Share

Minta Bantuan

Penulis: YuRa
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-07 20:26:23

"Enggak kok, Pak. Ayah Nayla nunggu warung." Mungkin karena aku datang hanya berdua, dikira sedang berantem.

"Anisa mana Bu?" tanyaku pada Ibu Sis.

"Main, entah kemana mainnya." Ibu Sis menjawab ucapanku. Kemudian beliau masuk ke dalam. Aku mengikutinya.

"Bu, ini ada kabau kesukaan Bapak," ucapku.

"Wah kok malah repot-repot bawain segala. Hasil kebun ya?" jawab Ibu.

"Iya Bu, kemarin ada yang panen kabau di kebun."

"Wah lumayan dong hasilnya. Disini cukup mahal. Sekilo seratus ribu."

"Di dusun murah Bu. Kalau orang ambil di kebun, sekilo empat puluh ribu. Karena dia yang manjat dan yang mengambil kabaunya. Tapi dijual di pasar sekitar delapan puluh ribu."

Kalau di daerah tempat tinggalku, kami menyebut desa dengan dusun. Mayoritas penduduk asli Sumatera. Kalau aku keturunan Jawa tapi dari lahir sudah di Sumatera. Sedangkan tempat tinggal Bapak, mayoritas orang keturunan Jawa.

Kabau merupakan lalapan sejenis petai atau jering (jengkol). Kabau berupa buah yang lonjong berwarna hijau dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Banyak Gayq

    "Serba salah, kalau saya bilang jujur pasti Mak Amir lebih marah lagi," kata Warti ketika Emak sudah pergi. Ia hanya bisa menghela nafas."Iya, padahal kita senyum tadi karena ucapan Mak Amir. Waktu ngomong oleh-oleh dari Ibu dimakan Mbak Mella. Katanya makanan ndeso, nggak tahunya malah doyan haha…" sahut Minah sambil tertawa."Sudah, nggak usah dimasukkan ke hati ucapan Emak tadi. Bisa stress kalian," sahutku membesarkan hati mereka."Mau kemana Pak?" tanyaku pada Bapak Mertua, ketika kulihat beliau pergi dengan Manto."Mau ikut Manto mengantarkan beras ke dusun sebelah," ucap Bapak.Ternyata Bapak pergi menemani Manto. Mungkin Bapak jenuh di rumah terus. Aku segera masuk ke dalam rumah menemui bapakku dan Bang Jo."Pak, pasti Nova sudah bercerita tentang rencana kami. Kami berencana membangun warung makan dan rumah di tanah sebelah sana," ucap Bang Jo."Iya, Bapak tadi sudah lihat tanahnya. Lebar kesamping ya?" kata Bapak."Iya, Pak. Rencananya warung yang bersebelahan dengan rumah

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-08
  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Ribut

    Sampai sekarang Deni belum mendapatkan pekerjaan tetap. Kerjanya hanya luntang lantung. Bapak dan Emak pusing melihat kegiatan Deni. Bapak yang sering curhat dengan Bang Jo. Kami juga bingung, karena kami tidak bisa membantu. Deni disuruh motong di kebun karet, nggak mau. Katanya gengsi.Motong adalah kegiatan menyadap pohon karet yang merupakan kebiasaan dari para petani karet di sebagian besar pulau Sumatera. Dengan menyadap karet para petani bisa menghasilkan getah karet yang nantinya dijual kepada pengepul atau toke.Sedangkan kalau untuk mengangkat hasil dari penampungan getah disebut ngangkit. Selama ini yang motong karet di kebun Bapak, dilakukan oleh orang lain dengan sistem bagi hasil. Karena Bapak sudah tua, tidak memungkinkan untuk motong lagi."Bapak pusing mikirin Deni. Kerjanya nggak karuan, hobi ikut pesta malam, pulang menjelang pagi. Nggak mikirin kebutuhan anak dan istri. Dulu dia kerja di perkebunan, lumayan hasilnya. Walaupun tidak pernah memberi uang pada Emak. T

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-09
  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Tamu Tak Diundang

    "Mella...Mella…." Muncullah seorang perempuan yang ternyata ibunya Mella, yang datang membawa tas besar. Dandanannya seperti anak muda saja. Aku kok jadi malu melihat gaya berpakaian ibunya Mella. "Bertamu ke rumah orang itu, ucapkan salam. Jangan langsung teriak-teriak seperti itu. Kayak apa saja sih," celetuk Emak."Eh ada besan." Ibunya Mella cengengesan, ketika melihat Emak."Ya jelas ada aku, ini kan rumahku," sahut Emak dengan ketus."Kok semua ngumpul disini? Sepertinya sedang membicarakan hal penting. Oh ya, saya mau menginap disini untuk beberapa hari, kangen sama Mella dan Sheila," ucap Bu Tari, ibunya Mella."Wah kebetulan sekali. Mella tadi juga berniat mau pulang, katanya kangen sama rumah. Mella, mumpung masih siang, sana pulang sama ibumu. Biar kangen kalian terobati. Kalau disini, nanti terganggu dengan keberadaan kami," sahut Emak.Aku hanya tersenyum mendengar ucapan Emak. Itulah Emak, selalu ceplas-ceplos kalau berbicara."Nggak usah, Besan. Biar saya saja yang men

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-10
  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Diusir

    Dewi dan Intan baru selesai sarapan, sebelum berangkat sekolah. Mereka sarapan di rumahku. "Ini uang sakunya, jangan jajan sembarangan ya?" pesanku pada anak-anak."Iya, Bu, terima kasih," jawab Intan.Dewi dan Intan berangkat sekolah, aku bersiap-siap untuk membuka warung. "Assalamualaikum, Bu," sapa Minah yang baru datang."Waalaikumsalam," jawabku."Biar saya saja yang menyapu, Bu," pinta Minah."Nggak usah, kamu kerjakan yang di belakang ya? Bantuin Bik Sarni dan Warti," ucapku."Baik, Bu," kata Minah sambil berjalan menuju ke dalam.Aku menyapu dan mengelap meja-meja, dilanjutkan mengelap etalase tempat sayur dan lauk di pajang. Pekerjaan yang menyenangkan bagiku. Sambil bersenandung, aku mengerjakan semua ini. "Wah, sedang bahagia ya? Pakai nyanyi segala. Tapi sayang suaranya nggak pas. Mella itu kalau menyanyi enak didengar, makanya kamu belajar nyanyi sama Mella." Ucap seseorang. Aku segera menoleh ke belakang, ternyata pagi-pagi Bu Tari sudah ada di warungku. Alamat bakal

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-11
  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Emosi

    "Assalamualaikum, Bu.""Waalaikumsalam, Rizal, tumben pagi-pagi sudah kesini," sapaku pada Rizal, anak buah Pak Haji Hadi. Perasaanku kok jadi nggak enak ya?"Eh Rizal, sama siapa?" sapa Bang Jo yang muncul dari belakang."Sendirian Pak," ucap Rizal dengan gugup."Ada apa Rizal?" tanya Bang Jo."Eh...gimana ya? Saya sebenarnya nggak enak hati disuruh kesini sama Pak Haji. Pak Haji sendiri juga nggak enak mau kesini langsung." Rizal menghela nafas."Ada apa? Kok berbelit-belit? Langsung saja," ucap Bang Jo. Aku yang mendengarkan ikut deg-degan. Apa ada masalah dengan pembangunan warung itu ya? Tapi Rizal kan nggak tahu kalau warung itu punya kami."Sebenarnya….""Sebenarnya begini Pak, Bu. Beberapa hari yang lalu Pak Deni dan istrinya menempati bedeng kontrakan Pak Haji. Katanya yang bayar kontrakan itu Pak Johan. Jadi nanti minta saja dengan Pak Johan…,"Belum selesai Rizal berbicara aku sudah mulai emosi dan memotong pembicaraannya."Apa? Deni bilang begitu?" teriakku."Sabar Dek, de

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-12
  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Rencana Pindah

    "Hutang apa, Mak?" tanyaku penasaran."Hutang Johan dan anak-anaknya selama belum menikah dengan kamu."Astaghfirullahaladzim, ada ya seorang ibu yang membiayai anak dan cucunya itu harus dibayar. Meminta imbalan. Yang ada dipikiran Emak hanya uang saja. Emak memang luar biasa keterlaluan. Seharusnya di usia Emak, banyak-banyak mendekatkan diri pada sang pencipta, bukan hanya memikirkan duniawi saja."Emak! Emak sangat keterlaluan, nggak punya perasaan. Ingat Mak, selama ini kita juga hidupnya dibiayai oleh Johan dan Nova," sahut Bapak."Itu kan sudah kewajiban anak terhadap orang tua," sahut Emak dengan enteng."Apakah kewajiban itu berlaku untuk kami saja, Mak? Apa Deni dan Mella nggak berkewajiban membiayai Emak dan Bapak? Kalau kami, ikhlas membiayai Emak dan Bapak. Tidak meminta imbalan apapun. Tapi, tolong, jangan perlakukan kami seperti ini. Seolah-olah Johan ini anak pungut yang harus dibedakan perlakuannya dengan Deni. Atau memang Johan ini akan pungut, Mak?" ucap Bang Jo den

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-13
  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Sadar Diri

    "Oh, semoga semua lancar. Besok Deni dan Mella tinggal lagi di rumah. Deni berhasil merayu Emak," ucap Bapak sambil menghela nafas. Sepertinya Bapak kecewa dengan keputusan Emak.Aku kaget mendengar ucapan Bapak. Emak memang plin-plan, mungkin juga benar kata Bapak kalau Deni berhasil merayu Emak. Bakal ribut lagi Emak dan Mella. Aku sih nggak mau ambil pusing, sebentar lagi aku juga pindah. Menjauh dari mereka yang suka membuat huru-hara."Jadi, Deni dan Mella tinggal disitu lagi?" tanya Bang Jo.Bapak mengangguk dengan mata yang terlihat...entahlah, susah dijelaskan dengan kata-kata. Kasihan sekali dengan Bapak. ***"Bu, memang Ibu mau pindah ya?" tanya Minah."Siapa yang bilang?" jawabku."Mak Amir. Bagaimana dengan nasib kami Bu?" jawab Minah."Iya, Bu. Saya tadi malam nggak bisa tidur. Mikirin nanti jadi pengangguran, nggak punya penghasilan. Sedih sekali, Bu," sahut Warti sambil terisak-isak.Aku tertawa terbahak-bahak melihat mereka berdua."Kenapa kok Ibu malah tertawa," ucap

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-14
  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Siapa Takut!

    "Maaf, Mak. Saya sibuk beres-beres, sebelum diusir lagi." Aku memilih kata-kata yang tidak menyinggung perasaannya."Wah, tahu diri juga kamu ya? Yang namanya numpang ya kayak gitu, harus siap kalau diusir. Sadar diri. Hebat sekali kamu bisa bikin rumah disitu. Paling juga banyak hutangnya," cibir Emak."Saya ngutang juga nggak ngerepotin Emak kan? Semua kami yang bayar sendiri, nggak minta uang sama Emak. Nggak kayak menantu kesayangan Emak, sudah numpang, banyak hutang, Emak juga yang membayar hutangnya." Emosiku sudah di ubun-ubun, tapi aku tetap berusaha untuk berbicara dengan nada yang rendah. Kalau menuruti Emosi, bisa terjadi perang dunia ketiga."Huh, ngomong sama kamu memang selalu bikin kesal." Emak berkata dengan ketus."Sama Mak." Spontan aku menjawabnya, tapi dengan suara pelan."Maksud kamu apa?" bentak Emak."Nggak kok Mak, nggak apa-apa." Aku deg-degan, Emak ini ternyata pendengarannya masih tajam juga, padahal tadi aku berbicara pelan."Dasar…." "Menantu durhaka," j

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15

Bab terbaru

  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Ending

    “Abang takut kehilanganmu. Abang banyak merenung dan berpikir selama Adek masih di klinik. Masalah anak kita, apa yang yang Abang ucapkan itu hanya emosi sesaat. Karena Abang masih kalut dengan usaha Abang yang merugi, ditambah kedatangan perempuan itu. Abang benar-benar minta maaf. Abang akan melakukan apa saja asal kamu tidak pergi. Abang berjanji tidak akan melakukan kesalahan seperti ini lagi.”Aku hanya diam, tidak tahu harus melakukan apa. Apakah aku senang dengan apa yang dilakukan Bang Jo sekarang? “Dek, Abang minta maaf kalau tidak bisa menjadi suami yang seperti kamu inginkan. Tapi Abang berjanji, Abang akan selalu melindungi dan menjagamu. Abang akan menjadi suami siaga untukmu dan bayi kita. Nak, maafkan Ayah,” kata Bang Jo sambil mengelus perutku. Kemudian ia berusaha berdiri dan menunduk untuk mencium perutku.“Maafkan Ayah, Nak. Ayah akan menjagamu sampai kamu lahir dan sampai kamu besar nanti. Ayah akan bercerita tentang ibumu, betapa hebatnya ibumu selama mendamping

  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Jangan Pergi

    Aku sedang mengemasi pakaianku di kamar. Aku baru saja pulang dari klinik dan langsung pulang ke rumah untuk mengemas pakaianku dan Nayla. Diruang tamu ada Bapak dan Bang Jo, entah apa yang mereka bicarakan.“Jadi Ibu benar-benar mau pergi?” tanya Dewi dengan meneteskan air mata. Aku tidak tahu kapan Dewi masuk ke kamarku. Aku menghentikan sejenak kegiatanku dan kemudian duduk di sebelah Dewi.“Maafkan Ibu, Dewi. Semua ini tergantung ayahmu. Kalau memang ayahmu masih menghendaki Ibu ada disini, Ibu akan tetap disini. Tapi percayalah, Ibu akan tetap menyayangimu, apapun yang terjadi.” aku berkata dengan mata yang berkaca-kaca.“Mana janji Ibu yang akan mendampingi Dewi sampai Dewi mandiri? Ibu bohong!” Dewi berteriak sambil menangis. Aku segera memeluknya dan ikut menangis. Sebenarnya berat bagiku meninggalkan anak-anak. Tapi daripada disini tapi diabaikan oleh Bang Jo, lebih baik aku pergi, demi kesehatan mentalku. Apalagi aku sedang mengandung.Aku mendengar diluar sedang terjadi pe

  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Kedatangan Bapak

    Pagi menjelang siang, aku dikejutkan dengan kedatangan bapakku. Ya Pak Hardi, bapakku datang ke klinik. “Kamu dengan siapa disini? Sendirian? Johan benar-benar keterlaluan! Nanti kamu pulang ke rumah Bapak saja. Bapak masih sanggup mengurusmu!” Bapak tampak geram.“Bapak sama siapa kesini?” tanyaku basa-basi.“Sama Manto!”“Dari kemarin Bapak merasa tidak enak, kepikiran kamu terus. Apalagi waktu mendengar kalau Tina pergi kesini. Bapak sudah menebak apa yang terjadi.”“Bapak tahu dari mana kalau Tina kesini?” tanyaku dengan heran.“Kemarin Bapak mencari beras, anak buahnya bilang sedang pergi kesini. Ya Bapak langsung berpikir tentang kamu. Makanya pagi-pagi Bapak sudah berangkat. Sampai rumahmu hanya ada Nayla, terus Mella bilang kalau kamu disini. Tadi malam kamu sama siapa disini?” Bapak menjelaskan.Aku diam tidak menjawabnya.“Sendirian? Tega sekali Johan ya?” Bapak mulai emosi.“Sebenarnya Dewi, Mella mau menemaniku. Tapi aku nggak mau. Aku sudah meminta Dewi untuk menjaga adi

  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Terpengaruh

    Sepertinya Bang Jo terpengaruh dengan kata-kata Tina. Tadi malam ia memilih tidur dengan Angga. Pagi ini pun ia tidak banyak bicara. Tidak menyapaku seperti biasanya.Aku membereskan meja makan setelah semuanya sarapan. Anak-anak sudah berangkat sekolah, hanya ada Nayla yang sudah asyik di depan televisi. Dari tadi Bang Jo menghindari bertatapan mata denganku. Aku merasa kalau ia sengaja tidak mau menyapaku.“Hari ini Abang mau kemana?” tanyaku sambil mendekatinya. Ia malah berjalan menghindar.“Bang!” teriakku. Ia tetap tidak menghiraukanku.Aku berlari mengejarnya sampai ke warung.“Mbak Nova, jangan lari, Mbak sedang hamil,” teriak Mella. Aku tersadar kalau aku memang sedang hamil. Bang Jo tetap tidak peduli, ia berjalan keluar. Aku tetap berlari mengejarnya, akhirnya aku bisa meraih tangannya.“Ada apa?” Bang Jo berkata dengan datar.“Seharusnya aku yang bertanya, ada apa Bang? Dari tadi malam Abang menghindariku.”“Bisa kamu pikirkan sendiri!” Bang Jo menjawab dengan ketus.“Jadi

  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Mata Keranjang

    “Bu, ada yang nyariin,” kata Warti. Aku sedang tiduran di depan televisi, kehamilanku ini membuatku tak berdaya. Tapi aku tetap bersemangat dan tidak mau menunjukkan kepada Bang Jo dan anak-anak. Mereka tahunya aku kuat.“Siapa?” “Nggak tahu, Bu.”Aku pun beranjak dari tidurku dan berjalan perlahan menuju ke warung. Tampak seorang perempuan yang isinya diatasku. Aku sepertinya pernah melihatnya, tapi dimana ya? Aku mencoba mengingat-ingat.“Maaf, apakah Ibu mencari saya?” Kau bertanya dengan sopan pada perempuan itu.“Oh, anda yang bernama Nova?” Perempuan itu menatapku dari ujung rambut ke ujung kaki. “Iya. Maaf, anda siapa ya?”“Kenalkan saya Tina, istrinya Romi.” Perempuan bernama Tina itu mengulurkan tangannya. Aku pun menerima uluran tangan itu.“Oh, ada apa ya?”“Kamu kenal Romi kan?” tanya Tina.“Iya, kenal. Teman waktu SMA.”“Teman? Hanya teman? Bukannya pacaran?” Suaranya agak meninggi. Beberapa orang melihat ke arahku.“Cinta monyet, Bu. Waktu kami SMA. Sesudah itu tidak

  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Kabar Bahagia

    "Ayo kita semua makan, hidangan sudah siap. Nova panggil mertuamu untuk bergabung kesini." Ibu mengajak kami makan siang bersama.Aku segera memanggil Bapak dan Emak, juga Mella. Bang Jo dan Deni ternyata sudah siap duduk di dekat meja makan."Ayo anak-anak kita makan," panggilku pada anak-anak yang asyik bermain. Dewi dan Angga ternyata dari tadi nungguin adik-adiknya bermain. Dewi memang sudah bisa diandalkan, begitu juga dengan Angga.Kami pun makan siang bersama, menyantap hidangan yang memang sudah disediakan. Mulai dari tempoyak, ada juga bekasam.Bekasam adalah ikan yang difermentasi, tidak hanya dengan garam, tapi ikan juga dicampur dengan sedikit nasi. Lalu simpan di tempat kedap udara setelah 10 hari hingga Bekasam bisa dinikmati.Bekasam bisa menjadi lauk makan. Rasanya asam dan sedikit bau. Bau disini itu karena unsur fermentasinya, baunya itu ciri khas Bekasam. Tapi aku tidak menyukai bekasam, karena baunya ini sudah membuat perutku merasa mual.Penyajiannya bisa ditumis

  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Perjalanan Hidup

    “Ternyata Ibu kepo juga ya? Haha.” Dewi tertawa kecil. Dewi pun duduk di sebelahku.“Dewi berkata seperti itu berdasarkan cerita Malvin. Sebenarnya Malvin itu hidupnya tertekan karena banyak tuntutan dari mamanya,” lanjut Dewi.“Terus papanya diam saja?” “Papanya itu juga sangat nurut dengan mamanya. Malvin dan Dewi hanya berteman kok, Bu. Memangnya Ibu mau punya besan kayak mamanya Malvin?” Gantian Dewi yang menggodaku.“Kalau itu sudah kemauan anak, mau nggak mau ya harus mau.” Aku tertawa.“Itulah yang Dewi senangi dari Ibu. Ibu selalu membebaskan Dewi untuk melakukan apa saja, yang penting tidak aneh-aneh.”“Ibu nggak mau jadi orang tua yang suka memaksakan kehendak. Dewi kan sudah besar, pasti tahu mana yang baik dan mana yang tidak baik.”“Apakah Malvin pernah mengatakan kalau menyukai Dewi?” tanyaku penasaran.“Secara terang-terangan sih enggak pernah, Bu. Bukannya Dewi ge er, tapi memang sepertinya Malvin itu menyukai Dewi. Lagipula perempuan yang menyukai Malvin itu banyak,

  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Memasrahkan Diri

    "Mbak!" Suara itu mengagetkanku. Aku menoleh, karena ada yang memanggilku. Ternyata Mella."Eh, Mella. Ada apa?" tanyaku.Mella mendekatiku dan duduk di sebelahku."Ada yang ingin aku bicarakan. Mbak Nova ada waktu?" tanya Mella."Oh, iya. Ada apa ya?""Sekedar berbagi cerita, Mbak. Masalah rumah tanggaku.""Oh, aku akan mendengarkan."Mella pun mulai bercerita."Mbak, aku belajar untuk ikhlas menjalani hidupku. Aku selalu memasrahkan diri pada Allah. Ternyata ketika kita sudah ikhlas, jalannya dipermudah. Aku dan Kak Deni banyak bercerita dan saling bertukar pikiran. Kak Deni sudah meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya. Kami sepakat untuk memulai lagi dari awal. Aku sudah meminta Kak Deni untuk periksa ke dokter, takutnya ada penyakit kelamin menular. Sekarang kami berdua sedang berobat, untuk sekedar meyakinkan kalau kita benar-benar sehat."Mella menarik nafas panjang, kemudian melanjutkan lagi."Untuk saat ini kami memang belum melakukan hubungan badan. Menunggu sampa

  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Mimpi Buruk

    Dengan deg-degan aku membuka pesan itu.[Nova, kok kamu lama nggak online. Kemana saja? Aku merindukanmu.][Nova, kamu nggak apa-apa, kan?][Aku sangat merindukanmu. Ingin mengulang lagi kisah kita. Walaupun banyak yang menganggap cinta monyet, tapi aku menganggapmu cinta sejatiku.]Jantungku berdetak semakin kencang.[Boleh aku main ke rumahmu? Sekedar melihat wajahmu yang selalu aku rindukan.][Atau kita bertemu di hotel saja, melepas rindu.][Kita bernasib sama, memiliki pasangan hidup yang usianya jauh berbeda. Jujur saja, kalau aku tidak pernah merasa puas dengan istriku. Aku yakin kalau denganmu aku bisa sangat puas. Aku selalu membayangkan melakukannya denganmu.][Aku rela menceraikan istriku demi mendapatkanmu. Aku yakin kita bisa bahagia bersama.]Deg! Pikiranku jadi kacau membaca pesan dari Romi.Kok Romi semakin nekat saja. Aku menjadi ilfil dengan kata-katanya. Ujung-ujungnya hubungan badan itulah. Memang benar jika laki-laki beristri dan perempuan bersuami berhubungan, pa

DMCA.com Protection Status