda, tanpa status pacaran atau bahkan janji untuk menikah, tapi toh selama ini Miranda menikmati hal tersebut tanpa protes. Tapi akhir-akhir ini memang ada sedikit keanehan dari Miranda, minggu lalu ketika mengadakan pesta di apartemen Kevin, Miranda sedikit mabuk dia bertanya kepadanya Kevin apakah dia mencintainya.Kevin sama sekali tidak mengindahkan pertanyaan tersebut, malah menciumi Miranda dan menghabiskan malam bersama hingga fajar menjemput.Saat mereka terbangun, Miranda sudah membersihkan diri kemudian meninggalkan Kevin yang masih tertidur.Percakapan mereka pun tidak berkelanjutan. Hari berikutnya di kantor Miranda sudah terlihat biasa, seperti tidak terjadi apa-apa diantara sebelumnya. ***Kevin telah tiba di kantor terlihat staff sudah rapi pada tempat masing-masing, terlihat pula Miranda mengenakan setelan blazer warna merah dengan rok di atas lutut terlihat menantang dan menggoda.Kevin tersenyum jahat melihatnya, kemudian berkata dalam hati, “Habislah kau Mirada malam ini!.' Otaknya sudah begitu kotor dan jahat. Namun, dia masih sadar bahwa mereka di kantor saat ini.Telpon Miranda berdering, tertera nama Kevin muncul di layar. Miranda langsung menyambarnya dan berkata, “hallo pak Kevin pagi”. “Keruangan saya sekarang!” Titah laki-laki yang baru saja menginjakkan kaki di ruangannya.. Mendengar perintah tersebut Miranda bergegas, menyempatkan diri merapikan setelan blazer di yang ia kenakan, tak lupa sekilas mengecek riasan wajahnya. Sudah tentu MIranda merasa menang hari ini, dia bergumam dalam hati, “Tentu kau tak akan pernah bisa jauh dariku sayang” senyum menghias wajah cantiknya.Miranda yang menenteng Ipad yang berisi proposal presentasi di tangannya, perempuan tersebut berjalan penuh percaya diri ke arah meja Kevin. Laki-laki tersebut sadar betul Miranda mendekat, matanya sempat melihat perempuan tersebut berjalan ke arahnya.Namun buru-buru Kevin kembali mengalihkan pandangannya perangkat di depannya. Kevin lebih memilih bersikap dingin seperti biasa, seolah tak mau mengakui bahwa saat ini dia memang telah tergoda dengan penampilan karyawannya tersebut.Alih-alih duduk di kursi depan Kevin, Miranda malah mendekat ke samping tubuh Kevin , lalu dengan gestur sedikit mencondongkan badannya, hingga jelas bagi kevin melihat blues putih Miranda yang berbahan chiffon menerawang jelas didepan matanya.Miranda yang dengan fasih dan percaya diri menjelaskan project dalam proposal tersebut, dan sengaja memancing Kevin dengan gaya bicaranya.Mata Kevin sedikit melirik ke arah celah baju Chiffon tersebut dan menelan salivanya, kemudian beralih menatap mata Miranda, lalu berkata, “ Papa ingin saya lekas mendapatkan vendor baru, untuk support semua kebutuhan project ini, kita hanya punya waktu sampai siang ini!” jelas Kevin kepada perempuan yang berdiri kurang dari sejengkal di sampingnya tersebut.“kita akan menemukan vendor lain kevin, tenanglah. saya punya colleague di Kalimantan, mereka juga akan memberikan kompetitif price untuk kita” balas Miranda dengan tenang sembari memegang pundak Kevin.“Cepat hubungi dan berikan report kepada calculation team agar segera diolah datanya!”Setelah memberi perintah, Kevin lalu kembali fokus dengan laptop di depannya, seolah Miranda sudah tidak ada disampingnya. Miranda yang menerima sinyal tersebut paham kalau sudah tidak topik yang harus didiskusikan saat itu, akhir nya di segera undur diri sembari berkata, “Baik akan saya menghubunginya sekarang, saya keluar dulu pak” Miranda akhirnya beranjak dari meja Kevin menuju pintu keluar, namun sebelum menjangkau gagang pintu kevin kembali memberi titah.“Miranda, malam ini jam 8 malam ke apartemen saya!” Miranda yang mendengar itu membalikkan badan, kemudian menganggukkan kepalanya tanda bahwa ia setuju. Tentu saja hari ini dia berhasil seperti biasanya, keluar dari ruangan Kevin, senyumnya mengembang puas, dia menang telak hari ini. Miranda memang gadis yang cantik dan cerdas, dia merupakan idaman para pegawai di perusahaan, karena memang terlihat paling menawan, diantara gadis-gadis yang bekerja disana.Kemahirannya dalam berdiskusi dan menggunakan bahasa asing merupakan nilai plus untuknya, meskipun baru saja bekerja, dia bisa menghandle banyak project secara bersamaan. Alasan cukup masuk akal jika Kevin mempekerjakannya. Kevin dan Miranda merupakan alumni dari kampus yang sama. Hanya saja, tidak pernah bertemu saat sama-sama kuliah. Mereka dipertemukan pada acara gathering acara kampus setelah kembali ke Jakarta.Saat itu Miranda terlihat mencolok dengan penampilannya lantaran wajah bule yang ia miliki. Hal tersebut membuatnya sangat mudah ditemukan diantara orang-orang.Kecantikannya di mewarisi dari rupa ayahnya yang berasal dari Perancis. Sedang mamanya keturunan Tionghoa Manado. Sudah tidak diragukan lagi, mudah baginya untuk menggaet hati pria manapun yang diinginkan.Di hari pertama mereka bertemu, Kevin langsung berinisiatif membawa Miranda ke apartemen. yang memang di sambut dengan tangan terbuka oleh Miranda yang sedang tidak memiliki acara saat itu. Sebelumnya Miranda memang telah mengantongi profil Kevin, siapa yang tak kenal dengan sosok Kevin Widjaya. Anak muda yang baru saja kembali dari New Zealand, yang menggebrak dunia bisnis properti dengan pembangunan hotel di bawah laut di kepulauan seribu tersebut. Selain pemegang aset properti kota ini, ayahnya juga memiliki bisnis di negara lain, yang membuat nama belakang keluarganya menjadi salah satu orang terkaya di negara ini. Tak ragu Miranda yang mantap mengiyakan ajakan Kevin dan tentu sudah bisa dipastikan apa yang terjadi diantara mereka, yah tentu saja malam pertama yang dihabiskan beronde-ronde tersebut mendorong Miranda mendapatkan malam-malam berikutnya dengan Kevin, tanpa pernah komplain sekalipun bagaimanakah status hubungan mereka kedepan.Tanpa melalui proses wawancara atau tes lainnya, yang membuat ribet semua applicant pencari kerja pada umumnya, Miranda malah langsung menempati posisi sebagai sekretaris Kevin. Hal tersebut membuat heboh semua orang di kantor, para perempuan tentu saja lebih mengarah pada kekecewaan, karena tidak ada kesempatan mendekat kepada bos ganteng mereka. Sebaliknya bagi karyawan laki-laki, kehadiran Miranda merupakan sebuah oase di padang gurun, bening menyegarkan mata. Para laki-laki tersebut sering sekali menggoda miranda dengan candaan-candaan yang membuat Miranda tertawa kecil. Sebenarnya orang tua Miranda memiliki usaha kuliner di kawasan BSB, makanan mereka terkenal enak dan ramai sekali dengan pengunjung, bahkan cukup potensial untuk dijadikan bisnis keluarga. Hanya saja Miranda tidak tertarik mengembangkan mengikuti jejak mamanya. Ia lebih memilih berkarir di perusahaan Kevin. Tentu saja dengan alasan yang tidak satupun orang yang tahu.***Di tempat lain Jeremy sampai pada spot janjian dengan teman-temannya.“Hei Bro!!” sapa Jeremy kepada temannya, mereka sudah nongkrong setengah jam menunggu Jeremy tiba.“Ah lu kayak perempuan aja Jer” komplain Ryan salah satu temannya.“Iya neh, apa lu pakai lulur dulu kah di rumah? lama bener” Edy menambahkan untuk membumbui suasana. “eeeiiitttss… santai bro, aku tadi ketahan gegara informasi penting yang mesti aku tanyain ke nyokap gua” Kilah Jeremy. “Ah elu kayak emak-emak aja, sejak kapan elu jadi peduli masalah harga kebutuhan pokok naik apa enggak sih?, minyak goreng udah turun belum mak? hahahah” timpal Rudy salah seorang teman Jeremy.Mendengar itu semua teman-teman Jeremy jadi tertawa lebar.“Eh siapa tahu, Jeremy sudah tobat bro, sekarang dia sudah beralih untuk memikirkan masa depan yang lebih cerah!” Bagas tak ingin berhenti mengejek Jeremy yang terlihat makin kesal dengan perkataan teman-temannya. “betul juga… jadi mari kita dukung Jeremy Widjaja tahun 2024 untuk Indonesia lebih maju bro!” Agus menguatkan pernyataan Bagas, sambil mengepalkan satu tangan seolah memberi semangat layak gambar spanduk kampanye.“Ahhhh….!!!! ini masalah seorang bidadari pagi bro kalian gak bakal paham deh” Sergah Jeremy kepada teman-temannya. “Palingan juga pagi ini ada Miranda di rumah lu makanya kamu berlama-lama di rumah, biar bisa lihat cewek sexy itu, iya kan? Ah lagu lama lu!“ . Balas Edy mengingatkan tentang kebiasaannya. Jeremy yang tak terima lalu menjawab, “Wah kalian gak bakal paham dah, ini lebih dari MIranda bro!! pokoknya kalo nyangkut si dia, mainnya udah hati dan perasaan dah!!” jelas Jeremy sembari menutup mata dan memegang dadanya. “Bohong banget, hahaha,” ejek teman-teman jeremy kepadanya, kemudian kompakan tertawa bersama-sama. “Ah… udah-udah ayo fokus lagi neh ke tugas!” protes Jeremy akhirnya.. ***Kevin pulang ke rumah siang itu karena ada satu berkas yang tertinggal di ruang kerjanya untuk meeting di Thamrin siang ini. Saat hendak melangkah menuju tangga dia mendapati Nindia di balik kaca, gadis itu duduk di ruang belakang sendirian, di tatapnya kolam renang sambil memegangi dengan HP di tangannya.Kevin yang menyaksikan pemandangan tersebut mengurungkan niatnya untuk naik ke atas, ia lebih tertarik memandang NIndia di balik pintu. Saat itu Nindia selesai mengabari Abah dan Umi, jika dia sudah sampai di rumah pak Edward. Dia juga mengatakan bahwa keluarga yang mereka tumpangi sangat baik dan menyambut NIndia dengan hangat. Percakapan mereka berhenti, tatkala Nindia menitihkan air mata, kemudian Abah menenangkannya.“Sudah nduk, kamu istirahat dulu, baik-baik baik disana ya, Abah dan Umi InshaAllah akan menjengukmu suatu hari nanti”Sambungan telepon berhenti, namun masih menyisakan linangan air mata bagi Nindia. “aku merindukan kalian semua” gumam Nindia lirih. “Nindia, nak..” Panggil Tania di dalam rumah. Nindia yang mendengar panggilan Tania, buru-buru menyeka air matanya, kemudian berjalan masuk ke dalam. Namun tiba-tiba. Brukk…………..!!!!!!!!!Nindia menabrak dada bidang seorang laki-laki.Gadis tersebut panik, kemudian melihat keatas wajah laki-laki yang ditabrak tersebut yaitu Kevin. Nindia terbata-bata meminta maaf, “ma- maaf, saya tidak sengaja” Kevin dengan dingin menjawab kasar dan malah menuduh Nindia yang bukan-bukan. “Kamu buta ya? tidak melihat ada orang disini?!”“Atau kamu sengaja ingin menabrakkan diri ke aku agar aku tertarik sama kamu?”“ Ngaca ya kamu gak selevel dengan saya, ngerti?!!!”Mendengar respond Kevin demikian Nindia kesal bukan main ingin membalas perkataan orang tersebut, namun Nindia enggan membalasnya, hanya satu kata saja yang keluar dari mulutnya. “maaf” Sembari menundukkan wajahnya seperti anak kecil yang sedang dimarahi guru. Kevin yang melihat Nindia demikian dalam hati tersenyum puas,, kemudian meninggalkan Nindia begitu saja. “Cih… sombong sekali orang ini, dimintai maaf malah berkata yang tidak-tidak. dasar mulut cabai” gerutu Nindia dalam hati.Tania tengah sibuk di ruang tengah memilah baju yang dipesan dari butik langganannya untuk Nindia. Ibu tiga anak tersebut bak memiliki anak perempuan lagi, Nindia seolah seperti manekin yang siap di dandani mengikuti perkataan Tania. Nindia tak banyak protes dia mengikuti semua arahan dari Tania. “Ini sepertinya oke di kamu sayang” menempelkan satu stel baju berwarna biru muda di tubuh Nindia. “Tapi tant… maaf..ma, apakah ini tidak terlalu sempit untuk Nindia?” Jawab Nindia malu karena tidak terbiasa menggunakan celana ketat.“Ini bagus sayang,tidak terlalu ketat, pas ukurannya di kamu, iya kan bi Ratri?” Tanya Tania minta dukungan. “Iya non cocok banget, wis pokok e nyonya Tania gak bakal salah pilih” Jawab Ratri menyakinkan.Kevin yang memperhatikan mereka saat menuruni anak tangga, seolah terusik dengan kegiatan yang mereka lakukan. “Mama sedang apa sih?” Tanya kevin, protes seolah tak rela mamanya melakukan semua itu. “mama sedang pilihkan baju untuk Nindia, agar besok
POV Kakek WidjayaSejak malam itu aku tak pernah sekalipun melupakan mata itu, mata sayu yang selalu membayangi malam-malamku, meskipun aku telah bersama orang lain namun dia tetaplah cawan canduku. “Lisa,,tak sedetikpun ku lupa akan dirimu” “Akankah gadis itu cucu Lisa, yang mana merupakan cucu kandungku? Aku telah menggagahinya berkali-kali ketika suaminya tengah berada di luar kota. Apakah mungkin? “Aku dipisahkan dari kekasihku Lisa ketika kami telah menjalin hubungan lebih dari tujuh tahun. Saat itu, keluarga kami tidak memiliki apa-apa yang untuk meminang Lisa. Semantara keluarga Lisa menginginkan seorang menantu yang mampu mencukupi kebutuhan Lisa,, sekaligus kebutuhan keluarga.Datanglah seorang laki-laki bernama Timo, meskipun saat itu Timo telah memiliki dua istri, namun tetap tak menyurutkan keinginan keluarga Lisa untuk menyerahkan anak gadisnya kepada Timo, laki-laki yang kurang ajar menurutku. Pada kenyataannya Lisa tak pernah mendapatkan perlakuan manis, malahan di
Pagi ini Edward sedikit gusar lantaran obrolan dengan ayahnya semalam, seusai makan bersama. Beliau mengingatkan kepada Edward untuk mengatur Kevin agar lebih bisa menghargai perempuan terutama Nindia. Widjaya beranggapan Kevin terlalu dimanja oleh orang tuanya, sehingga dia tidak mampu berempati kepada penderitaan orang lain, terutama orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan.Selama ini Kevin memang tercukupi dari segi materi, bahkan untuk membiayai gaya hidupnya yang cenderung hedon. Atau mengadakan pertemuan dengan teman-temannya yang hampir dilakukannya setiap pekan. Ketika mendapat perkataan dari Kakek Kevin tersebut, Edward merasa begitu gagal sebagai seorang ayah yang seharusnya mendidik Kevin tidak hanya kognitif saja, namun tentu dia berharap bisa mendidik Kevin dari sisi emosional. Saat Tania memasangkan dasi Edward, laki-laki itu berkata kepada istrinya. “Sayang, menurutmu jika Kevin selalu bersinggungan dengan Nindia, apakah dia bisa memberikan pengaruh positi
Tok.. tok…tok…!“Gadis bodoh keluar kamu! aku sudah terlambat”. Teriak Kevin dari luar kamar Nindia.Tak ada suara sama sekali dari dalam, Nindia kelihatannya memang belum bangun. “Hey gadis tuli, bangun kamu, kau dengar aku tidak?!”Teriaknya sekali lagi. Diguncang- goncangnya gagang pintu Nindia, hingga membuatnya terbuka tanpa sengaja. Kevin langsung saja masuk dalam kamar Nindia, tanpa permisi, tanpa instruksi dari sang pemilik kamar. Di atas kasur terlihat Nindia yang masih tertidur, gadis tersebut baru saja tidur setelah subuh.Akhir-akhir ini Nindai memang memiliki banyak tugas yang harus diselesaikan, dia sering menutup mata setelah fajar menjemput. Hanya saja kali ini dia sama sekali tidak mendengar alarm berbunyi. Bahkan saat Kevin datang membangunkannya. “Nindia…”Kevin memanggil nama gadis tersebut, namun Nindia tak juga lekas membuka mata. Seperti mendapat kesempatan emas pria itu duduk di samping Nindia, dengan sangat hati-hati. Senyum Kevin mengembang sembari dibela
Kring.. Kring.. Kring..“Halo”“Abah Riantiarno ada?”Suara berat seorang laki-laki terdengar di seberang sana, kala itu Puspa sedang bertugas membantu Abah mengoreksi pekerjaan siswa di ruang kerja, tangannya terhenti saat mendengar telepon yang mencari pimpinan yayasan mereka.“Abah masih mengajar di sekolah, apakah ada keperluan mendesak? Nanti saya sampaikan” balas Puspa. Saat ditanya demikian orang di seberang sana terdiam, solah berpikir apa yang hendak ia sampaikan, sementara hal yang ingin dia gali adalah informasi rahasia yang memang harus ditanyakan secara langsung. “Jam berapa Abah biasa pulang? ““Biasanya ba’da ashar sudah sampai di rumah” Sahut Puspa. “Kalau begitu saya akan datang sore ini” Jawab Laki-laki di seberang, segera ingin mengakhiri percakapan. Buru-buru Puspa mendesaknya dengan pertanyaan perihal nama, namun laki-laki tersebut kembali terdiam, tak lekas memberi jawaban. Jeda suara yang dirasa tak wajar oleh Puspa membuatnya berpikir macam-macam. Sement
Abah masuk ke sebuah ruangan dibimbing oleh seseorang yang mencarinya di Yayasan kemarin–Henry. Langkah Abah agak melambat saat dia melihat seseorang yang tengah duduk menunggu kedatangannya. Meskipun belum pernah bertemu dengan orang tersebut, namun dia tahu, beliau adalah Kakek Widjaya. Abah pernah melihat Kakek Widjaya di foto keluarga Pak Edward. Rambut kakek itu boleh jadi berubah menjadi putih, namun terlihat jelas bahwa dulunya dia merupakan laki-laki yang gagah dan tampan. Ketika henry dan abah, Kakeh Widjaya langsung berdiri dan menyodorkan tangannya kepada laki-laki yang baru saja dikenalnya tersebut. , “Saya Widjaya, ayah dari Edward, bagaimana perjalananmu hari ini? apakah semua akomodasi sudah membuat nyaman? JIka tidak saya bisa minta Henry untuk menggantinya”Tak tanggung-tanggung memang karena Kakek Widjaya menerbangkan Abah dari Klaten dengan penerbangan VVIP. Lantas mengistirahatkannya di hotel mewah bintang lima di pusat kota. Pertanyaan berikutnya apakah A
“Abah???” Nindia berteriak bahagian lantaran orang yang disayangi ada di depannya, gadis tersebut tak mampu menahan kakinya untuk tetap diam di tempat. Hatinya begitu penuh, tanpa sadar air matanya menetes, saat menyalami tangan abah, kemudian memeluknya solah bertahun-tahun tak bertemu dengan pimpinan Panti Asuhan tersebut. “Sejak kapan Abah disini? kenapa tidak bilang dulu ke Nindi kalau mau datang” lanjut Nindia protes karena gadis itu berharap bisa izin di perkuliahannya.“Abah akan disini beberapa hari Nindia tinggal di Jakarta Nindia, katanya ada urusan yang harus diselesaikan”Kakek Wijaya tiba-tiba muncul di balik tubuh Abah, kemudian berjalan melewati abah dan Nindia yang sedang melepas rindu.Saat mendengar suara Kakek Widjaya, gadis itu terkejut mendengar dan mengamati beliau berjalan ke arah ruang keluarga, sejurus kemudian Nindia mengalihkan pandangannya kepada Abah dengan ekspresi tanda tanya di wajahnya. Sebenarnya tak hanya Nindia, Edward dan Tania menyimpan rasa
“Jangan-Jangan lu jatuh cinta kepadanya Jer!!!”Ejek teman-teman jeremy, laki-laki tersebut memang sedang merutuki nasib lantara tidak bisa berpisah dengan Sakura gadis jepang yang seumur hidupnya selalu ingin berada disisinya dengan alasan yang entah dia sendiri tidak paham.“Sialan lu semua!” balas Jeremy dengan kesal.“Tapi memang kenyataannya, lu gak bisa kan sedetikpun pisah dari dia, kalo menurut gua. gadis itu lumayan manis kok, lumayanlah buat dijadikan gebetan, daripada lu jomblo mulu”“lebih baik gue jomblo ketimbang sama dia, kecil, flat tak berisi, tidak menarik sama sekali” Balas Jeremy dengan malasnya.“Gampang kalo mau buat dia terlihat sexy mah, suruh aja dia pakai lingerie sexy, suntik botox” Usul Rudy dengan gampangnya, semua ejekan tersebut membuat Jeremy bertambah tertekan. “Arrrrgghhhh…..! udah pokoknya setelah magang ini selesai gue harus lepas dari bayang-bayang Sakura. Dan gue akan liburan, dengan menggandeng gadis cantik, setidaknya sekelas Miranda lah” Kata
Mona sudah menyiapkan teh dan kue untuk menemani obrolan mereka bersama, sementara Nindia selesai membersihkan diri di kamar yang telah disediakan oleh Mona, saat keluar dari kamar mandi, dia menemukan sosok perempuan yang mirip sekali dengan bundanya. Perempuan tersebut mengenakan long dress, dengan rambut terurai lurus sebahu. Nindia mengamati foto tersebut dengan seksama, dia menemukan perempuan tersebut mengenakan cincin persis seperti yang ia miliki. Nindia kemudian menyamakan dengan cincin yang menggantung di lehernya, persis tak ada bedanya. Dalam hati dia bertanya-tanya apa hubungan orang ini dengan bunda yang baru saja dia kenalnya tersebut dan juga bagaimana wanita ini memiliki cincin yang sama persis seperti yang dia miliki. ‘barangkali saya harus bertanya kepada bunda’ pikir NIndia, dia lantas bergegas menuju ruang tengah tempat mereka berkumpul.Di ruang tengah Haris berkali-kali meminta Kevin untuk melanjutkan duel bermain catur yang sudah jelas-jelas tak ada harapan
“Pa, akhir-akhir ini aku lihat Kevin mulai berubah”kata Tania kepada suaminya.“Berubah gimana maksud mama?” bals Edward.“Sekarang sikapnya menjadi lebih lembut kepada orang-orang” Jelas Tania.Edward lantas melipat korannya, menatap lurus kepada istrinya kemudian tersenyum. Kali ini strategi membuat Kevin menjadi pribadi yang lebih bisa berempati dengan orang sekitar telah berhasil. Akhirnya dia berkata kepada Tania.“Ini sepertinya berkat Nindia bukan?’ tanya Edward. “Sepertinya begitu” Sementara gadis yang dibicarakan-Nindia yang telah rapi siap untuk pergi ke rumah Mona,kemunculannya yang tiba-tiba di ruang makan tempat Tania dan Edward berada, membuat kedua suami istri tersebut menghentikan percakapan mereka, keduanya saling pandang, lalu Edward bertanya.“Nindia mau kemana nak, pagi-pagi seperti ini?”“Nindia mau ijin berkunjung ke rumah Bunda Mona pah?” Balas Nindia.“mmmm,,, siapa Bunda Mona?” Tanya Edward, karena setahu laki-laki tersebut Nindia tidak memiliki saudara di
Setelah kedua couple tersebut beranjak keluar, Miranda menarik nafas panjang kemudian mengeluarkannya perlahan, dia berharap bisa menyembunyikan rasa kecewanya dari Daniel. Miranda yang menyedihkan karena mencintai orang yang sama sekali tak pernah menganggapnya ada, seberapa besar dia berusaha membuat Kevin jatuh cinta kepadanya tetap saja tak pernah ada dirinya dalam hati laki-laki itu. “Kamu kenapa Mir?" tanya Daniel sambil melirik perempuan tersebut yang masih terpaku dalam lamunannya. “Apa kau pernah jatuh cinta kepada seseorang, namun orang tersebut tak pernah menganggapmu ada?” tanya Miranda dengan sedih.“hahaha… tentu saja tidak pernah, untuk apa membuang waktu dengan orang yang demikian” Jawaban Daniel seolah menampar Miranda, perempuan tersebut langsung terisak seketika. Daniel langsung meraih tangan Miranda lantas, lantas memegangnya erat.“Are you ok?” Saat ditanya demikian , isak tangis Miranda semakin menjadi. Daniel langsung mengambil posisi di samping Miranda da
Hari yang cerah untuk dua couple pergi ke bioskop saat itu, Jeremy sengaja memilih tempat yang dekat dengan dengan kediaman mereka karena tidak ingin terlalu lama dalam perjalanan.Sudah pasti best couple saat itu jatuh kepada Jeremy dan Sakura, sejak turun dari parkiran, tangan tangan gadis tersebut tidak lepas dari lengan Jeremy sejenak pun. Sementara Nindia dengan tak bersemangat mengikuti mereka dari belakang, di belakang Kevin yang seolah menjadi bodyguard Nindia mengikuti gadis itu dari belakang kemanapun dia melangkahkan kaki.‘jika seperti ini mendingan aku tidak ikut saja, daripada harus menyaksikan kedua orang bucin ini’ batin Nindia kesal sambil mengayunkan langkahnya dengan lesu. Kevin yang bisa merasakan jika gadis tersebut sedikit tidak nyaman, lantaran sepasang kekasih di depan mereka seolah memiliki dunia sendiri, sedang yang lain hanya menumpang.Namun Kevin tak punya banyak pilihan, dia hanya mengamati Nindia dari dengan segala perasaannya. “Maaf permisi!”Seorang
Sejak semalaman Kevin belum berjumpa dengan Nindia, laki-laki itu begitu penasaran dengan apa yang dilakukan Nindia saat ini. Karena rasa penasaran yang membuncah laki-laki tersebut turun menuju lantai dua rumahnya, lantai dimana lokasi kamar Nindia berada. Pintu kamar Nindia masih terlihat tertutup rapat, ’jam segini gadis itu pasti sudah bangun’ pikirnya. Kevin hanya berdiri di depan pintu Nindia. Dia bimbang apakah sikapnya ini wajar atau tidak untuk menyambangi gadis yang selama ini dihina oleh nya.“kenapa aku harus mengendap-ngendap seperti ini” gumamnya jengkel kepada dirinya sendiri.Rasa bimbangnya semakin membuncah, perasaannya sudah membawanya sampai sejauh ini, bahkan sudah sampai di depan pintu, jika tidak mendapatkan informasi atau bertemu dengan gadis tersebut adalah suatu kerugian, akhirnya dia memutuskan untuk mengetuk pintu Nindia dan masuk kedalam kamar gadis tersebut, namun tak ada suara sama sekali.Akhirnya Kevin memutuskan untuk masuk kedalam kamar, saat laki
“Kakek, kenapa menjemputku sendiri kesni?”Tanya Nindia saat melihat Kakek Widjaya berjalan kaki ke arah lobby, saat itu Nindia dan Judy sedang asik bercakap. Keduanya memang sengaja menunggu di spot tersebut, sembari mengerjakan tugas yang belum terselesaikan di perkuliahan. “Kenapa Kakek tidak boleh menjemput cucunya sendiri kah?” Balas Kakek Widjaya sembari tersenyum dan mengangkat kedua alisnya.Judy dan Nindia lantas saling pandang kemudian tersenyum bersamaan, Nindia memang mengagumi sosok kakek Widjaya karena beliau begitu berwibawa. “Ayo” Ajak kakek Widjaya pada gadis manis tersebut. “Kakek ingin mengajakmu ke suatu tempat, Abah juga menunggu disana” Lanjut sang kakek.“oh abah masih di Jakarta Kek?” tanya Nindia bersemangat. Kakek menganggukkan kepalanya untuk menjawan pertanyaan gadis tersebut. Kemudian memberi isyarat kepada Henry, agar lekas membukakan pintu mobil kepada Nindia. Tak lama mobil yang mereka tumpangi melaju membelah kota Jakarta. Mobil kakek akhirnya berh
Matahari malu-malu menampakkan diri dengan perlahan namun pasti mentari tersebut menyapu permukaan bumi, menunjukkan kasih sayangnya pada daun, rerumputan,sungai dan lautan.Pagi itu Kevin melakukan rutinitas hariannya mengantar Nindia, tak ada protes lagi kali ini. Bahkan dia tak akan melewatkan satu kalipun jadwalnya digantikan oleh orang lain. Jika awalnya dia begitu bersikeras menolak tugas tersebut, lantaran hal tersebut membebaninya, sekarang sebaliknya dia begitu antusias bahkan semangat untuk mengantarkan Nindia. Sedang gadis yang diantaranya pun seolah lupa dengan apa yang dipertanyakan semalam. Kenapa Kevin mengetahui semua aktivitasnya dengan Daniel. Saat melihat Kevin pagi itu pikirannya lantas membawanya teringat saat Kevin memeluk erat tubuhnya agar tidak jatuh. Seketika wajahnya berubah menjadi merah lantaran malu.Hingga detik ini Nindia bahkan masih dapat merasakan getaran tersebut, terlebih mereka dalam satu mobil sekarang. Keduanya sama-sama diam,menyembunyikan a
“Huh!!! dasar wanita murahan baru kencan pertama sudah mau dipegang-pegang tangannya”Geretu Kevin dengan dengan geram saat melihat video Nindia dan Daniel. Video tersebut memperlihatkan suasana dan kegiatan yang mereka lakukan selama kencan berlangsung. Atas dasar apa Kevin melakukannya, dia sendiri tidak mengerti, yang jelas dia ingin mengetahui apapun yang Nindia lakukan dengan sahabatnya tersebut.drezzttt.. dreezzttt…drezztt..Kevin kembali melihat di layar ponsel, tertera nama Miranda yang memanggil. Orang yang sama sekali tak diharapkan untuk menghubunginya malam ini, panggilan pertama tak direspon oleh Kevin. Kedua kalinya Miranda memanggil ulang, dengan malas Kevin mengangkatnya. “Iya Miranda ada apa?” Sahut Kevin kala panggilan tersebut tersambung. “Kamu ini gimana sih, aku sudah booking tempat untuk kia dinner malam ini, tanpa sebab apapun tiba-tiba membatalkannya, kamu dimana sekarang?” Cecar Miranda yang kesal karena janji ketemu mereka gagal malam ini. “Aku sedang s
Keinginan Daniel untuk berkencan dengan Nindia akhirnya terwujud. Laki-laki itu sudah merancang semuanya dengan baik, mulai dari tempat makan hingga kado yang akan diberikan kepada sang gadis.Ini adalah kencan resminya dengan Nindia setelah meminta izin kepada Kevin dan juga keluarga nya, selaku wali Nindia di Jakarta. Laki-laki itu dengan berani menerjang ombak meminta persetujuan Mama Tania untuk mengajak anak asuhnya tersebut.Yang paling mengejutkan adalah mama Tania menyambut gembira ajakan Daniel. Meskipun dalam bisnis, keluarga Daniel adalah kompetitor mereka, namun dalam hubungan pribadi selama ini keduanya selalu baik-baik saja. Bahkan sejak kuliah di New Zealand keduanya saling bersahabat. Ini adalah kencan yang paling mendebarkan untuk Daniel, dirinya sudah mengganti baju lebih dari tiga kali, baginya masih saja kurang pas, entah warna kurang ok, ataupun model kemejanya yang kurang pas. Untuk kali ini dia benar-benar merasa dibuat gila oleh gadis tersebut, hingga adiknya