Share

Daffa Tidak Merasakan Apapun

Umar segera beristigfar. "Hati-hati kalau ngomong!" tegurannya sebagaimana anak ustad yang harus mengingatkan jika seseorang khilaf. Sebenarnya bukan anak ustad saja, semua orang memang harus mengingatkan.

"Eh, sorry. Salah coy. Maksudnya lampunya mati." Tawa Daffa seolah tanpa penyesalan padahal kalimatnya tadi memang untuk Naila.

"Cepat ganti lampunya, tidak aman kalau gelap begini." Umar menahan perasaan tidak karuan karena Daffa sangat frontal kala mengatakan keburukan pada Naila. Kini keduanya sudah terpisah, Daffa segera masuk ke dalam rumah tetapi tetap mengabaikan halamannya yang gelap, sedangkan Umar segera menuju pos ronda, tempat Raihan berada. "Saya semakin kasihan sama Naila."

"Kenapa, apa yang terjadi sama Naila?" cemas Raihan bertambah.

"Daffa berkata tidak pantas pada Naila. Kasihan, padahal istrinya sedang di rumah sakit."

"Mungkin sesekali Daffa harus diberi pelajaran!" Dengusan kasar Raihan.

"Jangan. Kalau kamu sembarangan bertindak nanti Daffa akan semakin berpi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status