Share

Dibully

Penulis: YuRa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-10 21:30:06

“Assalamualaikum.” Terdengar suara orang mengucapkan salam, ketika aku menutup pintu. Aku pun membuka pintu lagi. Betapa terkejutnya aku melihat siapa yang datang.

“Angga?” Aku memastikan kalau yang datang itu benar-benar Angga.

“Iya, Bu. Ini Angga.” Angga mendekatiku dan mencium tanganku.

Angga terlihat agak berbeda dari biasanya. Wajahnya tampak datar tanpa ekspresi, badannya agak kurus dan pucat. Makanya tadi aku sempat tidak percaya kalau Angga pulang.

“Ayo, masuk.” Aku mengajak Angga masuk. Angga hanya mengangguk.

“Pulang kok nggak bilang-bilang. Kamu nggak sekolah? Mana tasmu?” tanyaku ketika Angga sudah duduk di sofa.

Angga hanya diam, ia menunduk. Sepertinya ada yang tidak beres.

“Ada apa, Angga? Kamu punya masalah?”

Angga mengangguk. Jantungku terasa berhenti berdetak. Bang Jo belum sehat, sekarang malah Angga punya masalah.

“Angga kabur, Bu.” Suara Angga terdengar bergetar. Aku semakin syok mendengarnya. Kalau sampai Bang Jo tahu, pasti akan membuat tekanan darahnya naik la
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Visum

    “Bagaimana, Bu?” tanya polisi itu lagi.“Saya nggak tahu, Pak.” Aku menjawab apa adanya, karena memang tidak terlintas di pikiranku apa yang akan aku lakukan selanjutnya. Pikiranku sudah dipenuhi dengan berbagai masalah yang dari kemarin datang silih berganti.“Mbak Nova, apa yang akan Mbak Nova lakukan setelah visum nanti? Mau melaporkan pihak pesantren atau bagaimana?” Gantian Pak Kades yang bertanya.“Mungkin saya hanya butuh permintaan maaf dari pelaku dan pengasuh pesantren karena lemah dalam pengawasan. Kalau mau menuntut pelaku, percuma. Keluarga saya tidak akan mendapatkan apa-apa dan pasti lebih kecewa. Nanti dengan dalih anak masih dibawah umur, pelaku tidak akan dihukum.”“Betul juga kata Mbak Nova, pelaku masih dibawah umur.” Pak Kades menimpali ucapanku.“Dan saya yakin kalau pihak pesantren akan tetap memihak pada pelaku karena masih ada hubungan keluarga.” Aku melanjutkan ucapanku.“Oke, nggak apa-apa kalau itu keinginan Ibu. Jadi maksud Ibu, visum ini akan Ibu gunakan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-12
  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Jangan Gegabah

    “Pak Johan tenang dulu, akan saya ceritakan apa yang terjadi.” Pak Kades membantuku untuk menyampaikan berita ini.Bang Jo menarik nafas panjang dan ia pun duduk di sofa.“Pak Johan, Angga kabur dari pesantren karena sudah tidak betah disana. Ia sering di-bully teman-temannya. Tadi Mbak Nova menelpon saya untuk menemani ke kantor polisi kemudian ke puskesmas. Saya pergi bersama dengan Pak Azis supaya tidak menimbulkan kesalahpahaman.” Pak Kades menjelaskan.“Angga dibully? Kenapa? Kamu melakukan kesalahan apa?” Nafas Bang Jo tampak tersengal-sengal mungkin karena syok.“Ada apa ini? Angga kok kamu pulang?” Tiba-tiba terdengar suara Bapak yang masuk ke ruang tamu. Kami semua menoleh ke arah Bapak. Bapak mendekati Angga dan mengelus kepala Angga.“Aww.” Angga spontan merintih ketika Bapak tanpa sengaja menyenggolnya.“Kenapa, Ngga?” Bapak mengernyitkan dahi.Pak kades menjelaskan apa yang terjadi. Angga menunduk dan sesekali kulihat menyeka air matanya. Mata Bapak tampak berkaca-kaca.“

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-14
  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Trauma

    Belum sempat aku menjawab ucapan Dewi, terdengar suara orang berteriak-teriak. Aku dan Dewi hanya saling berpandangan.Suara teriakan itu terdengar lagi.“Bu, kayaknya suara itu dari kamar Angga.”Deg! Aku dan Dewi bergegas lari ke kamar Angga.“Ampun, sakit….” Suara Angga yang berteriak-teriak dengan mata terpejam.“Jangan,” teriak Angga lagi.Aku segera membangunkan Angga.“Angga, bangun Nak?” “Angga!” Dewi menggoyang-goyangkan tubuh Angga.Perlahan Angga membuka mata, ia masih dalam kondisi terisak-isak. Angga langsung duduk, aku dan Dewi segera memeluknya.“Sayang, tenang, kamu sekarang aman di rumah. Ada Ayah, Ibu dan Mbak Dewi yang akan melindungimu.” Aku berkata dengan mata berkaca-kaca. Sedih melihat Angga seperti ini, sampai terbawa dalam mimpi. Semoga ini tidak menimbulkan trauma mendalam bagi Angga.Aku melepaskan pelukanku.“Angga, kami akan selalu melindungimu. Istighfar ya?” kata Dewi sambil meneteskan air mata.“Angga takut,” sahut Angga disela isakan tangisnya.“Tenan

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-15
  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Rumor

    “Kayaknya Pak kades belum datang, Mbak. Ya kan Rita?” sahut Gino.“I-iya aku belum melihat Pak Kades.” Rita menjawab dengan gugup.“Rita, ada apa? Apa yang kamu sembunyikan?” selidikku pada Rita.“Ngapain Mbak Nova nyari Pak kades? Untuk menggodanya ya?” sahut seseorang diantara staf yang tadi melihatku.“Memangnya kemarin belum puas?”“Mbak Nova tuh sudah punya suami, walaupun sudah tua. Tapi hargailah suami Mbak Nova.”“Apa yang kalian bicarakan?” Aku cukup kaget mendengar mereka berbicara seperti itu.“Sudahlah, Mbak, jangan pura-pura tidak tahu.”“Hei, kalian jangan menuduh sembarangan.” Gino berkata untuk membelaku.“Sudahlah, Gino, kamu tahu apa sih?”Aku sedih mendengar perkataan mereka, kataku berkaca-kaca.“Rita bisa kamu jelaskan apa yang sebenarnya terjadi?” Aku memohon pada Rita. Rita membuka ponselnya dan menunjukkannya padaku. Aku syok melihat foto yang ada di ponsel Rita. Fotoku berdua dengan Pak Kades, duduk berdekatan. Padahal kemarin aku nggak seperti itu, nggak per

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-16
  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Mohon Keadilan

    “Assalamualaikum.” Terdengar suara orang mengucapkan salam di seberang.“Waalaikumsalam.” Aku pun menjawab salam itu.“Saya Mudzaki dari pondok pesantren As -Salam. Apakah saya berbicara dengan ibu Nova, orang tua Angga Saputra?”Aku paham apa yang akan disampaikan oleh orang itu.“Iya, saya sendiri. Ada apa ya Pak?” Aku pura-pura tidak tahu apa yang terjadi.“Begini, Bu. Dari kemarin pagi setelah subuh Angga sudah tidak ada di pesantren. Kata teman-temannya ia kabur melompat pagar.”“Apakah Bapak tahu apa alasannya ia kabur?” “Katanya habis berantem dengan teman-temannya.”“Kok bisa berantem nggak ketahuan?”“Maaf, ini memang kesalahan kami. Kami lemah dalam pengawasan. Apakah Angga pulang ke rumah, Bu?”“Pak, saya beritahu, Angga memang pulang. Tapi apakah Bapak tahu bagaimana kondisi Angga? Ia terluka, bahkan ada beberapa bekas memar di bagian tubuhnya. Coba tanya dengan Ikhwan dan teman-temannya, apa yang ia lakukan? Kami sudah melakukan visum terhadap luka Angga. Saya mohon kead

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-17
  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Belum Rela

    “Assalamualaikum.” Suara orang mengucapkan salam lagi.“Biar Angga yang buka,” kata Angga sambil beranjak dari duduknya.Tak lama kemudian Angga masuk lagi.“Ayah, ada Pak Kades,” kata Angga memberitahu siapa tamunya.Aku, Bang Jo dan Bapak beranjak dari duduk dan menuju ke ruang tamu untuk menemui Pak Kades.Ternyata Pak Kades tidak sendirian, tapi bersama dengan Pak Azis. Setelah sedikit berbasa-basi, akhirnya Pak Kades menyampaikan maksud kedatangannya.“Begini, Pak Johan dan Mbak Nova. Saya dan Pak Azis sudah pergi ke pondok pesantren. Saya sudah menjelaskan maksud kedatangan saya. Ternyata tadi ada pihak pondok menelpon Mbak Nova ya?” tanya Pak Kades.“Iya, Pak.”“Kata mereka setelah mendapat kabar dari Mbak Nova, mereka langsung melakukan investigasi ke komplotan yang melakukan penganiayaan itu. Ada dua orang yang berbicara jujur dengan pengasuh pondok, mereka takut kalau dikeluarkan dari pondok.” Pak Kades berhenti sejenak. Kami masih mendengarkan dengan seksama.“Ternyata korb

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-18
  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Mimpi Buruk

    Dengan deg-degan aku membuka pesan itu.[Nova, kok kamu lama nggak online. Kemana saja? Aku merindukanmu.][Nova, kamu nggak apa-apa, kan?][Aku sangat merindukanmu. Ingin mengulang lagi kisah kita. Walaupun banyak yang menganggap cinta monyet, tapi aku menganggapmu cinta sejatiku.]Jantungku berdetak semakin kencang.[Boleh aku main ke rumahmu? Sekedar melihat wajahmu yang selalu aku rindukan.][Atau kita bertemu di hotel saja, melepas rindu.][Kita bernasib sama, memiliki pasangan hidup yang usianya jauh berbeda. Jujur saja, kalau aku tidak pernah merasa puas dengan istriku. Aku yakin kalau denganmu aku bisa sangat puas. Aku selalu membayangkan melakukannya denganmu.][Aku rela menceraikan istriku demi mendapatkanmu. Aku yakin kita bisa bahagia bersama.]Deg! Pikiranku jadi kacau membaca pesan dari Romi.Kok Romi semakin nekat saja. Aku menjadi ilfil dengan kata-katanya. Ujung-ujungnya hubungan badan itulah. Memang benar jika laki-laki beristri dan perempuan bersuami berhubungan, pa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-19
  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Memasrahkan Diri

    "Mbak!" Suara itu mengagetkanku. Aku menoleh, karena ada yang memanggilku. Ternyata Mella."Eh, Mella. Ada apa?" tanyaku.Mella mendekatiku dan duduk di sebelahku."Ada yang ingin aku bicarakan. Mbak Nova ada waktu?" tanya Mella."Oh, iya. Ada apa ya?""Sekedar berbagi cerita, Mbak. Masalah rumah tanggaku.""Oh, aku akan mendengarkan."Mella pun mulai bercerita."Mbak, aku belajar untuk ikhlas menjalani hidupku. Aku selalu memasrahkan diri pada Allah. Ternyata ketika kita sudah ikhlas, jalannya dipermudah. Aku dan Kak Deni banyak bercerita dan saling bertukar pikiran. Kak Deni sudah meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya. Kami sepakat untuk memulai lagi dari awal. Aku sudah meminta Kak Deni untuk periksa ke dokter, takutnya ada penyakit kelamin menular. Sekarang kami berdua sedang berobat, untuk sekedar meyakinkan kalau kita benar-benar sehat."Mella menarik nafas panjang, kemudian melanjutkan lagi."Untuk saat ini kami memang belum melakukan hubungan badan. Menunggu sampa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-20

Bab terbaru

  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Ending

    “Abang takut kehilanganmu. Abang banyak merenung dan berpikir selama Adek masih di klinik. Masalah anak kita, apa yang yang Abang ucapkan itu hanya emosi sesaat. Karena Abang masih kalut dengan usaha Abang yang merugi, ditambah kedatangan perempuan itu. Abang benar-benar minta maaf. Abang akan melakukan apa saja asal kamu tidak pergi. Abang berjanji tidak akan melakukan kesalahan seperti ini lagi.”Aku hanya diam, tidak tahu harus melakukan apa. Apakah aku senang dengan apa yang dilakukan Bang Jo sekarang? “Dek, Abang minta maaf kalau tidak bisa menjadi suami yang seperti kamu inginkan. Tapi Abang berjanji, Abang akan selalu melindungi dan menjagamu. Abang akan menjadi suami siaga untukmu dan bayi kita. Nak, maafkan Ayah,” kata Bang Jo sambil mengelus perutku. Kemudian ia berusaha berdiri dan menunduk untuk mencium perutku.“Maafkan Ayah, Nak. Ayah akan menjagamu sampai kamu lahir dan sampai kamu besar nanti. Ayah akan bercerita tentang ibumu, betapa hebatnya ibumu selama mendamping

  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Jangan Pergi

    Aku sedang mengemasi pakaianku di kamar. Aku baru saja pulang dari klinik dan langsung pulang ke rumah untuk mengemas pakaianku dan Nayla. Diruang tamu ada Bapak dan Bang Jo, entah apa yang mereka bicarakan.“Jadi Ibu benar-benar mau pergi?” tanya Dewi dengan meneteskan air mata. Aku tidak tahu kapan Dewi masuk ke kamarku. Aku menghentikan sejenak kegiatanku dan kemudian duduk di sebelah Dewi.“Maafkan Ibu, Dewi. Semua ini tergantung ayahmu. Kalau memang ayahmu masih menghendaki Ibu ada disini, Ibu akan tetap disini. Tapi percayalah, Ibu akan tetap menyayangimu, apapun yang terjadi.” aku berkata dengan mata yang berkaca-kaca.“Mana janji Ibu yang akan mendampingi Dewi sampai Dewi mandiri? Ibu bohong!” Dewi berteriak sambil menangis. Aku segera memeluknya dan ikut menangis. Sebenarnya berat bagiku meninggalkan anak-anak. Tapi daripada disini tapi diabaikan oleh Bang Jo, lebih baik aku pergi, demi kesehatan mentalku. Apalagi aku sedang mengandung.Aku mendengar diluar sedang terjadi pe

  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Kedatangan Bapak

    Pagi menjelang siang, aku dikejutkan dengan kedatangan bapakku. Ya Pak Hardi, bapakku datang ke klinik. “Kamu dengan siapa disini? Sendirian? Johan benar-benar keterlaluan! Nanti kamu pulang ke rumah Bapak saja. Bapak masih sanggup mengurusmu!” Bapak tampak geram.“Bapak sama siapa kesini?” tanyaku basa-basi.“Sama Manto!”“Dari kemarin Bapak merasa tidak enak, kepikiran kamu terus. Apalagi waktu mendengar kalau Tina pergi kesini. Bapak sudah menebak apa yang terjadi.”“Bapak tahu dari mana kalau Tina kesini?” tanyaku dengan heran.“Kemarin Bapak mencari beras, anak buahnya bilang sedang pergi kesini. Ya Bapak langsung berpikir tentang kamu. Makanya pagi-pagi Bapak sudah berangkat. Sampai rumahmu hanya ada Nayla, terus Mella bilang kalau kamu disini. Tadi malam kamu sama siapa disini?” Bapak menjelaskan.Aku diam tidak menjawabnya.“Sendirian? Tega sekali Johan ya?” Bapak mulai emosi.“Sebenarnya Dewi, Mella mau menemaniku. Tapi aku nggak mau. Aku sudah meminta Dewi untuk menjaga adi

  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Terpengaruh

    Sepertinya Bang Jo terpengaruh dengan kata-kata Tina. Tadi malam ia memilih tidur dengan Angga. Pagi ini pun ia tidak banyak bicara. Tidak menyapaku seperti biasanya.Aku membereskan meja makan setelah semuanya sarapan. Anak-anak sudah berangkat sekolah, hanya ada Nayla yang sudah asyik di depan televisi. Dari tadi Bang Jo menghindari bertatapan mata denganku. Aku merasa kalau ia sengaja tidak mau menyapaku.“Hari ini Abang mau kemana?” tanyaku sambil mendekatinya. Ia malah berjalan menghindar.“Bang!” teriakku. Ia tetap tidak menghiraukanku.Aku berlari mengejarnya sampai ke warung.“Mbak Nova, jangan lari, Mbak sedang hamil,” teriak Mella. Aku tersadar kalau aku memang sedang hamil. Bang Jo tetap tidak peduli, ia berjalan keluar. Aku tetap berlari mengejarnya, akhirnya aku bisa meraih tangannya.“Ada apa?” Bang Jo berkata dengan datar.“Seharusnya aku yang bertanya, ada apa Bang? Dari tadi malam Abang menghindariku.”“Bisa kamu pikirkan sendiri!” Bang Jo menjawab dengan ketus.“Jadi

  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Mata Keranjang

    “Bu, ada yang nyariin,” kata Warti. Aku sedang tiduran di depan televisi, kehamilanku ini membuatku tak berdaya. Tapi aku tetap bersemangat dan tidak mau menunjukkan kepada Bang Jo dan anak-anak. Mereka tahunya aku kuat.“Siapa?” “Nggak tahu, Bu.”Aku pun beranjak dari tidurku dan berjalan perlahan menuju ke warung. Tampak seorang perempuan yang isinya diatasku. Aku sepertinya pernah melihatnya, tapi dimana ya? Aku mencoba mengingat-ingat.“Maaf, apakah Ibu mencari saya?” Kau bertanya dengan sopan pada perempuan itu.“Oh, anda yang bernama Nova?” Perempuan itu menatapku dari ujung rambut ke ujung kaki. “Iya. Maaf, anda siapa ya?”“Kenalkan saya Tina, istrinya Romi.” Perempuan bernama Tina itu mengulurkan tangannya. Aku pun menerima uluran tangan itu.“Oh, ada apa ya?”“Kamu kenal Romi kan?” tanya Tina.“Iya, kenal. Teman waktu SMA.”“Teman? Hanya teman? Bukannya pacaran?” Suaranya agak meninggi. Beberapa orang melihat ke arahku.“Cinta monyet, Bu. Waktu kami SMA. Sesudah itu tidak

  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Kabar Bahagia

    "Ayo kita semua makan, hidangan sudah siap. Nova panggil mertuamu untuk bergabung kesini." Ibu mengajak kami makan siang bersama.Aku segera memanggil Bapak dan Emak, juga Mella. Bang Jo dan Deni ternyata sudah siap duduk di dekat meja makan."Ayo anak-anak kita makan," panggilku pada anak-anak yang asyik bermain. Dewi dan Angga ternyata dari tadi nungguin adik-adiknya bermain. Dewi memang sudah bisa diandalkan, begitu juga dengan Angga.Kami pun makan siang bersama, menyantap hidangan yang memang sudah disediakan. Mulai dari tempoyak, ada juga bekasam.Bekasam adalah ikan yang difermentasi, tidak hanya dengan garam, tapi ikan juga dicampur dengan sedikit nasi. Lalu simpan di tempat kedap udara setelah 10 hari hingga Bekasam bisa dinikmati.Bekasam bisa menjadi lauk makan. Rasanya asam dan sedikit bau. Bau disini itu karena unsur fermentasinya, baunya itu ciri khas Bekasam. Tapi aku tidak menyukai bekasam, karena baunya ini sudah membuat perutku merasa mual.Penyajiannya bisa ditumis

  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Perjalanan Hidup

    “Ternyata Ibu kepo juga ya? Haha.” Dewi tertawa kecil. Dewi pun duduk di sebelahku.“Dewi berkata seperti itu berdasarkan cerita Malvin. Sebenarnya Malvin itu hidupnya tertekan karena banyak tuntutan dari mamanya,” lanjut Dewi.“Terus papanya diam saja?” “Papanya itu juga sangat nurut dengan mamanya. Malvin dan Dewi hanya berteman kok, Bu. Memangnya Ibu mau punya besan kayak mamanya Malvin?” Gantian Dewi yang menggodaku.“Kalau itu sudah kemauan anak, mau nggak mau ya harus mau.” Aku tertawa.“Itulah yang Dewi senangi dari Ibu. Ibu selalu membebaskan Dewi untuk melakukan apa saja, yang penting tidak aneh-aneh.”“Ibu nggak mau jadi orang tua yang suka memaksakan kehendak. Dewi kan sudah besar, pasti tahu mana yang baik dan mana yang tidak baik.”“Apakah Malvin pernah mengatakan kalau menyukai Dewi?” tanyaku penasaran.“Secara terang-terangan sih enggak pernah, Bu. Bukannya Dewi ge er, tapi memang sepertinya Malvin itu menyukai Dewi. Lagipula perempuan yang menyukai Malvin itu banyak,

  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Memasrahkan Diri

    "Mbak!" Suara itu mengagetkanku. Aku menoleh, karena ada yang memanggilku. Ternyata Mella."Eh, Mella. Ada apa?" tanyaku.Mella mendekatiku dan duduk di sebelahku."Ada yang ingin aku bicarakan. Mbak Nova ada waktu?" tanya Mella."Oh, iya. Ada apa ya?""Sekedar berbagi cerita, Mbak. Masalah rumah tanggaku.""Oh, aku akan mendengarkan."Mella pun mulai bercerita."Mbak, aku belajar untuk ikhlas menjalani hidupku. Aku selalu memasrahkan diri pada Allah. Ternyata ketika kita sudah ikhlas, jalannya dipermudah. Aku dan Kak Deni banyak bercerita dan saling bertukar pikiran. Kak Deni sudah meminta maaf dan berjanji tidak akan mengulanginya. Kami sepakat untuk memulai lagi dari awal. Aku sudah meminta Kak Deni untuk periksa ke dokter, takutnya ada penyakit kelamin menular. Sekarang kami berdua sedang berobat, untuk sekedar meyakinkan kalau kita benar-benar sehat."Mella menarik nafas panjang, kemudian melanjutkan lagi."Untuk saat ini kami memang belum melakukan hubungan badan. Menunggu sampa

  • Mertua Pilih Kasih, Kubuat Gigit Jari!    Mimpi Buruk

    Dengan deg-degan aku membuka pesan itu.[Nova, kok kamu lama nggak online. Kemana saja? Aku merindukanmu.][Nova, kamu nggak apa-apa, kan?][Aku sangat merindukanmu. Ingin mengulang lagi kisah kita. Walaupun banyak yang menganggap cinta monyet, tapi aku menganggapmu cinta sejatiku.]Jantungku berdetak semakin kencang.[Boleh aku main ke rumahmu? Sekedar melihat wajahmu yang selalu aku rindukan.][Atau kita bertemu di hotel saja, melepas rindu.][Kita bernasib sama, memiliki pasangan hidup yang usianya jauh berbeda. Jujur saja, kalau aku tidak pernah merasa puas dengan istriku. Aku yakin kalau denganmu aku bisa sangat puas. Aku selalu membayangkan melakukannya denganmu.][Aku rela menceraikan istriku demi mendapatkanmu. Aku yakin kita bisa bahagia bersama.]Deg! Pikiranku jadi kacau membaca pesan dari Romi.Kok Romi semakin nekat saja. Aku menjadi ilfil dengan kata-katanya. Ujung-ujungnya hubungan badan itulah. Memang benar jika laki-laki beristri dan perempuan bersuami berhubungan, pa

DMCA.com Protection Status