Share

Bab 232

Penulis: Arizah Karimah
Jeremy mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Alisnya berkerut, hawa dingin yang terpancar darinya begitu kuat hingga membuat Bella agak takut.

"Jeremy? Kamu ...." Sebelum Bella selesai berbicara, dia melihat Jeremy sontak menghampiri Eleanor dan menariknya keluar.

"Jeremy? Jeremy!" Wajah Bella menjadi suram karena marah.

Yoana mengernyit. "Bibi, aku akan kejar Remy."

Setelah mengatakan itu, Yoana hendak mengejar, tetapi Danuar berdiri dan menghalangi jalan Yoana. Sambil tersenyum nakal, dia berkata, "Bu Yoana, sebaiknya tunggu sebentar. Mungkin mereka ingin membahas sesuatu."

Yoana menatap kedua orang yang sudah pergi, lalu memelototi Danuar. Danuar mengangkat alisnya dengan tidak peduli.

"Lepaskan aku, Jeremy!"

Jeremy berjalan dengan sangat cepat. Dia menarik lengan Eleanor sehingga Eleanor terpaksa mengikuti langkahnya dengan susah payah. Langkahnya yang kacau membuatnya terlihat agak menyedihkan.

Dengan satu tarikan kuat, Jeremy mendorongnya ke samping mobil. Eleanor menatap mata Jeremy
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 233

    "Hm," sahut Jeremy dengan pelan, lalu turun dari mobil dan bergegas menghampiri Eleanor.Eleanor berdiri di anak tangga, menatap pria yang mendekat. Tidak ada ekspresi apa pun di wajah pria itu. Tatapannya bahkan terlihat sangat dingin.Eleanor menatap Jeremy dengan pandangan agak kosong. Seingatnya, saat mereka mengurus akta nikah beberapa tahun lalu, Jeremy juga menunjukkan ekspresi yang sama, murung, dingin, dan jengkel.Saat itu, Jeremy pasti sangat membencinya. Namun saat itu, Eleanor larut dalam perasaan cintanya yang mendalam sehingga tidak peduli. Setelah dipikirkan kembali, hubungan mereka memang tidak mungkin berakhir baik.Eleanor menunduk, perasaan sedih yang tidak bisa ditahan kembali muncul di dalam hatinya. "Ayo masuk."Ketika melihat Eleanor berjalan masuk tanpa ragu, kekesalan pada tatapan Jeremy menjadi semakin kuat. "Kamu nggak mau mempertimbangkannya lagi?""Apa yang perlu dipertimbangkan?" Eleanor tersenyum tipis dan wajahnya terlihat santai. "Bukankah kita sudah m

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 234

    Yoana juga mengangkat gaunnya dan mengikuti di belakang. Setelah sampai di samping Eleanor, dia tersenyum dingin. "Kebetulan sekali, kamu juga ikut acara ini ya?"Tiara mengerlingkan matanya dan menyindir, "Eleanor, memangnya kamu pantas ikut acara ini?""Apa urusan kalian?" tanya Eleanor balik. Kenapa kedua orang ini selalu ingin berselisih dengannya? Apa sangat menyenangkan bagi mereka?Eleanor tidak ingin terlibat dalam pertengkaran malam ini. Jadi, dia mempercepat langkah kakinya untuk menghindari mereka."Eleanor, apa maksudmu?" Tiara ingin maju untuk berdebat dengan Eleanor, tetapi Yoana memelototinya untuk menghentikannya."Kamu nggak akan bisa menang dari Eleanor. Ngapain kamu maju? Minta dihajar ya? Sebelumnya masih belum cukup?" tegur Yoana."Aku ...." Semangat Tiara yang berkobar-kobar tadi seketika sirna. Benar, Eleanor memang sangat tangguh. Mereka tidak akan bisa mengalahkannya. Keduanya hanya bisa menyaksikan Eleanor berjalan pergi."Tahan emosimu sedikit. Tempat ini buk

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 235

    "Bu Yoana, nggak usah pedulikan orang seperti ini. Kita masuk saja.""Ya, orang seperti ini sangat nggak tahu malu. Biarkan saja."Yoana diam-diam menunjukkan ekspresi meremehkan. Dia mengangkat alisnya, lalu tersenyum penuh provokasi kepada Eleanor. Setelah itu, dia berjalan masuk dengan angkuh.Eleanor sama sekali tidak menanggapi mereka. Dia melihat jam. Vivi seharusnya masih butuh 20 menit untuk sampai. Dia lantas mencari tempat duduk, lalu mengeluarkan ponselnya dan mulai memeriksa email yang belum dibaca.....Setelah memasuki aula, Tiara hampir berseru takjub melihat kemegahan tempat ini. Yang dikatakan ibunya benar, Keluarga Haningrat tidak memenuhi kualifikasi untuk menghadiri acara sebesar ini.Yoana melihat ekspresi Tiara yang seperti orang kampungan. Dalam hatinya, dia tersenyum mengejek.Yoana berjalan lebih jauh ke dalam sambil tersenyum anggun. Sementara itu, Tiara yang berjalan di sampingnya sama sekali tidak bisa menyainginya.Pada dasarnya, Yoana memang cantik. Ditamb

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 236

    Yoana mengamati ekspresi Jeremy dengan gugup, takut Jeremy akan menunjukkan perhatian terhadap Eleanor."Kak Eleanor nggak bisa masuk ya? Biar kubawa dia masuk." Bastian adalah orang pertama yang berdiri."Ehem, ehem." Danuar berdeham dua kali, menarik Bastian. "Tsk, kenapa kamu ikut campur urusan orang lain?""Apa maksudmu ikut campur urusan orang lain ...."Danuar mengambil sepotong kue kemudian sontak menyumpal mulut Bastian. "Kamu pasti lapar, makan yang banyak."'Tutup mulutmu saja deh! Kak Jeremy masih duduk di depan kita. Kita nggak berhak mengurus masalah ini!'Bastian melihat ekspresi Danuar yang aneh, lalu menyipitkan matanya dengan ragu.Danuar menatap Jeremy. "Kak, kamu bawa Kak Eleanor masuk dong. Seharusnya dia lupa bawa undangan. Dia jadi nggak bisa masuk, kasihan sekali."Satu kalimat Danuar mengubah pernyataan Yoana menjadi Eleanor lupa membawa undangan. Maknanya langsung berubah.Jeremy mengernyit. Apa urusannya wanita itu dengannya? Mereka sudah hampir bercerai. Elea

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 237

    Mendengar suara yang familier, Eleanor langsung mengangkat kepalanya. Yang muncul di depannya adalah wajah pria yang tampan dan penuh pesona.Eleanor mengangkat alisnya. "Kamu juga datang untuk menghadiri pesta ini?"Charlie berdiri santai, mengangkat alisnya sedikit. Kemudian, dia menyahut dengan suara rendah, "Ya, lagi bosan, makanya aku keluar untuk cari kesibukan. Mau masuk nggak?""Mau." Vivi baru saja menelepon dan memberitahunya bahwa dia masih butuh sekitar sepuluh menit lagi untuk tiba.Meskipun Eleanor tidak peduli pada tatapan orang-orang di sini, dia tetap merasa canggung kalau menunggu terlalu lama. Kini, ada Charlie yang bisa membawanya masuk. Eleanor merasa sangat bersyukur."Tapi, setelanmu ini ...." Eleanor menekan dagunya dengan jari sambil mengamati tubuh Charlie. "Kenapa rasanya agak aneh?"Charlie melirik pakaiannya dengan santai. "Apanya yang aneh?""Bukankah terlalu kecil?"Avery yang mengikuti di belakang Charlie merasa lucu. Tentu saja kecil, itu jasnya. Charli

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 238

    Begitu ucapan ini dilontarkan, ekspresi ketiga orang itu tampak berbeda-beda.Charlie tersenyum, menunjukkan kegembiraannya mendengar kata "pacar". Kemudian, dia mengangkat alisnya dan memuji, "Kamu pintar sekali bicara."Yoana semakin tidak bisa menahan senyumannya setelah mendengar pengakuan ini."Karena kamu begitu pintar bicara, kuhadiahi kamu dengan wisata satu hari di luar kota besok." Senyuman di wajah Charlie tiba-tiba sirna, digantikan dengan tatapan dingin dan berbahaya.Charlie tentu memahami maksud ucapan Yoana. Wanita ini ingin memanfaatkannya untuk memisahkan Eleanor dengan Jeremy agar timbul kesalahpahaman di antara mereka. Jika itu Eleanor, dia akan dimanfaatkan dengan senang hati. Namun, berani sekali wanita jelek ini memanfaatkan dirinya!Setelah mendengar ucapan Charlie, ekspresi Yoana langsung berubah. Kenangan mengerikan pada malam itu tiba-tiba membanjiri benaknya.Aura dingin dan menakutkan yang terpancar dari tubuh Charlie, membuat Yoana tidak bisa menahan rasa

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 239

    Atas dasar apa ada begitu banyak orang yang membela Eleanor? Apa yang wanita ini punya yang membuatnya pantas mendapatkan semua itu?Yoana merasa sangat tidak adil. Dia meletakkan gelas anggurnya ke atas meja dengan kuat, lalu menghampiri Eleanor."Kamu mau ke mana, Kak?" Tiara melihat Yoana minum beberapa gelas anggur secara berturut-turut. Jelas sekali, wanita ini pasti sudah mabuk."Kemari." Yoana melambaikan tangannya, memberi isyarat agar Tiara mengikutinya. Eleanor tidak bisa menolak orang yang bersulang untuknya tadi. Dia sempat minum dua gelas anggur. Karena khawatir tubuhnya kurang nyaman, dia berbalik dan keluar untuk menghirup udara segar.Di luar terdapat kolam renang terbuka yang sangat besar. Angin dingin akhir musim gugur berembus. Setelah berdiri sesaat, Eleanor memutuskan untuk kembali."Eleanor." Tiba-tiba, terdengar suara dingin dari belakang. Eleanor pun berhenti dan menoleh. Alisnya terangkat saat melihat Yoana berdiri di belakangnya.Ekspresi Eleanor tampak tidak

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 240

    Begitu keluar dan melihat pemandangan di depan, wajah Jeremy langsung sedingin es. Di permukaan air, hanya terlihat Yoana yang sedang meronta-ronta. Tidak ada sosok Eleanor.Jeremy langsung melepaskan jasnya, lalu melompat ke dalam kolam tanpa ragu sedikit pun.Ketika Jeremy hendak mencari Eleanor, dia malah mendengar teriakan ketakutan Yoana. "Remy, tolong aku. Tolong ...."Seiring terdengarnya suara minta tolong Yoana, Jeremy mendengar suara gelembung air, seolah-olah Yoana benar-benar tenggelam.Saat ini, kepala Eleanor muncul di permukaan air. Jeremy bergegas berenang ke arahnya. Ketika hendak menyelamatkan Eleanor, dia baru teringat bahwa Eleanor sangat pintar berenang.Saat itu, Eleanor pernah mempermainkan Jeremy di dalam laut, bahkan menyelamatkan Vivi yang hampir tenggelam. Jadi, Jeremy merasa wanita ini tidak perlu ditolong.Sebaliknya, suara Yoana terdengar semakin lemah. Yoana yang benar-benar butuh pertolongan.Jeremy ragu-ragu sejenak, lalu berbalik dan menjulurkan tangan

Bab terbaru

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 412

    Bella menggigit bibirnya dengan agak getir. "Hmm.""Semua ini ditulis oleh Jeremy. Awalnya, dia nggak percaya pada hal-hal seperti ini. Tapi karena kamu, setiap malam saat dia nggak bisa tidur, dia berlutut di depan altar dan berdoa. Totalnya ada 248 halaman, dia melakukannya selama 62 hari berturut-turut."Eleanor menatap buku tebal itu. Setiap halaman ditulis dengan rapi, semuanya adalah tulisan tangan Jeremy. Hatinya sedikit bergetar.Eleanor tidak tahu apakah Jeremy benar-benar percaya pada dewa, tetapi yang jelas, dia menulis ini sambil berdoa, sambil menyesali perbuatannya, sambil menyalahkan diri sendiri, sambil merasakan sakit.Melihat tulisan-tulisan itu, Eleanor bisa membayangkan sosok seorang pria yang menunduk sambil mencatat setiap tulisan dengan penuh ketulusan."Jeremy memang pernah menyakitimu. Selama kamu menghilang, dia hidup dalam penderitaan setiap hari, bahkan gangguan tidurnya semakin parah sampai nggak ada obat yang berkhasiat.""Dia sama sekali nggak bisa tidur.

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 411

    Eleanor mengernyitkan alisnya. "Nggak ada."Semua barang milik Eleanor sudah disimpan oleh Jovita, tidak ada yang tersisa lagi.Jovita menatap mata Eleanor, seolah-olah ingin memastikan yang dikatakan Eleanor memang benar. "Eleanor, coba pikirkan lagi baik-baik, benaran nggak ada benda lain?""Nggak ada," jawab Eleanor dengan tegas sambil menggelengkan kepala. Semua barang peninggalan ibunya untuknya berada di Keluarga Haningrat karena saat itu dia masih berusia puluhan tahun. Dia yang tidak memiliki persiapan apa pun tidak mungkin bisa melawan kelicikan dari Robert dan Felicia, sehingga semua barang itu tidak pernah sampai ke tangannya.Ekspresi Jovita berubah dan menganggukkan kepalanya, seolah-olah merasa lega."Nenek, kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti ini? Apa ada sesuatu yang penting?" tanya Eleanor.Jovita langsung menggelengkan kepalanya. "Nggak ada apa-apa. Hanya saja tiba-tiba teringat, jadi aku coba bertanya padamu."Eleanor yang cemberut pun menganggukkan kepala dengan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 410

    "Di mana Nenek?" Eleanor tidak ingin membuang waktu berbicara dengan Tiara.Meskipun Eleanor tahu Tiara hanyalah alat yang dimanfaatkan oleh Yoana untuk menanggung kesalahannya, Tiara tetap memiliki niat buruk terhadap anak-anaknya dan bersedia dimanfaatkan secara sukarela.Saat ini, Eleanor tidak punya waktu untuk berurusan dengannya. Selama Tiara tidak menimbulkan masalah lagi, Eleanor akan menganggapnya tidak ada.Tiara tertegun sejenak sebelum menunjuk ke lantai atas. "Nenek ada di atas."Eleanor langsung menaiki tangga. Begitu dia pergi, Tiara buru-buru menelepon ayah dan ibunya. "Ayah, Eleanor masih hidup ...!"Eleanor tiba di depan kamar Jovita dan mengetuk pintu dengan pelan. Sesaat kemudian, terdengar suara dari dalam. "Masuk."Eleanor membuka pintu dan melangkah masuk. Jovita yang memakai kacamata rabun tua sedang duduk di kursi malas dekat jendela besar sambil merajut sesuatu. Cahaya matahari menyelimuti tubuhnya, memberikan kesan hangat dan damai.Ketika dia mengangkat kepa

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 409

    "Kukembalikan kepadamu," ujar Jeremy.Charlie mengangkat alis. "Kamu menyelidikiku?"Jeremy menatapnya dengan tenang. "Aku cuma menebak."Selama dua bulan terakhir, kecurigaan Jeremy terhadap Charlie tidak pernah surut. Dia terus mengawasi Charlie dan akhirnya menemukan sejumlah besar uang yang keluar dari rekeningnya.Empat triliun. Bukan jumlah kecil, cukup untuk membeli sebuah kediaman mewah atau barang berharga lainnya. Anehnya, Charlie hanya mengeluarkan uang tanpa membeli aset apa pun.Lebih mencurigakan lagi, transaksi itu terjadi tepat tiga hari setelah Eleanor menghilang. Ditambah dengan pengakuan Eleanor bahwa dia terkena racun yang sangat langka, Jeremy menyimpulkan bahwa uang itu kemungkinan besar telah digunakan untuk menyelamatkan Eleanor.Jika itu memang untuk Eleanor, Jeremy merasa sudah seharusnya dia kembalikan.Charlie tertawa kecil, meletakkan cek itu di atas meja dengan santai. "Kamu ini siapa? Berani sekali kamu menggantikan dia membayar utangnya?"Jeremy menyahut

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 408

    Langkah kaki Eleanor terhenti sejenak. Masa dia tidak berani duduk di sofa rumah sendiri?Dengan tenang, dia mendekat dan duduk. Jarak di antara dia dan Jeremy tidak terlalu dekat, tetapi juga tidak jauh, cukup untuk satu orang duduk di antara mereka.Tidak ada yang berbicara. Seolah-olah mereka memang hanya tidak bisa tidur dan duduk untuk menonton film. Namun, nyatanya tidak ada yang benar-benar menonton.Saat film diputar hingga setengah, Jeremy tiba-tiba merasakan beban lembut di bahunya. Hatinya bergetar. Dia menoleh sedikit, dagunya tanpa sengaja menyentuh dahi Eleanor yang tertidur lelap.Perlahan-lahan, dia mengangkat tangannya, setengah merangkul wanita itu. Bibirnya membentuk senyuman tipis.Dia menggendong Eleanor dengan hati-hati, seolah-olah mengangkat barang paling berharga di dunia. Kemudian, dia berbaring di samping Eleanor.Aroma wangi yang samar dari tubuh Eleanor terasa menenangkan, perlahan meredam kegelisahan dalam hati Jeremy. Jeremy menunduk untuk mengecup dahiny

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 407

    Eleanor memberikan satu set pakaian untuk Vivi, sementara Jeremy sudah membawa anak-anak ke ruang tamu.Lima menit kemudian, mereka semua duduk di ruang tamu, saling bertukar pandang. Vivi melihat Jeremy, lalu Eleanor, kemudian menatap mereka berempat. Di tengah keluarga ini, keberadaannya benar-benar terasa berlebihan.Saat berikutnya, dia teringat kejadian di restoran tadi. Mereka berdua ... mau balikan? Vivi berpikir, merasa lebih baik tidak ikut campur urusan asmara orang lain. Jadi, dia mengambil tasnya dan berdiri. "Aku paham, aku paham."Karena tidak ingin merusak momen, dia langsung bersiap untuk pergi. "Aku datang lagi lain kali."Dalam sekejap, Vivi melesat keluar. Eleanor melihat kepergiannya yang secepat kilat, merasa Vivi sudah sangat mahir dalam seni melarikan diri.Eleanor menatap Jeremy. "Kamu benar-benar mau menginap di sini?""Kalau tidur di luar, aku bisa mati kedinginan. Jadi ...." Jeremy menarik sudut bibirnya. "Kasihanilah aku."Eleanor mengangguk. Dia tidak sekej

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 406

    Jeremy terdiam sejenak, lalu menghela napas. Akhirnya, dia berkata, "Mobilku rusak."Mobil rusak, artinya dia tidak bisa pulang.Eleanor menatapnya. Pria ini ingin menginap? Jangan mimpi!Berpura-pura tidak mengerti, Eleanor berujar, "Tunggu sebentar."Jeremy tidak tahu maksudnya, sampai dia melihat Eleanor mengambil kunci mobil dan menjelaskan di mana mobilnya diparkir dengan sabar. "Pakai saja, besok suruh orang antar kembali."Jeremy menatap kunci mobil di telapak tangannya, lalu tiba-tiba tersenyum. Wanita ini sengaja!"Tebak gimana aku bisa membawa mereka ke sini?" tanyanya."Hm?" Eleanor berkedip bingung."Aku bilang kalau aku nggak melihatmu, aku akan mati. Kalau aku pulang, apakah orang tua keras kepala itu akan memindahkan rumahnya ke sini malam ini juga?"Eleanor melihat kedua anak yang dipegangnya. Dia tahu betapa keras kepala dan semena-menanya Simon. Pria tua itu memang akan melakukan hal seperti itu.Jadi, maksud Jeremy adalah kalau dia di sini, anak-anak di sini. Kalau d

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 405

    Simon perlahan-lahan menuruni tangga. "Sudah tengah malam, kalian mau ke mana?""Nggak bisa tidur, jadi mau jalan-jalan sebentar," balas Jeremy dengan tenang sambil menoleh, tanpa tanda-tanda berbohong."Nggak bisa tidur, jadi jalan-jalan?" Simon mengulangi kata-katanya, lalu mendengus dingin. "Jalan-jalan sebentar, lalu ujung-ujungnya pergi menemui Eleanor, 'kan?"Ekspresi Simon penuh dengan ketegasan. Kedua anak itu tinggal di rumah Keluarga Adrian. Selama Eleanor masih hidup, cepat atau lambat dia pasti akan kembali.Melihat perubahan sikap kedua anak itu terhadap Jeremy, Simon pun bisa menebak bahwa Eleanor pasti masih hidup dan sudah kembali. Hal ini membuat tatapan Simon dipenuhi kekhawatiran.Jeremy menggigit bibirnya erat-erat, lalu tiba-tiba berkata dengan nada ringan, "Aku hampir mati.""Apa?" Simon mengernyit tajam."Gangguan tidur. Bastian bilang kalau aku nggak segera mendapat perawatan, aku akan mati." Nada suara Jeremy begitu datar, seolah-olah dia hanya sedang membicara

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 404

    Jeremy mengusap keningnya, berjalan ke sisi tempat tidur. Dia melihat dua bagian pada selimutnya sedikit menggembung dan terus bergerak seperti ulat.Dia menarik selimut itu. Di bawahnya, terlihat dua bocah kecil yang sedang berbaring di atas tempat tidurnya. Mereka menatapnya dengan senyuman penuh harapan."Papa, akhirnya kamu datang! Malam ini kami tidur bersamamu ya. Cepat naik!"Harry menepuk tempat di sebelahnya, sementara Daniel bergeser ke samping, memberikan ruang yang lebih luas untuk Jeremy.Alis Jeremy berkedut keras. "Kalian sedang merencanakan apa?""Papa 'kan susah tidur malam-malam. Nih, buatmu."Jeremy menatap buku pelajaran yang tiba-tiba diselipkan ke tangannya. Alisnya semakin berkedut. "Buat apa ini?""Baca buku! Aku selalu mengantuk kalau baca buku. Sangat efektif. Coba saja!"Jeremy sungguh kehabisan kata-kata melihat tingkah mereka.Harry masuk ke dalam selimut, lalu menatap Jeremy. "Cepat baca."Jeremy mengusap keningnya dengan pasrah. "Kalau ada sesuatu yang in

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status