Beranda / Rumah Tangga / Mertuaku Adalah Maut / Bab 20 - Semua Karena Ibu

Share

Bab 20 - Semua Karena Ibu

Penulis: Siez
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-30 13:24:57

"Kamu aneh-aneh saja." kekeh Hesti sambil memukul pelan bahu Arga.

"Dih ... siapa yang tahu lagi." Arga mencoba berkelit.

"Gak lah. Aku butuh menenangkan diri. Menyelesaikan perceraian aku dan ... having fun a little bit." jawab Hesti tanpa ragu. Hatinya masih sakit. Baginya, mencari pria baru bukanlah menyelesaikan masalah. Tapi malah menambah masalahnya saat ini.

Wanita itu butuh menyelesaikan masalah dengan dirinya sendiri.

"Hmm ... terus kalau misalkan nih ... Dimas mau kembali lagi sama kamu, apakah kamu mau kembali sama dia?"

"Tentu saja tidak, Ferguso! Sudah sangat cukup untuk Dimas dan keluarganya. Ternyata yah ... selama ini mereka begitu tidak tahu terima kasih kepadaku. Padahal aku sudah sangat berusaha membuat mereka semua bahagia."

"Dan ... kamu mengorbankan kebahagiaan kamu sendiri." tambah Arga.

"Dulu sih gak merasa begitu ya. Tapi sekarang, ya aku merasa begitu. Aku menyesal karena terlalu cinta sama Dimas. Bahkan memberikan segalanya untuk Dimas dan keluarganya sampai
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 21- Fitnah Mertua

    "Kamu ini bicara apa sih? Kenapa ibu datang terus kamu main tuduh saja?" Nani sewot terhadap bentakan dari Dimas.Dimas yang kesal pun segera keluar dari rumah. Ia bingung sekarang harus berbuat apa. Tak ada uang, harus menunggu awal bulan.Nani yang masih bingung dengan ocehan dari Dimas pun segera menaruh barang belanjaannya di dapur. Lalu ia berjalan kearah kamar Laila yang terlihat tertutup."La!" panggil Nani ke pintu kamar dari Laila.Tak ada jawaban."Buka, La."Kemudian, pintu kamar pun terbuka. Terlihat wajah Laila yang sendu dan penuh tangisan."Kenapa kamu, La?""Mas Dimas jahat bu ....""Kenapa? Kenapa pas ibu datang, Dimas terlihat sangat emosi?""Aku memintanya untuk mencari pekerjaan tambahan. Kami kekurangan uang dan tentu saja harus ada uang tambahan, Bu.""Lantas?""Mas Dimas malah membandingkan aku dengan Mbak Hesti. Aku tak terima. Aku tak suka dibandingkan begitu dengan Mbak Hesti, Bu!" adu Laila penuh emosi.Nani mengangguk-angguk pelan."Aku bosan terus dibandin

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-01
  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 22 - Dimas Tak Tahu Malu

    Hesti langsung berdiri dan menatap ke arah Dimas."Apa sih yang kamu bicarakan? Gak ngaca?" balas Hesti menghina Dimas. "Apa kamu sedang hilang ingatan, HAH!""Dia ..." tunjuk Dimas ke arah Arga."Dia ARGA! Bos aku! Bukankah kamu sudah tahu?""Bos kamu ... selama ini jadinya kamu itu sering keluar kota sama bos kamu karena kamu selingkuh sama dia kan? Kamu tidur sama dia kan? Makanya kamu dengan mudah untuk cerai sama aku," tuduh Dimas yang sudah seperti kehilangan akal saja.PLAK!Hesti langsung menampar keras pipi dari Dimas."Jaga bicaramu! Hubungan aku dengan ARGA bukan seperti hubungan perselingkuhan kamu dengan Laila! Mengaku sebagai sepupu, dibawa ke rumah dan ternyata istri kedua kamu. Aku bukan tukang main belakang seperti kamu!" balas Hesti menyerang Dimas."Pria itu wajar untuk poligami!" Dimas membela diri. "Sudah ... jangan bertengkar di sini! Ini tempat umum. Jangan membuka aib di sini! Malu ... banyak orang yang melihat kita," tukas Arga yang mencoba melerai pertengkar

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 23 - Dipecat

    "Apa salah saya, Pak? Kenapa saya dipecat begitu? Sa-saya sudah bekerja lama loh, Pak di perusahaan ini." Dimas benar-benar tak mengerti. Semua yang didengar hanya seperti mimpi buruk untuk Dimas saja."Maaf, Pak Dimas. Mungkin anda sudah mendengar adanya pengurangan karyawan yang kurang performance untuk perusahaan ... jadi dengan berat hati, salah satu yang dirumahkan adalah anda.""Pak Beno, tolong saya. Saya masih harus membayar cicilan rumah dan yang lain-lainnya. Kalau saya tidak bekerja di sini. Lalu saya harus bayar dengan apa semua itu?" "Maaf, Pak Dimas. Saya juga tak bisa berbuat banyak untuk membantu anda."Kepala Dimas sungguh sakit saat ini. Kenapa setelah memberikan talak kepada Hesti, kesialannya terus bertambah?"Pak, bisa tolong minta ke atasan untuk mempertimbangkan saya sekali lagi? Atau .. mungkin bisa melihat performa saya di bulan ini. Saya mohon, Pak. Perusahaan ini adalah satu-satunya tempat saya untuk mencari nafkah." pinta Dimas sampai menangis tersedu-sed

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 24 - Niat Jual Rumah

    "Entah ... ayo kita jalan saja ke rumah." Dimas mengedikkan bahunya.Laila pun segera membantu Dimas dengan segala barang belanjaannya."Ngapain kamu di sini, Hes? Terus bawa pria yang berumur lagi." ejek Dimas.Hesti mengerenyitkan dahinya saat mendengar suara dari Dimas."Ini Pak Andre. Dia calon pembeli rumah ini." tukas Hesti dengan santainya.Pak Andre pun menganggukkan kepalanya."Bagaimana Pak Andre?" tanya Hesti."Dari depan sih lumayan suka. Belum cek dari dalam.""Ah ya, baik ... ayo masuk dulu untuk melihat." ajak Hesti tanpa peduli terhadap Dimas dan Laila."Hei ... jangan sembarangan kamu ya! Aku yang membeli rumah ini. Kamu gak berhak menjualnya."Dimas menaruh semua barangnya di balkon rumahnya dan terdengar menantang Hesti. Ia menghalangi jalannya Hesti dan Pak Andre untuk masuk ke dalam rumahnya."Haha ... sembarangan gimana sih? Jelas-jelas DP rumah ini ada andil aku juga. Bahk

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 25 - Jual Aset

    Kring! Telepon berbunyi dengan sangat kencang. Hesti menatap malas ke arah ponselnya. Arga yang mendengar suara bunyi pun Hesti pun mengerenyitkan dahinya. "Kenapa tidak diangkat?""Yang menghubungi aku itu adalah orang yang menyebalkan. Malas untuk bicara dengannya. Lebih baik kerja sama. Menjawab teleponnya itu sama saja menghabiskan tenaga aku.""Apa yang menelepon itu adalah mantan suamimu?" tebak Arga. Hesti menganggukkan kepalanya. "Memangnya ada apa? Jangan-jangan dia ingin membicarakan tentang perceraian kalian?""Tadi pagi aku pergi ke rumah." jelas Hesti dengan santai seperti tak ada masalah apapun. "Untuk apa?""Aku ke sana untuk menawarkan rumah lama agar bisa over kredit. Jadi aku membawa Pak Andra untuk melihat rumahku itu.""Kenapa tiba-tiba kamu mau menjual rumah? Terus bagaimana tanggapan Pak Andra?" Arga penasaran. "Ya kalau tidak dijual dia terlalu enak dong untuk menempati rumah yang juga merupakan hasil jerih payah aku bersama dengan istri keduanya itu. Tid

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 26 - Pindah Apartemen

    "Nanti cari rumah kontrakan atau apartemen saja yang murah untuk sementara waktu."Laila tak berani bertanya lagi.Setelahnya, Dimas, Hesti dan Pak Andra pun pergi ke bank untuk menyelesaikan permohonan over kredit."Hes ... transfer uangnya kepadaku. Aku butuh sewa rumah.""Iya ..."Hesti mengeluarkan ponselnya dan dia mengirimkan uang sebanyak dua ratus juta untuk Dimas. "Sudah aku kirim."Dimas langsung mengecek di ponselnya dan tersenyum karena uang di tabungannya sudah bertambah begitu banyak. Ya walaupun pastinya masih ada kerugian karena uang cicilannya selama satu tahun malah jadi diskon untuk Pak Andra membeli rumahnya."Kapan mau jual mobil?""Lagi cari pembeli dengan harga tinggi.""Gak usah lama-lama. Rumah saja yang mahal sudah bisa kamu dapatkan pembeli. Masa mobil yang lebih murah gak dapat? Kebanyakan alasan.""Kamu cari saja yang mau beli mobil. Nanti beritahu kepada aku kalau ada yang

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12
  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 27 - Nani Jadi Kesal

    "Terus kamu maunya gimana?""Begini loh, Mas ... kamu kan sudah tak ada pekerjaan. Jadi, uang yang tersisa gak terlalu banyak. Jangan memberikan ibu uang yang banyak sekali." tukas Laila meyakinkan Dimas."Terus ... aku harus kasih ibu berapa? Ratna itu harus sekolah. Tak mungkin aku tak memberikan uang kepada ibu.""Uang sekolah Ratna berapa?""Mungkin dua ratus ribu.""Lah ... empat juta buat apa?" Laila heran sendiri."Ya aku mana tahu. Mungkin untuk kebutuhan hidup. Belanja atau apa gitu.""Aneh banget sih. Di kampung mana ada yang semahal itu? Harus banget dengan empat juta.""Aku mana tahu perjanjian ibu dengan Hesti sih." protes Dimas yang ia sendiri tak mengerti kenapa ibunya harus meminta uang sebanyak itu terhadap dirinya."Sudah. Kita berikan saja ibu uang satu juta. Jadinya sisanya kita yang pegang.""Tapi, nanti ibu bagaimana?""Mas ... ingat kamu tidak kerja loh. Kita benar-benar harus berhema

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-13
  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 28 - Cari Tempat Usaha

    "Antara menyesal dan tidak menyesal sih. Mau bagaimana lagi? Katanya Mbah Dukun yang terkenal itu, kalau misalkan Dimas menikah sama Laila, maka dia bisa kaya banget. Nah kalau sama Hesti, malah Dimas akan sangat sial. Bisa miskin seumur hidup. Tentu saja ibu lebih memilih kalau Dimas tuh menikah sama Laila daripada Hesti. Kalau mas kamu kaya, kan kita juga kecipratan. Kamu mengerti dong, Rat." tukas Nani begitu percaya diri.Ratna menggelengkan kepalanya. Ia sama sekali tak mengerti dengan pola pikir dari sang ibu yang telah melahirkannya itu."Terus terang saja ya, Bu. Ratna sama sekali gak percaya dengan masalah perdukunan. Yang Ratna mengerti hanya kenyataan saja yang ada di depan mata. Percuma juga bilangnya kalau misalkan Mas Dimas akan sangat kaya. Tapi sekarang saja sudah terasa sangat menderita. Dari punya rumah dan pekerjaan yang ok, tiba-tiba hilang pekerjaan dan tak punya rumah. Jadi darimana ibu bisa bilang mas Dimas bisa kaya sih?""Kamu masa gak ngerti istilah berakit-r

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-19

Bab terbaru

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 41 - Ke Mall

    Sungguh, Dimas sama sekali tak menyangka kalau Laila akan berkata seperti itu kepadanya. Padahal dulu, Laila begitu menurut kepada dirinya.Laila pun segera pergi dari hadapan Dimas. Bahkan makanan yang hendak ia sediakan untuk Dimas saja tak ia pedulikan. Wanita itu segera keluar dari unit apartemen dan membawa serta tote bag-nya."Andaikan aku masih sama Hesti, pasti dia gak akan begini. Pasti dia akan sangat peduli dengan kesehatan ibu. Hadeh ... apa aku salah pilih istri? Kenapa terasa sangat sial sih?" gerutu Dimas setelah Laila pergi meninggalkannya sendirian di dalam unit apartemen.*Laila yang sudah sampai lobi apartemen langsung menghubungi Ari. Dia sangat kesal dengan Dimas dan rasanya ingin pergi begitu saja untuk mencari angin segar."Halo, Mas Ari.""Hei ... cantik. Ada apa ini?""Laila lagi bete banget. Mas Ari ada dimana?""Di mini market dong. Ini kan shift nya mas.""Hmm ... Laila butuh temen nih. Mas A

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 40 - Nani Kecelakaan

    "Hes ..." panggil Dimas tiba-tiba saat melihat Heni yang sedang meminum kopi di sebuah cafe saat sore hari. Sendirian.Hesti langsung melihat ke arah orang yang memanggil dirinya."Ada apa?" tanya Hesti dengan dahi mengerut."Uhm ... apakah kamu sendirian?"Hesti mengangguk pelan."Boleh aku duduk di sini?"Hesti mengangguk pelan saja. Dimas langsung duduk di depan Hesti dan tersenyum. Sudah beberapa hari sejak persidangan, ia tak bertemu dengan Hesti. Anehnya adalah Hesti semakin cantik saja. Hatinya pun bergetar karena melihat Hesti yang cantik.Hesti seolah tak peduli dengan Dimas. Dia menyeruput kopinya sambil bermain ponsel, tanpa peduli dengan Dimas."Kamu ... apa kabar?" "Baik." jawab Hesti singkat tanpa mau bertanya kebalikannya kepada Dimas."Hmm ... Hes. Aku sudah dapat pekerjaan baru."Hesti mengangguk, tapi tetap tak peduli. Ia tetap memperhatikan ponselnya."Hmm ... gajinya sih gak sebesar yang kantor lama. Tapi, lumayanlah untuk hidup.""Ya. Syukuri saja apa yang kamu

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 39 - Cheating

    Bab 39Hari ini, Dimas sudah berada di sebuah perusahaan swasta untuk interview kerja dan negosiasi gaji.“Pak, apa tidak bisa gajinya dinaikkan? Uhm … saya sudah berpengalaman selama sepuluh tahun dan juga di dalamnya saya juga pernah menjadi supervisor loh, Pak.”“Maaf, Pak Dimas. Hanya segini yang bisa kami tawarkan. Kami sangat menghargai pengalaman Pak Dimas, tapi memang begitu lah. Kami belum bisa untuk membayar gaji yang sangat tinggi seperti Pak Dimas mau.”Dimas agak bingung juga. Ini sudah terlalu banyak perusahaan yang ia datangi untuk interview kerja dan negosiasi gaji. Semua gajinya hanya di UMR Jakarta saja, sekitar lima juta. Hanya perusahaan ini yang berani memberikannya sekitar enam juta rupiah. Satu juta yang berbeda juga lumayan, bukan?“Kan sekarang banyak pengangguran juga, Pak Dimas. Jadi … ““Pak, kalau saya pindah ke bagian lain? Gak usah bagian back office, bagaimana?”“Maksudnya, Pak?”“Kalau menjadi sales motor bagaimana, Pak? Di sini kan jualan motor.”“Ah

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 38 - Tawaran Menikah Dari Arga

    "Aku sedang menawari kamu. Bagaimana kalau kita berdua menikah saja?" tanya Arga dengan wajah yang sangat meyakinkan kepada Hesti. Ia sangat ingin mengetahui jawaban dari Hesti dan sangat mengharapkan kalau Hesti akan sangat setuju dengan permintaannya itu."Astaga, Ar ... apa kamu gak punya opsi lain selain aku? Yang masih gadis gitu?" Hesti bingung. "Aku tuh udah janda loh. Malah masih masa perceraian. Gak cocok banget buat dampingin kamu." "Hmm ... aku rasa kamu sngat cocok dengan aku. Kayaknya di antara semua, kamu yang paling mengerti aku. Terus kalau masalah janda tuh ... bagi aku gak ada masalah. Semua orang punya masa lalu koq."Arga mencoba tenang untuk bicara dengan Hesti. Padahal di dalam hatinya sudah seperti genderang ditabuh dengan kencang. "Gila ah. Aku gak ikut-ikutan sama frustasinya kamu. Kamu lebih baik cari wanita lain untuk kamu nikahi. Kita tetap jadi teman saja, Ar." tegas Hesti."Koq gitu? Memangnya aku jelek banget sampai kamu gak mau sama aku?" Protes Arga.

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 37 - Kapan Nikah?

    "Sebenarnya bukan mencintainya, karena aku sudah ada perasaan dengan wanita lain." jelas Arga. "Serius? Siapa wanita itu? Aku jadi penasara. Apakah aku kenal?" "Kenapa memberondong banyak pertanyaan kepadaku? Mana yang harus aku jawab duluan?" Hesti langsung terkekeh. Anggap saja dirinya terlalu kepo untuk urusan pribadi dari Arga. "Aku hanya penasaran sih. Apakah aku mengenalnya?" "Kenal." "Hmm ... apakah dia ada di kantor ini?" tanya Hesti lagi yang semakin penasaran saja. "Kepo!" "Haha ... kenapa aku bisa gak sadar ya kalau kamu suka sama wanita." "Sialan! Apa maksudmu, Hes?" "Aku pikir setelah kamu berpisah dengan Erika, kamu gak berhubungan dengan wanita mana pun." "Hmm ... memang tidak secara langsung sih. Anggap saja aku mencintai dalam diam." "Duh ... kasihan sekali sih kamu. Padahal kamu sangat sukses loh. Pasti banyak wanita yang bertekuk lutut kalau kamu mau memberikan hatimu kepada mereka." "Sayangnya, wanita yang aku suka malah suka sama pria lain. Bahkan men

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 36 - Cari Alasan

    Setelah pulang ke unit apartemen, Laila langsung merapikan semua barang. Ia sangat lelah dan langsung membersihkan tubuhnya yang penuh dengan keringat. "Hmm ... apa aku terima saja Mas Ari ya? Tapi ... bagaimana kalau ketahuan sama Mas Dimas?" tanya Laila kepada dirinya sendiri. Sebenarnya, Laila agak takut kalau berselingkuh dari Dimas. Namun, adrenalin saat ia bersama Dimas berselingkuh di belakang Hesti seperti menggodanya saja. "Apa coba bilang sama Ari untuk backstreet saja karena Mas Dimas galak? Toh mereka semua mengira kalau Mas Dimas itu adalah kakak aku."Krek! "Laila!" panggil Dimas yang baru saja pulang ke unit apartemen. "Ya, mas. Aku lagi mandi!" balas Laila sambil sedikit teriak. "Ok"Tak ada tanggapan lain dari Dimas. Tak lama kemudian, Laila pun keluar dari kamar mandi. "Gimana jualan hari ini, La?""Habis sih.""Dengan strategi sepuluh ribu?" Dimas tersenyum bahagia. "Gak dong! Aku sudah naikkan jadi dua puluh ribu dan ... memang ludes semua. Mereka suka sama

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 35 - Mau Jadi Pacar Aku?

    “Ya coba kamu pikirkan saja, La.” “Iya, terima kasih mas atas usulnya.” “Sama-sama. Kan aku mau kamu maju usahanya. Jangan bawa kakak kamu lagi ya. Kasihan banget dari kemarin dagangan sepi karena bawa kakak kamu yang terlihat tak bersahabat itu.” “Iya, Mas. Aku gak akan bawa lagi Mas Dimas ke sini.” “Bagus. Aku masuk dulu ya.” “Iya, Mas.” Setelah mendengarkan semua teknik marketing dari Ari, Laila pun mulai memberanikan diri. Ia melepaskan dua kancing dari kemeja yang ia gunakan. “Udah cukup seksi belum sih ya? Duh … semoga dagangan ini cepat habis.” Tukas Laila. Dan memang hasilnya adalah banyak pria yang saat mampir ke mini market langsung membeli makanan Laila. Bukan sepuluh ribu, Laila sudah menaikkannya menjadi dua puluh ribu dan para lelaki itu pun tanpa penawaran langsung membeli saja semua yang ditawarkan oleh Laila. Laila pun tersenyum. Semua barang dagangannya habis tanpa tersisa. Tak lama kemudian, Ari pun keluar dari mini market. “Wah … kamu seksi bang

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 34 - Rayuan Ari

    "Gak ada hubungannya, Sayang! Aku tetap harus menyelesaikan masalah persidangan dengan Hesti. Kamu tenang saja, aku gak akan balik lagi koq sama Hesti." Dimas berusaha menenangkan istri keduanya itu."Janji ya, Mas!""Iya."Laila langsung memeluk erat tubuh Dimas.*Keesokan harinya."Sayang, aku pergi dulu ya.""Iya, hati-hati, Mas."Dimas pun segera keluar dari unit apartemennya dan pergi menuju ke lobi utama. Ia sudah memesan mobil untuk pergi ke pengadilan.Sementara itu, Laila berbenah untuk segera jualan lagi di depan mini market. *PengadilanDimas melihat Hesti. Wanita yang pernah mengisi hidupnya itu terlihat sangat cantik dan mempesona. Bahkan setelah berpisah dari Dimas, Hesti malah semakin terlihat terawat. Tak terlihat kesedihan atau penderitaan karena diceraikan oleh Dimas.“He-hesti …” sapa Dimas saat duduk di samping Hesti di dalam ruang pengadilan.“Ya.” Jawab Hesti singkat.“Apa kabarmu?”“Sangat baik.”Bahkan Hesti sangat tak berniat untuk bertanya kepada Dimas, pr

  • Mertuaku Adalah Maut   Bab 33 - Iri

    "Kenapa, Sayang? Wajahmu seperti sedang kesal." tanya Dimas saat melihat raut wajah dari Laila. "Itu ... mas lihat saja mantan istri mas itu." tunjuk Laila ke arah Hesti yang sedang mengantri di warung nasi uduk di seberang warung Laila."Hesti ....""Ya, dia itu turun dari mobil bagus banget. Mas lihat kan yang mobil merah itu." tambah Laila.Dimas mengangguk pelan."Ish ... kenapa sih nasib dia baik banget. Lepas dari mas malah ketemu pria yang kaya banget. Mobilnya aja bagus banget."Dimas memperhatikan dengan sungguh-sungguh mobil mewah yang ditumpangi oleh Hesti."Itu sih harusnya mobil bosnya Hesti. Memang orangnya kaya banget." balas Dimas."Pacar barunya kali, bukan bosnya. Two in one, Mas." ejek Laila.Wajah Dimas mengeras. Terbersit curiga sekaligus cemburu terhadap keadaan Hesti saat ini. Hanya saja, Dimas tak berani berkomentar macam-macam karena ada Laila di dekatnya."Duh .. ini yang beli kemana sih, Mas? Kita nih udah dari pagi loh, tapi gak ada yang beli terus."Dimas

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status