Beranda / Rumah Tangga / Mertuaku Adalah Maut / Bab 7 - Mengerjai Pelakor

Share

Bab 7 - Mengerjai Pelakor

Penulis: Siez
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-18 09:09:33

"Mbak Hesti ... hoooh ... hoooh ..." Nafas Laila tersengal-sengal karena lelah.

"Kenapa dengan Hesti?"

"Dia buang kasur dan ranjang. Sekalian seprai, bantal dan guling."

"Hah ... terus kenapa kamu yang ngos-ngosan?" Dimas heran.

"Mbak Hesti suruh aku dan bapak tukang rongsokan untuk angkut kasur dan ranjang. Aku capek, Mas."

"Astaga ..." Dimas menggelengkan kepalanya atas ulah Hesti.

"Marahin gih, Mas masa dia ngerjain aku begini amat." protes Laila. Ia sangat berharap kalau Dimas bisa memarahi Hesti hingga wanita itu kapok untuk mengerjai Laila lagi.

Dimas langsung berjalan masuk ke dalam kamarnya yang kini kosong.

"Hesti! Kenapa kamu buang ranjang dan kasur kita? Apa maksud kamu?" bentak Dimas kesal.

Laila pun menguping di belakang pintu kamar Dimas.

"Gak ada maksud apa-apa, Mas. Cuma
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 8 - Dikerjai Tukang Urut

    Dimas langsung sadar dari buaian Hesti."Aduh ... kenapa?"Hesti langsung membuka pintu dan ditemukan kaki dan tangan Laila terjepit di pintu kayunya yang cukup berat itu.Dimas pun dengan sigap melihat keadaan Laila, wajahnya memerah karena tertangkap basah telah bermesraan dengan Hesti."Kenapa kamu bisa ada di belakang pintu sih, La? Aduh ... " Hesti pura-pura panik melihat keadaan Laila."Aw ... sakit banget. Rasanya tangan dan kaki aku ada yang patah, Mas." rintih Laila yang sangat kesakitan. "Sakit banget Mas."Terlihat sih jari-jari Laila memerah dan kakinya, entahlah bagaimana. Hesti tak peduli sama sekali."Kita ke rumah sakit ya, La. Ok kan, Hes?" Dimas meminta persetujuan kepada Hesti karena semua uang yang besar memang dipegang oleh Hesti.Dimas hanya mendapatkan uang jajan saja dari Hesti. Uang jajan yang cukup

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-19
  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 9 - Takut Hesti Curiga

    "Ya karena dia yang pegang uang. Dia yang pegang gaji aku. Biasanya aku hanya diberikan uang jajan saja oleh Hesti. Kalau kurang baru minta."Memang Laila baru satu bulan menikah dengan Dimas. Makanya dia tak tahu apa-apa tentang keuangan Dimas. Ia percaya saja dengan bujuk rayu ibu mertua dan juga Dimas untuk menikahinya. Sekarang Laila merasa lebih terjebak lagi.Suaminya tak pegang kuasa akan keuangan. Lalu bagaimana Laila bisa foya-foya untuk menikmati gaji dari Dimas?"Apa gak bisa dipindahkan untuk transfer gaji kepada Mas sendiri?""Nanti Hesti curiga.""Ish ... makanya mas tuh harus bilang kepada Mbak Hesti kalau kita sudah menikah.""Nanti ya. Kita fokus dulu sama luka kamu. Semoga saja cepat sembuh.""Ish ... ini tuh gara-gara mas.""Kenapa gara-gara Mas?" Dimas heran."Karena tadi aku mau mende

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-20
  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 10 - Biar Mertua Menderita

    "Maaf La, Mas gak bisa nolak Hesti. Benar-benar maaf. Nanti kalau Mas pulang dari Malaysia, mas kasih kamu oleh-oleh ya. Mas janji .... mas akan kasih kamu oleh-oleh yang mahal."Laila pun mencebikkan bibirnya. Suaminya malah meninggalkan dirinya. Hanya diiming-imingi oleh oleh-oleh mahal.*Pada malam harinya, Ibu Nani pun datang ke rumah Hesti dan Dimas."Kalian mau kemana sih?" tanya Nani penasaran karena melihat Hesti dan Dimas sudah membawa koper masing-masing."Kami mau ke Malaysia, Bu.""Loh, kamu bilang besok, Dim.""Iya, Bu. Uhm ... Hesti menyuruh untuk tinggal di hotel dulu karena tak ada kasur di kamar kami.""Lah, kalau tidak ada kasur di kamar kalian, terus ibu tidur dimana?" protes Bu Nani."Di kamar Laila, Bu." balas Hesti dengan santai."Kamar Laila? Kasurnya kan kecil .

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-21
  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 11 - Mengerjai Mertua & Pelakor

    Rumah ..."Laila ..." panggil Nani yang merasa sangat tak nyaman untuk tidur berdua dengan Laila di ranjang single."Ya, bu. Kenapa?" Laila pun membuka kedua matanya."Kamu bisa tidur di lantai gak?""Kenapa, Bu?""Rasanya ibu encok banget tidur sempit-sempitan sama kamu.""Kan aku lagi sakit, Bu. Tangan sama kaki aku sakit banget." Laila menolak. Tapi tak berani kurang ajar terhadap Nani."Duh ... kamu kan masih muda, La. Ibu kan sudah tua. Ini kalau ibu gak bisa tidur dengan nyaman. Nanti ibu bisa sakit loh. Kalau darah tinggi ibu kumat, bisa gawat kan." keluh Nani.Laila kesal setengah mati. Sofa di depan tidak bisa digunakan untuk tidur. Ranjang Hesti sudah tak ada. Bahkan bantal, guling serta selimut pun tak ada.Mungkin ada, tapi lemarinya dikunci oleh Hesti. Jadi Laila tak bisa mengambil apapun.

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 12 - Aku Tak Mau Parasit

    Wajah Hesti terlihat sangat serius saat ini. Bahkan terlihat sangat khawatir. Namanya juga sandiwara untuk meledek Dimas sekaligus mengancam pria itu."Hmm ... kemarin ini di kantor ada yang ketahuan selingkuh, Mas. Terus ... suaminya itu ternyata selingkuh sama adik sepupunya sendiri. Parah kan tuh, Mas."Dimas menarik nafas dalam-dalam. Apa yang dibicarakan oleh Hesti seperti menyindir dirinya saja. Langsung kena pada sasaran."Mas gak seperti teman kau di kantor itu lah. Mas sangat cinta sama kamu." kilah Dimas mencoba menenangkan Hesti dengan kebohongan lainnya."Aku jadi parno, Mas. Uhm ... bagaimana kalau Laila keluar saja dari rumah kita? Nanti aku bantu carikan pekerjaan untuk dia." usul Hesti. "Aku gak mau kejadian sama teman kantor aku itu menimpa rumah tangga kita. Aku bisa sangat sedih kalau mas melakukan seperti itu dengan Laila.""Laila itu sepupu aku dan aku tak pe

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 13 - Emosi Menghadapi Dimas

    "Sabar, Sayang. Jangan emosi. Mas minta maaf karena sudah ada janji dengan orang tuanya Laila. Keluarga mas itu berhutang banyak terhadap keluarganya Laila." Hesti menarik nafas dalam-dalam. "Mas tahu gak sih ... " "Apa?" Hesti menghela nafas lelah. "Terkadang aku cemburu dengan Laila." "Cemburu kenapa?" "Karena ... jadi dia enak banget. Gak perlu kerja, tapi sudah dapat uang bulanan. Sementara aku ... aku kerja keras." "Laila kan belum ada penghasilan. Lagian dia baru satu bulan di Jakarta, Hes. Wajar kalau dia belum ada penghasilan. Lagian ... dia juga lulusan SMA. Agak susah untuk mendapatkan pekerjaan." kilah Dimas. "Tapi .. dia sama sekali tak mencari pekerjaan, Mas. Diam terus di rumah." protes Hesti. "Harusnya tuh dia usaha cari kerjaan. Bukan diam di Rumah terus. Kan bisa jadi pelayan, jadi apa saja bisa. Yang penting mau usaha!" tegas Hesti

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 14 - Pilih Aku Atau ...

    Hesti pergi dengan Dimas, mereka berjalan-jalan di kota Jakarta dengan mobil. Anggap saja Hesti ingin melepaskan penat walaupun untuk sesaat dan dengan orang yang salah. Tujuannya bukan untuk nostagia atau membuat Dimas untuk mencintai dirinya lagi. Tapi hanya untuk mengerjai Laila dan Nani yang berada di rumahnya serta membuat adu domba antara Dimas dan Laila.Kurang kerjaan sih, tapi anggap saja itu membuat Hesti bahagia untuk sementara waktu. "Kita mau menginap di hotel untuk berapa lama, ya?" tanya Dimas."Memangnya kenapa, Mas? Apa kamu mau cepat pulang ke rumah? Apakah kamu sudah tidak betah untuk jalan-jalan bersama aku untuk menghabiskan tahun baru?" tanya Hesti dengan sangat sinis kepada Dimas."Tidak... Terserah kamu saja." Dimas tak berani bertanya lagi. Ia takut jika ia salah mengatakan apapun kepada Hesti."Mas, bagaimana menurut kamu kalau aku resign?""HAH! Kenapa resign?" Dimas sangat kaget dengan ucapan Hesti tiba-tiba."Ya. Aku lelah saja harus kerja terus.""Lalu,

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 15 - Dimas Pusing

    Dimas benar-benar bingung saat ini. Ia tak bisa memilih. Ia butuh uang dari Hesti tapi juga ia masih suka bersama dengan Laila sebagai istri keduanya, namanya juga baru bulan pertama pernikahan, masih hangat-hangatnya mereguk madu."Biar aku pikir dulu." tukas Dimas yang sudah tak bisa berpikir lagi atas permintaan dari Hesti.Hesti mengedikkan bahunya."Terserah. Yang pasti, tidak akan ada uang yang keluar dari dompet aku untuk memberikannya kepada keluargamu atau pun Laila."Dimas tak bisa membantah. Bagaimana pun, itu uangnya Hesti juga."Ya sudah, kita kembali ke hotel saja." putus Hesti.Dimas menganggukkan kepalanya. Mereka pun segera kembali ke hotel.*"La ..." panggil Nani kepada menantu keduanya itu."Iya, bu." Laila masih terus berada di kamar. Kakinya masih sangat sakit kalau digunakan untuk berjalan."Bagaimana selama ini sikap Hesti sama kamu? Apa kamu sudah bilang sama Hesti kalau kamu istri keduanya Dimas?" Nani penasaran."Masih baik sih, Bu. Aku dan Mas Dimas belum b

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27

Bab terbaru

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 44 - Dimas curiga

    Kring!Ponsel Dimas sudah berbunyi dan panggilan itu berasal dari Ratna."Kenapa, Rat?""Mas, kapan datang ke sini?""Duh ... mas susah nih. Mas baru keterima kerja. Susah juga kalau mas harus pulang kampung. Bisa-bisa mas dipecat, Rat.""Terus ... gimana dengan Mbak Laila?" suara Ratna mulai meninggi."Hmm ... Laila juga baru mulai usaha warung nasi uduknya. Mana bisa ditinggal. Kami kan sewa tempat. Rugi dong, Rat kalau mesti tutup." Dimas memberikan alasan.Ratna pun mulai jengkel dengan kakaknya."Mas ... yang benar saja. Masa aku sendirian untuk merawat ibu? Aku gak bisa, Mas. Sekolah aku gimana?""Mas juga gak bisa bantu banyak, dek."Terdengar Ratna menarik nafas dalam-dalam."Sudah tiga hari aku gak sekolah, Mas. Bisa-bisa aku dikeluarkan dari sekolah." balas Ratna. "Duh ... gimana ya, Rat? Mas juga bingung.""Andaikan mas masih sama Mbak Hesti. Pasti gak akan begini jadinya. Mbak Hesti lebih baik. Kalian sangat egois dan tak sayang kepada ibu.""Dek ... mas sudah dalam prose

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 43 - Ambigu

    "Maksudnya gimana, Ar?" Marni cukup kaget dengan ucapan dari Arga yang sangat tiba-tiba itu. Apalagi Hesti yang membulatkan kedua matanya setelah mendengar ucapan dari Arga."Aku nikah sama Hesti saja, Ma. Gak usah cari wanita lain." balas Arga dengan sangat santai dan tersenyum ke arah Hesti serta Marni."Arga ... gila kamu ya." tukas Hesti kesal kepada sahabatnya itu."Benar tuh apa yang dikatakan sama Hesti. Dia kan sudah ada suami. Kamu mau jadi pebinor apa?" tanya Marni yang menurutnya, Arga sangat tak masuk akal."Hesti dalam proses cerai, Ma. Jadi ... kalau aku sama Hesti. Kan bisa saja. Gak melanggar hukum koq. Nanti kita berdua nikahnya pas dia udah dalam status cerai."Marni langsung mengarahkan pandangan kepada Hesti. "Hes ... kamu dalam proses cerai? Kenapa kamu cerai, Hes? Bukannya kamu cinta banget sama Dimas?"Marni sungguh terkejut."Hmm ... iya, Tante. Aku sedang dalam proses cerai. Uhmm ... Dimas selingku

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 42 - Calon Istri Untuk Arga

    "Hes ... menurut kamu, apa ini udah cukup untuk ulang tahun mama?" tanya Arga."Uhm ... kayaknya udah cukup deh. Kan ini brand yang disukai sama mama kamu. Lumayan banyak lah.""Heheh ... takutnya kurang sih.""Kalau kurang, kasih mentahannya aja sama mama kamu, Ar.""Haha ... kamu bisa saja sih. Ya sudah, ayo ke rumah mama dulu. Sebentar lagi ulang tahun mama mau dimulai.""Eh, tapi apa gak salah ya? Harusnya tuh kamu bawa pasangan loh. Masa kamu bawanya aku sih?" Hesti bingung."Gak salah koq. Kamu kan kenal sama mama. Terus masalahnya dimana?" tanya Arga heran. Padahal biasanya juga Hesti bersama dengan Arga untuk menghadiri ulang tahun mamanya Arga."Iya juga sih. Cuma ... mama kamu kan mintanya untuk ketemu dengan calon menantu. Masa kamu bawa teman lagi, teman lagi.""Hadeh ... calon menantunya kan kamu. Ya jadinya kamu yang dibawa lah sama aku.""Sembarangan banget sih kalau ngomong, Ar.""Terserah deh mau percaya apa gak. Yuks brangkat. Nanti telat ke resto."Hesti pun mengang

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 41 - Ke Mall

    Sungguh, Dimas sama sekali tak menyangka kalau Laila akan berkata seperti itu kepadanya. Padahal dulu, Laila begitu menurut kepada dirinya.Laila pun segera pergi dari hadapan Dimas. Bahkan makanan yang hendak ia sediakan untuk Dimas saja tak ia pedulikan. Wanita itu segera keluar dari unit apartemen dan membawa serta tote bag-nya."Andaikan aku masih sama Hesti, pasti dia gak akan begini. Pasti dia akan sangat peduli dengan kesehatan ibu. Hadeh ... apa aku salah pilih istri? Kenapa terasa sangat sial sih?" gerutu Dimas setelah Laila pergi meninggalkannya sendirian di dalam unit apartemen.*Laila yang sudah sampai lobi apartemen langsung menghubungi Ari. Dia sangat kesal dengan Dimas dan rasanya ingin pergi begitu saja untuk mencari angin segar."Halo, Mas Ari.""Hei ... cantik. Ada apa ini?""Laila lagi bete banget. Mas Ari ada dimana?""Di mini market dong. Ini kan shift nya mas.""Hmm ... Laila butuh temen nih. Mas A

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 40 - Nani Kecelakaan

    "Hes ..." panggil Dimas tiba-tiba saat melihat Heni yang sedang meminum kopi di sebuah cafe saat sore hari. Sendirian.Hesti langsung melihat ke arah orang yang memanggil dirinya."Ada apa?" tanya Hesti dengan dahi mengerut."Uhm ... apakah kamu sendirian?"Hesti mengangguk pelan."Boleh aku duduk di sini?"Hesti mengangguk pelan saja. Dimas langsung duduk di depan Hesti dan tersenyum. Sudah beberapa hari sejak persidangan, ia tak bertemu dengan Hesti. Anehnya adalah Hesti semakin cantik saja. Hatinya pun bergetar karena melihat Hesti yang cantik.Hesti seolah tak peduli dengan Dimas. Dia menyeruput kopinya sambil bermain ponsel, tanpa peduli dengan Dimas."Kamu ... apa kabar?" "Baik." jawab Hesti singkat tanpa mau bertanya kebalikannya kepada Dimas."Hmm ... Hes. Aku sudah dapat pekerjaan baru."Hesti mengangguk, tapi tetap tak peduli. Ia tetap memperhatikan ponselnya."Hmm ... gajinya sih gak sebesar yang kantor lama. Tapi, lumayanlah untuk hidup.""Ya. Syukuri saja apa yang kamu

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 39 - Cheating

    Bab 39Hari ini, Dimas sudah berada di sebuah perusahaan swasta untuk interview kerja dan negosiasi gaji.“Pak, apa tidak bisa gajinya dinaikkan? Uhm … saya sudah berpengalaman selama sepuluh tahun dan juga di dalamnya saya juga pernah menjadi supervisor loh, Pak.”“Maaf, Pak Dimas. Hanya segini yang bisa kami tawarkan. Kami sangat menghargai pengalaman Pak Dimas, tapi memang begitu lah. Kami belum bisa untuk membayar gaji yang sangat tinggi seperti Pak Dimas mau.”Dimas agak bingung juga. Ini sudah terlalu banyak perusahaan yang ia datangi untuk interview kerja dan negosiasi gaji. Semua gajinya hanya di UMR Jakarta saja, sekitar lima juta. Hanya perusahaan ini yang berani memberikannya sekitar enam juta rupiah. Satu juta yang berbeda juga lumayan, bukan?“Kan sekarang banyak pengangguran juga, Pak Dimas. Jadi … ““Pak, kalau saya pindah ke bagian lain? Gak usah bagian back office, bagaimana?”“Maksudnya, Pak?”“Kalau menjadi sales motor bagaimana, Pak? Di sini kan jualan motor.”“Ah

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 38 - Tawaran Menikah Dari Arga

    "Aku sedang menawari kamu. Bagaimana kalau kita berdua menikah saja?" tanya Arga dengan wajah yang sangat meyakinkan kepada Hesti. Ia sangat ingin mengetahui jawaban dari Hesti dan sangat mengharapkan kalau Hesti akan sangat setuju dengan permintaannya itu."Astaga, Ar ... apa kamu gak punya opsi lain selain aku? Yang masih gadis gitu?" Hesti bingung. "Aku tuh udah janda loh. Malah masih masa perceraian. Gak cocok banget buat dampingin kamu." "Hmm ... aku rasa kamu sngat cocok dengan aku. Kayaknya di antara semua, kamu yang paling mengerti aku. Terus kalau masalah janda tuh ... bagi aku gak ada masalah. Semua orang punya masa lalu koq."Arga mencoba tenang untuk bicara dengan Hesti. Padahal di dalam hatinya sudah seperti genderang ditabuh dengan kencang. "Gila ah. Aku gak ikut-ikutan sama frustasinya kamu. Kamu lebih baik cari wanita lain untuk kamu nikahi. Kita tetap jadi teman saja, Ar." tegas Hesti."Koq gitu? Memangnya aku jelek banget sampai kamu gak mau sama aku?" Protes Arga.

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 37 - Kapan Nikah?

    "Sebenarnya bukan mencintainya, karena aku sudah ada perasaan dengan wanita lain." jelas Arga. "Serius? Siapa wanita itu? Aku jadi penasara. Apakah aku kenal?" "Kenapa memberondong banyak pertanyaan kepadaku? Mana yang harus aku jawab duluan?" Hesti langsung terkekeh. Anggap saja dirinya terlalu kepo untuk urusan pribadi dari Arga. "Aku hanya penasaran sih. Apakah aku mengenalnya?" "Kenal." "Hmm ... apakah dia ada di kantor ini?" tanya Hesti lagi yang semakin penasaran saja. "Kepo!" "Haha ... kenapa aku bisa gak sadar ya kalau kamu suka sama wanita." "Sialan! Apa maksudmu, Hes?" "Aku pikir setelah kamu berpisah dengan Erika, kamu gak berhubungan dengan wanita mana pun." "Hmm ... memang tidak secara langsung sih. Anggap saja aku mencintai dalam diam." "Duh ... kasihan sekali sih kamu. Padahal kamu sangat sukses loh. Pasti banyak wanita yang bertekuk lutut kalau kamu mau memberikan hatimu kepada mereka." "Sayangnya, wanita yang aku suka malah suka sama pria lain. Bahkan men

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 36 - Cari Alasan

    Setelah pulang ke unit apartemen, Laila langsung merapikan semua barang. Ia sangat lelah dan langsung membersihkan tubuhnya yang penuh dengan keringat. "Hmm ... apa aku terima saja Mas Ari ya? Tapi ... bagaimana kalau ketahuan sama Mas Dimas?" tanya Laila kepada dirinya sendiri. Sebenarnya, Laila agak takut kalau berselingkuh dari Dimas. Namun, adrenalin saat ia bersama Dimas berselingkuh di belakang Hesti seperti menggodanya saja. "Apa coba bilang sama Ari untuk backstreet saja karena Mas Dimas galak? Toh mereka semua mengira kalau Mas Dimas itu adalah kakak aku."Krek! "Laila!" panggil Dimas yang baru saja pulang ke unit apartemen. "Ya, mas. Aku lagi mandi!" balas Laila sambil sedikit teriak. "Ok"Tak ada tanggapan lain dari Dimas. Tak lama kemudian, Laila pun keluar dari kamar mandi. "Gimana jualan hari ini, La?""Habis sih.""Dengan strategi sepuluh ribu?" Dimas tersenyum bahagia. "Gak dong! Aku sudah naikkan jadi dua puluh ribu dan ... memang ludes semua. Mereka suka sama

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status