Share

12. Sempitnya Dunia

“Untungnya hatiku baik-baik saja sejauh ini,” jawabku mencari aman. Padahal kalau mau jujur, aku bisa saja mengatakan hatiku sedang hancur terkoyak karena kenyataan kini Bang Fino sudah menjadi suami dari atasanku di kantor.

“Kalau baik-baik saja, kenapa harus berbohong?”

“Bohong?” ulangku mengerutkan kening.

Bang Fino tertunduk sambil tersenyum miring. “Bohong tentang suami pecemburu kamu. Kamu bohong kan waktu itu? karena yang aku dengar … kamu sendiri saat ini?”

Aku memejam sejenak, menggali ingatan saat makan siang beberapa waktu lalu. Ketika teman-temanku tanpa sengaja membahas tentang kesendirianku setelah berpisah dengan Bayu, lalu … terkuaklah semuanya. Nathan sialan! Sambil mengulur waktu aku meraih gelas tinggi yang berisi leci mojito dan menyesapnya pelan.

“Ya begitulah,” balasku pelan lantas merebahkan punggung pada sandaran kursi.

Bang Fino menatapku tanpa putus. Namun ia juga bungkam seribu bahasa seolah sedang membaca gerak tubuhku dalam pikirannya.

“Sejak kapan?”
Rinai Hening

Nasibmu Meliiii … menghindar di kantor, ternyata malah ketemu di apartmen. Awas aja hatinya makin ketar ketir sama jerat pesona si babang Tamvan yang masih jadi suami orang. 😆😆😂😂

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status