Share

Bab 272

Penulis: Arizah Karimah
Darah seolah-olah mengalir berlawanan arah. Di dalam pikiran Eleanor, seperti ada sesuatu yang meledak dengan keras. Segala sesuatu di depan tiba-tiba menjadi gelap gulita. Rasa sakit yang hebat menjalar dari dada ke seluruh tubuh. Setiap tarikan napas seperti ditusuk oleh pisau.

Eleanor sontak menerjang ke depan. Dia tidak berani berkedip sedetik pun. Kedua tangannya bergetar hebat saat meraih tubuh kecil yang tergeletak tak berdaya itu.

Eleanor berusaha membuka mulutnya untuk menarik napas dalam-dalam. Pada akhirnya, dia meletakkan tangannya di atas pergelangan tangan Daniel.

Satu detik, dua detik .... Eleanor berdoa dalam hatinya agar dirinya bisa tetap tenang sambil merasakan denyut nadi anaknya yang lemah itu. Kemudian, dia memeriksa cedera Daniel dan mencari kain untuk menekan lukanya yang mengeluarkan darah.

"Daniel ... jangan takut. Mama sudah datang ...."

Sepasang tangan besar tiba-tiba membawa anak itu dari pelukan Eleanor. Kemudian, Jeremy langsung melangkah keluar.

Bella me
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 273

    Saat pintu ruang operasi ditutup, Eleanor langsung lemas dan jatuh ke lantai. Wajahnya pucat pasi.Darah anaknya berceceran di tangannya, terlihat sangat menyilaukan mata. Seluruh tubuhnya dingin. Dia merasakan ketakutan yang tak terkendali.Jelas-jelas luka di punggungnya juga sakit, tetapi rasa sakit itu tidak sebanding dengan rasa sakit di hatinya.Jeremy mengepalkan tangannya dengan erat. Wajah tampannya sedingin es. Hatinya juga hancur melihat situasi ini.Kini, suasana sungguh mencekam. Jeremy menatap wanita yang terduduk di lantai. Dia ingin meraihnya, tetapi tangannya membeku di udara."Remy ...." Yoana mendorong kursi roda Bella sambil bergegas menghampiri.Begitu mendengar suara Yoana, mata Eleanor berkilat dingin.Bella menatap Eleanor dengan cemas, lalu beralih menatap Jeremy. Setelah ragu-ragu, dia bertanya, "Gimana ... kondisi anak itu?"Jeremy menunduk dan diam. Jantung Bella sontak berdetak kencang. Ekspresinya sungguh rumit. Meskipun tidak menyukai anak Eleanor, dia ti

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 274

    Saat melihat situasi itu, tebersit keterkejutan pada ekspresi dingin Jeremy. Dia bergegas maju, lalu menahan tubuh Eleanor yang tegang untuk menariknya. "Eleanor! Tenangkan dirimu sedikit!"Yoana akhirnya dilepaskan. Tubuhnya menempel di dinding dan meluncur dengan lemas. Dia menarik napas dalam-dalam. Tercium bau amis darah dari lehernya. Saat ini, lehernya berlumuran darah karena tangan Eleanor."Uhuk, uhuk ... Uhuk, uhuk ...." Yoana terus terbatuk. Tadi Eleanor benar-benar berniat membunuhnya.Bella hanya bisa mematung di tempat sambil menutup mulutnya. Meskipun Eleanor telah ditahan oleh Jeremy, tatapannya yang penuh kebencian masih terfokus pada Yoana, seolah-olah ingin membakar Yoana menjadi abu.Beberapa saat kemudian, Yoana akhirnya tenang kembali. Dia bersandar di pojok dan menutup mulutnya sambil menangis. "Eleanor, kamu sudah gila ya? Aku saja nggak tahu kamu punya anak. Apa hubungannya masalah ini denganku? Kamu nggak punya bukti. Atas dasar apa menuduhku?""Dasar wanita gi

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 275

    Eleanor menarik napas dalam-dalam sebanyak dua kali. Namun, dia masih merasa sesak.Dia membungkuk, mencengkeram dadanya dengan erat. Dia merasakan sakit seperti ada sesuatu yang merobek hatinya dan menembus jantungnya.Eleanor menggigit bibirnya dengan kuat. Dia terisak-isak, tetapi tidak bisa melontarkan sepatah kata pun.Mata Jeremy tampak bergetar. Dia menjulurkan lengannya untuk memeluk wanita yang gemetaran itu. Meskipun terhalang pakaian, dia bisa merasakan setiap getaran tubuh Eleanor. Secara naluriah, dia mempererat pelukannya.Sekarang baru musim gugur, tetapi udara terasa sangat dingin seperti musim dingin. Eleanor menggigil sambil memberontak sedikit. "Lepaskan aku! Aku mau temani Daniel! Daniel ...."Air mata berderai dan tidak bisa ditahan lagi. Daniel adalah anaknya. Daniel tidak boleh kenapa-napa.Jeremy terus memeluk Eleanor yang meronta-ronta. Dia menggigit bibirnya, merasakan sakit di hatinya, seperti ada bagian yang akan hilang."Eleanor, tenang sedikit. Pasti ada c

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 276

    Jeremy mengernyit dengan kuat, lalu melirik wanita yang bergerak sedikit dan perlahan berbalik badan.Eleanor berbalik. Tatapannya yang dingin jatuh pada Jeremy. Suaranya lemah, tetapi tegas saat berkata, "Itu ulah Yoana.""Kamu nggak punya bukti."Yang dikatakan Eleanor hanya spekulasi."Bukti? Ya, aku memang nggak punya bukti. Tapi, cuma ada dua orang yang mungkin melakukan hal seperti ini. Kalau bukan Yoana, berarti Tiara. Masalah ini nggak menguntungkan Tiara. Kalau ingin balas dendam padaku, dia nggak perlu menyusun rencana serumit ini. Jadi, cuma bisa Yoana."Jeremy menggosok keningnya dengan lelah. "Kita akan selidiki nanti." Kemudian, dia melangkah maju dan menggenggam lengan Eleanor. "Ayo.""Mau ke mana?""Menangani lukamu.""Nggak mau." Eleanor menoleh dan berjalan kembali ke depan jendela. Dia melihat anak yang harus dijaga 24 jam oleh dokter dan tubuhnya penuh dengan selang. Hatinya mencelos.Tatapan Jeremy tampak suram. Dia ingin langsung membawa wanita ini pergi, tetapi s

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 277

    Saat pandangannya kembali jatuh ke punggung wanita itu, Jeremy melihat luka yang tidak begitu jelas di bagian pinggang belakang Eleanor.Jeremy menyipitkan matanya, menatap beberapa detik sebelum akhirnya mengalihkan pandangan.Setelah luka selesai diobati, satu jam lebih sudah berlalu. Dokter itu juga tampak kelelahan karena keringat bercucuran di dahinya.Jeremy menyuruh Andy untuk membawa pakaian bersih dan longgar. Kemudian, dia membantu Eleanor mengenakannya.Jeremy menunduk sambil mengancingkan baju Eleanor. Dengan nada datar, dia bertanya, "Kenapa ada luka di pinggang belakangmu?"Tatapan Eleanor terlihat agak kaget. Setelah ragu sejenak, terdengar suaranya yang lemah. "Sudah lama, aku nggak sengaja terluka waktu itu."Dokter yang sedang mengambil obat pun menoleh dan tampak ragu. Sebagai seorang dokter, dia tentu tahu bahwa itu adalah bekas operasi. Namun, karena pasien sendiri sudah memberi alasan, dokter itu tidak berkata lebih lanjut.Jeremy mengaturkan bangsal untuk Eleanor

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 278

    Yoana menatap Jeremy. "Remy, kalian mau ke mana? Apa butuh bantuanku?"Tatapan Jeremy yang suram tertuju pada wajah munafik Yoana. Dia memicingkan matanya, lalu menyahut dengan nada datar, "Nggak perlu."Yoana menggigit bibirnya dan mengangguk. "Ya sudah, aku pulang dulu. Bibi sangat syok, besok aku temani Bibi lagi.""Hm." Jeremy jelas tidak berniat berbicara lebih lama dengan Yoana. Dia langsung berbalik dan pergi.Eleanor menatap wajah Yoana dengan dingin. Yoana mengernyit sedikit, tetapi tetap menyunggingkan senyuman memprovokasi. "Bu Eleanor, jangan lupa jaga kesehatanmu."Eleanor mengepalkan tangannya dengan erat. Bibirnya bergetar. "Kamu kira aku nggak bisa melakukan apa-apa karena nggak punya bukti?"Eleanor tahu Yoana adalah biang keroknya. Meskipun tidak punya bukti, dia tidak akan mengampuninya begitu saja. Penderitaan yang dialami anaknya harus dirasakan oleh Yoana ribuan kali lipat.Yoana masih berpura-pura lugu. "Aku benaran nggak tahu apa maksudmu. Aku nggak akan bersika

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 279

    Beberapa pria di dalam kandang itu bertatapan, lalu tersenyum dingin. "Kalian nggak akan bisa berurusan dengan orang itu."Jeremy menatap mereka dengan dingin, lalu duduk dengan ekspresi datar. Sambil menjepit sebatang rokok di antara jari-jarinya, dia berucap, "Katakan saja siapa orang itu.""Kami nggak akan mengkhianati majikan kami. Kalau mau, bunuh saja kami." Sekelompok orang itu tampak tidak takut mati.Jeremy mengangkat tangannya. Andy langsung memahami maksudnya. Saat berikutnya, beberapa pengawal Keluarga Adrian masuk dengan membawa berbagai alat penyiksa.Kadang, kematian bukan hal yang paling menakutkan. Yang lebih menakutkan adalah penderitaan dalam hidup. Beberapa orang itu pun mulai merasa takut melihat alat-alat yang kejam itu. Jika alat-alat itu digunakan, mereka pasti akan menyesal telah datang ke dunia ini.Andy mengingatkan, "Sebaiknya kalian cepat mengaku atau kalian akan menderita lebih lama."Para pria itu menggigit bibir, bersikeras untuk tidak membocorkan apa pu

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 280

    Jeremy mengalihkan pandangannya yang suram kepada Eleanor. Kebetulan, keduanya bertemu pandang.Jeremy memicingkan matanya, lalu memiringkan kepalanya dan bertanya, "Kamu percaya?"Eleanor berdiri diam di tempatnya, lalu beralih menatap para pembunuh itu. "Nggak percaya, tapi yang mereka katakan itu fakta."Orang-orang ini tidak berbohong. Jelas, mereka hanya mengikuti perintah dan tidak mengenal Jeremy, apalagi pernah bertemu dengan Jeremy.Mereka bersikeras mengatakan bahwa Jeremy yang menyewa mereka. Jelas sekali, ini adalah tujuan penjahat itu.Penjahat itu mengirimkan Daniel ke rumah Keluarga Adrian untuk memfitnah Jeremy. Jadi, Eleanor sama sekali tidak terkejut dengan jawaban mereka ini.Jeremy tersenyum dingin, lalu menatap pria itu. "Aku Jeremy.""Apa?" Pembunuh itu terkejut dan tidak percaya.Eleanor mengalihkan pandangannya, tidak lagi menaruh harapan pada para pembunuh ini. Mereka tidak lagi bisa mendapat informasi apa pun.Atasan mereka tidak memberi mereka informasi yang

Bab terbaru

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 303

    Eleanor selalu licik dan penuh tipu muslihat. Yoana mulai curiga bahwa Eleanor sengaja meminta dokter mengatakan hal itu agar mereka lengah."Jangan terlalu banyak berpikir. Fokus saja untuk memulihkan diri," kata Alicia. Namun, karena jari-jarinya yang sangat sakit, dia hanya sempat mengucapkan beberapa kata sebelum buru-buru pergi mencari dokter.Yoana tetap tidak bisa tenang. Matanya memicing dengan tajam. "Ayah, di mana Remy? Kenapa dia tiba-tiba meninggalkan rumah sakit?"Patrick mengerutkan alis. "Aku juga nggak tahu."Yoana merasa ada yang tidak beres dengan kepergian Jeremy dari rumah sakit secara tiba-tiba. Rasa cemas mulai menyelimuti pikirannya.Setelah mempertimbangkan cukup lama ...."Ayah, aku tetap merasa ini nggak benar. Anak itu nggak boleh dibiarkan hidup. Kalau dia nggak mati, semua usaha kita selama ini akan sia-sia," kata Yoana dengan geram."Aku akan utus orang untuk terus awasi. Kita lihat dulu beberapa waktu ke depan sebelum bertindak," jawab Patrick yang tidak

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 302

    Dengan mata merah dan berkaca-kaca, Eleanor menarik napas dalam-dalam, lalu berdiri dan menatap dokter. "Terima kasih banyak, Dokter."Dokter memberikan beberapa instruksi sebelum hendak pergi, tetapi Eleanor memanggilnya kembali. "Dokter, tunggu sebentar.""Ada yang bisa saya bantu lagi, Bu Eleanor?"Eleanor melirik ke luar ruangan, lalu menurunkan suaranya. "Aku ingin minta bantuan Anda untuk sesuatu ...."Setelah mendengarkan permintaan Eleanor, dokter melihat ke arah luar, lalu mengangguk dan berkata, "Baik, saya mengerti.""Terima kasih banyak.""Ini juga demi keselamatan pasien, sudah seharusnya," jawab dokter.Di luar, Patrick dan Alicia masih enggan pergi. Mendengar kabar bahwa anak Eleanor sadar, wajah mereka berubah suram.Ketika dokter keluar dari kamar, Bella segera mendekat untuk bertanya. Patrick dan Alicia juga memperhatikan dengan saksama."Dokter, bagaimana kondisi anak itu? Kalau dia sudah sadar, apakah berarti dia nggak dalam bahaya lagi?" tanya Bella dengan penuh ke

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 301

    Dua pengawal Keluarga Adrian segera maju untuk melindungi Eleanor. Namun tiba-tiba, terdengar suara teguran keras dari belakang. "Aku mau lihat siapa yang berani!"Semua orang menoleh ke arah suara itu dan terlihat Bella sedang duduk di kursi roda dengan didorong oleh seorang pelayan.Karena merasa bersalah, Bella tidak datang menjenguk Daniel selama beberapa hari terakhir. Namun hari ini, dia memutuskan untuk datang dan langsung melihat keributan ini."Apa-apaan ini? Ini tempat apa? Rumah sakit! Siapa yang suruh kalian buat keributan di sini?" Bella menatap tajam ke arah kerumunan dan suaranya penuh kemarahan.Sungguh tidak tahu aturan.Tidak ada yang memikirkan tempat ini adalah rumah sakit. Anak di dalam sedang berjuang hidup, tetapi mereka masih punya keberanian untuk membuat keributan di depan kamar.Eleanor akhirnya melepaskan tangan Alicia yang hampir pingsan karena rasa sakit. Alicia terhuyung mundur beberapa langkah sebelum akhirnya ditahan oleh Patrick.Dengan nada penuh amar

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 300

    "Maaf, Pak Patrick. Bos kami sudah memberi perintah untuk menjaga tempat ini, kami nggak bisa membiarkan Anda masuk," jawab salah satu pengawal dengan nada tegas."Kalau begitu, sampaikan pada Jeremy bahwa aku yang memerintah. Suruh dia datang menemuiku kalau berani. Aku jamin kalian nggak akan mendapat masalah," kata Patrick dengan nada sombong.Wajah pengawal itu menunjukkan sedikit keengganan. "Pak Patrick, bukankah Anda hanya berani datang karena tahu Bos kami lagi nggak di sini? Kalau Pak Jeremy marah, Anda sendiri juga nggak akan aman, apalagi menjamin keselamatan kami."Mereka tidak datang di saat Jeremy berada di sana, tapi langsung muncul begitu dia pergi. Jelas sekali mereka takut pada Jeremy. Pengawal-pengawal itu bukan orang bodoh dan mereka tidak akan termakan oleh ancaman kosong seperti itu.Patrick semakin marah melihat mereka tetap keras kepala. "Kalian mau minggir atau nggak? Kalau nggak, jangan salahkan kami kalau harus bertindak kasar!""Silakan saja, tapi hari ini A

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 299

    Eleanor berpikir sejenak dan kira-kira bisa menebak siapa yang melakukannya. Jika memang demikian, anggap saja itu ulahnya, dia tidak peduli!Jeremy perlahan mengalihkan pandangannya. "Aku nggak bilang begitu.""Kalau kamu berpikir begitu, itu juga nggak salah," Eleanor mengangguk, mengakui tanpa ragu-ragu.Saat itu, dokter keluar dari ruang perawatan intensif. Eleanor segera berdiri. Dokter mengangguk, memberi isyarat bahwa dia sekarang bisa masuk untuk menemani Daniel.Eleanor tidak mengatakan apa-apa lagi pada Jeremy dan langsung masuk ke kamar.Daniel masih seperti kemarin, mengenakan masker oksigen. Wajah kecilnya pucat, matanya tertutup rapat, seolah-olah tidak ada tanda-tanda kehidupan.Melihat kondisi Daniel seperti itu, Eleanor merasa seluruh kekuatannya lenyap. Dia menarik napas dalam beberapa kali, tetapi rasa sesak di dadanya tidak kunjung hilang.Seperti biasa, Eleanor duduk di samping Daniel dan menggenggam tangannya yang kecil dengan hati-hati. Dia mulai bercerita dengan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 298

    Para pelayan yang sebelumnya ketakutan oleh kejadian tadi hanya bisa bersembunyi di sudut ruangan. Ketika mereka sadar dan ingin mengejar, semuanya sudah terlambat.Pintu kamar Yoana dipenuhi orang-orang yang berkumpul untuk menyaksikan pemandangan kacau dan agak menyeramkan di dalam. Banyak di antara mereka mengeluarkan ponsel dan mulai merekam."Astaga, apa yang dilakukan dua orang ini sampai dibalas seperti ini?""Iya, pasti mereka melakukan sesuatu yang buruk. Kalau nggak, siapa yang tega membalas dendam sekejam ini?"Tiara keluar dari kamar dengan penampilan yang sangat berantakan. Orang-orang di sekitar langsung menutup hidung dan menjauh darinya."Astaga, baunya menyengat sekali! Cepat masuk lagi, jangan keluar!""Benar, jangan mengganggu orang lain dengan bau ini."Komentar orang-orang membuat Tiara merasa sangat malu. Dengan wajah merah padam, dia kembali ke kamar dengan penuh rasa malu dan amarah.Namun, kamar itu sendiri sudah dipenuhi bau amis darah yang sangat menyengat, m

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 297

    "Hah, tunggu saja," kata Glenn sambil menatap dengan sorot mata yang gelap, lalu berjalan ke jendela dan menelepon seseorang.Vivi memandangnya dengan bingung, tidak tahu apa yang dia rencanakan.Setengah jam kemudian.Entah dari mana, mereka berhasil mendapatkan dua jas putih seperti dokter. Dengan masing-masing membawa dua ember putih, mereka tiba di depan kamar Yoana.Vivi memandang benda yang dipegangnya, lalu menoleh ke arah Glenn yang kini telah menyamar dengan sangat rapi. "Kamu yakin nggak akan ada yang mengenalimu?""Apa yang perlu ditakutkan? Aku lagi menjalankan misi kebenaran."Vivi mengangkat ibu jarinya dengan kagum. "Hanya karena kamu bilang itu misi kebenaran, aku resmi jadi temanmu."Glenn menyeringai, "Sama-sama.""Ayo."Mereka berdua mendorong pintu kamar. Yoana sedang bersandar di tempat tidur sambil bermain ponsel. Wajahnya sudah terlihat jauh lebih baik. Luka-lukanya memang menyakitkan, tetapi tidak sampai mengancam nyawa.Keluarga Pratama yang kaya telah menyedia

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 296

    Eleanor panik. Dia berusaha sekuat tenaga mengejar, tetapi langkahnya tidak cukup cepat untuk menyusul Daniel yang semakin menjauh. "Daniel, jangan pergi! Daniel, kembali! Daniel ...."Daniel menoleh, tersenyum padanya, lalu berbalik dan pergi. Eleanor mencoba mengejarnya, tetapi dia terjatuh dengan keras.Ketika dia mengangkat kepalanya lagi, Daniel sudah menghilang. Sebagai gantinya, Harry muncul di hadapannya. Namun perlahan-lahan, Harry juga mulai menghilang.Air mata menggenang di mata Eleanor. Dengan panik, dia berteriak, "Jangan! Jangan pergi! Daniel! Harry!"Eleanor bangkit dari tanah, tetapi kabut putih tiba-tiba naik dan menutupi penglihatannya. Dia mencari dengan cemas, tetapi dia tidak dapat menemukan satu pun anak-anaknya."Daniel! Harry!" Eleanor tiba-tiba terbangun dari tempat tidurnya. Dia duduk dengan cepat. Tubuhnya penuh keringat dingin, napasnya terengah-engah, dan matanya penuh dengan kepanikan.Segala sesuatu dalam mimpinya terasa begitu nyata, begitu nyata hingga

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 295

    Yoana menarik napas dalam-dalam karena rasa sakit yang menusuk. Alicia segera mendekat untuk membantunya, "Aduh, sayangku, pelan-pelan, sakit sekali, ya?""Mm ...." Suara Yoana terdengar seperti hampir menangis. Merasakan rasa sakit di tubuhnya, kebenciannya terhadap Eleanor semakin membara. Dia ingin sekali menghancurkan Eleanor hingga tak bersisa.Alicia menepuk punggung Yoana untuk menenangkannya. "Bersabarlah sedikit lagi. Nanti aku dan ayahmu pasti akan menangkap perempuan itu untuk melampiaskan amarahmu."Yoana menahan amarah di dalam hatinya dan mengangguk dengan ekspresi penuh dendam. "Ibu, kita nggak boleh melepaskannya.""Ibu tahu, Sayang. Ibu tahu.""Soal Remy yang akan melakukan tes DNA sama anak itu, kalian harus mengawasi dengan sangat ketat. Nggak boleh ada kesalahan sekecil apa pun dalam hal ini." Yoana menggenggam tangan Alicia dan terus-menerus mengingatkannya."Baik, Ibu tentu tahu. Aku dan ayahmu sudah sangat berhati-hati. Kamu nggak perlu khawatir."Alicia memahami

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status