Share

Bab 236

Penulis: Arizah Karimah
Yoana mengamati ekspresi Jeremy dengan gugup, takut Jeremy akan menunjukkan perhatian terhadap Eleanor.

"Kak Eleanor nggak bisa masuk ya? Biar kubawa dia masuk." Bastian adalah orang pertama yang berdiri.

"Ehem, ehem." Danuar berdeham dua kali, menarik Bastian. "Tsk, kenapa kamu ikut campur urusan orang lain?"

"Apa maksudmu ikut campur urusan orang lain ...."

Danuar mengambil sepotong kue kemudian sontak menyumpal mulut Bastian. "Kamu pasti lapar, makan yang banyak."

'Tutup mulutmu saja deh! Kak Jeremy masih duduk di depan kita. Kita nggak berhak mengurus masalah ini!'

Bastian melihat ekspresi Danuar yang aneh, lalu menyipitkan matanya dengan ragu.

Danuar menatap Jeremy. "Kak, kamu bawa Kak Eleanor masuk dong. Seharusnya dia lupa bawa undangan. Dia jadi nggak bisa masuk, kasihan sekali."

Satu kalimat Danuar mengubah pernyataan Yoana menjadi Eleanor lupa membawa undangan. Maknanya langsung berubah.

Jeremy mengernyit. Apa urusannya wanita itu dengannya? Mereka sudah hampir bercerai. Elea
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 237

    Mendengar suara yang familier, Eleanor langsung mengangkat kepalanya. Yang muncul di depannya adalah wajah pria yang tampan dan penuh pesona.Eleanor mengangkat alisnya. "Kamu juga datang untuk menghadiri pesta ini?"Charlie berdiri santai, mengangkat alisnya sedikit. Kemudian, dia menyahut dengan suara rendah, "Ya, lagi bosan, makanya aku keluar untuk cari kesibukan. Mau masuk nggak?""Mau." Vivi baru saja menelepon dan memberitahunya bahwa dia masih butuh sekitar sepuluh menit lagi untuk tiba.Meskipun Eleanor tidak peduli pada tatapan orang-orang di sini, dia tetap merasa canggung kalau menunggu terlalu lama. Kini, ada Charlie yang bisa membawanya masuk. Eleanor merasa sangat bersyukur."Tapi, setelanmu ini ...." Eleanor menekan dagunya dengan jari sambil mengamati tubuh Charlie. "Kenapa rasanya agak aneh?"Charlie melirik pakaiannya dengan santai. "Apanya yang aneh?""Bukankah terlalu kecil?"Avery yang mengikuti di belakang Charlie merasa lucu. Tentu saja kecil, itu jasnya. Charli

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 238

    Begitu ucapan ini dilontarkan, ekspresi ketiga orang itu tampak berbeda-beda.Charlie tersenyum, menunjukkan kegembiraannya mendengar kata "pacar". Kemudian, dia mengangkat alisnya dan memuji, "Kamu pintar sekali bicara."Yoana semakin tidak bisa menahan senyumannya setelah mendengar pengakuan ini."Karena kamu begitu pintar bicara, kuhadiahi kamu dengan wisata satu hari di luar kota besok." Senyuman di wajah Charlie tiba-tiba sirna, digantikan dengan tatapan dingin dan berbahaya.Charlie tentu memahami maksud ucapan Yoana. Wanita ini ingin memanfaatkannya untuk memisahkan Eleanor dengan Jeremy agar timbul kesalahpahaman di antara mereka. Jika itu Eleanor, dia akan dimanfaatkan dengan senang hati. Namun, berani sekali wanita jelek ini memanfaatkan dirinya!Setelah mendengar ucapan Charlie, ekspresi Yoana langsung berubah. Kenangan mengerikan pada malam itu tiba-tiba membanjiri benaknya.Aura dingin dan menakutkan yang terpancar dari tubuh Charlie, membuat Yoana tidak bisa menahan rasa

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 239

    Atas dasar apa ada begitu banyak orang yang membela Eleanor? Apa yang wanita ini punya yang membuatnya pantas mendapatkan semua itu?Yoana merasa sangat tidak adil. Dia meletakkan gelas anggurnya ke atas meja dengan kuat, lalu menghampiri Eleanor."Kamu mau ke mana, Kak?" Tiara melihat Yoana minum beberapa gelas anggur secara berturut-turut. Jelas sekali, wanita ini pasti sudah mabuk."Kemari." Yoana melambaikan tangannya, memberi isyarat agar Tiara mengikutinya. Eleanor tidak bisa menolak orang yang bersulang untuknya tadi. Dia sempat minum dua gelas anggur. Karena khawatir tubuhnya kurang nyaman, dia berbalik dan keluar untuk menghirup udara segar.Di luar terdapat kolam renang terbuka yang sangat besar. Angin dingin akhir musim gugur berembus. Setelah berdiri sesaat, Eleanor memutuskan untuk kembali."Eleanor." Tiba-tiba, terdengar suara dingin dari belakang. Eleanor pun berhenti dan menoleh. Alisnya terangkat saat melihat Yoana berdiri di belakangnya.Ekspresi Eleanor tampak tidak

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 240

    Begitu keluar dan melihat pemandangan di depan, wajah Jeremy langsung sedingin es. Di permukaan air, hanya terlihat Yoana yang sedang meronta-ronta. Tidak ada sosok Eleanor.Jeremy langsung melepaskan jasnya, lalu melompat ke dalam kolam tanpa ragu sedikit pun.Ketika Jeremy hendak mencari Eleanor, dia malah mendengar teriakan ketakutan Yoana. "Remy, tolong aku. Tolong ...."Seiring terdengarnya suara minta tolong Yoana, Jeremy mendengar suara gelembung air, seolah-olah Yoana benar-benar tenggelam.Saat ini, kepala Eleanor muncul di permukaan air. Jeremy bergegas berenang ke arahnya. Ketika hendak menyelamatkan Eleanor, dia baru teringat bahwa Eleanor sangat pintar berenang.Saat itu, Eleanor pernah mempermainkan Jeremy di dalam laut, bahkan menyelamatkan Vivi yang hampir tenggelam. Jadi, Jeremy merasa wanita ini tidak perlu ditolong.Sebaliknya, suara Yoana terdengar semakin lemah. Yoana yang benar-benar butuh pertolongan.Jeremy ragu-ragu sejenak, lalu berbalik dan menjulurkan tangan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 241

    "Lepaskan aku." Eleanor mendorong tubuh Jeremy untuk menjauh dari pelukannya.Tiba-tiba, suasana menjadi mencekam!Kegembiraan karena Eleanor terbangun seketika menghilang dari tatapan Jeremy, hanya menyisakan rasa dingin yang menusuk. Jadi, wanita ini benar-benar tidak ingin disentuh olehnya!Semakin Eleanor menolak untuk disentuh, Jeremy justru semakin ingin menyentuhnya. "Mau ke mana kamu? Kondisimu lemah sekali." Jeremy menariknya kembali dengan kasar. Tidak ada sedikit pun kelembutan pada suaranya.Tubuh Eleanor basah kuyup sehingga gaun ketat yang melekat di tubuhnya semakin menonjolkan lekukan tubuhnya yang sempurna. Segalanya terlihat sangat menggoda. Jeremy memeluknya erat-erat. Tubuhnya yang tinggi dan besar menghalangi pandangan orang lain kepada Eleanor.Jeremy tidak ingin orang lain melihat Eleanor yang seksi seperti ini, benar-benar tidak ingin.Danuar dan Bastian keluar dengan santai karena tidak tahu apa yang terjadi. Saat melihat setengah orang di aula pesta keluar, me

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 242

    Sebaliknya, Yoana tampak seperti akan pingsan. Jeremy mengernyit, lalu menggendong Yoana. "Bawa jalan."Jeremy menggendong Yoana mengikuti manajer hotel menuju kamar.Eleanor berdiri tegak dengan sekuat tenaga. Dia tidak ingin terlihat lemah di hadapan Jeremy.Saat kerumunan mulai bubar, Eleanor yang sudah berusaha keras menahan diri akhirnya tidak kuat lagi. Dia hendak bersandar pada dinding, tetapi sebuah tangan menahannya.Eleanor mendongak dan tatapannya bertemu dengan mata gelap Charlie. Saat melihat Charlie yang juga basah kuyup, Eleanor merasa sangat bersyukur. Dia tahu bahwa Charlie juga melompat ke air untuk menyelamatkannya."Terima kasih," ucap Eleanor.Wajah Charlie terlihat datar. Suaranya dingin menusuk. "Kenapa harus bersikeras begini?"Eleanor menarik sudut bibirnya sedikit. "Untuk apa terlihat lemah?" Hanya orang yang dicintai yang berhak terlihat lemah, 'kan?"Kita pulang saja," ujar Eleanor dengan suara pelan. Namun, ketika dia hendak melangkah, matanya malah terpeja

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 243

    Jeremy mengedarkan tatapan tajam. Dia menarik Yoana kembali. "Lepaskan.""Minggir."Jeremy mengernyit dan hendak menyingkirkan tangan Charlie. Namun, Charlie sontak menangkisnya dengan tangan yang satu lagi.Keduanya bertarung sengit. Kemampuan mereka seimbang sehingga bisa bertarung beberapa ronde.Yoana yang tercampakkan hanya bisa menyaksikan keduanya saling memukul. Suasana hati mereka berdua sangat buruk hari ini. Kemarahan yang sudah lama terpendam meledak, seolah-olah ingin melampiaskan semuanya."Kamu begitu menyayangi dia ya?" Tatapan Charlie memancarkan kemarahan. Dia benar-benar ingin membunuh Yoana.Jeremy tentu menyadari hal ini. Yoana tidak melakukan kesalahan apa pun, tapi pria ini seperti orang gila yang ingin membunuhnya. Jeremy tidak akan membiarkannya. "Pergi!""Kalau nggak? Aku harus memberi wanita ini pelajaran hari ini." Charlie tidak pernah ragu untuk memukul wanita. Siapa pun yang menyakiti Eleanor akan dia bunuh. Tidak ada yang bisa menghentikannya.Jeremy mela

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 244

    "Dengan senang hati." Tatapan Charlie memancarkan kekejaman. Dia tidak akan takut pada Jeremy. Sebaliknya, dia ingin sekali menghajar pria ini.Jeremy mengalihkan pandangannya dan mendorong tangan Charlie. Saat ini, dia tidak punya minat untuk berkelahi. Dia menatap Eleanor sambil bertanya kepada dokter, "Gimana kondisinya?"Jeremy teringat kembali pada adegan sebelumnya. Jelas-jelas Eleanor terlihat baik-baik saja tadi. Kenapa sekarang malah terlihat begitu lemah?Dokter menjawab, "Nggak ada masalah besar. Hanya saja, sebelumnya Bu Eleanor sempat demam ringan. Ditambah lagi dia kelelahan dan tenggelam cukup lama. Fisiknya juga lebih lemah dari orang biasa, jadi dia butuh lebih banyak istirahat."Jeremy memicingkan matanya. "Lebih lemah dari orang biasa? Apa maksudnya?"Charlie melirik Jeremy dengan dingin. Bibir tipisnya tersungging, membentuk senyuman mengejek. "Kamu ingin tahu?"Jeremy meliriknya sekilas."Aku nggak akan kasih tahu."Charlie tahu bahwa Eleanor tidak memberi tahu Jer

Bab terbaru

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 412

    Bella menggigit bibirnya dengan agak getir. "Hmm.""Semua ini ditulis oleh Jeremy. Awalnya, dia nggak percaya pada hal-hal seperti ini. Tapi karena kamu, setiap malam saat dia nggak bisa tidur, dia berlutut di depan altar dan berdoa. Totalnya ada 248 halaman, dia melakukannya selama 62 hari berturut-turut."Eleanor menatap buku tebal itu. Setiap halaman ditulis dengan rapi, semuanya adalah tulisan tangan Jeremy. Hatinya sedikit bergetar.Eleanor tidak tahu apakah Jeremy benar-benar percaya pada dewa, tetapi yang jelas, dia menulis ini sambil berdoa, sambil menyesali perbuatannya, sambil menyalahkan diri sendiri, sambil merasakan sakit.Melihat tulisan-tulisan itu, Eleanor bisa membayangkan sosok seorang pria yang menunduk sambil mencatat setiap tulisan dengan penuh ketulusan."Jeremy memang pernah menyakitimu. Selama kamu menghilang, dia hidup dalam penderitaan setiap hari, bahkan gangguan tidurnya semakin parah sampai nggak ada obat yang berkhasiat.""Dia sama sekali nggak bisa tidur.

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 411

    Eleanor mengernyitkan alisnya. "Nggak ada."Semua barang milik Eleanor sudah disimpan oleh Jovita, tidak ada yang tersisa lagi.Jovita menatap mata Eleanor, seolah-olah ingin memastikan yang dikatakan Eleanor memang benar. "Eleanor, coba pikirkan lagi baik-baik, benaran nggak ada benda lain?""Nggak ada," jawab Eleanor dengan tegas sambil menggelengkan kepala. Semua barang peninggalan ibunya untuknya berada di Keluarga Haningrat karena saat itu dia masih berusia puluhan tahun. Dia yang tidak memiliki persiapan apa pun tidak mungkin bisa melawan kelicikan dari Robert dan Felicia, sehingga semua barang itu tidak pernah sampai ke tangannya.Ekspresi Jovita berubah dan menganggukkan kepalanya, seolah-olah merasa lega."Nenek, kenapa kamu tiba-tiba bertanya seperti ini? Apa ada sesuatu yang penting?" tanya Eleanor.Jovita langsung menggelengkan kepalanya. "Nggak ada apa-apa. Hanya saja tiba-tiba teringat, jadi aku coba bertanya padamu."Eleanor yang cemberut pun menganggukkan kepala dengan

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 410

    "Di mana Nenek?" Eleanor tidak ingin membuang waktu berbicara dengan Tiara.Meskipun Eleanor tahu Tiara hanyalah alat yang dimanfaatkan oleh Yoana untuk menanggung kesalahannya, Tiara tetap memiliki niat buruk terhadap anak-anaknya dan bersedia dimanfaatkan secara sukarela.Saat ini, Eleanor tidak punya waktu untuk berurusan dengannya. Selama Tiara tidak menimbulkan masalah lagi, Eleanor akan menganggapnya tidak ada.Tiara tertegun sejenak sebelum menunjuk ke lantai atas. "Nenek ada di atas."Eleanor langsung menaiki tangga. Begitu dia pergi, Tiara buru-buru menelepon ayah dan ibunya. "Ayah, Eleanor masih hidup ...!"Eleanor tiba di depan kamar Jovita dan mengetuk pintu dengan pelan. Sesaat kemudian, terdengar suara dari dalam. "Masuk."Eleanor membuka pintu dan melangkah masuk. Jovita yang memakai kacamata rabun tua sedang duduk di kursi malas dekat jendela besar sambil merajut sesuatu. Cahaya matahari menyelimuti tubuhnya, memberikan kesan hangat dan damai.Ketika dia mengangkat kepa

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 409

    "Kukembalikan kepadamu," ujar Jeremy.Charlie mengangkat alis. "Kamu menyelidikiku?"Jeremy menatapnya dengan tenang. "Aku cuma menebak."Selama dua bulan terakhir, kecurigaan Jeremy terhadap Charlie tidak pernah surut. Dia terus mengawasi Charlie dan akhirnya menemukan sejumlah besar uang yang keluar dari rekeningnya.Empat triliun. Bukan jumlah kecil, cukup untuk membeli sebuah kediaman mewah atau barang berharga lainnya. Anehnya, Charlie hanya mengeluarkan uang tanpa membeli aset apa pun.Lebih mencurigakan lagi, transaksi itu terjadi tepat tiga hari setelah Eleanor menghilang. Ditambah dengan pengakuan Eleanor bahwa dia terkena racun yang sangat langka, Jeremy menyimpulkan bahwa uang itu kemungkinan besar telah digunakan untuk menyelamatkan Eleanor.Jika itu memang untuk Eleanor, Jeremy merasa sudah seharusnya dia kembalikan.Charlie tertawa kecil, meletakkan cek itu di atas meja dengan santai. "Kamu ini siapa? Berani sekali kamu menggantikan dia membayar utangnya?"Jeremy menyahut

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 408

    Langkah kaki Eleanor terhenti sejenak. Masa dia tidak berani duduk di sofa rumah sendiri?Dengan tenang, dia mendekat dan duduk. Jarak di antara dia dan Jeremy tidak terlalu dekat, tetapi juga tidak jauh, cukup untuk satu orang duduk di antara mereka.Tidak ada yang berbicara. Seolah-olah mereka memang hanya tidak bisa tidur dan duduk untuk menonton film. Namun, nyatanya tidak ada yang benar-benar menonton.Saat film diputar hingga setengah, Jeremy tiba-tiba merasakan beban lembut di bahunya. Hatinya bergetar. Dia menoleh sedikit, dagunya tanpa sengaja menyentuh dahi Eleanor yang tertidur lelap.Perlahan-lahan, dia mengangkat tangannya, setengah merangkul wanita itu. Bibirnya membentuk senyuman tipis.Dia menggendong Eleanor dengan hati-hati, seolah-olah mengangkat barang paling berharga di dunia. Kemudian, dia berbaring di samping Eleanor.Aroma wangi yang samar dari tubuh Eleanor terasa menenangkan, perlahan meredam kegelisahan dalam hati Jeremy. Jeremy menunduk untuk mengecup dahiny

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 407

    Eleanor memberikan satu set pakaian untuk Vivi, sementara Jeremy sudah membawa anak-anak ke ruang tamu.Lima menit kemudian, mereka semua duduk di ruang tamu, saling bertukar pandang. Vivi melihat Jeremy, lalu Eleanor, kemudian menatap mereka berempat. Di tengah keluarga ini, keberadaannya benar-benar terasa berlebihan.Saat berikutnya, dia teringat kejadian di restoran tadi. Mereka berdua ... mau balikan? Vivi berpikir, merasa lebih baik tidak ikut campur urusan asmara orang lain. Jadi, dia mengambil tasnya dan berdiri. "Aku paham, aku paham."Karena tidak ingin merusak momen, dia langsung bersiap untuk pergi. "Aku datang lagi lain kali."Dalam sekejap, Vivi melesat keluar. Eleanor melihat kepergiannya yang secepat kilat, merasa Vivi sudah sangat mahir dalam seni melarikan diri.Eleanor menatap Jeremy. "Kamu benar-benar mau menginap di sini?""Kalau tidur di luar, aku bisa mati kedinginan. Jadi ...." Jeremy menarik sudut bibirnya. "Kasihanilah aku."Eleanor mengangguk. Dia tidak sekej

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 406

    Jeremy terdiam sejenak, lalu menghela napas. Akhirnya, dia berkata, "Mobilku rusak."Mobil rusak, artinya dia tidak bisa pulang.Eleanor menatapnya. Pria ini ingin menginap? Jangan mimpi!Berpura-pura tidak mengerti, Eleanor berujar, "Tunggu sebentar."Jeremy tidak tahu maksudnya, sampai dia melihat Eleanor mengambil kunci mobil dan menjelaskan di mana mobilnya diparkir dengan sabar. "Pakai saja, besok suruh orang antar kembali."Jeremy menatap kunci mobil di telapak tangannya, lalu tiba-tiba tersenyum. Wanita ini sengaja!"Tebak gimana aku bisa membawa mereka ke sini?" tanyanya."Hm?" Eleanor berkedip bingung."Aku bilang kalau aku nggak melihatmu, aku akan mati. Kalau aku pulang, apakah orang tua keras kepala itu akan memindahkan rumahnya ke sini malam ini juga?"Eleanor melihat kedua anak yang dipegangnya. Dia tahu betapa keras kepala dan semena-menanya Simon. Pria tua itu memang akan melakukan hal seperti itu.Jadi, maksud Jeremy adalah kalau dia di sini, anak-anak di sini. Kalau d

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 405

    Simon perlahan-lahan menuruni tangga. "Sudah tengah malam, kalian mau ke mana?""Nggak bisa tidur, jadi mau jalan-jalan sebentar," balas Jeremy dengan tenang sambil menoleh, tanpa tanda-tanda berbohong."Nggak bisa tidur, jadi jalan-jalan?" Simon mengulangi kata-katanya, lalu mendengus dingin. "Jalan-jalan sebentar, lalu ujung-ujungnya pergi menemui Eleanor, 'kan?"Ekspresi Simon penuh dengan ketegasan. Kedua anak itu tinggal di rumah Keluarga Adrian. Selama Eleanor masih hidup, cepat atau lambat dia pasti akan kembali.Melihat perubahan sikap kedua anak itu terhadap Jeremy, Simon pun bisa menebak bahwa Eleanor pasti masih hidup dan sudah kembali. Hal ini membuat tatapan Simon dipenuhi kekhawatiran.Jeremy menggigit bibirnya erat-erat, lalu tiba-tiba berkata dengan nada ringan, "Aku hampir mati.""Apa?" Simon mengernyit tajam."Gangguan tidur. Bastian bilang kalau aku nggak segera mendapat perawatan, aku akan mati." Nada suara Jeremy begitu datar, seolah-olah dia hanya sedang membicara

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 404

    Jeremy mengusap keningnya, berjalan ke sisi tempat tidur. Dia melihat dua bagian pada selimutnya sedikit menggembung dan terus bergerak seperti ulat.Dia menarik selimut itu. Di bawahnya, terlihat dua bocah kecil yang sedang berbaring di atas tempat tidurnya. Mereka menatapnya dengan senyuman penuh harapan."Papa, akhirnya kamu datang! Malam ini kami tidur bersamamu ya. Cepat naik!"Harry menepuk tempat di sebelahnya, sementara Daniel bergeser ke samping, memberikan ruang yang lebih luas untuk Jeremy.Alis Jeremy berkedut keras. "Kalian sedang merencanakan apa?""Papa 'kan susah tidur malam-malam. Nih, buatmu."Jeremy menatap buku pelajaran yang tiba-tiba diselipkan ke tangannya. Alisnya semakin berkedut. "Buat apa ini?""Baca buku! Aku selalu mengantuk kalau baca buku. Sangat efektif. Coba saja!"Jeremy sungguh kehabisan kata-kata melihat tingkah mereka.Harry masuk ke dalam selimut, lalu menatap Jeremy. "Cepat baca."Jeremy mengusap keningnya dengan pasrah. "Kalau ada sesuatu yang in

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status