Share

Menginap di Rumah Aini

Penulis: Arka Garneta
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-09 21:53:05

Sekitar sepuluh menit dalam perjalanan Safira dan Sadam masih saling diam. Tak ada satu pun yang berbicara. Safira memandang keluar jendela mobil, lampu-lampu yang mulai menyala menghiasi sepanjang jalan. Ia tersenyum melihat indahnya cahaya lampu menghiasi langit yang mulai gelap.

“Kita cari hotel dulu, ya,” kata Sadam tanpa memandang sang istri.

Safira tak menjawab, tiba-tiba ia berpikir untuk menginap di rumah orang tuanya saja. Lalu menyampaikan itu pada Sadam, tetapi tentu saja mereka sepakat tidak akan mengatakan kejadian dengan Mirah tadi.

“Baiklah, kalau begitu kita menginap di rumah ibu dan bapakmu untuk malam ini,” kata Sadam melirik sang istri yang duduk di sebelahnya.

Hati Safira sangat senang akan menginap di rumah kedua orang tuanya yang selama ini selalu diidamkannya. Ia sangat merindukan suasana di rumah tersebut.

“Kenapa kau memutuskan untuk keluar dari rumah, Mas?” tanya Safira ingin tahu.

Sebenarnya sejak tadi ia bertanya-tanya dan penasaran mengapa Sadam bisa memut
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Mertua Penghancur Pernikahan    Mirah Tak Bisa Tidur

    Sementara itu di kediaman Mirah, wanita yang melahirkan tiga anak itu tidak bisa tidur karena tidak bisa berhenti memikirkan Sadam. Ia sudah mencoba menghubungi anak kesayangannya itu berkali-kalli bahkan menghubungi menantunya dan mengirim pesan, tetapi tak ada yang membalasnya.Sampai tengah malam mata Mirah tak kunjung terpejam. Ia merasa dikalahkan oleh menantunya. Tentu saja semakin menimbulkan kebencian pada Safira. Ia harus mencari cara agar Sadam kembali ke rumah itu.Tangan Mirah meraih kacamatanya yang tergeletak di atas meja kecil di samping tempat tidurnya. Ia mengenakannya dan keluar dari kamar menuju dapur. Wanita berhidung bulat itu mengambil segelas air lalu berjalan menuju ruang tengah dan duduk di sana.Ia meneguk setengah gelas air yang dibawanya lalu menaruhnya di atas meja. Pandangannya tertuju ke kamar Sadam dan Safira. Mirah berdiri dan berjalan menuju kamar tersebut, membuka pintunya dan memindai ke dalam kamar. “Akan aku rebut kembali anakku,” gumam Mirah pad

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-09
  • Mertua Penghancur Pernikahan    Mirah Sakit

    Safira dan Sadam masih menginap di rumah Aini dan Arif. Mereka mengatakan akan menginap selama satu minggu di sana. Aini dan Arif berkali-kali bertanya pada Safira alasan mereka menginap cukup lama. Bukan tak senang hanya khawatir sedang ada masalah di rumah besannya. Namun, Safira meyakinkan kalau semua baik-baik saja. Ia dan suaminya hanya sedang ingin berkunjung lebih lama ke rumah Aini dan Arif.Sebenarnya Safira ingin sekali bercerita kepada Aini dan Arif tentang masalahnya dengan Mirah, tetapi pasti akan membuat kedua orang tuanya itu khawatir dan Safira tak ingin hal itu terjadi. Ia ingin Aini dan Arif tak terlalu banyak pikiran meskipun sebenarnya kedua orang tuanya itu merasa ada yang tak beres dengan anaknya.Sudah dua hari Safira dan Sadam berangkat kerja dari rumah Aini. Safira merasa bahagia bisa tinggal di sini meskipun hanya untuk seminggu ke depan. Setelah itu ia dan sang suami akan mengontrak rumah saja untuk tinggal. Selama di rumah Aini, Safira sama sekali tak pern

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-09
  • Mertua Penghancur Pernikahan    Kembalinya Sadam dan Safira

    Safira segera memasukkan semua pakaian ke dalam koper sedangkan Sadam bicara pada Aini dan Arif kalau mereka harus segera kembali ke rumah karena mendapat kabar kalau Mirah sedang sakit. “Maaf kami harus pulang sekarang, Bu, Pak,” kata Sadam pada mertuanya.Safira keluar dari kamar dengan koper ditarik tangan kirinya. Raut wajahnya sangat datar, ada sedikit rasa kecewa di hatinya karena rencana untuk menginap lama di rumah kedua orang tuanya ternyata gagal. Namun, ia mengerti kalau Sadam pasti sangat khawatir pada Mirah. “Kami pamit, ya, Bu, Pak,” ucap Safira memeluk kedua orang tuanya secara bergantian disusul oleh sang suami yang berpamitan pada Aini dan juga Arif.“Ini buat bekal di sana.” Aini menyerahkan dua kotak berisi lauk untuk makan karena Sadam dan Safira buru-buru tidak sempat untuk makan.“Terima kasih, Bu,” ucap Safira menerima kotak itu dari Aini.“Kapan-kapan kami akan menginap lagi, terima kasih sudah mau direpotkan,” kata Sadam.“Titip anak kami, Nak Sadam.” Arif m

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-09
  • Mertua Penghancur Pernikahan    Rencana Mirah

    Sudah dua hari Mirah tak masuk kerja dan ini hari ketiga ia tidak berangkat ke kantor. Ia benar-benar terus memikirkan anak kesayangannya belum lagi Zafar yang sering pulang larut malam. Ditambah pekerjaan rumah yang menumpuk semakin membuatnya malas berangkat kerja. Ia sudah minta izin untuk tidak masuk kantor dengan alasan sakit dan ia juga mengabari kedua sahabatnya untuk mengawasi Safira. “Setiap hari menantumu ke kantor, kok, Jeng. Malahan tadi ia nanyain,” ucap Tari lewat sambungan ponselnya.“Oh ya? Terus kau jawab apa?” tanya Mirah.“Aku bilang kalau Jeng Mirah sakit,” jawabnya.Mirah tersenyum sinis saat Tari mengatakan kalau wajah Safira terlihat khawatir. Ia segera mengakhiri pembicaraannya dengan Tari.“Aku sudah menelepon Sadam mengatakan kalau Ibu sakit. Ia bilang akan segera pulang,” kata Nala pada Mirah saat mereka sedang menikmati sore hari di halaman belakang.“Sebaiknya kita bersiap,” ujar Mirah melirik anak sulungnya.Sehari sebelum Sadam dan Safira kembali ke rum

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-09
  • Mertua Penghancur Pernikahan    Kebohongan Mirah

    Safira mengira Mirah benar-benar sakit, tetapi ternyata semua hanya kepalsuan. Ia tak mengerti alasan Mirah membohongi dirinya dan sang suami.“Ya, aku dan Mas Sadam buru-buru ke sini karena Ibu sakit. Kami pikir Ibu memang sakit,” ucap Safira masih dengan nampan di tangannya.Mirah berdiri dengan angkuhnya seraya mendongak. Ia tersenyum getir melihat Safira yang terkejut. “Tapi kenapa Mbak Nala bilang kalau Ibu sakit?” “Agar Sadam kembali ke rumah ini. Ingat! Kau tidak akan pernah bisa memiliki Sadam sepenuhnya karena aku ibunya,” tegas Mirah mendekatkan wajah ke wajah sang menantu.Perempuan berhidung bangir itu tak menyangka kalau permintaan maaf sang mertua juga hanya dusta. Safira tak pernah merasa ingin memiliki Sadam sepenuhnya karena ia tahu kalau seorang anak harus berbakti pada orang tuanya.“Tega sekali Ibu membohongi kami! Aku akan bilang sama Mas Sadam,” ucap Safira seraya berbalik.Namun, tangan Safira ditarik oleh Mirah sampai nampannya terjatuh hingga semangkuk bubur

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-10
  • Mertua Penghancur Pernikahan    Pembuktian

    “Ayo, naik.” Sadam membuka kaca jendela mobilnya saat melihat sang istri yang sedang berjalan menuju rumah sepulang dari kantor.“Eh, Mas,” jawab Safira.Tangan kiri Safira membuka pintu mobil. Rambutnya yang digerai beberapa helai melayang di udara tertiup angin sore yang berembus melewatinya. Ia langsung masuk dan duduk di samping sang suami, lalu, kembali menutup pintu mobil.Safira bungkam karena Sadam pun tidak bicara selama perjalanan dari depan jalan utama ke arah rumah. Pria berdada bidang itu masih menyangka kalau Safira mengada-ngada tentang ibunya, tetapi ia juga tahu istrinya itu tak mungkin bohong. Hatinya gamang memikirkan masalah ini. Tak tahu harus percaya pada ibu atau sang istri. Sadam memilih untuk tidak banyak bicara sebelum membuktikannya.Sadam menghentikan laju kendaraannya di garasi dan mematikan mesinnya. Matanya tertuju pada sebuah mobil hitam yang terparkir di depan rumah saat ia berjalan memasukinya. “Sepertinya ada tamu,” ucap Sadam yang hanya dijawab an

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-11
  • Mertua Penghancur Pernikahan    Kurir Paket

    Safira melempar tas tangannya ke atas kasur. Ia kesal pada mertuanya yang malah mengadu domba dirinya dengan sang suami. Punggung tangan Safira mengusap air mata di pipi seraya terisak. Ia pun tak mengerti dengan dokter yang memeriksa Mirah. Bisa-bisanya dokter itu mengatakan kalau Mirah memang tidak sehat padahal jelas-jelas Mirah dalam keadaan sehat.Pria yang sudah membina rumah tangga dengannya selama dua tahun itu masuk ke kamar dan membanting pintu. Ia tak suka dibohongi dan hal ini menyangkut sang ibu. Ia sangat tak suka istrinya menuduh Mirah berpura-pura apalagi dengan bukti yang nyata.“Beri tahu aku alasanmu menuduh Ibu berpura-pura sakit!” kata Sadam dengan nada tinggi.“Aku tidak menuduh Ibu karena ia sendiri yang mengatakan kalau pura-pura sakit agar kau kembali ke rumah ini.” Safira masih mencoba meyakinkan sang suami.Namun, Sadam malah semakin marah padanya. Ia ingin alasan yang menyebabkan Safira bisa menuduh ibunya. Ia ingin Safira meminta maaf pada Mirah karena sud

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-11
  • Mertua Penghancur Pernikahan    Membayar Paket

    Safira kembali menyusul Nala setelah menemui kurir paket tadi karena ternyata paket yang diterima Nala belum dibayar. Kakak ipar Safira itu pakai sistem bayar di tempat. “Mbak, kurirnya masih nunggu di depan. Paketnya belum dibayar,” cetus Safira.“Loh, kok, belum dibayar gimana, sih?” Nala menautkan kedua alisnya seraya membuka bungkusan paket yang baru saja diterimanya.“Kurirnya bilang begitu. Kasian masih nunggu, tuh, Mbak,” jawab Safira seraya membalik badan hendak pergi dari sana.“Memangnya belum kau bayar, Safira?” tanya Mirah.Sontak langkah Safira terhenti mendengar pertanyaan sang ibu mertua. Ia kaget Mirah malah bertanya padanya. Mana ia tahu, itu paket Nala.“Mbak Nala tidak menitipkan uang padaku,” jawab Safira kebingungan.“Maksudnya, ya, kau bayar saja, Safira,” celetuk Mirah dengan entengnya.“Hah? Mbak Nala yang beli, kok, aku yang bayar, Bu?” Safira tak terima karena itu bukan barang yang dibelinya.Setelah membuka paket yang berisi krim perawatan wajah dengan raut

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-11

Bab terbaru

  • Mertua Penghancur Pernikahan    Pertemuan Terakhir

    Zafar menyelinap pergi dari rumah malam-malam. Sebenarnya ia pergi siang pun, yakin tak ada yang akan melarangnya. Semua orang di rumah sudah menganggapnya tak ada. Mereka tidak peduli lagi pada Zafar. Laki-laki itu tersenyum getir menoleh ke rumah yang akan ditinggalkannya. Ia tak akan pernah menyesal angkat kaki dari rumah bagai neraka baginya itu. Percuma tinggal di rumah yang sama sekali tidak menganggapnya ada. Percuma ada di tengah-tengah keluarga yang sama sekali tidak pernah peduli tentangnya. Teringat pada mendiang ayahnya, Zafar yakin ayahnya sedih melihat keluarga mereka yang berantakan seperti ini. Laki-laki itu berpikir semua karena keegoisan sang ibu. Zafar bertekad tidak akan pernah lagi menginjakkan kaki di rumah Mirah. Ia tidak ingin kembali ke rumah itu apa pun alasannya. Muak sudah Zafar bertahan selama ini. Awalnya ada Safira dan Sadam yang peduli padanya meskipun ia kesal pada kakaknya itu. Namun, setidaknya kehadiran Zafar masih ada yang menganggap. Setelah rum

  • Mertua Penghancur Pernikahan    Setelah Kehadiran Ayunda

    Hati Zafar memang sangat kecewa dan marah pada Safira meskipun ia tahu keputusan Safira itu adalah yang terbaik. Jauh di lubuk hatinya yang paling dalam ia senang bisa bertemu dengan mantan kakak iparnya itu. Selama ini ia merasa yang peduli padanya hanyalah Safira dan Sadam. Namun, dengan semua hal yang terjadi waktu itu menyebabkan Safira harus angkat kaki dari rumah Mirah dan membuat Zafar merasa tidak ada lagi yang mempedulikannya. Apalagi setelah Sadam menikah dengan Ayunda dan ternyata semua jadi kacau. Sadam seolah lupa kalau ia memiliki seorang adik. Kakaknya itu sibuk dengan tingkah sang istri dan keadaan rumah yang sudah tidak seperti dulu lagi."Keadaan rumah kacau. Aku tak tahan lagi tinggal di rumah yang setiap hari selalu saja dipenuhi keributan sampai-sampai ibu dan kakak-kakakku lupa akan kehadiranku di rumah itu," tutur Zafar. Tatapan matanya fokus ke depan seolah sedang kembali ke rumah yang menurutnya sudah sangat tidak layak disebut rumah. Zafar menginginkan rum

  • Mertua Penghancur Pernikahan    Bertemu Zafar

    "Zafar," ucap Safira setengah berbisik.Ia tidak menyangka akan bertemu adik dari mantan suaminya setelah dua tahun berlalu. Yang membuat Safira sangat kaget adalah keadaan anak itu seperti tidak terurus dan sedang mengamen. Ia pun segera mendekati Zafar untuk memastikan kalau matanya tidak salah lihat.Tidak sengaja anak bungsu Mirah itu menoleh dan langsung terkejut saat seorang wanita yang dikenalnya sedang melangkah mendekat dan jarak keduanya bahkan kini sudah sangat dekat.Dengan tergesa Zafar pun segera melangkah pergi, menghindar dari mantan istri kakaknya itu. Tentu saja teman yang sedang bersama Zafar ikut terkejut karena orang yang sedang mengiringinya bernyanyi berhenti tiba-tiba dan pergi begitu saja."Loh, Zafar," panggil temannya seraya mengejar."Zafar, Zafar, tunggu!" panggil Safira yang juga ikut mengejar bersamaan dengan teman Zafar.Safira berjalan agak cepat bahkan hampir berlari kecil. Awalnya ia hanya ingin memastikan kalau orang yang dilihatnya memang adik dari

  • Mertua Penghancur Pernikahan    Lembaran Baru

    Sungguh sangat sakit menerima kenyatan pahit ini. Pernikahannya dengan laki-laki yang sangat dicintainya kini harus berakhir. Kapal rumah tangganya yang dijaga sepenuh hati ternyata harus karam di tengah laut kehidupan sebelum mencapai tujuan terakhirnya.Tak bisa dipungkiri dan dibohongi, hati perempuan berparas cantik itu sangat bersedih dan hancur. Ia benar-benar tidak menyangka kalau rumah tangga yang dianggapnya harmonis dan baik-baik saja, harus hancur seketika. Air matanya mengalir cukup deras sesaat setelah menerima akta cerai dari pengdilan agama. Statusnya kini sudah jelas dan sah menjadi seorang janda. Tidak pernah terbayang dan terpikir kalau pada akhirnya ia akan menyandang status janda. Tidak pernah sekali pun terbesit di dalam kepalanya untuk berpisah dengan Sadam apapun ujian rumah tangga yang akan mereka hadapi selama Sadam masih membela dan terus berada di sampingnya. Namun, takdir berkata lain. Tuhan mengatakan kalau ia dan Sadam memang sudah harus berakhir.Safira

  • Mertua Penghancur Pernikahan    Gugat Cerai

    Tak ada satu pun yang mengetahui kalau Arif sudah menemui Sadam. Ia sengaja tidak memberitahu Aini apalagi Safira. Arif hanya ingin meluapkan amarahnya pada sang menantu yang sudah berani melanggar janji saat menikahi anaknya. Sebenarnya ia sama sekali tidak puas, tetapi Arif menahan emosi karena Safira memintanya agar tidak lagi berurusan dengan keluarga Sadam. Arif pun menyetujui itu, tetapi dengan syarat Safira harus bangkit, melupakan laki-laki pengecut seperti Sadam. Ia tidak bisa melihat anaknya terus terpuruk dalam kesedihan. Pagi yang sangat cerah Safira sudah mengenakan pakaian dengan rapi. Ia merias wajahnya agar terlihat lebih fresh. Jujur saja, wajah Safira terlihat seperti orang yang sedang sakit. Bagai bunga yang sudah layu. Ia menarik napas dalam-dalam dan mengembuskan perlahan.Setelah beberapa hari mengurung diri, Safira memutuskan untuk ke kantor. Bukan lagi untuk bekerja seperti biasanya, tetapi ia sudah menyiapkan berkas pengunduran dirinya. Ia harus melepaskan

  • Mertua Penghancur Pernikahan    Keterpurukan Safira

    "Bagaimana, Bu?" tanya Arif.Safira yang baru saja tiba di rumah lekas masuk ke kamar tanpa berkata apa pun lagi. Wajahnya sudah dibasahi dengan air mata sejak perjalanan menuju rumah tadi bersama Aini. "Mirah dan Sadam benar-benar keterlaluan, Pak! Tidak punya hati mereka itu!" geram Aini.Aini menahan sang suami yang mau menemui anaknya di kamar. Ia meminta Arif untuk memberik waktu pada Safira. Ibu dari Safira itu menceritakan semua yang terjadi di pernikahan Sadam. Cukup puas karena Safira berhasil mempermalukan Sadam dan juga Mirah. Ia tak banyak membantu karena memang sudah diwanti-wanti anaknya untuk mendampingi saja. "Laki-laki pengecut!" umpat Arif kesal pada sang menantu.Setidaknya kini semua sudah jelas hubungan antara Safira dan Sadam. Perempuan yang merasa sudah dikhianati itu tidak akan mau bersama Sadam lagi meskipun hati kecilnya berat untuk berpisah, tetapi Sadam sudah membuat luka yang teramat besar. Dan itu tidak bisa dimaafkan begitu saja.Tiga hari berlalu Saf

  • Mertua Penghancur Pernikahan    Mirah meyakinkan Dahlia

    Setelah pesta pernikahan selesai Dahlia memanggil Mirah. Ia ingin bicara dengan besan barunya itu tentang sikap Mirah tadi yang sangat memalukan. Dahlia pun mengajak Mirah duduk bersama di halaman belakang sambil menikmati secangkir teh hangat."Aku sangat keberatan dengan sikapmu tadi, Jeng! Sangat memalukan!" Kedua tangan Dahlia memegang cangkir teh yang ada di atas meja.Mirah menghela napas panjang, kepalanya yang tertunduk diangkatnya dan melirik teman sekaligus ibu dari menantu barunya. Setelah dipikir-pikir memang sikap merah sangat keterlaluan dan memalukan, tetapi ia tidak bisa menahannya lagi. Semua dilakukan karena dendam dan marahnya pada Safira. Ia tidak terima diperlakukan seperti tadi oleh perempuan yang dianggapnya sampai itu."Aku minta maaf, Jeng, atas apa yang terjadi tadi, tapi semua itu karena aku sangat marah pada perempuan sampai itu," ungkap Mirah, memicingkan matanya saat teringat lagi pada Safira. Ia juga tidak akan marah dan lepas kontrol kalau Safira tida

  • Mertua Penghancur Pernikahan    Mirah Murka

    Mirah merasa sangat dipermalukan oleh Safira dan Aini di acara pesta pernikahan anaknya sendiri. Wajahnya benar-benar berubah merah padam, Mirah merasa risih mendapatkan tatapan aneh dari beberapa tamu undangan. "Pergi kalian dari sini!" usir Mirah sekali lagi seraya membulatkan matanya. "Sudah, Bu, sudah! Biar Sadam bicara dulu dengan Safira." Pria bertubuh atletis itu melerai sang ibu yang dibakar api kemarahan.Namun, tentu saja Mirah melarang keras putranya berhubungan lagi dengan Safira. Kini tempat Safira sudah digantikan oleh Ayunda, sang menantu kesayangan. "Sadam hanya ingin menyelesaikan semuanya secara baik, Bu."Ada rasa bersalah dan tidak enak dalam hati kecil Sadam. Saat matanya menatap wajah Safira, ia merasa sangat bersalah telah menyakiti istrinya dengan cara seperti ini. Ingin sekali Sadam meminta maaf pada Safira, tetapi memang Mirah sama sekali tidak mengizinkannya."Diam! Perempuan ini tidak penting lagi bagi kita, Sadam!" bentak Mirah. Sadam pun menurut saja

  • Mertua Penghancur Pernikahan    Keributan di Pernikahan

    “Safira!” Sadam sangat terkejut dengan kedatangan sang istri dan juga ibu mertuanya. Ia juga tercengang dengan permintaan Safira yang ingin bercerai dengannya. Bagaimana bisa ia berpisah dengan Safira, perempuan yang sangat dicintainya. Namun, ia juga mulai mencintai Ayunda dan baru saja sah menjadi suami istri. Tak mungkin ia menceraikan Ayunda. Sungguh sangat bimbang hati Sadam yang menginginkan kedua perempuan yang sekarang berada bersamanya. Sadam berubah menjadi sangat egois dan serakah!“Selama ini aku menunggumu! Tapi ternyata kau memang tak punya itikad baik untuk memperbaiki rumah tangga kita dan malah terlena dengan perempuan hina ini,” teriak Safira kesal.Tak ada air mata yang keluar hari ini. Hati Safira dipenuhi dendam dan amarah yang berkobar. Ia tidak ingin menjadi perempuan lemah di depan Sadam dan keluarganya, apalagi di hadapan sang mertua yang selama ini sudah memanfaatkan apa pun dari dirinya.Tiba-tiba Ayunda maju mendekati Safira dan melayangkan tangannya untuk

DMCA.com Protection Status