Share

Bab 45

Author: Arizah Karimah
Harry menyeka air matanya sambil menggerutu pelan, "Bibi cuma bilang yang sebenarnya. Dia orang paling baik yang pernah aku temui. Mana mungkin dia jahat? Aku yang salah. Aku harus introspeksi diri. Kenapa aku cuma jadi pengganggu setelah bertahun-tahun di rumah ini?"

Ekspresi Jeremy menjadi makin muram. Dia bertanya pada Yoana, "Kamu yang bilang semua itu padanya?"

"Aku ... aku nggak ...." Yoana menatap Jeremy dengan cemas. Dia tahu sudah dijebak oleh anak itu dan sekarang tidak ada cara untuk membela diri.

Yoana pun melirik ke arah Rina untuk meminta bantuan dengan ekspresi penuh kecemasan. Rina yang tanggap langsung berbicara, "Tuan Jeremy, kali ini memang Tuan Daniel yang salah duluan. Nona Yoana sudah sangat bersabar terhadapnya."

Tatapan dingin Jeremy menyapu Rina, lalu dia berujar, "Kamu jago sekali membelanya."

Rina terdiam. Suaranya mulai bergetar ketika membalas, "Tuan Jeremy ... aku cuma menyampaikan apa yang kulihat dengan jujur."

Jeremy menoleh ke arah Yoana. Wanita itu me
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 46

    Malam itu, sebenarnya Jeremy ingin menyelidiki siapa pria yang pernah berhubungan dengan Eleanor, tetapi ternyata dia tidak menemukan apa-apa. Tatapan Jeremy menjadi gelap dan raut wajahnya sangat kesal."Kalau Papa sudah tahu, kenapa tetap membantuku?" tanya Harry.Jeremy mengangkat alisnya yang tajam sambil menjawab, "Karena menurutku, kamu nggak sepenuhnya salah."Kalau bukan orang dewasa yang memberi tahu, mana mungkin anak kecil bisa tahu kata-kata kejam seperti itu?Di rumah ini, Jeremy sudah tegas melarang siapa pun untuk membicarakan masalah itu. Satu-satunya yang berani adalah Yoana.Sejak Jeremy memutuskan untuk mengadopsi Daniel, itu artinya Daniel adalah anaknya. Jeremy tidak akan membiarkan siapa pun menindas anaknya.Jeremy memberi tahu, "Ingat. Kalau ada yang bicara begitu lagi, jangan dengarkan. Kamu adalah anakku selamanya. Rumah ini juga akan selamanya menjadi rumahmu."Harry menatap mata Jeremy dalam-dalam. Meski ayahnya biasanya terlihat galak, tatapan matanya kali

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 47

    Setelah pengobatan setengah jalan, tiba-tiba ingin berhenti. Apa maksud Jeremy? Main-main dengan kesehatannya?"Um ... Ini ...." Andy juga tidak bisa menebak apa yang ada di pikiran Jeremy. Andy memang labil, terutama sejak kabar kematian Eleanor bertahun-tahun yang lalu.Andy sudah terbiasa dengan perubahan ini. Dia memberi tahu, "Nona Eleanor, aku juga nggak tahu pasti. Mungkin hari ini suasana hati Bos lagi buruk. Mungkin kalau suasana hatinya membaik, dia akan membiarkan kamu melanjutkan pengobatannya."Eleanor tersenyum sinis. Membiarkan dia melanjutkan pengobatan? Bukankah sebelumnya Jeremy yang memintanya untuk mengobatinya?Kenapa sekarang jadi seolah-olah Eleanor yang memaksakan diri untuk mengobatinya? Eleanor kehabisan kata-kata. Dia hanya ingin bertemu dengan anak itu, kenapa harus sesulit ini?"Nona Eleanor, silakan kembali," ucap Andy sebelum berbalik dan pergi.Eleanor menatap jendela besar di depan rumah itu, lalu melepaskan beberapa pukulan kombinasi ke arah jendela se

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 48

    "Bos, Dokter Bastian sudah datang," ucap Andy sambil membawa Bastian masuk.Melihat Jeremy sedang sarapan, Bastian langsung duduk di sebelahnya tanpa bersikap sungkan. Dia mengambil mangkuk dan mulai makan juga."Kak Jeremy, ada apa mencariku?" tanya Bastian sambil melihat wajah Jeremy yang jelas kurang tidur. Kemudian, dia langsung paham. Kemungkinan besar dia diminta kemari untuk memeriksa kesehatannya. Bastian pun menoleh ke arah Jeremy seraya berujar, "Ini nggak masuk akal. Aku dengar, dokter itu sudah mulai mengobatimu. Tapi, kenapa kamu masih terlihat seperti belum tidur nyenyak? Apa dokter itu cuma punya reputasi hebat, tapi sebenarnya nggak ada keahlian?"Bastian mulai menganalisis sendiri dengan penasaran. Harry yang sedang menyeruput buburnya menimpali, "Bukan begitu. Papa yang nggak mau diobati dokter itu."Bastian menatap anak itu, lalu bertanya, "Papamu sendiri yang nggak mau diobati?""Ya, Papa benar-benar banyak tingkah," jawab Harry.Mendengar itu, Jeremy terdiam. Bast

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 49

    Mungkin Eleanor memang ingin membawa pergi anaknya. Akan tetapi, Jeremy sudah merawatnya dengan penuh dedikasi selama lima tahun. Tidak mungkin Eleanor bisa semudah itu membawanya pergi. Namun ...."Kak Jeremy, bagaimanapun juga jangan sampai kesehatanmu jadi korban," ujar Bastian dengan nada perhatian. Jeremy memandang jauh ke arah punggung Harry. Tatapannya sulit diterka.Pada saat itu, guru piano mendekat dan memberi tahu, "Pak Jeremy, Daniel sudah berlatih piano dengan baik akhir-akhir ini. Kamu bisa datang mendengarnya kalau ada waktu."Jeremy melihat jam tangannya. Kebetulan dia tidak terburu-buru, jadi dia bangkit dan berjalan ke ruang latihan.Sementara itu, Harry duduk di kursi piano. Dia berpikir keras bagaimana caranya keluar dari situasi ini.Tak disangka, Jeremy datang dan duduk di sofa sebelah seolah-olah siap untuk mendengarkan dia bermain. Harry langsung tertegun. Dia membelalak ketika bertanya, "Pa, kenapa duduk di sana?""Aku mau dengar kamu main piano," balas Jeremy.

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 50

    Otot di wajah Jeremy sedikit berkedut. Bastian menahan tangan Jeremy, lalu tertawa sebelum meledek, "Kak Jeremy, minat anak-anak harus didorong. Jangan sampai kita merusak kepercayaan diri mereka di saat seperti ini."Jeremy menarik napas panjang. Dia memejamkan matanya, lalu berucap dengan susah payah, "Oke ... teruslah berlatih."Harry merasa lega di dalam hatinya. Apakah ini berarti dia berhasil lolos? Dia membalas sambil mengangguk dengan patuh, "Pa, aku akan berlatih dengan sungguh-sungguh."Guru piano di samping terlihat tidak percaya saat menatap Harry. Dia berkomentar, "Padahal ... latihan sebelumnya sudah berjalan dengan baik .... Kenapa sekarang jadi seperti ini?"Harry hanya tersenyum untuk meminta maaf kepada gurunya, lalu buru-buru kabur.....Di Grup Stelea.Eleanor berjalan menuju resepsionis dengan langkah cepat. Wanita di sana memandangnya dan bertanya, "Nona, ada yang bisa kami bantu?"Eleanor menjawab, "Aku mau cari Bu Vivi. Namaku Eleanor."Wanita itu berujar, "Oh,

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 51

    "Sudah, masuklah." Bella memberi isyarat kepada Yoana agar tidak takut pada Jeremy dan mendekat padanya.Yoana menggigit bibirnya, lalu menyandarkan tangannya ke lengan Jeremy. Dengan suara lembut, dia berkata, "Jeremy, sebelumnya aku memang salah. Aku tahu tindakanku semalam keterlaluan. Setelah kembali nanti, aku bakal minta maaf langsung sama Daniel, ya?"Jeremy menatapnya dengan dingin. Suaranya yang rendah dan parau terdengar datar, "Nggak usah."Jeremy berjalan duluan ke depan. Sementara itu, tangan Yoana yang mencoba untuk meraih lengannya malah meleset. Melihat pria itu tidak menunggu dirinya, senyuman di wajah Yoana nyaris pudar."Jeremy!" Melihat sikapnya ini, Bella tampak kesal.Yoana menoleh dan menatap Bella dengan ekspresi penuh kesabaran dan sedikit kesedihan. Dia menggeleng dengan pelan, "Bibi, aku nggak apa-apa."Bella menghela napas, "Maaf sudah buat kamu sedih.""Nggak kok, Bi." Yoana mendorong kursi roda Bella, lalu buru-buru menyusul langkah Jeremy. Setelah berhasi

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 52

    Vivi langsung merinding dan buru-buru memeluk Daniel erat-erat di dalam pelukannya. Dalam hatinya mengumpat, 'Sial! Kenapa apes sekali hari ini? Padahal kota ini begitu besar, tapi kenapa malah bisa ketemu di sini?'Vivi menarik beberapa pakaian untuk menutupi dirinya dan Daniel dengan hati-hati. Dia tidak boleh membiarkan Jeremy melihat anak itu. Sambil memantau sekitarnya, Vivi memperhatikan bahwa Daniel yang ada di pelukannya tampak lebih tegang dari dirinya sendiri.Vivi mencoba menenangkan anak itu, lalu berbisik pelan, "Daniel, nanti kalau aku bilang 'lari', kamu langsung lari keluar! Cari tempat untuk sembunyi dulu, aku dan mama kamu akan segera keluar mencarimu."Daniel mengangguk dengan patuh. Dia tahu bahwa ayahnya tidak boleh melihat dirinya.Melihat Jeremy dan yang lainnya tidak mendekat atau memperhatikan ke arahnya, Vivi segera melepaskan pelukannya, lalu berbisik, "Cepat lari."Daniel menundukkan tubuhnya, berlari melewati deretan pakaian ke arah pintu. Jeremy yang sedan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 53

    Eleanor menundukkan kepalanya, memandang mantan ibu mertuanya dengan dingin. "Kalau mau permasalahkan, kita buka saja rekaman CCTV dan perhitungkan semuanya dengan jelas."Yoana yang mendengar ucapan ini, langsung merasa cemas saat menangkap tatapan dingin dari Jeremy. Dia tahu membahas masalah ini tidak akan menguntungkannya, jadi dia buru-buru tersenyum canggung untuk mengalihkan pembicaraan."Bibi, kejadiannya sudah berlalu. Nggak perlu dibesar-besarkan lagi. Aku nggak nyalahin Bu Eleanor."Bella hanya menghela napas dengan ekspresi lelah. "Kamu ini terlalu baik hati, jadi mudah ditindas orang." Yoana tersenyum getir tanpa berkata apa-apa.Bella melirik Eleanor yang masih mengenakan gaun putih itu. Tatapannya semakin dingin. "Eleanor, kamu ini benar-benar luar biasa, ya. Apa pun yang disukai Yoana, kamu juga ikut menyukainya, ya?""Dulu Yoana dan Jeremy adalah pasangan serasi. Tapi karena suka sama Jeremy, kamu langsung jadi pihak ketiga dan merebut posisi sebagai istrinya. Sekarang

Latest chapter

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 412

    Bella menggigit bibirnya dengan agak getir. "Hmm.""Semua ini ditulis oleh Jeremy. Awalnya, dia nggak percaya pada hal-hal seperti ini. Tapi karena kamu, setiap malam saat dia nggak bisa tidur, dia berlutut di depan altar dan berdoa. Totalnya ada 248 halaman, dia melakukannya selama 62 hari berturut-turut."Eleanor menatap buku tebal itu. Setiap halaman ditulis dengan rapi, semuanya adalah tulisan tangan Jeremy. Hatinya sedikit bergetar.Eleanor tidak tahu apakah Jeremy benar-benar percaya pada dewa, tetapi yang jelas, dia menulis ini sambil berdoa, sambil menyesali perbuatannya, sambil menyalahkan diri sendiri, sambil merasakan sakit.Melihat tulisan-tulisan itu, Eleanor bisa membayangkan sosok seorang pria yang menunduk sambil mencatat setiap tulisan dengan penuh ketulusan."Jeremy memang pernah menyakitimu. Selama kamu menghilang, dia hidup dalam penderitaan setiap hari, bahkan gangguan tidurnya semakin parah sampai nggak ada obat yang berkhasiat.""Dia sama sekali nggak bisa tidur.

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 411

    Eleanor mengernyitkan alisnya. "Nggak ada."Semua barang milik Eleanor sudah disimpan oleh Jovita, tidak ada yang tersisa lagi.Jovita menatap mata Eleanor, seolah-olah ingin memastikan yang dikatakan Eleanor memang benar. "Eleanor, coba pikirkan lagi baik-baik, benaran nggak ada benda lain?""Nggak ada," jawab Eleanor dengan tegas sambil menggelengkan kepala. Semua barang peninggalan ibunya untuknya berada di Keluarga Haningrat karena saat itu dia masih berusia puluhan tahun. Dia yang tidak memiliki persiapan apa pun tidak mungkin bisa melawan kelicikan dari Robert dan Felicia, sehingga semua barang itu tidak pernah sampai ke tangannya.Ekspresi Jovita berubah dan menganggukkan kepalanya, seolah-olah merasa lega."Nenek, kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti ini? Apa ada sesuatu yang penting?" tanya Eleanor.Jovita langsung menggelengkan kepalanya. "Nggak ada apa-apa. Hanya saja tiba-tiba teringat, jadi aku coba bertanya padamu."Eleanor yang cemberut pun menganggukkan kepala dengan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 410

    "Di mana Nenek?" Eleanor tidak ingin membuang waktu berbicara dengan Tiara.Meskipun Eleanor tahu Tiara hanyalah alat yang dimanfaatkan oleh Yoana untuk menanggung kesalahannya, Tiara tetap memiliki niat buruk terhadap anak-anaknya dan bersedia dimanfaatkan secara sukarela.Saat ini, Eleanor tidak punya waktu untuk berurusan dengannya. Selama Tiara tidak menimbulkan masalah lagi, Eleanor akan menganggapnya tidak ada.Tiara tertegun sejenak sebelum menunjuk ke lantai atas. "Nenek ada di atas."Eleanor langsung menaiki tangga. Begitu dia pergi, Tiara buru-buru menelepon ayah dan ibunya. "Ayah, Eleanor masih hidup ...!"Eleanor tiba di depan kamar Jovita dan mengetuk pintu dengan pelan. Sesaat kemudian, terdengar suara dari dalam. "Masuk."Eleanor membuka pintu dan melangkah masuk. Jovita yang memakai kacamata rabun tua sedang duduk di kursi malas dekat jendela besar sambil merajut sesuatu. Cahaya matahari menyelimuti tubuhnya, memberikan kesan hangat dan damai.Ketika dia mengangkat kepa

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 409

    "Kukembalikan kepadamu," ujar Jeremy.Charlie mengangkat alis. "Kamu menyelidikiku?"Jeremy menatapnya dengan tenang. "Aku cuma menebak."Selama dua bulan terakhir, kecurigaan Jeremy terhadap Charlie tidak pernah surut. Dia terus mengawasi Charlie dan akhirnya menemukan sejumlah besar uang yang keluar dari rekeningnya.Empat triliun. Bukan jumlah kecil, cukup untuk membeli sebuah kediaman mewah atau barang berharga lainnya. Anehnya, Charlie hanya mengeluarkan uang tanpa membeli aset apa pun.Lebih mencurigakan lagi, transaksi itu terjadi tepat tiga hari setelah Eleanor menghilang. Ditambah dengan pengakuan Eleanor bahwa dia terkena racun yang sangat langka, Jeremy menyimpulkan bahwa uang itu kemungkinan besar telah digunakan untuk menyelamatkan Eleanor.Jika itu memang untuk Eleanor, Jeremy merasa sudah seharusnya dia kembalikan.Charlie tertawa kecil, meletakkan cek itu di atas meja dengan santai. "Kamu ini siapa? Berani sekali kamu menggantikan dia membayar utangnya?"Jeremy menyahut

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 408

    Langkah kaki Eleanor terhenti sejenak. Masa dia tidak berani duduk di sofa rumah sendiri?Dengan tenang, dia mendekat dan duduk. Jarak di antara dia dan Jeremy tidak terlalu dekat, tetapi juga tidak jauh, cukup untuk satu orang duduk di antara mereka.Tidak ada yang berbicara. Seolah-olah mereka memang hanya tidak bisa tidur dan duduk untuk menonton film. Namun, nyatanya tidak ada yang benar-benar menonton.Saat film diputar hingga setengah, Jeremy tiba-tiba merasakan beban lembut di bahunya. Hatinya bergetar. Dia menoleh sedikit, dagunya tanpa sengaja menyentuh dahi Eleanor yang tertidur lelap.Perlahan-lahan, dia mengangkat tangannya, setengah merangkul wanita itu. Bibirnya membentuk senyuman tipis.Dia menggendong Eleanor dengan hati-hati, seolah-olah mengangkat barang paling berharga di dunia. Kemudian, dia berbaring di samping Eleanor.Aroma wangi yang samar dari tubuh Eleanor terasa menenangkan, perlahan meredam kegelisahan dalam hati Jeremy. Jeremy menunduk untuk mengecup dahiny

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 407

    Eleanor memberikan satu set pakaian untuk Vivi, sementara Jeremy sudah membawa anak-anak ke ruang tamu.Lima menit kemudian, mereka semua duduk di ruang tamu, saling bertukar pandang. Vivi melihat Jeremy, lalu Eleanor, kemudian menatap mereka berempat. Di tengah keluarga ini, keberadaannya benar-benar terasa berlebihan.Saat berikutnya, dia teringat kejadian di restoran tadi. Mereka berdua ... mau balikan? Vivi berpikir, merasa lebih baik tidak ikut campur urusan asmara orang lain. Jadi, dia mengambil tasnya dan berdiri. "Aku paham, aku paham."Karena tidak ingin merusak momen, dia langsung bersiap untuk pergi. "Aku datang lagi lain kali."Dalam sekejap, Vivi melesat keluar. Eleanor melihat kepergiannya yang secepat kilat, merasa Vivi sudah sangat mahir dalam seni melarikan diri.Eleanor menatap Jeremy. "Kamu benar-benar mau menginap di sini?""Kalau tidur di luar, aku bisa mati kedinginan. Jadi ...." Jeremy menarik sudut bibirnya. "Kasihanilah aku."Eleanor mengangguk. Dia tidak sekej

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 406

    Jeremy terdiam sejenak, lalu menghela napas. Akhirnya, dia berkata, "Mobilku rusak."Mobil rusak, artinya dia tidak bisa pulang.Eleanor menatapnya. Pria ini ingin menginap? Jangan mimpi!Berpura-pura tidak mengerti, Eleanor berujar, "Tunggu sebentar."Jeremy tidak tahu maksudnya, sampai dia melihat Eleanor mengambil kunci mobil dan menjelaskan di mana mobilnya diparkir dengan sabar. "Pakai saja, besok suruh orang antar kembali."Jeremy menatap kunci mobil di telapak tangannya, lalu tiba-tiba tersenyum. Wanita ini sengaja!"Tebak gimana aku bisa membawa mereka ke sini?" tanyanya."Hm?" Eleanor berkedip bingung."Aku bilang kalau aku nggak melihatmu, aku akan mati. Kalau aku pulang, apakah orang tua keras kepala itu akan memindahkan rumahnya ke sini malam ini juga?"Eleanor melihat kedua anak yang dipegangnya. Dia tahu betapa keras kepala dan semena-menanya Simon. Pria tua itu memang akan melakukan hal seperti itu.Jadi, maksud Jeremy adalah kalau dia di sini, anak-anak di sini. Kalau d

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 405

    Simon perlahan-lahan menuruni tangga. "Sudah tengah malam, kalian mau ke mana?""Nggak bisa tidur, jadi mau jalan-jalan sebentar," balas Jeremy dengan tenang sambil menoleh, tanpa tanda-tanda berbohong."Nggak bisa tidur, jadi jalan-jalan?" Simon mengulangi kata-katanya, lalu mendengus dingin. "Jalan-jalan sebentar, lalu ujung-ujungnya pergi menemui Eleanor, 'kan?"Ekspresi Simon penuh dengan ketegasan. Kedua anak itu tinggal di rumah Keluarga Adrian. Selama Eleanor masih hidup, cepat atau lambat dia pasti akan kembali.Melihat perubahan sikap kedua anak itu terhadap Jeremy, Simon pun bisa menebak bahwa Eleanor pasti masih hidup dan sudah kembali. Hal ini membuat tatapan Simon dipenuhi kekhawatiran.Jeremy menggigit bibirnya erat-erat, lalu tiba-tiba berkata dengan nada ringan, "Aku hampir mati.""Apa?" Simon mengernyit tajam."Gangguan tidur. Bastian bilang kalau aku nggak segera mendapat perawatan, aku akan mati." Nada suara Jeremy begitu datar, seolah-olah dia hanya sedang membicara

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 404

    Jeremy mengusap keningnya, berjalan ke sisi tempat tidur. Dia melihat dua bagian pada selimutnya sedikit menggembung dan terus bergerak seperti ulat.Dia menarik selimut itu. Di bawahnya, terlihat dua bocah kecil yang sedang berbaring di atas tempat tidurnya. Mereka menatapnya dengan senyuman penuh harapan."Papa, akhirnya kamu datang! Malam ini kami tidur bersamamu ya. Cepat naik!"Harry menepuk tempat di sebelahnya, sementara Daniel bergeser ke samping, memberikan ruang yang lebih luas untuk Jeremy.Alis Jeremy berkedut keras. "Kalian sedang merencanakan apa?""Papa 'kan susah tidur malam-malam. Nih, buatmu."Jeremy menatap buku pelajaran yang tiba-tiba diselipkan ke tangannya. Alisnya semakin berkedut. "Buat apa ini?""Baca buku! Aku selalu mengantuk kalau baca buku. Sangat efektif. Coba saja!"Jeremy sungguh kehabisan kata-kata melihat tingkah mereka.Harry masuk ke dalam selimut, lalu menatap Jeremy. "Cepat baca."Jeremy mengusap keningnya dengan pasrah. "Kalau ada sesuatu yang in

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status