Beranda / Rumah Tangga / Mertuaku Adalah Maut / Bab 4 - Mesra Dengan Suami Tukang Selingkuh

Share

Bab 4 - Mesra Dengan Suami Tukang Selingkuh

Penulis: Siez
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-04 09:23:07

Keesokan harinya, Hesti pulang ke rumah dengan senyuman mengembang penuh sandiwara. Ia harus bermain sandiwara secantik mungkin agar Dimas tidak mengetahui perubahan perilakunya nanti.

Ini hari sabtu. Memang seharusnya Dimas tak pergi ke kantor.

"Assalamualaikum!" sapa Hesti yang baru saja membuka pintu rumahnya.

"Wa'alaikumsalam!" balas Dimas yang memang sedang bersantai di ruang tamu sambil menonton siaran televisi kesukaannya itu.

Hesti dengan senyuman, langsung berjalan ke arah Dimas dan mencium tangan pria itu. Ya, sandiwara menjadi istri berbakti begitu lah.

"Mas ..." panggil Hesti manja.

"Ya, ada apa, Hes?" Tatapan Dimas masih terarah ke televisi. Ia bahkan tak terlalu menggubris kedatangan Hesti.

"Besok kan hari minggu terus ada libur tahun baru, apakah kamu mau jalan-jalan?" tawar Hesti.

"Jalan kemana? Apa kamu tak lelah? Ini saja kamu baru pulang dari luar kota loh. Aku rasa lebih baik kamu istirahat saja sih di rumah." Dimas heran dengan ajakan Hesti.

"Aku kangen banget sama Mas. Kan sudah tiga hari aku gak pulang ke rumah. Jadi ... Aku ingin ajak mas jalan-jalan. Ingin mesra-mesraan sama Mas seperti pengantin baru lagi," rengek Hesti manja. Tentu saja Hesti memulai drama istri manja saat dia melihat Laila yang berada di dapur dan pastinya pelakor itu melihat Hesti dan Dimas.

Walaupun Hesti jijik, tetap harus ia lakoni untuk menang. Strategi dari Arga, mengalah untuk menang.

"Ayo lah, Mas. Kita berdua saja. Masa kamu gak kangen sama aku? Mumpung liburan nih."

"Gak ajak Laila sekalian kah? Kasihan kan dia di rumah sendirian. Bengong sendiri gitu selama liburan natal dan tahun baru."

"Yah ... Tapi aku gak beli tiket untuk Laila. Maunya honeymoon saja sama kamu, Mas." jawab Hesti manja dan merengek.

"Kamu memang membeli tiket kemana dan berapa hari?" Dimas melihat ke arah Hesti.

"Aku beli tiket ke Malaysia, Mas. Uhmm ya empat hari lah."

Memang Hesti memilih destinasi luar negeri supaya Laila tidak ikut mereka pergi. Hesti tahu kalau Laila tak punya paspor. Kalau masih di Indonesia, pasti Laila merengek ingin ikut mereka.

"Koq kamu gak tanya aku dulu sebelum kamu beli tiket?"

"Kan mau kasih kejutan, Mas. Aku dapat bonus akhir tahun nih lumayan banyak dari bos karena berhasil membantu bos memenangkan beberapa perkara di pengadilan dengan f*e cukup besar." Hesti sangat excited.

Dimas menarik nafas dalam-dalam.

"Nanti Laila sendirian di rumah." Dimas masih mencari alasan. Tak enak juga meninggalkan istri barunya di rumah sendirian.

"Lah dia kan uda besar, Mas. Sudah bisa masak sendiri, ke pasar bisa jalan kaki sendiri. Apa susahnya? Dia juga kan tidak cacat, masa harus didampingi kita terus? Ya paling kasih uang jajan saja selama empat hari kita tak ada. Ayolah ... Kan aku kangen banget sama Mas." Terdengar Hesti agak kesal dan Dimas bisa merasakan itu. "Masa mas gak ada rasa kangen dengan aku?"

Walaupun Hesti jijik karena ini bukanlah dirinya sendiri dan harus pergi bersama dengan suaminya yang berselingkuh, tapi harus ia lakoni. Trik berikut dari Arga, adu domba antara suaminya dan pelakor. Ini bermain dengan menggunakan otak, dengan tipu muslihat. Bukan dengan emosi sesaat.

Dimas masih diam, tak enak dengan Laila yang berada di dapur. Pasti saja Laila mendengar apa yang dikatakan oleh Hesti.

"Mas ... Masa mau dibatalin? Sayang loh tiketnya ... Apalagi tiket akhir tahun, kan lumayan mahal, Mas."

"Apa tak bisa di refund saja tiketnya?"

"Tidak bisa, Mas. Kena potongan besar sekali. Memangnya kenapa sih mas? Koq kayaknya gak mau liburan sama aku banget? Memangnya mas sudah gak cinta sama aku?"

"Kamu bicara apa sih, Hes?"

"Coba mas katakan sekarang sama aku. Mas itu cinta sama aku apa gak?"

"Ci-cinta dong."

"Gak ada wanita lain kan di hati mas yang menggantikan aku?" Hesti sangat sengaja.

"E-enggak. Kamu satu-satunya koq, Hes."

"Koq panggilnya Hes sih? Biasanya juga sayang apa darling." protes Hesti mencebikkan bibirnya.

"Iya, maaf ya Sayang. Mas terlalu lelah. Jadi otaknya agak error."

"Iya, aku maafkan koq. Jadi ... kita pergi dong ke Malaysia? Liburan berdua tanpa ada orang lain."

"Iya ... Iya." Dimas kalah.

"Yey!" Hesti langsung bersorak kesenangan dan memeluk erat Dimas.

Sementara di dapur, Laila kesela setengah mati.

'Mas Dimas itu bagaimana sih? Katanya cuma cinta sama aku, tapi koq malah bilang cinta sama Mbak Hesti sih? Terus mau honeymoon lagi sama Mbak Hesti. Ish ... Mas Dimas bohongin aku!' protes Laila di dalam hatinya.

"Ya udah, aku lapar. Hehe ... Aku mau cari makanan ke dapur ah."

Hesti pun meninggalkan Dimas sendirian dan berjalan ke arah dapur.

Laila yang mendengar Hesti akan masuk ke dapur, langsung berubah ekspresi menjadi biasa saja. Tak mungkin terlihat wajah kesal karena Hesti akan berlibur bersama dengan Dimas. Laila masih harus bermain sandiwara karenanya. Sebelum Dimas mengatakan kepada Hesti kalau Dimas itu sudah memperistri Laila juga.

"Hai, La." sapa Hesti dengan santainya kepada Laila.

"Eh Mbak Hesti sudah pulang." Laila pura-pura tersenyum dan ramah. Hesti bisa melihat itu.

"Kamu masak apa, La?"

"Masak sop ayam mbak. Terus tempe dan tahu."

"Oh ya? Wah enak nih ada masakan KAMPUNG! Senangnya mbak kalau ada kamu,"

"Kenapa tuh, Mbak?"

Bab terkait

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 5 - Time To Play, Laila!

    "Soalnya kan aku kerja dan menghasilkan uang bersama dengan Mas Dimas. Jadi kalau ada kamu tuh ... Ada yang masak, membersihkan rumah ... Wah komplit deh. Nah kalau aku pulang kerja, jadi aku tidak terlalu lelah untuk beres-beres seperti dulu sebelum ada kamu. Mau makan tinggal makan dan masih hangat karena kamu membuatnya."Maksudnya adalah Hesti menyindir kalau Laila menjadi ART tanpa bayaran di rumah Hesti. Itu point nya.Laila tersenyum miris dengan ucapan dari Hesti. Pastinya dia agak sakit hati."Iya, Mbak.""Ah ya, besok aku mau honeymoon sama Mas Dimas. Tolong jaga rumah ya! Kalau kamu mu keluar, jangan lupa kunci pintu! Jangan sampai ada kucing garong masuk mencari ikan asin busuk.""Mbak ada-ada saja. Mana ada kucing garong mencari ikan asin busuk?" kekeh Laila dan sebenarnya dia tahu apa yang dimaksud oleh Hesti. Hanya saja ia pura-pura bodoh."Hehe ... itu cuma istilah, La. Lagian ... di rumah ini gak ada yang berharga sama sekali sih. Jadi santai saja kalau mau meninggalk

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-04
  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 6 - Strategi

    "Mas ..." panggil Hesti kepada suaminya itu dengan sangat mesra dan manja. Bahkan membuat Laila jijik sendiri saat mendengarnya. Wanita muda itu kesal setengah mati."Kenapa?" tanya Dimas begitu datar. Ia menjaga perasaan Laila untuk tidak bermesraan dengan Hesti, apalagi di rumah. Ia bisa melihat kalau Laila kesal dengan yang dilakukan oleh Hesti sekarang. Hanya saja, Dimas tak bisa berbuat banyak terhadap Hesti.Bagaimana pun, Hesti masih menjadi istri sah Dimas."Ih ... koq gak panggil sayang sih?" protes Hesti manja sambil memeluk erat leher Dimas saat berada di meja makan bersama dengan Laila.CUP!Hesti mencium pipi Dimas dengan sengaja di hadapan Laila. Dimas aneh sendiri karena Hesti tiba-tiba berubah manja."Kangen deh sama Mas."Hesti terus mencium pipi Dimas bertubi-tubi, seakan ia sangat mencintai Dimas.Ekspres

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-17
  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 7 - Mengerjai Pelakor

    "Mbak Hesti ... hoooh ... hoooh ..." Nafas Laila tersengal-sengal karena lelah."Kenapa dengan Hesti?""Dia buang kasur dan ranjang. Sekalian seprai, bantal dan guling.""Hah ... terus kenapa kamu yang ngos-ngosan?" Dimas heran."Mbak Hesti suruh aku dan bapak tukang rongsokan untuk angkut kasur dan ranjang. Aku capek, Mas.""Astaga ..." Dimas menggelengkan kepalanya atas ulah Hesti."Marahin gih, Mas masa dia ngerjain aku begini amat." protes Laila. Ia sangat berharap kalau Dimas bisa memarahi Hesti hingga wanita itu kapok untuk mengerjai Laila lagi.Dimas langsung berjalan masuk ke dalam kamarnya yang kini kosong."Hesti! Kenapa kamu buang ranjang dan kasur kita? Apa maksud kamu?" bentak Dimas kesal.Laila pun menguping di belakang pintu kamar Dimas."Gak ada maksud apa-apa, Mas. Cuma

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-18
  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 8 - Dikerjai Tukang Urut

    Dimas langsung sadar dari buaian Hesti."Aduh ... kenapa?"Hesti langsung membuka pintu dan ditemukan kaki dan tangan Laila terjepit di pintu kayunya yang cukup berat itu.Dimas pun dengan sigap melihat keadaan Laila, wajahnya memerah karena tertangkap basah telah bermesraan dengan Hesti."Kenapa kamu bisa ada di belakang pintu sih, La? Aduh ... " Hesti pura-pura panik melihat keadaan Laila."Aw ... sakit banget. Rasanya tangan dan kaki aku ada yang patah, Mas." rintih Laila yang sangat kesakitan. "Sakit banget Mas."Terlihat sih jari-jari Laila memerah dan kakinya, entahlah bagaimana. Hesti tak peduli sama sekali."Kita ke rumah sakit ya, La. Ok kan, Hes?" Dimas meminta persetujuan kepada Hesti karena semua uang yang besar memang dipegang oleh Hesti.Dimas hanya mendapatkan uang jajan saja dari Hesti. Uang jajan yang cukup

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 9 - Takut Hesti Curiga

    "Ya karena dia yang pegang uang. Dia yang pegang gaji aku. Biasanya aku hanya diberikan uang jajan saja oleh Hesti. Kalau kurang baru minta."Memang Laila baru satu bulan menikah dengan Dimas. Makanya dia tak tahu apa-apa tentang keuangan Dimas. Ia percaya saja dengan bujuk rayu ibu mertua dan juga Dimas untuk menikahinya. Sekarang Laila merasa lebih terjebak lagi.Suaminya tak pegang kuasa akan keuangan. Lalu bagaimana Laila bisa foya-foya untuk menikmati gaji dari Dimas?"Apa gak bisa dipindahkan untuk transfer gaji kepada Mas sendiri?""Nanti Hesti curiga.""Ish ... makanya mas tuh harus bilang kepada Mbak Hesti kalau kita sudah menikah.""Nanti ya. Kita fokus dulu sama luka kamu. Semoga saja cepat sembuh.""Ish ... ini tuh gara-gara mas.""Kenapa gara-gara Mas?" Dimas heran."Karena tadi aku mau mende

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 10 - Biar Mertua Menderita

    "Maaf La, Mas gak bisa nolak Hesti. Benar-benar maaf. Nanti kalau Mas pulang dari Malaysia, mas kasih kamu oleh-oleh ya. Mas janji .... mas akan kasih kamu oleh-oleh yang mahal."Laila pun mencebikkan bibirnya. Suaminya malah meninggalkan dirinya. Hanya diiming-imingi oleh oleh-oleh mahal.*Pada malam harinya, Ibu Nani pun datang ke rumah Hesti dan Dimas."Kalian mau kemana sih?" tanya Nani penasaran karena melihat Hesti dan Dimas sudah membawa koper masing-masing."Kami mau ke Malaysia, Bu.""Loh, kamu bilang besok, Dim.""Iya, Bu. Uhm ... Hesti menyuruh untuk tinggal di hotel dulu karena tak ada kasur di kamar kami.""Lah, kalau tidak ada kasur di kamar kalian, terus ibu tidur dimana?" protes Bu Nani."Di kamar Laila, Bu." balas Hesti dengan santai."Kamar Laila? Kasurnya kan kecil .

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 11 - Mengerjai Mertua & Pelakor

    Rumah ..."Laila ..." panggil Nani yang merasa sangat tak nyaman untuk tidur berdua dengan Laila di ranjang single."Ya, bu. Kenapa?" Laila pun membuka kedua matanya."Kamu bisa tidur di lantai gak?""Kenapa, Bu?""Rasanya ibu encok banget tidur sempit-sempitan sama kamu.""Kan aku lagi sakit, Bu. Tangan sama kaki aku sakit banget." Laila menolak. Tapi tak berani kurang ajar terhadap Nani."Duh ... kamu kan masih muda, La. Ibu kan sudah tua. Ini kalau ibu gak bisa tidur dengan nyaman. Nanti ibu bisa sakit loh. Kalau darah tinggi ibu kumat, bisa gawat kan." keluh Nani.Laila kesal setengah mati. Sofa di depan tidak bisa digunakan untuk tidur. Ranjang Hesti sudah tak ada. Bahkan bantal, guling serta selimut pun tak ada.Mungkin ada, tapi lemarinya dikunci oleh Hesti. Jadi Laila tak bisa mengambil apapun.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 12 - Aku Tak Mau Parasit

    Wajah Hesti terlihat sangat serius saat ini. Bahkan terlihat sangat khawatir. Namanya juga sandiwara untuk meledek Dimas sekaligus mengancam pria itu."Hmm ... kemarin ini di kantor ada yang ketahuan selingkuh, Mas. Terus ... suaminya itu ternyata selingkuh sama adik sepupunya sendiri. Parah kan tuh, Mas."Dimas menarik nafas dalam-dalam. Apa yang dibicarakan oleh Hesti seperti menyindir dirinya saja. Langsung kena pada sasaran."Mas gak seperti teman kau di kantor itu lah. Mas sangat cinta sama kamu." kilah Dimas mencoba menenangkan Hesti dengan kebohongan lainnya."Aku jadi parno, Mas. Uhm ... bagaimana kalau Laila keluar saja dari rumah kita? Nanti aku bantu carikan pekerjaan untuk dia." usul Hesti. "Aku gak mau kejadian sama teman kantor aku itu menimpa rumah tangga kita. Aku bisa sangat sedih kalau mas melakukan seperti itu dengan Laila.""Laila itu sepupu aku dan aku tak pe

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23

Bab terbaru

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 28 - Cari Tempat Usaha

    "Antara menyesal dan tidak menyesal sih. Mau bagaimana lagi? Katanya Mbah Dukun yang terkenal itu, kalau misalkan Dimas menikah sama Laila, maka dia bisa kaya banget. Nah kalau sama Hesti, malah Dimas akan sangat sial. Bisa miskin seumur hidup. Tentu saja ibu lebih memilih kalau Dimas tuh menikah sama Laila daripada Hesti. Kalau mas kamu kaya, kan kita juga kecipratan. Kamu mengerti dong, Rat." tukas Nani begitu percaya diri.Ratna menggelengkan kepalanya. Ia sama sekali tak mengerti dengan pola pikir dari sang ibu yang telah melahirkannya itu."Terus terang saja ya, Bu. Ratna sama sekali gak percaya dengan masalah perdukunan. Yang Ratna mengerti hanya kenyataan saja yang ada di depan mata. Percuma juga bilangnya kalau misalkan Mas Dimas akan sangat kaya. Tapi sekarang saja sudah terasa sangat menderita. Dari punya rumah dan pekerjaan yang ok, tiba-tiba hilang pekerjaan dan tak punya rumah. Jadi darimana ibu bisa bilang mas Dimas bisa kaya sih?""Kamu masa gak ngerti istilah berakit-r

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 27 - Nani Jadi Kesal

    "Terus kamu maunya gimana?""Begini loh, Mas ... kamu kan sudah tak ada pekerjaan. Jadi, uang yang tersisa gak terlalu banyak. Jangan memberikan ibu uang yang banyak sekali." tukas Laila meyakinkan Dimas."Terus ... aku harus kasih ibu berapa? Ratna itu harus sekolah. Tak mungkin aku tak memberikan uang kepada ibu.""Uang sekolah Ratna berapa?""Mungkin dua ratus ribu.""Lah ... empat juta buat apa?" Laila heran sendiri."Ya aku mana tahu. Mungkin untuk kebutuhan hidup. Belanja atau apa gitu.""Aneh banget sih. Di kampung mana ada yang semahal itu? Harus banget dengan empat juta.""Aku mana tahu perjanjian ibu dengan Hesti sih." protes Dimas yang ia sendiri tak mengerti kenapa ibunya harus meminta uang sebanyak itu terhadap dirinya."Sudah. Kita berikan saja ibu uang satu juta. Jadinya sisanya kita yang pegang.""Tapi, nanti ibu bagaimana?""Mas ... ingat kamu tidak kerja loh. Kita benar-benar harus berhema

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 26 - Pindah Apartemen

    "Nanti cari rumah kontrakan atau apartemen saja yang murah untuk sementara waktu."Laila tak berani bertanya lagi.Setelahnya, Dimas, Hesti dan Pak Andra pun pergi ke bank untuk menyelesaikan permohonan over kredit."Hes ... transfer uangnya kepadaku. Aku butuh sewa rumah.""Iya ..."Hesti mengeluarkan ponselnya dan dia mengirimkan uang sebanyak dua ratus juta untuk Dimas. "Sudah aku kirim."Dimas langsung mengecek di ponselnya dan tersenyum karena uang di tabungannya sudah bertambah begitu banyak. Ya walaupun pastinya masih ada kerugian karena uang cicilannya selama satu tahun malah jadi diskon untuk Pak Andra membeli rumahnya."Kapan mau jual mobil?""Lagi cari pembeli dengan harga tinggi.""Gak usah lama-lama. Rumah saja yang mahal sudah bisa kamu dapatkan pembeli. Masa mobil yang lebih murah gak dapat? Kebanyakan alasan.""Kamu cari saja yang mau beli mobil. Nanti beritahu kepada aku kalau ada yang

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 25 - Jual Aset

    Kring! Telepon berbunyi dengan sangat kencang. Hesti menatap malas ke arah ponselnya. Arga yang mendengar suara bunyi pun Hesti pun mengerenyitkan dahinya. "Kenapa tidak diangkat?""Yang menghubungi aku itu adalah orang yang menyebalkan. Malas untuk bicara dengannya. Lebih baik kerja sama. Menjawab teleponnya itu sama saja menghabiskan tenaga aku.""Apa yang menelepon itu adalah mantan suamimu?" tebak Arga. Hesti menganggukkan kepalanya. "Memangnya ada apa? Jangan-jangan dia ingin membicarakan tentang perceraian kalian?""Tadi pagi aku pergi ke rumah." jelas Hesti dengan santai seperti tak ada masalah apapun. "Untuk apa?""Aku ke sana untuk menawarkan rumah lama agar bisa over kredit. Jadi aku membawa Pak Andra untuk melihat rumahku itu.""Kenapa tiba-tiba kamu mau menjual rumah? Terus bagaimana tanggapan Pak Andra?" Arga penasaran. "Ya kalau tidak dijual dia terlalu enak dong untuk menempati rumah yang juga merupakan hasil jerih payah aku bersama dengan istri keduanya itu. Tid

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 24 - Niat Jual Rumah

    "Entah ... ayo kita jalan saja ke rumah." Dimas mengedikkan bahunya.Laila pun segera membantu Dimas dengan segala barang belanjaannya."Ngapain kamu di sini, Hes? Terus bawa pria yang berumur lagi." ejek Dimas.Hesti mengerenyitkan dahinya saat mendengar suara dari Dimas."Ini Pak Andre. Dia calon pembeli rumah ini." tukas Hesti dengan santainya.Pak Andre pun menganggukkan kepalanya."Bagaimana Pak Andre?" tanya Hesti."Dari depan sih lumayan suka. Belum cek dari dalam.""Ah ya, baik ... ayo masuk dulu untuk melihat." ajak Hesti tanpa peduli terhadap Dimas dan Laila."Hei ... jangan sembarangan kamu ya! Aku yang membeli rumah ini. Kamu gak berhak menjualnya."Dimas menaruh semua barangnya di balkon rumahnya dan terdengar menantang Hesti. Ia menghalangi jalannya Hesti dan Pak Andre untuk masuk ke dalam rumahnya."Haha ... sembarangan gimana sih? Jelas-jelas DP rumah ini ada andil aku juga. Bahk

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 23 - Dipecat

    "Apa salah saya, Pak? Kenapa saya dipecat begitu? Sa-saya sudah bekerja lama loh, Pak di perusahaan ini." Dimas benar-benar tak mengerti. Semua yang didengar hanya seperti mimpi buruk untuk Dimas saja."Maaf, Pak Dimas. Mungkin anda sudah mendengar adanya pengurangan karyawan yang kurang performance untuk perusahaan ... jadi dengan berat hati, salah satu yang dirumahkan adalah anda.""Pak Beno, tolong saya. Saya masih harus membayar cicilan rumah dan yang lain-lainnya. Kalau saya tidak bekerja di sini. Lalu saya harus bayar dengan apa semua itu?" "Maaf, Pak Dimas. Saya juga tak bisa berbuat banyak untuk membantu anda."Kepala Dimas sungguh sakit saat ini. Kenapa setelah memberikan talak kepada Hesti, kesialannya terus bertambah?"Pak, bisa tolong minta ke atasan untuk mempertimbangkan saya sekali lagi? Atau .. mungkin bisa melihat performa saya di bulan ini. Saya mohon, Pak. Perusahaan ini adalah satu-satunya tempat saya untuk mencari nafkah." pinta Dimas sampai menangis tersedu-sed

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 22 - Dimas Tak Tahu Malu

    Hesti langsung berdiri dan menatap ke arah Dimas."Apa sih yang kamu bicarakan? Gak ngaca?" balas Hesti menghina Dimas. "Apa kamu sedang hilang ingatan, HAH!""Dia ..." tunjuk Dimas ke arah Arga."Dia ARGA! Bos aku! Bukankah kamu sudah tahu?""Bos kamu ... selama ini jadinya kamu itu sering keluar kota sama bos kamu karena kamu selingkuh sama dia kan? Kamu tidur sama dia kan? Makanya kamu dengan mudah untuk cerai sama aku," tuduh Dimas yang sudah seperti kehilangan akal saja.PLAK!Hesti langsung menampar keras pipi dari Dimas."Jaga bicaramu! Hubungan aku dengan ARGA bukan seperti hubungan perselingkuhan kamu dengan Laila! Mengaku sebagai sepupu, dibawa ke rumah dan ternyata istri kedua kamu. Aku bukan tukang main belakang seperti kamu!" balas Hesti menyerang Dimas."Pria itu wajar untuk poligami!" Dimas membela diri. "Sudah ... jangan bertengkar di sini! Ini tempat umum. Jangan membuka aib di sini! Malu ... banyak orang yang melihat kita," tukas Arga yang mencoba melerai pertengkar

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 21- Fitnah Mertua

    "Kamu ini bicara apa sih? Kenapa ibu datang terus kamu main tuduh saja?" Nani sewot terhadap bentakan dari Dimas.Dimas yang kesal pun segera keluar dari rumah. Ia bingung sekarang harus berbuat apa. Tak ada uang, harus menunggu awal bulan.Nani yang masih bingung dengan ocehan dari Dimas pun segera menaruh barang belanjaannya di dapur. Lalu ia berjalan kearah kamar Laila yang terlihat tertutup."La!" panggil Nani ke pintu kamar dari Laila.Tak ada jawaban."Buka, La."Kemudian, pintu kamar pun terbuka. Terlihat wajah Laila yang sendu dan penuh tangisan."Kenapa kamu, La?""Mas Dimas jahat bu ....""Kenapa? Kenapa pas ibu datang, Dimas terlihat sangat emosi?""Aku memintanya untuk mencari pekerjaan tambahan. Kami kekurangan uang dan tentu saja harus ada uang tambahan, Bu.""Lantas?""Mas Dimas malah membandingkan aku dengan Mbak Hesti. Aku tak terima. Aku tak suka dibandingkan begitu dengan Mbak Hesti, Bu!" adu Laila penuh emosi.Nani mengangguk-angguk pelan."Aku bosan terus dibandin

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 20 - Semua Karena Ibu

    "Kamu aneh-aneh saja." kekeh Hesti sambil memukul pelan bahu Arga."Dih ... siapa yang tahu lagi." Arga mencoba berkelit."Gak lah. Aku butuh menenangkan diri. Menyelesaikan perceraian aku dan ... having fun a little bit." jawab Hesti tanpa ragu. Hatinya masih sakit. Baginya, mencari pria baru bukanlah menyelesaikan masalah. Tapi malah menambah masalahnya saat ini.Wanita itu butuh menyelesaikan masalah dengan dirinya sendiri."Hmm ... terus kalau misalkan nih ... Dimas mau kembali lagi sama kamu, apakah kamu mau kembali sama dia?""Tentu saja tidak, Ferguso! Sudah sangat cukup untuk Dimas dan keluarganya. Ternyata yah ... selama ini mereka begitu tidak tahu terima kasih kepadaku. Padahal aku sudah sangat berusaha membuat mereka semua bahagia.""Dan ... kamu mengorbankan kebahagiaan kamu sendiri." tambah Arga."Dulu sih gak merasa begitu ya. Tapi sekarang, ya aku merasa begitu. Aku menyesal karena terlalu cinta sama Dimas. Bahkan memberikan segalanya untuk Dimas dan keluarganya sampai

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status