Share

Bab 266

Penulis: Arizah Karimah
Hati Eleanor seolah-olah dicengkeram oleh tangan besar. Dia berusaha keras mengendalikan napasnya, tetapi saat berdiri, tubuhnya mundur selangkah.

Jeremy langsung menatap dengan tajam, lalu segera mengangkat tangan untuk menahan tubuh wanita itu. Saat itu, dia baru merasakan tubuh Eleanor yang gemetaran.

Andy berlari masuk dengan panik. "Bos, sudah cari, tapi nggak ketemu. Bu, apa mungkin kamu salah lihat?"

Orang-orang dari Keluarga Adrian tidak mungkin berani mengambil tindakan terhadap Eleanor dan anak itu tanpa perintah dari Jeremy. Jelas, ini bukan perbuatan mereka.

"Nggak, nggak mungkin. Adrian, percayalah padaku. Dia memang di rumah ini. Aku sangat yakin." Eleanor mengangkat tangan dan meraih baju Jeremy. Pupil matanya yang bergetar menunjukkan betapa takutnya Eleanor sekarang.

Jeremy mengerutkan alisnya. "Apa semua tempat sudah diperiksa?"

"Tempat-tempat yang kemungkinan akan dikunjungi sudah dicari, kecuali ruangan yang nggak diperbolehkan untuk masuk."

Tatapan Jeremy menjadi s
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 267

    Eleanor merasa semakin putus asa. Dia tidak tahu lagi harus berkata apa agar mereka percaya bahwa anak itu memang anak Jeremy.Bella menunjuk pintu dengan marah. "Sekarang juga keluar dari sini! Jangan coba-coba buat onar di rumah ini lagi! Nggak ada yang percaya omong kosongmu."Eleanor mengepalkan tangannya, menatap Jeremy lekat-lekat. "Jeremy, setiap kata yang kuucapkan sekarang adalah kebenaran. Daniel dan Harry, mereka adalah anakmu. Mereka adalah darah dagingmu, anak-anak Keluarga Adrian."Eleanor mengulurkan tangan dan menarik keras lengan baju Jeremy. "Kalau terjadi sesuatu pada Daniel hari ini, kamu akan menyesal seumur hidup. Aku mohon padamu, dia ada di rumah ini. Tolong cari dia, cari lagi."Jeremy menunduk menatap lengan bajunya. Kemudian, pandangannya perlahan-lahan naik dan tertuju pada wajah Eleanor.Begitu tatapan mereka bertemu, Jeremy merasakan getaran dingin di hatinya. Saat ini, perasaannya mulai kacau.Tangan itu terus menarik lengan bajunya, seolah-olah ingin men

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 268

    Keduanya saling bertukar senyum. Mata mereka memancarkan kilauan yang penuh kebencian."Tunggu apa lagi, aku harus pergi ke sana untuk melihat situasi sekarang. Kamu tetap di sini," kata Yoana sambil mengambil tasnya dan berjalan keluar.Saat ini, seluruh Keluarga Adrian telah mengerahkan semua orang untuk mencari Daniel.Harry yang baru kembali dari luar, melihat Eleanor ada di sana. Dia langsung berlari kegirangan, "Mama, kalian lagi apa?"Eleanor merasa sangat senang, tetapi segera menyadari situasinya. "Harry?""Ya, Mama, ada apa? Apa yang kalian cari?"Eleanor menatap Harry dengan mata memerah. Dia menyahut dengan lembut, "Nggak apa-apa, nggak ada masalah."Kata-kata itu entah ditujukan untuk anaknya atau untuk dirinya sendiri."Harry, kamu pergi ke tempat yang lebih aman dulu ya?"Harry melihat semua orang sangat sibuk, seolah-olah ada masalah besar yang terjadi. Dia tidak bisa membantu karena hanya akan mengganggu. Jadi, dia pergi ke ruang tamu dan duduk.Bella melihat semua ora

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 269

    Bella tersenyum tipis. Suasana hatinya jauh lebih baik. "Kamu benar, memang kamu yang paling baik. Bantu aku duduk di kursi roda, dorong aku ke lantai atas.""Baik, Bibi." Yoana tertawa dingin dalam hati. Mereka tidak akan bisa menemukan anak itu dalam waktu dekat. Kalaupun ketemu, mungkin anak itu sudah tak bernyawa lagi.Anak Eleanor akan meninggal di rumah Keluarga Adrian. Meskipun bisa berpikir rasional dan tahu Jeremy tidak ada hubungannya dengan itu, tetap saja ada luka yang tidak bisa disembuhkan dalam hatinya.Di antara Eleanor dan Jeremy, akan selalu ada jarak yang memisahkan. Mereka tidak mungkin bisa bersama lagi.....Semua orang kembali mencari dengan cermat. Andy mendekati Jeremy dengan ekspresi putus asa. "Bos, nggak ada tanda-tanda Tuan Daniel."Jeremy mengangkat tangannya untuk memijat dahinya. "Apa setiap sudut sudah diperiksa?"Eleanor mengatakan anak itu ada di sini, jadi Jeremy menyuruh orang memblokir setiap pintu keluar di rumah Keluarga Adrian. Tidak akan ada ya

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 270

    Eleanor berusaha keras menahan Jeremy agar tidak menarik dirinya pergi. "Aku benaran nggak apa-apa.""Kamu terluka."Eleanor mengerutkan alis. "Cuma luka kecil.""Bohong."Jeremy menatapnya dengan tatapan suram yang penuh amarah. Tatapannya terkunci pada wajah yang memucat karena rasa sakit itu.Eleanor menarik napas dalam-dalam, berusaha mengabaikan rasa sakit di tubuhnya. "Yang penting adalah menemukan Daniel, aku nggak apa-apa.""Jangan keras kepala! Anak itu lebih penting dari dirimu?""Ya, anak itu lebih penting dari diriku. Kamu nggak menganggap mereka sebagai anak kandungmu, jadi kamu nggak akan mengerti. Daniel sudah mengalami begitu banyak penderitaan sejak kecil dan sekarang dia masih harus menderita. Bagiku, hal ini sama saja dengan membunuhku."Jeremy menatapnya beberapa saat. Ada kemarahan yang semakin memuncak di matanya. Namun, pada akhirnya dia melepaskan tangannya. "Ya sudah, terserah kamu!"Terserah jika wanita ini ingin mati. Jeremy sudah tidak peduli.Eleanor menaha

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 271

    Yoana bertanya dengan lantang kepada Eleanor, pura-pura membela Bella. Namun, yang sebenarnya adalah dia takut orang di dalam belum mati. Dia sedang mencoba menunda waktu.Eleanor menarik napas dalam-dalam dan memohon, "Bibi Bella, aku ... minta tolong padamu. Anakku mungkin ada di dalam. Biarkan kami masuk dan melihat ...."Segera setelah ucapan itu dilontarkan, terdengar suara yang samar seperti ketukan lantai dari dalam kamar."Mama," panggil Harry dengan cemas.Hati Eleanor langsung bergetar. Tanpa peduli pada Bella yang menariknya, dia melangkah maju dan menempelkan telinganya ke pintu. Setelah mendengarkan dengan saksama, matanya berbinar-binar. "Jeremy, ada suara, memang ada suara di dalam."Jeremy mengepalkan tangannya. "Buka pintunya.""Nggak boleh!" teriak Bella.Suasana langsung menjadi menegangkan.Andy dan para pelayan terdiam, tidak ada yang berani bersuara. Mereka tidak tahu harus berbuat apa.Jeremy menatap Bella dengan tatapan dingin. Bella gemetaran saking murkanya. "

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 272

    Darah seolah-olah mengalir berlawanan arah. Di dalam pikiran Eleanor, seperti ada sesuatu yang meledak dengan keras. Segala sesuatu di depan tiba-tiba menjadi gelap gulita. Rasa sakit yang hebat menjalar dari dada ke seluruh tubuh. Setiap tarikan napas seperti ditusuk oleh pisau.Eleanor sontak menerjang ke depan. Dia tidak berani berkedip sedetik pun. Kedua tangannya bergetar hebat saat meraih tubuh kecil yang tergeletak tak berdaya itu.Eleanor berusaha membuka mulutnya untuk menarik napas dalam-dalam. Pada akhirnya, dia meletakkan tangannya di atas pergelangan tangan Daniel.Satu detik, dua detik .... Eleanor berdoa dalam hatinya agar dirinya bisa tetap tenang sambil merasakan denyut nadi anaknya yang lemah itu. Kemudian, dia memeriksa cedera Daniel dan mencari kain untuk menekan lukanya yang mengeluarkan darah."Daniel ... jangan takut. Mama sudah datang ...."Sepasang tangan besar tiba-tiba membawa anak itu dari pelukan Eleanor. Kemudian, Jeremy langsung melangkah keluar.Bella me

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 273

    Saat pintu ruang operasi ditutup, Eleanor langsung lemas dan jatuh ke lantai. Wajahnya pucat pasi.Darah anaknya berceceran di tangannya, terlihat sangat menyilaukan mata. Seluruh tubuhnya dingin. Dia merasakan ketakutan yang tak terkendali.Jelas-jelas luka di punggungnya juga sakit, tetapi rasa sakit itu tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya.Jeremy mengepalkan tangannya dengan erat. Wajah tampannya sedingin es. Hatinya juga hancur melihat situasi ini.Kini, suasana sungguh mencekam. Jeremy menatap wanita yang terduduk di lantai. Dia ingin meraihnya, tetapi tangannya membeku di udara."Remy ...." Yoana mendorong kursi roda Bella sambil bergegas menghampiri.Begitu mendengar suara Yoana, mata Eleanor berkilat dingin.Bella menatap Eleanor dengan cemas, lalu beralih menatap Jeremy. Setelah ragu-ragu, dia bertanya, "Gimana ... kondisi anak itu?"Jeremy menunduk dan diam. Jantung Bella sontak berdetak kencang. Ekspresinya sungguh rumit. Meskipun tidak menyukai anak Eleanor, dia ti

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 274

    Saat melihat situasi itu, tebersit keterkejutan pada ekspresi dingin Jeremy. Dia bergegas maju, lalu menahan tubuh Eleanor yang tegang untuk menariknya. "Eleanor! Tenangkan dirimu sedikit!"Yoana akhirnya dilepaskan. Tubuhnya menempel di dinding dan meluncur dengan lemas. Dia menarik napas dalam-dalam. Tercium bau amis darah dari lehernya. Saat ini, lehernya berlumuran darah karena tangan Eleanor."Uhuk, uhuk ... Uhuk, uhuk ...." Yoana terus terbatuk. Tadi Eleanor benar-benar berniat membunuhnya.Bella hanya bisa mematung di tempat sambil menutup mulutnya. Meskipun Eleanor telah ditahan oleh Jeremy, tatapannya yang penuh kebencian masih terfokus pada Yoana, seolah-olah ingin membakar Yoana menjadi abu.Beberapa saat kemudian, Yoana akhirnya tenang kembali. Dia bersandar di pojok dan menutup mulutnya sambil menangis. "Eleanor, kamu sudah gila ya? Aku saja nggak tahu kamu punya anak. Apa hubungannya masalah ini denganku? Kamu nggak punya bukti. Atas dasar apa menuduhku?""Dasar wanita gi

Bab terbaru

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 303

    Eleanor selalu licik dan penuh tipu muslihat. Yoana mulai curiga bahwa Eleanor sengaja meminta dokter mengatakan hal itu agar mereka lengah."Jangan terlalu banyak berpikir. Fokus saja untuk memulihkan diri," kata Alicia. Namun, karena jari-jarinya yang sangat sakit, dia hanya sempat mengucapkan beberapa kata sebelum buru-buru pergi mencari dokter.Yoana tetap tidak bisa tenang. Matanya memicing dengan tajam. "Ayah, di mana Remy? Kenapa dia tiba-tiba meninggalkan rumah sakit?"Patrick mengerutkan alis. "Aku juga nggak tahu."Yoana merasa ada yang tidak beres dengan kepergian Jeremy dari rumah sakit secara tiba-tiba. Rasa cemas mulai menyelimuti pikirannya.Setelah mempertimbangkan cukup lama ...."Ayah, aku tetap merasa ini nggak benar. Anak itu nggak boleh dibiarkan hidup. Kalau dia nggak mati, semua usaha kita selama ini akan sia-sia," kata Yoana dengan geram."Aku akan utus orang untuk terus awasi. Kita lihat dulu beberapa waktu ke depan sebelum bertindak," jawab Patrick yang tidak

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 302

    Dengan mata merah dan berkaca-kaca, Eleanor menarik napas dalam-dalam, lalu berdiri dan menatap dokter. "Terima kasih banyak, Dokter."Dokter memberikan beberapa instruksi sebelum hendak pergi, tetapi Eleanor memanggilnya kembali. "Dokter, tunggu sebentar.""Ada yang bisa saya bantu lagi, Bu Eleanor?"Eleanor melirik ke luar ruangan, lalu menurunkan suaranya. "Aku ingin minta bantuan Anda untuk sesuatu ...."Setelah mendengarkan permintaan Eleanor, dokter melihat ke arah luar, lalu mengangguk dan berkata, "Baik, saya mengerti.""Terima kasih banyak.""Ini juga demi keselamatan pasien, sudah seharusnya," jawab dokter.Di luar, Patrick dan Alicia masih enggan pergi. Mendengar kabar bahwa anak Eleanor sadar, wajah mereka berubah suram.Ketika dokter keluar dari kamar, Bella segera mendekat untuk bertanya. Patrick dan Alicia juga memperhatikan dengan saksama."Dokter, bagaimana kondisi anak itu? Kalau dia sudah sadar, apakah berarti dia nggak dalam bahaya lagi?" tanya Bella dengan penuh ke

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 301

    Dua pengawal Keluarga Adrian segera maju untuk melindungi Eleanor. Namun tiba-tiba, terdengar suara teguran keras dari belakang. "Aku mau lihat siapa yang berani!"Semua orang menoleh ke arah suara itu dan terlihat Bella sedang duduk di kursi roda dengan didorong oleh seorang pelayan.Karena merasa bersalah, Bella tidak datang menjenguk Daniel selama beberapa hari terakhir. Namun hari ini, dia memutuskan untuk datang dan langsung melihat keributan ini."Apa-apaan ini? Ini tempat apa? Rumah sakit! Siapa yang suruh kalian buat keributan di sini?" Bella menatap tajam ke arah kerumunan dan suaranya penuh kemarahan.Sungguh tidak tahu aturan.Tidak ada yang memikirkan tempat ini adalah rumah sakit. Anak di dalam sedang berjuang hidup, tetapi mereka masih punya keberanian untuk membuat keributan di depan kamar.Eleanor akhirnya melepaskan tangan Alicia yang hampir pingsan karena rasa sakit. Alicia terhuyung mundur beberapa langkah sebelum akhirnya ditahan oleh Patrick.Dengan nada penuh amar

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 300

    "Maaf, Pak Patrick. Bos kami sudah memberi perintah untuk menjaga tempat ini, kami nggak bisa membiarkan Anda masuk," jawab salah satu pengawal dengan nada tegas."Kalau begitu, sampaikan pada Jeremy bahwa aku yang memerintah. Suruh dia datang menemuiku kalau berani. Aku jamin kalian nggak akan mendapat masalah," kata Patrick dengan nada sombong.Wajah pengawal itu menunjukkan sedikit keengganan. "Pak Patrick, bukankah Anda hanya berani datang karena tahu Bos kami lagi nggak di sini? Kalau Pak Jeremy marah, Anda sendiri juga nggak akan aman, apalagi menjamin keselamatan kami."Mereka tidak datang di saat Jeremy berada di sana, tapi langsung muncul begitu dia pergi. Jelas sekali mereka takut pada Jeremy. Pengawal-pengawal itu bukan orang bodoh dan mereka tidak akan termakan oleh ancaman kosong seperti itu.Patrick semakin marah melihat mereka tetap keras kepala. "Kalian mau minggir atau nggak? Kalau nggak, jangan salahkan kami kalau harus bertindak kasar!""Silakan saja, tapi hari ini A

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 299

    Eleanor berpikir sejenak dan kira-kira bisa menebak siapa yang melakukannya. Jika memang demikian, anggap saja itu ulahnya, dia tidak peduli!Jeremy perlahan mengalihkan pandangannya. "Aku nggak bilang begitu.""Kalau kamu berpikir begitu, itu juga nggak salah," Eleanor mengangguk, mengakui tanpa ragu-ragu.Saat itu, dokter keluar dari ruang perawatan intensif. Eleanor segera berdiri. Dokter mengangguk, memberi isyarat bahwa dia sekarang bisa masuk untuk menemani Daniel.Eleanor tidak mengatakan apa-apa lagi pada Jeremy dan langsung masuk ke kamar.Daniel masih seperti kemarin, mengenakan masker oksigen. Wajah kecilnya pucat, matanya tertutup rapat, seolah-olah tidak ada tanda-tanda kehidupan.Melihat kondisi Daniel seperti itu, Eleanor merasa seluruh kekuatannya lenyap. Dia menarik napas dalam beberapa kali, tetapi rasa sesak di dadanya tidak kunjung hilang.Seperti biasa, Eleanor duduk di samping Daniel dan menggenggam tangannya yang kecil dengan hati-hati. Dia mulai bercerita dengan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 298

    Para pelayan yang sebelumnya ketakutan oleh kejadian tadi hanya bisa bersembunyi di sudut ruangan. Ketika mereka sadar dan ingin mengejar, semuanya sudah terlambat.Pintu kamar Yoana dipenuhi orang-orang yang berkumpul untuk menyaksikan pemandangan kacau dan agak menyeramkan di dalam. Banyak di antara mereka mengeluarkan ponsel dan mulai merekam."Astaga, apa yang dilakukan dua orang ini sampai dibalas seperti ini?""Iya, pasti mereka melakukan sesuatu yang buruk. Kalau nggak, siapa yang tega membalas dendam sekejam ini?"Tiara keluar dari kamar dengan penampilan yang sangat berantakan. Orang-orang di sekitar langsung menutup hidung dan menjauh darinya."Astaga, baunya menyengat sekali! Cepat masuk lagi, jangan keluar!""Benar, jangan mengganggu orang lain dengan bau ini."Komentar orang-orang membuat Tiara merasa sangat malu. Dengan wajah merah padam, dia kembali ke kamar dengan penuh rasa malu dan amarah.Namun, kamar itu sendiri sudah dipenuhi bau amis darah yang sangat menyengat, m

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 297

    "Hah, tunggu saja," kata Glenn sambil menatap dengan sorot mata yang gelap, lalu berjalan ke jendela dan menelepon seseorang.Vivi memandangnya dengan bingung, tidak tahu apa yang dia rencanakan.Setengah jam kemudian.Entah dari mana, mereka berhasil mendapatkan dua jas putih seperti dokter. Dengan masing-masing membawa dua ember putih, mereka tiba di depan kamar Yoana.Vivi memandang benda yang dipegangnya, lalu menoleh ke arah Glenn yang kini telah menyamar dengan sangat rapi. "Kamu yakin nggak akan ada yang mengenalimu?""Apa yang perlu ditakutkan? Aku lagi menjalankan misi kebenaran."Vivi mengangkat ibu jarinya dengan kagum. "Hanya karena kamu bilang itu misi kebenaran, aku resmi jadi temanmu."Glenn menyeringai, "Sama-sama.""Ayo."Mereka berdua mendorong pintu kamar. Yoana sedang bersandar di tempat tidur sambil bermain ponsel. Wajahnya sudah terlihat jauh lebih baik. Luka-lukanya memang menyakitkan, tetapi tidak sampai mengancam nyawa.Keluarga Pratama yang kaya telah menyedia

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 296

    Eleanor panik. Dia berusaha sekuat tenaga mengejar, tetapi langkahnya tidak cukup cepat untuk menyusul Daniel yang semakin menjauh. "Daniel, jangan pergi! Daniel, kembali! Daniel ...."Daniel menoleh, tersenyum padanya, lalu berbalik dan pergi. Eleanor mencoba mengejarnya, tetapi dia terjatuh dengan keras.Ketika dia mengangkat kepalanya lagi, Daniel sudah menghilang. Sebagai gantinya, Harry muncul di hadapannya. Namun perlahan-lahan, Harry juga mulai menghilang.Air mata menggenang di mata Eleanor. Dengan panik, dia berteriak, "Jangan! Jangan pergi! Daniel! Harry!"Eleanor bangkit dari tanah, tetapi kabut putih tiba-tiba naik dan menutupi penglihatannya. Dia mencari dengan cemas, tetapi dia tidak dapat menemukan satu pun anak-anaknya."Daniel! Harry!" Eleanor tiba-tiba terbangun dari tempat tidurnya. Dia duduk dengan cepat. Tubuhnya penuh keringat dingin, napasnya terengah-engah, dan matanya penuh dengan kepanikan.Segala sesuatu dalam mimpinya terasa begitu nyata, begitu nyata hingga

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 295

    Yoana menarik napas dalam-dalam karena rasa sakit yang menusuk. Alicia segera mendekat untuk membantunya, "Aduh, sayangku, pelan-pelan, sakit sekali, ya?""Mm ...." Suara Yoana terdengar seperti hampir menangis. Merasakan rasa sakit di tubuhnya, kebenciannya terhadap Eleanor semakin membara. Dia ingin sekali menghancurkan Eleanor hingga tak bersisa.Alicia menepuk punggung Yoana untuk menenangkannya. "Bersabarlah sedikit lagi. Nanti aku dan ayahmu pasti akan menangkap perempuan itu untuk melampiaskan amarahmu."Yoana menahan amarah di dalam hatinya dan mengangguk dengan ekspresi penuh dendam. "Ibu, kita nggak boleh melepaskannya.""Ibu tahu, Sayang. Ibu tahu.""Soal Remy yang akan melakukan tes DNA sama anak itu, kalian harus mengawasi dengan sangat ketat. Nggak boleh ada kesalahan sekecil apa pun dalam hal ini." Yoana menggenggam tangan Alicia dan terus-menerus mengingatkannya."Baik, Ibu tentu tahu. Aku dan ayahmu sudah sangat berhati-hati. Kamu nggak perlu khawatir."Alicia memahami

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status