Share

Emosi

"Assalamualaikum, Bu."

"Waalaikumsalam, Rizal, tumben pagi-pagi sudah kesini," sapaku pada Rizal, anak buah Pak Haji Hadi. Perasaanku kok jadi nggak enak ya?

"Eh Rizal, sama siapa?" sapa Bang Jo yang muncul dari belakang.

"Sendirian Pak," ucap Rizal dengan gugup.

"Ada apa Rizal?" tanya Bang Jo.

"Eh...gimana ya? Saya sebenarnya nggak enak hati disuruh kesini sama Pak Haji. Pak Haji sendiri juga nggak enak mau kesini langsung." Rizal menghela nafas.

"Ada apa? Kok berbelit-belit? Langsung saja," ucap Bang Jo. Aku yang mendengarkan ikut deg-degan. Apa ada masalah dengan pembangunan warung itu ya? Tapi Rizal kan nggak tahu kalau warung itu punya kami.

"Sebenarnya…."

"Sebenarnya begini Pak, Bu. Beberapa hari yang lalu Pak Deni dan istrinya menempati bedeng kontrakan Pak Haji. Katanya yang bayar kontrakan itu Pak Johan. Jadi nanti minta saja dengan Pak Johan…,"

Belum selesai Rizal berbicara aku sudah mulai emosi dan memotong pembicaraannya.

"Apa? Deni bilang begitu?" teriakku.

"Sabar Dek, de
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status