Beranda / Pernikahan / Merebut Hati Suamiku / SEASON 2 || Pilihan Sulit

Share

SEASON 2 || Pilihan Sulit

Penulis: Els Arrow
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Arsen membuka mata dan mendapati dirinya dalam keadaan naked. Pria itu sontak bangun sambil tangannya menahan selimut agar terus menutupi tubuh bagian atasnya.

Kepalanya menoleh, menatap Larissa yang berbaring di sebelahnya dengan tatapan memicing. Menggeram emosi, apalagi mendapati wanita itu juga tanpa busana.

"Bangun ....!" sentaknya dengan suara yang sangat kencang.

Larissa gelagapan, ia menatap Arsen dengan pandangan bingung. Namun, saat melihat wajah pria itu memerah dengan urat-urat lehernya yang menonjol, ia segera bangun dengan susah payah.

"Ada apa, Sayang?" tanya Larissa dengan kening mengernyit bingung, kesadarannya belum sepenuhnya kembali.

"Jangan pernah memanggilku dengan panggilan menjijikan itu! Dan ... kenapa kita bisa sama-sama tanpa busana, heh?! Apa yang telah kau lakukan!"

Larissa mengerjapkan mata, tetapi sejurus kemudian bibir tebalnya menyunggingkan senyuman. "Ah, kamu ... kayak nggak tahu saja. Aku tadi baru saja melakukan service terbaik, loh, Sayang. Bagaima
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Merebut Hati Suamiku   SEASON 2 || Permintaan Kaindra

    Aaraf benar-benar melaksanakan apa yang diucapkannya kemarin sore, pria paruh baya itu mengambil alih kepemimpinan dari putranya. Namun, ia tetap meminta Kaindra untuk terus mengulik masalah ini dengan Ryon.Ada rasa kecewa yang hadir dalam diri Aaraf, ini kedua kalinya Kaindra lalai dengan perusahaan sampai membuat kondisi perusahaan berada di ambang kehancuran.Aaraf menghempaskan tubuh pada sandaran kursi kebesarannya, wajahnya sangat lelah karena baru saja menghadiri meeting penting dengan para investor. Para investor mencabut semua dana dan memutuskan kerjasama secara sepihak."Masalah ini lebih berat daripada sebelumnya, kalau dulu aku masih bisa menahan para investor, tapi sekarang aku benar-benar tidak bisa melakukan apa-apa," gumam Aaraf.Tok! Tok! Tok! "Masuk!" teriak pria paruh baya itu.Kaindra masuk dengan langkah tegap, ia mendudukkan dirinya di kursi dan lantas menyodorkan sebuah map kepada Aaraf.Menghela napas kasar, kemudian pria tampan itu berkata, "harga saham tur

  • Merebut Hati Suamiku   SEASON 2 || Kecurigaan Arsen

    Hari yang dinantikan pun tiba, siang ini Kaindra datang ke acara ulang tahun Jamal. Ia sengaja berangkat siang hari untuk menghindari keluarga besar Bratayeksa yang lain, selain itu ia harus menghandle perusahaan yang sedang berada dalam masalah."Kamu belum makan siang 'kan? Ayo kita makan dulu," ucap Jamal seraya menggandeng tangan Kaindra menuju meja makan.Pria itu menurut, ia ikut saja kemauan pria senja itu karena dirinya juga sedang membutuhkan bantuan. Keduanya menikmati makan siang dalam hening, tidak ada obrolan apapun sampai piring mereka berdua bersih dari makanan."Ayo kita ngobrol di ruang keluarga saja, Nak. Biar lebih santai.""Iya," sahut Kaindra dan langsung mengikuti langkah Jamal menuju ruang keluarga.Jamal mengawali obrolan dengan berbasa-basi, bertanya kabar dan Kaindra hanya menjawab sekadarnya saja. Sampai akhirnya Jamal bertanya, "berapa nominal yang kamu inginkan?"Kaindra tidak langsung menyahut, ia tampak berpikir apakah keputusannya ini tepat? Sampai ak

  • Merebut Hati Suamiku   SEASON 2 || Perasaan Datang di saat yang Tidak Tepat

    Seusai makan Arsen membawa langkah menuju ruang tamu, tidak seberapa lama kemudian Shaynala menyusul dengan membawa secangkir kopi panas dan beberapa camilan. Ia mengulas senyum saat istrinya kembali perhatian, tetapi kebahagiaan itu tidak bertahan lama ketika mendapati Shaynala hendak memutar tubuh dan kembali ke dalam."Di sini dulu saja, Dek. Kamu tidak kangen sama Mas?" tanya Arsen, mencoba menahan istrinya."Ada beberapa pakaian yang harus aku lipat, Mas. Nanti setelah salat magrib aku temani ngobrol, ya.""Mas maunya sekarang, Dek. Mas kangen sama kamu setelah tiga hari ini nggak ketemu."Wanita itu mendengus pelan, sejurus kemudian ia memilih duduk di sofa berhadapan dengan suaminya. Netranya menatap datar ke arah pria tampan itu, tatapan yang menyimpan rasa sakit yang tidak bisa diutarakan.Ia hanya menjawab singkat setiap kata-kata yang dilontarkan Arsen. Bibit merah mudanya tetap tersenyum manis sambil sesekali menganggukkan kepala. Walaupun sebenarnya ingin sekali bertanya

  • Merebut Hati Suamiku   SEASON 2 || Kecurigaan Arsen

    "Mas, ayo turun. Sudah ditunggu Abi sama Umi."Arsen menoleh, mendapati istrinya berdiri di ujung tangga dengan raut datar. Pria itu semakin mengernyitkan kening, karena tidak biasanya Shaynala bermuka dingin saat berinteraksi dengannya."Iya, Dek." Arsen mengalihkan pandangannya kepada Kaindra. "Aku turun dulu, Ndra. Nanti kita ngobrol lagi," ucapnya."Iya, Kak," sahut Kaindra seraya langsung melenggang pergi tanpa menoleh ke arah Shaynala.Sementara Arsen langsung turun seraya merangkul bahu istrinya, tidak lupa ia melabuhkan kecupannya pada kening hangat gadis itu."Kenapa diam saja? Ada sesuatu?" tanya Arsen dengan lembut."Kamu lama sekali, aku 'kan sudah lapar."Pria tampan dalam balutan kaos oblong dan sarung hitam itu terkekeh. "Aku kira kamu sakit, Dek. Makanya sampai nggak bisa senyum."Shaynala tidak menyahut, ia hanya mengulas seutas senyum tipis di bibir merahnya. Sejujurnya ia sengaja memasang wajah tanpa ekspresi karena tadi ada Kaindra, entah apa alasannya, yang jelas S

  • Merebut Hati Suamiku   SEASON 2 || Mengawasi Kaindra

    Arsen mengehentikan mobilnya di parkiran khusus Perusahaan Starlight, tetapi ia mengurungkan niat untuk turun."Kalau aku bilang sekarang, Abi tidak akan percaya. Aku tidak memegang bukti, dan lagi pula ... Abi tetap membutuhkan dana itu," gumamnya.Tangannya memijat pelipis, memikirkan bagaimana caranya mendapatkan ide agar bisa membuat Abi mertuanya percaya. Ia menganggap Kaindra sudah berkhianat karena menjalin kesepakatan dengan musuh di belakang Abi nya, tetapi ia tidak bisa langsung menegur.Arsen tetap turun, ia berencana membantu Abi nya mengurus perusahaan dan menangani beberapa berkas. Tidak lama kemudian Kaindra datang dan langsung mengajak Aaraf bicara empat mata, hal itu semakin membuat Arsen curiga.Di sisi lain, Kaindra dan Aaraf sudah berada di ruang meeting privat. Dua pria berbeda usia itu bicara empat mata dengan serius, sesekali Aaraf akan mengulas senyum saat Kaindra mengatakan sudah mendapatkan dananya."Terima kasih sudah menjaga kepercayaan Abi, Le. Kamu segera

  • Merebut Hati Suamiku   SEASON 2 || Keterkejutan Aaraf

    "Anda datang sebagai perwakilan Pak Aaraf?" tanya pria itu lagi yang langsung diangguki oleh Arsen. "Oh, sama kalau begitu. Saya datang untuk mewakili Papa. Mari masuk bersama, Pak," imbuhnya."Iya, Pak Reagen. Anda duluan saja, saya masih menunggu seseorang," sahut Arsen sembari menatap awas ke sekitarnya."Oh, baiklah kalau begitu. Saya masuk duluan, ya, Pak." Arsen mengangguk, menatap punggung Reagen yang sudah hilang dari kerumunan manusia. Pria itu menghela napas lega, bersyukur saat Reagen tidak lagi merecoki urusannya. Kakinya melangkah masuk, menuliskan nama palsu di daftar hadir, kemudian mengikuti gerombolan orang menuju aula utama. Netra elangnya mengedar ke sekeliling, memperhatikan desain interior yang sangat bagus. Ia yakin perusahaan ini lebih kaya dibandingkan perusahaan mertuanya, sehingga ia harus berhati-hati saat menginjakkan kaki di sini.Aula luas yang disulap dengan banyak kursi dan meja yang di tata memanjang membuar Arsen berdecak kesal. Ia takut ada yang me

  • Merebut Hati Suamiku   SEASON 2 || Ada yang Tidak Beres?

    Mobil itu sampai di rumah sakit dan Arsen langsung membopong Aaraf untuk masuk, pria itu berteriak meminta tolong dan tidak seberapa lama kemudian perawat keluar dengan membawa brankar. Tubuh lemah Aaraf di bawa menuju ruang UGD, dibaringkan di ranjang pesakitan itu dan perawat langsung memasangkan infus. Arsen duduk lemas di kursi tunggu melihat Abi nya tergelatak tak berdaya, tangannya bergetar menghubungi nomor sang istri guna mengabarkan kejadian ini. "Pak Arsen—" Ryon datang tergopoh-gopoh, sementara Arsen langsung memasukkan lagi ponselnya setelah selesai berbincang dengan Shaynala."Kamu sudah tahu kejadiannya seperti apa?" tanya Arsen dengan suara lirih.Ryon mengangguk. "Iya, Pak. Pak Aaraf syok karena kedatangan orang suruhan Pak Jamal, mereka membawa surat jual-beli itu 'kan, Pak?""Bukan hanya itu saja," sahut Arsen yang sontak membuat Ryon mengernyit."A-Apa maksudnya, Pak?" Arsen tidak menjawab pertanyaan Ryon. Tangannya langsung merogoh saku jas dan mengambil ponsel

  • Merebut Hati Suamiku   SEASON 2 || Harapan Shaynala

    Ryon pamit keluar untuk mengejar Kaindra, beruntung Kaindra belum sempat melajukan mobilnya meninggalkan parkiran rumah sakit. Tangannya menggedor-gedor kaca, berharap agar Kaindra mau membukanya."Buka pintunya, Ndra. Ada sesuatu yang mau aku bicarakan," ucapnya setelah kaca mobil itu terbuka.Tanpa menjawab sepatah katapun, Kaindra langsung membuka kunci pintu. Ia membiarkan Ryon masuk dan duduk di sebelahnya. Kemudian ia mulai melajukan mobil keluar area rumah sakit.Mobil melaju dengan kecepatan sedang, Ryon mulai menjelaskan permasalahan yang terjadi tadi pagi sampai membuat Aaraf harus dilarikan ke rumah sakit. Jelas saja hal itu membuat Kaindra terkejut, ia tidak merasa membuat surat kuasa itu."Aku masih berharap ini bukan kamu yang melakukannya, Ndra. Tapi ... semua bukti mengarah padamu," ujar Ryon.Kaindra mengepalkan tangannya, rahang kokohnya tampak menegas menahan emosi yang siap untuk diledakkan."Aku bersumpah, Ryon. Bukan aku yang membuat surat kuasa itu, aku tidak ta

Bab terbaru

  • Merebut Hati Suamiku   SEASON 2 || Ending

    Semua orang mengucap syukur dokter menyatakan kondisi Shaynala sudah baik-baik saja, meskipun wanita itu tetap harus rawat inap sampai kondisinya benar-benar stabil.Arsen terus menggenggam tangan sang istri, bibirnya terus meminta maaf atas kesalahannya yang telah membuat Shaynala seperti ini."Tidak apa-apa, Mas. Saat itu aku juga sedang kalut, jadi tidak berpikir dulu kalau mau bertindak," ujar Shaynala dengan suara lirih."Aku akan menebus semua kesalahanku, Dek. Dengan apapun caranya, aku akan membuatmu bahagia."Shaynala mengangguk, entah sudah yang ke berapa kalinya Arsen mengatakan hal seperti itu.Ia melihat penyesalan besar di mata suaminya, bahkan kedua mata elang itu masih memerah karena terlalu banyak menangis."Sekarang kamu harus fokus untuk kesembuhanmu, Dek. Nanti kita akan memulainya dari awal, aku berjanji akan selalu jujur dan terbuka dan berusaha hal seperti ini tidak akan terulang lagi," jelas Arsen yang membuat Shaynala langsung mengangguk."Mama sudah dibunuh D

  • Merebut Hati Suamiku   BAB 199

    Tujuh hari berlalu dan Aaraf baru kembali ke rumah sakit untuk melihat putrinya. Selama tujuh hari sebelumnya, ia menyiapkan acara doa untuk kematian Kaindra. Namun, setiap hari pria paruh baya itu tetap berinteraksi melalui video call agar tahu kondisi putrinya.Namun, baru saja menginjakkan kakinya di depan ruang rawat Shaynala, Aaraf dikejutkan dengan tangis semua orang yang ada di sana."Ada apa ini?" Aaraf langsung memeluk tubuh Kayshilla. "Ada apa, Kay? Kenapa semuanya menangisi?""Dokter tadi mengatakan tubuh Shaynala menunjukkan reaksi yang menolak jantung barunya, Bi. Shaynala kejang-kejang, Ummi takut melihatnya. Ummi takut ..," jelas Kayshilla yang sontak membuat Aaraf melongo."Bukankah kata dokter, sejak kemarin aman?" tanya Aaraf dengan suara lirih."Iya. Tapi pagi tadi saat Ummi mau menyeka tubuhnya, Shaynala kejang-kejang." Kayshilla menangis tertuju pilu di dalam pelukan Aaraf, hal itu tak ayal juga membuat Aaraf turut menitikkan air mata.Sementara Arsen terus berdir

  • Merebut Hati Suamiku   SEASON 2 || Mendapatkan Donor Jantung

    Kondisi Kaindra semakin memburuk, bahkan pria itu sempat kejang-kejang. Kayshilla baru saja tiba bersama keluarga Danang, wanita paruh baya itu sampai pingsan beberapa kali memikirkan kondisi Shyanala dan Kaindra."Ndra, kamu dengar Abi?" bisik Aaraf, saat ini ia berada di dalam ruangan Kaindra karena dokter menyuruhnya masuk beberapa saat lalu.Kaindra terus memanggil-manggil Abinya, matanya terbelalak ke atas dengan napas yang seperti orang tengah mengorok."Laa ilaha illallah," bisik Aaraf tepat di telinga Kaindra.Pria itu mengikuti dengan napas tersengal, bibirnya bergerak hebat dengan keringat basah yang mulai membasahi pelipis.Aaraf menggenggam punggung tangan Kaindra, sebelah tangannya lagi mengelus lembut kening yang terasa panas. Sambil bibirnya terus membisikkan kalimat tauhid."Syahadat, Ndra. Di dalam hati tidak apa-apa," bisik Aaraf yang langsung diangguki oleh Kaindra.Kaindra tampak mengambil napas dalam, terdengar serak dan seperti sangat kesakitan.Aaraf menguatkan

  • Merebut Hati Suamiku   SEASON 2 || Wasiat Terakhir Kaindra

    Aaraf tidak kuasa menahan beban tubuhnya saat mendengar penjelasan panjang tentang kejadian yang menimpa putrinya tadi, kedua matanya semakin deras mengalirkan cairan bening, dengan seluruh hatinya yang hancur berkeping-keping.Bibirnya terus memanggil-manggil nama Shaynala, membuat siapapun tidak tega melihatnya."Kenapa putriku harus mengalami seperti ini?" gumam Aaraf. "Dia tidak salah apa-apa, dia tidak tahu apa-apa. Tapi malah menjadi korban."Arsen menundukkan tubuh yang masih bersimpuh di bawah Aaraf, ia seperti tidak punya keberanian untuk mengangkat kepala.Hanya kata maaf yang keluar dari bibirnya, meskipun tidak mendapat sahutan dari Aaraf."Shaynala ..," bisik Aaraf.Pria paruh baya itu memejamkan kedua kelopak mata, detik berikutnya ia membuka lagi mata yang terpejam dan menatap ke arah Arsen."Bangunlah, Nak. Ini bukan salahmu, Abi paham kamu dijebak," ucap Aaraf sambil membantu menantunya untuk berdiri.Arsen semakin tergugu saat Aaraf dengan enteng merangkul tubuhnya, p

  • Merebut Hati Suamiku   BAB 196

    PLAKK!Wajah Arsen terhantam ke samping saat Rafael menamparnya dengan kencang, tanpa rasa iba Rafael mengangkat kasar dagu putranya dan kembali melayangkan bogeman mentah hingga membuat darah segar mengucur deras dari hidung."Papa kecewa sama kamu!" desis Rafael.Beberapa saat lalu Rafael memang mencari Arsen karena Adele yang mengatakan bahwa Kayshilla mencari putrinya. Kata Kayshilla, Shyanala pergi tidak lama setelah Arsen meninggalkan rumah dan sampai malam belum ada kabar.Tanpa pikir panjang Rafael langsung melacak keberadaan Arsen dan menyusul ke rumah yang digunakan sebagai tempat pertemuan Arsen dengan Kinara. Beruntung Rafael masih sempat bertemu Diego di gang masuk rumah itu, sehingga pria paruh baya itu langsung menyetop mobil Diego dan menginterogasinya."Apa yang akan kamu jelaskan pada mertuamu sekarang, hah?! Bagaimana bisa kamu tidak sadar kalau istrimu sedang mengikuti? Sekarang... papa tidak bisa lagi melindungi kamu, Sen," ucap Rafael.Arsen tidak menyahut, waja

  • Merebut Hati Suamiku   SEASON 2 || Tertembak

    Hujan turun tanpa diduga, Shaynala tetap nekat menerobos hujan tanpa peduli bajunya basah."Dek!" Arsen tiba-tiba memeluk tubuhnya dari belakang, membuatnya sontak berteriak."Aaargh ... lepaskan aku, Mas! Jangan sentuh!" Shaynala berusaha melepaskan tubuhnya, tetapi pelukan Arsen sangat erat.Wanita itu meneteskan air mata, bersatu dengan lebatnya air hujan yang rasa dinginnya semakin menusuk kulit. Udara malam menjadi saksi betapa panasnya hati pasangan tersebut, kedua insan itu sama-sama terluka dengan keadaan yang terus memicu masalah."Lepaskan aku, Mas, lepaskan aku ...," bisik Shaynala di sela-sela isak tangisnya. "Aku nggak bisa seperti ini terus, aku terluka saat tahu kamu akan punya anak dari perempuan lain. Mamamu juga meminta kita bercerai, Mas."Arsen tersentak dan tanpa sadar pelukannya sedikit melonggar, membuat Shaynala dengan mudah melepaskan diri.Shaynala berjalan cepat, tanpa peduli tanah basah yang mengotori sepatunya."Aku mencintaimu, Dek! Aku tidak akan mencerai

  • Merebut Hati Suamiku   SEASON 2 || Kekecewaan Shaynala

    David berlari menuju ruang UGD, ia segera menemui Dokter yang ada di sana dan menanyakan bagaimanakah kondisi Kaindra."Benturan yang dialami pasien menyebabkan adanya pendarahan serius di dalam otak, Pak. Pasien juga mengalami patah tulang di beberapa bagian, dan terdapat banyak luka lecet. Kami baru saja memberikan transfusi darah karena pasien kehilangan banyak darah saat dibawa ke sini," jelas dokter.David mengangguk dengan lesu, ia duduk di sana dengan tatapan kosong yang terarah ke depan.Ia sudah menganggap Kaindra seperti seorang kakak, Kaindra sering membantunya bahkan memberikan banyak bonus di luar bonus perusahaan.Mendengar kondisi orang yang ia sayangi yang sedang kritis di dalam sana, membuat David merasa tidak berdaya. Meskipun ia terkenal tegas, tetapi ketika menyangkut keselamatan Kaindra, ia juga bisa menjadi rapuh."Mungkin nanti akan ada operasi kecil, Pak. Mohon Bapak menghubungi anggota keluarga lain untuk mengurus persetujuan operasi tersebut," kata Dokter.Se

  • Merebut Hati Suamiku   SEASON 2 || Kecelakaan

    Mobil milik Arsen baru saja berhenti di halaman luas Pesantren Al-Mubarok. Sesuai janjinya, dua minggu sekali ia akan datang ke sini untuk mengunjungi istrinya.Ia langsung duduk di sofa ruang tamu, menemani Abi mertuanya yang duduk sendirian di sana. Pria paruh baya itu terlihat tidak bersemangat, padahal Arsen tahu perusahaannya sudah berjalan stabil."Abi kemarin bertemu dengan Kaindra, Sen. Abi tidak bisa tenang," ucap Aaraf dengan suara lirih.Hening! Arsen tidak menyahut."Kaindra sibuk terus dan belum bisa ditemui, malah hari ini rencananya dia pergi ke luar kota lagi untuk pertemuan bisnis." Pria paruh baya itu menghela napas kasar. "Abi juga tidak enak mengganggu waktunya. Segan, Sen. Abi 'kan pernah mengecewakan dia," lanjutnya."Satu bulan lagi hari pernikahannya, pasti Kaindra akan mengundang Abi. Mungkin itu bisa jadi waktu yang tepat untuk Abi berbincang dengan Kaindra," sahut Arsen.Aaraf tampak berpikir. "Apakah Kaindra akan mengundang Abi? Sedangkan kemarin Abi bilang

  • Merebut Hati Suamiku   BAB 192

    "Kita akan menginap di sini, Tante?" tanya Larissa."Iya, rumahnya Arsen juga tidak jauh dari hotel ini. Jadi cocok sekali kalau kita menginap di sini untuk sementara waktu," sahut Kinara.Larissa mengangguk setuju. Di usia kandungannya yang sudah memasuki sembilan bulan, Larissa tidak bisa banyak protes dan hanya bisa menurut saja. Yang terpenting nanti kebutuhannya dan anaknya terjamin."Wanita itu masih di luar kota, Tante?"Kinara menoleh ke arah Larissa dengan kening mengernyit. "Maksud kamu Shaynala?""Iya, Tante. Dia," sahut Larissa yang sontak membuat Kinara tergelak."Sampai sebegitunya kamu nggak mau menyebut namanya, La." Kinara menjeda ucapannya barang sejenak. "Iya, dia masih di luar kota. Dan ini menjadi kesepakatan bagus untuk kita mengawasi Arsen."Wanita paruh baya itu memang menempatkan beberapa anak buah di sekitar kediaman Arsen untuk mengawasi Arsen dan mendapatkan banyak informasi."Tapi kalau kita langsung muncul, apa Arsen tidak akan marah? Dia 'kan membenciku,"

DMCA.com Protection Status