Share

Bab 279

Author: Arizah Karimah
Beberapa pria di dalam kandang itu bertatapan, lalu tersenyum dingin. "Kalian nggak akan bisa berurusan dengan orang itu."

Jeremy menatap mereka dengan dingin, lalu duduk dengan ekspresi datar. Sambil menjepit sebatang rokok di antara jari-jarinya, dia berucap, "Katakan saja siapa orang itu."

"Kami nggak akan mengkhianati majikan kami. Kalau mau, bunuh saja kami." Sekelompok orang itu tampak tidak takut mati.

Jeremy mengangkat tangannya. Andy langsung memahami maksudnya. Saat berikutnya, beberapa pengawal Keluarga Adrian masuk dengan membawa berbagai alat penyiksa.

Kadang, kematian bukan hal yang paling menakutkan. Yang lebih menakutkan adalah penderitaan dalam hidup. Beberapa orang itu pun mulai merasa takut melihat alat-alat yang kejam itu. Jika alat-alat itu digunakan, mereka pasti akan menyesal telah datang ke dunia ini.

Andy mengingatkan, "Sebaiknya kalian cepat mengaku atau kalian akan menderita lebih lama."

Para pria itu menggigit bibir, bersikeras untuk tidak membocorkan apa pu
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 280

    Jeremy mengalihkan pandangannya yang suram kepada Eleanor. Kebetulan, keduanya bertemu pandang.Jeremy memicingkan matanya, lalu memiringkan kepalanya dan bertanya, "Kamu percaya?"Eleanor berdiri diam di tempatnya, lalu beralih menatap para pembunuh itu. "Nggak percaya, tapi yang mereka katakan itu fakta."Orang-orang ini tidak berbohong. Jelas, mereka hanya mengikuti perintah dan tidak mengenal Jeremy, apalagi pernah bertemu dengan Jeremy.Mereka bersikeras mengatakan bahwa Jeremy yang menyewa mereka. Jelas sekali, ini adalah tujuan penjahat itu.Penjahat itu mengirimkan Daniel ke rumah Keluarga Adrian untuk memfitnah Jeremy. Jadi, Eleanor sama sekali tidak terkejut dengan jawaban mereka ini.Jeremy tersenyum dingin, lalu menatap pria itu. "Aku Jeremy.""Apa?" Pembunuh itu terkejut dan tidak percaya.Eleanor mengalihkan pandangannya, tidak lagi menaruh harapan pada para pembunuh ini. Mereka tidak lagi bisa mendapat informasi apa pun.Atasan mereka tidak memberi mereka informasi yang

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 281

    Mona menggelengkan kepala. Awalnya, orang mengira dia tidak ingin bekerja sama, tetapi dia berkata, "Nggak usah tanya lagi. Aku yang melakukannya. Aku yang membuka pintu dan aku juga yang memasukkan anak itu ke dalam."Tatapan Eleanor terus terpaku pada Mona seraya memperhatikan ekspresi wajahnya. Saat mendengar apa yang dikatakan Mona, napas Eleanor terasa semakin berat sejenak.Jeremy juga mengerutkan alisnya dengan tajam. "Kamu lagi melindungi siapa? Kamu nggak punya alasan untuk melakukannya dan kamu juga nggak mungkin menyelesaikan semua ini sendirian."Mona sedikit membungkukkan tubuhnya. "Tuan, aku punya alasan untuk melakukannya. Aku nggak melindungi siapa pun. Kunci ada di tanganku dan akulah yang memasukkan anak itu. Akulah pelaku dari semua ini. Kalian bisa melaporkanku ke polisi dan menangkapku."Eleanor menatap tajam ke arah Mona dengan aura dingin yang terpancar dari matanya. "Kenapa kamu melakukan itu?"Eleanor tahu bahwa dia bukan dalang utama. Yoana adalah dalang seben

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 282

    Karena mencari bukti tidak dapat menyelesaikan masalah, Eleanor juga tidak keberatan menggunakan kekerasan. Membalas dendam dengan cara yang sama."Hmm." Suara Charlie terdengar jauh lebih dingin.Meskipun Eleanor hanya meminta beberapa orang, setelah menutup telepon, dia langsung mentransfer sejumlah uang ke rekening Charlie sesuai dengan tarif tentara bayaran.Orang-orang yang dikirim Charlie tentu saja adalah yang terbaik di bawah perintahnya. Setiap kali mereka melaksanakan misi, harganya mencapai puluhan miliar.Namun, beberapa detik kemudian, uang itu dikembalikan. Ketika Eleanor mengirim pesan padanya, seolah-olah kesal ... dia langsung diblokir oleh Charlie!Eleanor terdiam.Ruang Tamu Keluarga AdrianTatapan Jeremy yang tanpa emosi tertuju pada Mona, suaranya dingin seperti es. "Apa yang ingin kamu katakan?""Tuan, apakah Anda jatuh cinta pada Eleanor?"Ekspresi Jeremy semakin dingin. "Sejak kapan urusanku menjadi urusan yang bisa dibahas oleh siapa pun?"Mona segera berkata,

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 283

    Andy segera melaksanakan perintah itu. Setelah malam yang penuh kekacauan, langit perlahan mulai terang.Di ruang tamu Keluarga Pratama, terdengar suara tawa riang yang memenuhi ruangan.Alicia yang sudah mengetahui apa yang dilakukan Yoana, tidak dapat menahan tawanya. "Benarkah? Anak itu sudah mati?"Yoana bersandar di sofa dengan santai sambil menopang kepalanya dengan tangan dan tersenyum cerah. "Belum, tapi kondisinya nggak jauh berbeda sama mati. Bu, entah kenapa kali ini semuanya berjalan begitu lancar."Alicia tertawa, "Itu karena Tuhan pun nggak tahan melihatnya dan sedang membantumu."Yoana memikirkannya dan setuju. Awalnya, dia berencana menyuruh seseorang mencuri kunci Mona, tetapi tidak disangka Mona sendiri yang membantu membukakan pintu.Ketika para pembunuh itu melaporkan kepadanya, dia bahkan cukup terkejut. Sama sekali tidak menyangka Mona akan membantu secara sukarela. Namun, Yoana tidak ingin terlalu memikirkan hal itu.Bagaimanapun, dia sudah melakukan semuanya den

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 284

    "Kamu lagi berdoa untuk apa?" Bella tiba-tiba bertanya kepada Yoana dengan mata yang masih terpejam.Tangan Yoana yang terkatup sedikit bergetar. Setelah berpikir sejenak, dia menjawab dengan lembut, "Anak itu sungguh malang. Aku berdoa kepada dewa supaya dia cepat sembuh."Yoana berpikir bahwa dengan berkata seperti itu, Bella akan memuji kebaikan hatinya. Namun, Bella diam selama beberapa detik dan berkata dengan suara tenang, "Tanpa ketulusan, doa itu sia-sia. Pergilah beristirahat."Apakah Bella sedang menyuruhnya pergi? Yoana menggigit bibirnya, merasa bahwa Bella telah mengetahui kebohongannya. Dia tidak berani membantah dan segera pergi tanpa berkomentar.Bella menggelengkan kepalanya perlahan. Dia tahu betul apa yang terjadi antara Yoana dan Eleanor. Pada saat seperti ini, jika Yoana tidak menambah beban masalah bagi Eleanor, itu sudah cukup baik.Apakah dia benar-benar akan berdoa untuk kesembuhan anak Eleanor?Mustahil.Bella bisa menerima beberapa intrik kecil Yoana, tetapi

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 285

    Yoana terus mundur dengan panik sambil berteriak, "Apa yang kalian lakukan? Siapa kalian? Lepaskan aku! Ah ... tolong!" Dia berteriak ke arah ponselnya yang tergeletak di lantai, "Remy, tolong aku! Tolong aku!""Huh ...." Sebuah suara tawa dingin terdengar, membuat punggung Yoana terasa dingin.Dia menoleh dengan cepat dan melihat seorang pria berpakaian serba hitam bersandar santai di badan mobil. Di jarinya tergantung sebatang rokok, asap putih mengepul, samar-samar menutupi wajahnya yang tampan dan penuh dengan kesan jahat.Melihat wajah yang tidak asing ini, Yoana gemetar ketakutan dan kakinya lemas.Lagi-lagi pria ini ...."Apa yang kamu inginkan? Lepaskan aku! Berani-beraninya kamu menculikku! Aku peringatkan kamu, ini melanggar hukum!""Kamu berani menyewa orang untuk membunuh. Apakah aku lebih buruk darimu?"....Di sisi lain, Jeremy menatap ponsel yang panggilannya telah terputus. Tatapannya langsung menjadi dingin. "Papa, ada apa?" tanya Harry yang duduk di sebelahnya melihat

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 286

    "Kamu yang menyakiti anakku, 'kan?" tanya Eleanor dengan nada bicara yang tenang sambil menunduk. Dia seperti sedang menanyakan pertanyaan biasa.Namun, justru ketenangan ini yang membuat Yoana ketakutan. Sekujur tubuhnya sampai terasa dingin. Dia lantas menggeleng dengan kuat. "Bukan, bukan aku. Kamu salah orang. Aku serius. Lagian, aku nggak tahu kamu punya anak lain. Benaran bukan aku ...."Yoana tidak mungkin mengakui perbuatannya. Dia sangat ketakutan melihat Eleanor yang seperti malaikat maut yang hendak mengambil nyawanya. Tatapan Eleanor yang tajam itu membuat Yoana seperti merasa ada pisau yang ditodongkan ke lehernya."Eleanor, tolong lepaskan aku. Aku benaran nggak melakukan apa-apa. Remy nggak akan maafin kamu kalau kamu menyakitiku. Keluarga Pratama juga nggak akan mengampunimu. Pertimbangkan baik-baik sebelum bertindak ... ah!"Jleb! Tiba-tiba, Yoana merasakan sakit di pahanya. Dia memelotot dan perlahan-lahan memandang ke bawah. Seketika, dia melihat belati menancap di p

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 287

    Hidup atau mati, itu sudah tergantung takdir."Eleanor, jangan tinggalkan aku sendiri di sini. Kembali! Cepat! Aku nggak mau mati! Dasar jalang! Kalaupun aku mati, aku nggak akan mengampunimu ....""Jalang, kembali kamu! Kamu dengar aku nggak? Lepaskan aku! Aku Nona Besar Keluarga Pratama, calon istri Jeremy! Kamu berani membiarkanku mati di sini? Keluarga Pratama dan Keluarga Adrian akan membunuhmu ....""Eleanor! Kamu dengar itu?"Yoana meronta-ronta. Semakin dia meronta, darah mengalir semakin deras. Rasa sakit yang dahsyat membuat Yoana hampir kehabisan tenaga. Karena tidak bisa memaki lagi, dia mulai memohon."Tolong ... tolong aku .... Eleanor, aku sudah salah. Tolong lepaskan aku ya? Aku sudah menyadari kesalahanku. Aku nggak mau mati di sini ...."Kini, Yoana sungguh takut. Dia akhirnya memahami seperti apa ketakutan yang sesungguhnya. Jika tidak ada yang menyadari keberadaannya, dia akan mati di sini. Dia masih ingin hidup.Yoana tidak menyangka Eleanor berani melakukan hal se

Latest chapter

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 303

    Eleanor selalu licik dan penuh tipu muslihat. Yoana mulai curiga bahwa Eleanor sengaja meminta dokter mengatakan hal itu agar mereka lengah."Jangan terlalu banyak berpikir. Fokus saja untuk memulihkan diri," kata Alicia. Namun, karena jari-jarinya yang sangat sakit, dia hanya sempat mengucapkan beberapa kata sebelum buru-buru pergi mencari dokter.Yoana tetap tidak bisa tenang. Matanya memicing dengan tajam. "Ayah, di mana Remy? Kenapa dia tiba-tiba meninggalkan rumah sakit?"Patrick mengerutkan alis. "Aku juga nggak tahu."Yoana merasa ada yang tidak beres dengan kepergian Jeremy dari rumah sakit secara tiba-tiba. Rasa cemas mulai menyelimuti pikirannya.Setelah mempertimbangkan cukup lama ...."Ayah, aku tetap merasa ini nggak benar. Anak itu nggak boleh dibiarkan hidup. Kalau dia nggak mati, semua usaha kita selama ini akan sia-sia," kata Yoana dengan geram."Aku akan utus orang untuk terus awasi. Kita lihat dulu beberapa waktu ke depan sebelum bertindak," jawab Patrick yang tidak

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 302

    Dengan mata merah dan berkaca-kaca, Eleanor menarik napas dalam-dalam, lalu berdiri dan menatap dokter. "Terima kasih banyak, Dokter."Dokter memberikan beberapa instruksi sebelum hendak pergi, tetapi Eleanor memanggilnya kembali. "Dokter, tunggu sebentar.""Ada yang bisa saya bantu lagi, Bu Eleanor?"Eleanor melirik ke luar ruangan, lalu menurunkan suaranya. "Aku ingin minta bantuan Anda untuk sesuatu ...."Setelah mendengarkan permintaan Eleanor, dokter melihat ke arah luar, lalu mengangguk dan berkata, "Baik, saya mengerti.""Terima kasih banyak.""Ini juga demi keselamatan pasien, sudah seharusnya," jawab dokter.Di luar, Patrick dan Alicia masih enggan pergi. Mendengar kabar bahwa anak Eleanor sadar, wajah mereka berubah suram.Ketika dokter keluar dari kamar, Bella segera mendekat untuk bertanya. Patrick dan Alicia juga memperhatikan dengan saksama."Dokter, bagaimana kondisi anak itu? Kalau dia sudah sadar, apakah berarti dia nggak dalam bahaya lagi?" tanya Bella dengan penuh ke

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 301

    Dua pengawal Keluarga Adrian segera maju untuk melindungi Eleanor. Namun tiba-tiba, terdengar suara teguran keras dari belakang. "Aku mau lihat siapa yang berani!"Semua orang menoleh ke arah suara itu dan terlihat Bella sedang duduk di kursi roda dengan didorong oleh seorang pelayan.Karena merasa bersalah, Bella tidak datang menjenguk Daniel selama beberapa hari terakhir. Namun hari ini, dia memutuskan untuk datang dan langsung melihat keributan ini."Apa-apaan ini? Ini tempat apa? Rumah sakit! Siapa yang suruh kalian buat keributan di sini?" Bella menatap tajam ke arah kerumunan dan suaranya penuh kemarahan.Sungguh tidak tahu aturan.Tidak ada yang memikirkan tempat ini adalah rumah sakit. Anak di dalam sedang berjuang hidup, tetapi mereka masih punya keberanian untuk membuat keributan di depan kamar.Eleanor akhirnya melepaskan tangan Alicia yang hampir pingsan karena rasa sakit. Alicia terhuyung mundur beberapa langkah sebelum akhirnya ditahan oleh Patrick.Dengan nada penuh amar

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 300

    "Maaf, Pak Patrick. Bos kami sudah memberi perintah untuk menjaga tempat ini, kami nggak bisa membiarkan Anda masuk," jawab salah satu pengawal dengan nada tegas."Kalau begitu, sampaikan pada Jeremy bahwa aku yang memerintah. Suruh dia datang menemuiku kalau berani. Aku jamin kalian nggak akan mendapat masalah," kata Patrick dengan nada sombong.Wajah pengawal itu menunjukkan sedikit keengganan. "Pak Patrick, bukankah Anda hanya berani datang karena tahu Bos kami lagi nggak di sini? Kalau Pak Jeremy marah, Anda sendiri juga nggak akan aman, apalagi menjamin keselamatan kami."Mereka tidak datang di saat Jeremy berada di sana, tapi langsung muncul begitu dia pergi. Jelas sekali mereka takut pada Jeremy. Pengawal-pengawal itu bukan orang bodoh dan mereka tidak akan termakan oleh ancaman kosong seperti itu.Patrick semakin marah melihat mereka tetap keras kepala. "Kalian mau minggir atau nggak? Kalau nggak, jangan salahkan kami kalau harus bertindak kasar!""Silakan saja, tapi hari ini A

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 299

    Eleanor berpikir sejenak dan kira-kira bisa menebak siapa yang melakukannya. Jika memang demikian, anggap saja itu ulahnya, dia tidak peduli!Jeremy perlahan mengalihkan pandangannya. "Aku nggak bilang begitu.""Kalau kamu berpikir begitu, itu juga nggak salah," Eleanor mengangguk, mengakui tanpa ragu-ragu.Saat itu, dokter keluar dari ruang perawatan intensif. Eleanor segera berdiri. Dokter mengangguk, memberi isyarat bahwa dia sekarang bisa masuk untuk menemani Daniel.Eleanor tidak mengatakan apa-apa lagi pada Jeremy dan langsung masuk ke kamar.Daniel masih seperti kemarin, mengenakan masker oksigen. Wajah kecilnya pucat, matanya tertutup rapat, seolah-olah tidak ada tanda-tanda kehidupan.Melihat kondisi Daniel seperti itu, Eleanor merasa seluruh kekuatannya lenyap. Dia menarik napas dalam beberapa kali, tetapi rasa sesak di dadanya tidak kunjung hilang.Seperti biasa, Eleanor duduk di samping Daniel dan menggenggam tangannya yang kecil dengan hati-hati. Dia mulai bercerita dengan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 298

    Para pelayan yang sebelumnya ketakutan oleh kejadian tadi hanya bisa bersembunyi di sudut ruangan. Ketika mereka sadar dan ingin mengejar, semuanya sudah terlambat.Pintu kamar Yoana dipenuhi orang-orang yang berkumpul untuk menyaksikan pemandangan kacau dan agak menyeramkan di dalam. Banyak di antara mereka mengeluarkan ponsel dan mulai merekam."Astaga, apa yang dilakukan dua orang ini sampai dibalas seperti ini?""Iya, pasti mereka melakukan sesuatu yang buruk. Kalau nggak, siapa yang tega membalas dendam sekejam ini?"Tiara keluar dari kamar dengan penampilan yang sangat berantakan. Orang-orang di sekitar langsung menutup hidung dan menjauh darinya."Astaga, baunya menyengat sekali! Cepat masuk lagi, jangan keluar!""Benar, jangan mengganggu orang lain dengan bau ini."Komentar orang-orang membuat Tiara merasa sangat malu. Dengan wajah merah padam, dia kembali ke kamar dengan penuh rasa malu dan amarah.Namun, kamar itu sendiri sudah dipenuhi bau amis darah yang sangat menyengat, m

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 297

    "Hah, tunggu saja," kata Glenn sambil menatap dengan sorot mata yang gelap, lalu berjalan ke jendela dan menelepon seseorang.Vivi memandangnya dengan bingung, tidak tahu apa yang dia rencanakan.Setengah jam kemudian.Entah dari mana, mereka berhasil mendapatkan dua jas putih seperti dokter. Dengan masing-masing membawa dua ember putih, mereka tiba di depan kamar Yoana.Vivi memandang benda yang dipegangnya, lalu menoleh ke arah Glenn yang kini telah menyamar dengan sangat rapi. "Kamu yakin nggak akan ada yang mengenalimu?""Apa yang perlu ditakutkan? Aku lagi menjalankan misi kebenaran."Vivi mengangkat ibu jarinya dengan kagum. "Hanya karena kamu bilang itu misi kebenaran, aku resmi jadi temanmu."Glenn menyeringai, "Sama-sama.""Ayo."Mereka berdua mendorong pintu kamar. Yoana sedang bersandar di tempat tidur sambil bermain ponsel. Wajahnya sudah terlihat jauh lebih baik. Luka-lukanya memang menyakitkan, tetapi tidak sampai mengancam nyawa.Keluarga Pratama yang kaya telah menyedia

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 296

    Eleanor panik. Dia berusaha sekuat tenaga mengejar, tetapi langkahnya tidak cukup cepat untuk menyusul Daniel yang semakin menjauh. "Daniel, jangan pergi! Daniel, kembali! Daniel ...."Daniel menoleh, tersenyum padanya, lalu berbalik dan pergi. Eleanor mencoba mengejarnya, tetapi dia terjatuh dengan keras.Ketika dia mengangkat kepalanya lagi, Daniel sudah menghilang. Sebagai gantinya, Harry muncul di hadapannya. Namun perlahan-lahan, Harry juga mulai menghilang.Air mata menggenang di mata Eleanor. Dengan panik, dia berteriak, "Jangan! Jangan pergi! Daniel! Harry!"Eleanor bangkit dari tanah, tetapi kabut putih tiba-tiba naik dan menutupi penglihatannya. Dia mencari dengan cemas, tetapi dia tidak dapat menemukan satu pun anak-anaknya."Daniel! Harry!" Eleanor tiba-tiba terbangun dari tempat tidurnya. Dia duduk dengan cepat. Tubuhnya penuh keringat dingin, napasnya terengah-engah, dan matanya penuh dengan kepanikan.Segala sesuatu dalam mimpinya terasa begitu nyata, begitu nyata hingga

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 295

    Yoana menarik napas dalam-dalam karena rasa sakit yang menusuk. Alicia segera mendekat untuk membantunya, "Aduh, sayangku, pelan-pelan, sakit sekali, ya?""Mm ...." Suara Yoana terdengar seperti hampir menangis. Merasakan rasa sakit di tubuhnya, kebenciannya terhadap Eleanor semakin membara. Dia ingin sekali menghancurkan Eleanor hingga tak bersisa.Alicia menepuk punggung Yoana untuk menenangkannya. "Bersabarlah sedikit lagi. Nanti aku dan ayahmu pasti akan menangkap perempuan itu untuk melampiaskan amarahmu."Yoana menahan amarah di dalam hatinya dan mengangguk dengan ekspresi penuh dendam. "Ibu, kita nggak boleh melepaskannya.""Ibu tahu, Sayang. Ibu tahu.""Soal Remy yang akan melakukan tes DNA sama anak itu, kalian harus mengawasi dengan sangat ketat. Nggak boleh ada kesalahan sekecil apa pun dalam hal ini." Yoana menggenggam tangan Alicia dan terus-menerus mengingatkannya."Baik, Ibu tentu tahu. Aku dan ayahmu sudah sangat berhati-hati. Kamu nggak perlu khawatir."Alicia memahami

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status