Share

Bab 39

Author: Arizah Karimah
Jeremy bertanya sambil mengernyit, "Membelikan aku kue?"

Harry mengangguk, lalu meletakkan kue di sofa dan mulai naik ke sofa sendiri. Sofanya agak tinggi. Berhubung belakangan dia makan terlalu banyak, naiknya menjadi agak susah.

Jeremy memperhatikan Harry yang menggunakan tangan dan kakinya untuk naik ke sofa. Pemandangan itu terlihat lucu dan menggemaskan.

"Tentu saja, ini kejutan buat Papa," ucap Harry dengan bangga.

Jeremy bertanya, "Kamu kabur dari pengawal cuma untuk beli ini?"

Harry tertegun sebentar, lalu cepat-cepat mengangguk dengan tegas. Dia menjelaskan, "Ya, benar! Aku sengaja beli ini buat Papa biar Papa nggak tahu dulu. Namanya juga kejutan!"

Sambil berkata begitu, Harry langsung membuka kue dan mengambil sesendok besar. Kemudian, dia menyodorkannya ke mulut Jeremy sambil berucap, "Ayo, Pa. Coba dulu. Rasanya manis dan enak!"

Jeremy mengangkat alis. Aura dingin di wajahnya perlahan-lahan menghilang. Dia menolak dengan lembut, "Aku nggak makan yang manis-manis ...."

Namu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 40

    Eleanor mengelus kepala anaknya, lalu memberi tahu, "Mama nggak marah kok. Mama senang Harry bisa datang. Tenang saja, Mama pasti akan melindungimu."Daniel mengangguk dengan semangat ketika menimpali, "Aku juga akan melindungi Mama."Tatapan Eleanor terlihat lembut. Dia bertanya sambil tersenyum puas. "Harry sudah makan?"Daniel menggeleng, lalu menjawab, "Belum."Berhubung sibuk kabur dari pengawal dan merencanakan sesuatu dengan Harry, dia sampai lupa makan."Kalau begitu, Mama buatkan mi kesukaanmu ya," ucap Eleanor.Daniel mengangguk berulang kali, lalu berucap, "Ma, aku mau bantu."Eleanor memberi tahu, "Oke. Oh ya Harry, kita akan tinggal di sini untuk waktu yang lama. Jadi, besok Mama akan ajak kamu pilih sekolah."Daniel kembali mengangguk dengan patuh, lalu membalas, "Oke, aku nurut saja."Melihat anaknya yang sangat nurut, Eleanor merasa ada yang aneh. Sebelumnya, Harry memang anak yang baik, tapi hari ini sikapnya lebih manis dari biasanya. Dia terus menempel padanya, bahka

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 41

    Jadi, perintah Daniel memang tidak bisa mereka abaikan. Seorang pembantu bertanya pada pembantu yang paling berpengalaman di antara mereka, "Haruskah kita cabut?"Orang itu menjawab, "Cabut saja. Kita cuma mengikuti perintah Tuan Daniel. Kalau sampai Tuan Jeremy marah, itu bukan salah kita." Mendengar itu, para pembantu langsung mulai mencabut bunga-bunga di taman.Yoana tahu bahwa Jeremy masih marah padanya. Hanya saja dia khawatir jika masalah ini dibiarkan, hubungan mereka akan menjadi makin renggang.Itu sebabnya, pagi-pagi sekali Yoana datang ke rumah Keluarga Adrian untuk menemui Jeremy. Baru saja masuk ke halaman depan, dia langsung menjerit."Berhenti! Semuanya, berhenti! Kalian lagi apa?" tanya Yoana. Melihat bunga-bunganya yang hampir habis dicabut, dia terpaku di tempat.Para pembantu yang masih memegang bunga mawar yang sudah dicabut, bingung ketika melihat Yoana. Salah satu pembantu membalas, "Nona Yoana ... ini ...."Yoana sangat marah hingga tubuhnya gemetar. Dia pun ber

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 42

    Harry menggertakkan giginya. Dari caranya yang sangat terlatih, dia bisa memastikan bahwa wanita jahat ini pasti sering mencubit kakaknya seperti itu.Harry melirik ke arah para pembantu di sekitarnya. Beberapa tidak memperhatikan dan sibuk dengan pekerjaan masing-masing, sementara yang lain jelas melihat tetapi sengaja menunduk. Mereka berpura-pura tidak tahu.Dari sini, Harry yakin bahwa sebagian pembantu di rumah ini telah disogok oleh Yoana. Dia juga percaya bahwa Daniel pasti sudah pernah melaporkan perlakuan buruk wanita ini pada Jeremy, tetapi ayah mereka tidak percaya. Itu sebabnya, wanita jahat ini bisa bertindak sesuka hati.Melihat anak ini diam saja, Yoana merasa puas. Dia yakin sudah berhasil menakuti bocah itu lagi. Beraninya Daniel berusaha melawannya?Bahkan Eleanor saja bisa Yoana injak-injak, apalagi anak ini. Yoana percaya bahwa dia bisa menekan mereka berdua selamanya."Sudah sadar harus patuh, 'kan?" tanya Yoana dengan nada penuh ancaman.Harry berpura-pura menyera

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 43

    "Kalau begitu, peluk aku dong," ucap Vivi sambil membuka kedua lengannya lebar-lebar.Daniel melirik Eleanor sambil bertanya dengan matanya. Dia tidak terlalu terbiasa berinteraksi dengan orang lain.Namun mengingat sifat hangat Harry, Daniel merasa harus berpura-pura agar tidak ketahuan. Akhirnya, dia mendekat dan memeluk Vivi sebentar.Vivi terlihat sangat gembira sampai-sampai tidak bisa berhenti tersenyum. Dia bertanya, "Oh ya. Eleanor, sudah ketemu sekolah buat Harry?"Eleanor menjawab seraya mengangguk, "Sudah. Lusa, dia bisa mulai sekolah.""Bagus. Kamu pasti sibuk sama pekerjaan nanti. Gimana kalau kita bergantian untuk jemput Harry?" usul Vivi.Eleanor sudah mempertimbangkan masalah antar jemput. Usulan Vivi memang bagus, tetapi Eleanor tidak ingin terus merepotkannya.Eleanor menolak, "Kamu adalah CEO perusahaan, pasti lebih sibuk daripada aku. Aku berencana mencari pengasuh untuk mengantar jemput Harry. Kurasa, lebih praktis begitu."Vivi pun mengangguk, lalu berucap, "Biar

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 44

    "Suruh Daniel turun." Suara Jeremy terdengar berat. Di sisi lain, Yoana dan Rina saling bertukar senyum secara diam-diam.Yoana berjalan mendekati Jeremy, lalu menghela napas panjang sebelum berujar, "Sudahlah, Remy. Aku nggak marah sama Daniel. Dia itu masih anak-anak, wajar kalau belum mengerti. Nanti kalau dia turun, jangan marahi dia ya. Bicaralah baik-baik."Di sudut tangga, Harry yang bergerak santai memperhatikan Yoana mulai berakting. Dia tentu tidak bisa kalah dalam hal ini.Dengan langkah lambat, Harry mendekati Jeremy. Dia melirik sekilas ke arah Yoana, lalu langsung bersembunyi di belakang Jeremy dengan ekspresi ketakutan, tanpa menunggu reaksi orang lain.Pakaian yang dikenakan anak itu sangat tipis. Ditambah sikapnya yang terlihat gemetar, Harry terlihat sangat lemah dan menyedihkan.Yoana memicingkan mata. Dia memikirkan trik apa lagi yang ingin dimainkan anak ini. Jeremy berucap dengan serius, "Daniel, ke sini!"Harry mendongak dengan hati-hati dan melirik Jeremy yang s

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 45

    Harry menyeka air matanya sambil menggerutu pelan, "Bibi cuma bilang yang sebenarnya. Dia orang paling baik yang pernah aku temui. Mana mungkin dia jahat? Aku yang salah. Aku harus introspeksi diri. Kenapa aku cuma jadi pengganggu setelah bertahun-tahun di rumah ini?"Ekspresi Jeremy menjadi makin muram. Dia bertanya pada Yoana, "Kamu yang bilang semua itu padanya?""Aku ... aku nggak ...." Yoana menatap Jeremy dengan cemas. Dia tahu sudah dijebak oleh anak itu dan sekarang tidak ada cara untuk membela diri.Yoana pun melirik ke arah Rina untuk meminta bantuan dengan ekspresi penuh kecemasan. Rina yang tanggap langsung berbicara, "Tuan Jeremy, kali ini memang Tuan Daniel yang salah duluan. Nona Yoana sudah sangat bersabar terhadapnya."Tatapan dingin Jeremy menyapu Rina, lalu dia berujar, "Kamu jago sekali membelanya."Rina terdiam. Suaranya mulai bergetar ketika membalas, "Tuan Jeremy ... aku cuma menyampaikan apa yang kulihat dengan jujur."Jeremy menoleh ke arah Yoana. Wanita itu me

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 46

    Malam itu, sebenarnya Jeremy ingin menyelidiki siapa pria yang pernah berhubungan dengan Eleanor, tetapi ternyata dia tidak menemukan apa-apa. Tatapan Jeremy menjadi gelap dan raut wajahnya sangat kesal."Kalau Papa sudah tahu, kenapa tetap membantuku?" tanya Harry.Jeremy mengangkat alisnya yang tajam sambil menjawab, "Karena menurutku, kamu nggak sepenuhnya salah."Kalau bukan orang dewasa yang memberi tahu, mana mungkin anak kecil bisa tahu kata-kata kejam seperti itu?Di rumah ini, Jeremy sudah tegas melarang siapa pun untuk membicarakan masalah itu. Satu-satunya yang berani adalah Yoana.Sejak Jeremy memutuskan untuk mengadopsi Daniel, itu artinya Daniel adalah anaknya. Jeremy tidak akan membiarkan siapa pun menindas anaknya.Jeremy memberi tahu, "Ingat. Kalau ada yang bicara begitu lagi, jangan dengarkan. Kamu adalah anakku selamanya. Rumah ini juga akan selamanya menjadi rumahmu."Harry menatap mata Jeremy dalam-dalam. Meski ayahnya biasanya terlihat galak, tatapan matanya kali

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 47

    Setelah pengobatan setengah jalan, tiba-tiba ingin berhenti. Apa maksud Jeremy? Main-main dengan kesehatannya?"Um ... Ini ...." Andy juga tidak bisa menebak apa yang ada di pikiran Jeremy. Andy memang labil, terutama sejak kabar kematian Eleanor bertahun-tahun yang lalu.Andy sudah terbiasa dengan perubahan ini. Dia memberi tahu, "Nona Eleanor, aku juga nggak tahu pasti. Mungkin hari ini suasana hati Bos lagi buruk. Mungkin kalau suasana hatinya membaik, dia akan membiarkan kamu melanjutkan pengobatannya."Eleanor tersenyum sinis. Membiarkan dia melanjutkan pengobatan? Bukankah sebelumnya Jeremy yang memintanya untuk mengobatinya?Kenapa sekarang jadi seolah-olah Eleanor yang memaksakan diri untuk mengobatinya? Eleanor kehabisan kata-kata. Dia hanya ingin bertemu dengan anak itu, kenapa harus sesulit ini?"Nona Eleanor, silakan kembali," ucap Andy sebelum berbalik dan pergi.Eleanor menatap jendela besar di depan rumah itu, lalu melepaskan beberapa pukulan kombinasi ke arah jendela se

Latest chapter

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 253

    Eleanor cukup mengenal merek pakaian ini. Pakaian dari merek ini sangat mahal, apalagi yang dia kenakan adalah koleksi terbaru musim ini. Harganya pasti lebih mahal. Kartu yang diberikan Eleanor berisi 600 juta, mungkin tidak cukup untuk membayar pakaian itu, tapi saat ini itulah uang yang dia miliki."Ini ...." Andy merasa canggung. Keringat dingin membasahi dahinya.Wajah Jeremy langsung menggelap dan menatap Eleanor dengan dingin. "Aku yang membayarnya."Eleanor terdiam.Andy buru-buru menyelipkan kembali kartu itu ke tangan Jeremy dan mundur ke samping, lalu mencoba menjelaskan, "Bu Eleanor, pakaian ini juga dipilih langsung sama Bos."Eleanor tertegun sejenak. Tatapan Jeremy tidak berpaling dari wajahnya, seolah menunggu sesuatu darinya. Eleanor mengerutkan bibir, lalu berkata dengan sedikit kaku, "Terima kasih."Namun, tatapan Jeremy tetap dingin, menunjukkan bahwa dia belum puas dengan ucapan itu.Andy yang berdiri di belakang terus memberikan kode dengan pandangan matanya yang

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 252

    Kalau Jeremy benar-benar ingin Eleanor meminta maaf, sebaiknya dia lupakan saja. Eleanor tidak akan pernah meminta maaf pada Yoana."Nggak, Bu Eleanor nggak usah minta maaf sama aku." Yoana yang sudah lama mendengarkan dari balik pintu, akhirnya menemukan kesempatan untuk masuk dan menyela percakapan.Dengan langkah yang sedikit goyah, Yoana berjalan masuk dan berdiri di depan mereka berdua. Matanya penuh air mata saat berkata, "Ini bukan salah Bu Eleanor. Ini salahku. Aku mabuk waktu itu, emosiku nggak stabil, itulah yang menyebabkan semua ini terjadi. Ini bukan salah Bu Eleanor."Eleanor tersenyum samar, menatap Yoana. Dia benar-benar pintar.Baru saja Eleanor mengatakan bahwa dia sengaja menyenggol Yoana di tepi kolam renang, Yoana langsung menyalahkan semua tindakannya pada emosi yang tak terkendali akibat mabuk. Dengan alasan seperti itu, siapa yang bisa berkata apa-apa lagi?"Jeremy, jangan salahkan Bu Eleanor."Yoana sengaja mengatakan tidak akan menyalahkan Eleanor, seolah-olah

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 251

    "Malam ini kamu tinggal di sini. Besok aku akan bawa kamu untuk pemeriksaan." Suara Jeremy terdengar tegas dan tidak memberikan kesempatan bagi Eleanor untuk menolak.Eleanor menghela napas, "Kenapa kamu bersikeras aku melakukan pemeriksaan?""Tentu saja aku punya alasan sendiri. Aku cuma memintamu untuk menjalani pemeriksaan, bukan menyuruhmu mati. Apa kamu perlu setegang ini? Atau ada sesuatu yang kamu sembunyikan tentang tubuhmu?"Mata Eleanor bergetar sejenak.Tatapan Jeremy terus tertuju padanya. Sepasang matanya yang kelam menyiratkan kedalaman yang sulit dijangkau. Sorot matanya begitu tajam, membuat Eleanor merasa sulit untuk menghadapi tekanan itu.Eleanor berpura-pura tersenyum santai, "Rahasia apa yang harus aku sembunyikan? Aku cuma nggak suka sama caramu yang selalu memaksakan kehendak.""Ini demi kebaikanmu.""Alasan yang terlalu dibuat-buat." Eleanor mendengus dingin.Dia tahu, alasan itu hanya kedok. Sesungguhnya, Jeremy tidak bisa menolerir ada orang yang berani menyem

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 250

    "Aku akan menyelidiki kejadian hari ini. Kalau benar dia sengaja ingin mencelakaimu, aku akan memaksanya untuk minta maaf padamu."Setelah mendengar ucapan Jeremy, bulu mata Yoana yang lentik bergetar untuk sesaat. Dia menunjukkan senyuman yang penuh kesedihan. "Remy, kamu nggak percaya padaku?"Jeremy menurunkan pandangannya dan menatap Yoana dalam-dalam. Kemudian, dia menjulurkan tangan untuk mendorong Yoana. "Ini lebih adil untuk kalian berdua."Adil? Yoana tak kuasa terkekeh-kekeh dalam hati. Mungkin Jeremy sendiri tidak menyadari bahwa dirinya lebih berpihak pada Eleanor.Tiba-tiba, Yoana melihat seseorang yang berjalan mendekati pintu. Dia memutar bola matanya. Sebuah rencana jahat terlintas di benaknya.Yoana menggigit bibirnya, lalu berdiri sambil menahan rasa sakit pada tubuhnya. Kemudian, dia sengaja menjatuhkan diri ke tubuh Jeremy dan memeluk pinggang Jeremy dengan kedua tangan.Jeremy memperlihatkan ketidaknyamanan di matanya. Dia menarik tangan Yoana turun. Namun, karena

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 249

    Seketika, tangan dan kaki Eleanor terasa dingin. Siapa yang menjawab panggilan ini? Apa mungkin Jeremy?Eleanor lagi-lagi merasa gelisah. Dia segera menelepon Daniel. Setelah waktu yang cukup lama, Daniel akhirnya menerima panggilan. Dia seperti ragu untuk menjawab telepon."Daniel!""Mama!" Setelah mendengar suara Eleanor, Daniel baru berani bersuara, "Tadi aku telepon Mama, tapi Papa yang jawab."Seketika, hawa dingin menjalar ke seluruh tubuh Eleanor. Dia menahan kegelisahannya sambil bertanya, "Apa yang dia bilang?""Dia nggak bilang apa-apa."Eleanor merasa situasi ini sangat gawat. Pada dasarnya, Jeremy memang mencurigainya. Takutnya, sekarang Jeremy sudah tahu semuanya.Eleanor mengangkat tangan untuk memijat keningnya, lalu berucap, "Ya sudah, Mama sudah tahu. Kamu tidur saja.""Mama ... maaf .... Apa aku membuat Mama repot?" tanya Daniel dengan takut."Nggak kok. Ini bukan salahmu. Mama akan mengatasi semuanya. Kamu tidur saja." Setelah menghibur Daniel, Eleanor pun mengakhiri

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 248

    "Heh." Jeremy terkekeh-kekeh sinis. "Kalau sudah punya tenaga, bangunlah."Usai berbicara, Jeremy bangkit dan pergi ke kamar mandi. Eleanor menahan amarah dalam hatinya dan bangkit. Dia mengambil celana di pinggir ranjang, lalu memakainya dan hendak membuka pintu."Mau ke mana?" tanya Jeremy dengan nada dingin untuk menghentikan Eleanor.Namun, Eleanor tetap membuka pintu dan keluar. Sebelum sempat melangkah lebih jauh, dia malah ditahan oleh pengawal.Jeremy sudah mengenakan setelannya. Dia duduk di sofa kulit sambil menatap Eleanor dengan tenang.Tangan Eleanor yang diletakkan di kedua sisi tubuhnya mengepal. "Apa maumu?""Besok pergi lakukan pemeriksaan.""Siapa?""Kamu.""Pemeriksaan apa?""Pemeriksaan fisik."Eleanor mengernyit. "Untuk apa? Aku nggak sakit.""Nggak sakit? Kulihat kamu sakit kok.""Kamu yang sakit!""Memang benar. Bukannya kamu sudah tahu dari dulu? Pokoknya besok lakukan pemeriksaan fisik. Jangan cerewet."Ekspresi Eleanor tampak bingung. Kenapa Jeremy tiba-tiba m

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 247

    Rambut pendek Jeremy masih meneteskan air. Saat ini, ekspresinya terlihat sangat agresif. Jantung Eleanor sontak berdetak kencang."Jeremy!" pekik Eleanor dengan kaget. Saat berikutnya, Jeremy telah menindih tubuhnya. Aura kuat Jeremy menyelimuti seluruh tubuh Eleanor.Eleanor menatap Jeremy dengan takut. Dia melirik Jeremy, lalu melirik pakaiannya. Dia hanya mengenakan kemeja, sedangkan Jeremy hanya memakai handuk.Jantung Eleanor berdetak kencang. Dia langsung bertanya, "Binatang, apa lagi yang kamu lakukan padaku?"Jeremy menatap Eleanor yang menunjukkan reaksi berlebihan itu. Dia tahu wanita ini salah paham padanya.Jeremy terkekeh-kekeh. Tebersit niat jahat pada tatapannya. "Menurutmu? Bukannya kamu sangat menikmati tadi? Kenapa ekspresimu malah berubah sekarang?"Eleanor tampak tidak percaya. Maksud Jeremy adalah mereka berhubungan intim tadi? Ini tidak mungkin!Eleanor tidak merasakan apa pun pada tubuhnya. Jika mereka benar-benar berhubungan intim, dia tidak mungkin tidak meras

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 246

    Untuk sesaat, Jeremy tidak tahu harus mengatakan apa."Mama?" Daniel menyadari ada yang tidak beres sehingga bertanya dengan hati-hati, "Kamu bukan Mama?"Jeremy memicingkan matanya yang suram, seolah-olah tiba-tiba menyadari sesuatu. Kemudian, dia berujar dengan perlahan, "Dia lagi tidur."Tap! Daniel langsung mengakhiri panggilan.Jeremy sontak kehabisan kata-kata. Dia menatap layar ponsel. Itu bukan nomor telepon Daniel. Tanpa ragu sedikit pun, Jeremy berbalik dan mengambil ponselnya. Kemudian, dia menghubungi kontak Daniel.Telepon berdering cukup lama. Pada saat yang sama, benak Jeremy dipenuhi dengan berbagai pertanyaan.Siapa sebenarnya anak kecil tadi? Apa itu Daniel? Atau anak Eleanor yang lain? Dia perlu memastikan keraguannya. Segera! Sekarang juga!Pada akhirnya, Harry menerima panggilan. Terdengar suara bingung dari ujung telepon. "Papa Jahat, lihat dulu sekarang jam berapa. Ini sudah larut malam, kenapa kamu masih belum tidur?"Begitu mendengar suara itu, Jeremy cukup ter

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 245

    Sebenarnya apa yang dimaksud dengan lebih lemah dari orang biasa?Jeremy mengeluarkan ponselnya, lalu berkata kepada orang di ujung telepon, "Atur pemeriksaan fisik lengkap untuk besok. Eleanor yang akan diperiksa.""Pemeriksaan fisik lengkap? Bos, Bu Eleanor sakit ya?"Jeremy juga ingin tahu apakah Eleanor sakit atau bukan.Andy pun tidak bertanya lebih lanjut. "Baik, Bos. Aku akan segera mengaturnya.""Hm." Jeremy mengakhiri panggilan, lalu menatap pakaian yang dipakai Eleanor. Matanya bergetar. Setelah menyibakkan selimut, dia melihat Eleanor hanya memakai jubah mandi.Seketika, segala emosinya digantikan oleh kemarahan yang membara. Siapa yang mengganti pakaian Eleanor? Apa itu Charlie? Berengsek!Jeremy merasa darahnya mendidih. Dia berteriak ke arah pintu, "Kalian kemari dulu!"Dokter dan manajer yang berjaga di pintu segera masuk. "Ada apa, Pak?""Siapa yang mengganti pakaiannya?" Wajah Jeremy semakin suram, membuat dokter dan manajer ketakutan hingga memucat.Dokter segera mela

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status