Share

Bab 231

Penulis: Arizah Karimah
Jeremy menggertakkan giginya dengan murka.

"Ya sudah, kamu tetap di sini saja." Eleanor mengambil barang-barangnya, bersiap untuk pergi. "Dah!"

"Eleanor, kembali!" Tidak pernah ada yang berani bersikap seperti ini pada Jeremy sebelumnya. Makanya, dia benar-benar murka.

Eleanor berlari keluar tanpa menoleh sedikit pun. Dia bahkan sengaja menutup pintu, memastikan tidak ada yang bisa menemukan Jeremy dalam waktu singkat.

Jeremy hanya bisa menyaksikan Eleanor pergi dengan tatapan suram.

Eleanor tidak berani menunda lebih lama. Dia pergi ke kamar Harry, lalu berpesan beberapa hal sebelum bergegas turun. Karena Jeremy ingin membunuhnya, dia harus segera pergi.

"Eleanor," panggil Bella tiba-tiba dengan nada bicara yang penuh kebencian seperti biasanya.

Yoana mengambil cangkir teh dan menyesap dengan santai. Tidak ada yang menyadari senyuman dingin dan puas di bibirnya.

Eleanor menghentikan langkah kakinya. "Ada apa?"

Bella menatapnya dengan dingin, "Kamu nggak perlu datang untuk mengobati Je
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Maratus Sholihah
terlalu muter muter,laki2nya kurang cerdik,jadi mengurangi peminat bacanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 232

    Jeremy mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Alisnya berkerut, hawa dingin yang terpancar darinya begitu kuat hingga membuat Bella agak takut."Jeremy? Kamu ...." Sebelum Bella selesai berbicara, dia melihat Jeremy sontak menghampiri Eleanor dan menariknya keluar."Jeremy? Jeremy!" Wajah Bella menjadi suram karena marah.Yoana mengernyit. "Bibi, aku akan kejar Remy."Setelah mengatakan itu, Yoana hendak mengejar, tetapi Danuar berdiri dan menghalangi jalan Yoana. Sambil tersenyum nakal, dia berkata, "Bu Yoana, sebaiknya tunggu sebentar. Mungkin mereka ingin membahas sesuatu."Yoana menatap kedua orang yang sudah pergi, lalu memelototi Danuar. Danuar mengangkat alisnya dengan tidak peduli."Lepaskan aku, Jeremy!"Jeremy berjalan dengan sangat cepat. Dia menarik lengan Eleanor sehingga Eleanor terpaksa mengikuti langkahnya dengan susah payah. Langkahnya yang kacau membuatnya terlihat agak menyedihkan.Dengan satu tarikan kuat, Jeremy mendorongnya ke samping mobil. Eleanor menatap mata Jeremy

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 233

    "Hm," sahut Jeremy dengan pelan, lalu turun dari mobil dan bergegas menghampiri Eleanor.Eleanor berdiri di anak tangga, menatap pria yang mendekat. Tidak ada ekspresi apa pun di wajah pria itu. Tatapannya bahkan terlihat sangat dingin.Eleanor menatap Jeremy dengan pandangan agak kosong. Seingatnya, saat mereka mengurus akta nikah beberapa tahun lalu, Jeremy juga menunjukkan ekspresi yang sama, murung, dingin, dan jengkel.Saat itu, Jeremy pasti sangat membencinya. Namun saat itu, Eleanor larut dalam perasaan cintanya yang mendalam sehingga tidak peduli. Setelah dipikirkan kembali, hubungan mereka memang tidak mungkin berakhir baik.Eleanor menunduk, perasaan sedih yang tidak bisa ditahan kembali muncul di dalam hatinya. "Ayo masuk."Ketika melihat Eleanor berjalan masuk tanpa ragu, kekesalan pada tatapan Jeremy menjadi semakin kuat. "Kamu nggak mau mempertimbangkannya lagi?""Apa yang perlu dipertimbangkan?" Eleanor tersenyum tipis dan wajahnya terlihat santai. "Bukankah kita sudah m

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 234

    Yoana juga mengangkat gaunnya dan mengikuti di belakang. Setelah sampai di samping Eleanor, dia tersenyum dingin. "Kebetulan sekali, kamu juga ikut acara ini ya?"Tiara mengerlingkan matanya dan menyindir, "Eleanor, memangnya kamu pantas ikut acara ini?""Apa urusan kalian?" tanya Eleanor balik. Kenapa kedua orang ini selalu ingin berselisih dengannya? Apa sangat menyenangkan bagi mereka?Eleanor tidak ingin terlibat dalam pertengkaran malam ini. Jadi, dia mempercepat langkah kakinya untuk menghindari mereka."Eleanor, apa maksudmu?" Tiara ingin maju untuk berdebat dengan Eleanor, tetapi Yoana memelototinya untuk menghentikannya."Kamu nggak akan bisa menang dari Eleanor. Ngapain kamu maju? Minta dihajar ya? Sebelumnya masih belum cukup?" tegur Yoana."Aku ...." Semangat Tiara yang berkobar-kobar tadi seketika sirna. Benar, Eleanor memang sangat tangguh. Mereka tidak akan bisa mengalahkannya. Keduanya hanya bisa menyaksikan Eleanor berjalan pergi."Tahan emosimu sedikit. Tempat ini buk

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 235

    "Bu Yoana, nggak usah pedulikan orang seperti ini. Kita masuk saja.""Ya, orang seperti ini sangat nggak tahu malu. Biarkan saja."Yoana diam-diam menunjukkan ekspresi meremehkan. Dia mengangkat alisnya, lalu tersenyum penuh provokasi kepada Eleanor. Setelah itu, dia berjalan masuk dengan angkuh.Eleanor sama sekali tidak menanggapi mereka. Dia melihat jam. Vivi seharusnya masih butuh 20 menit untuk sampai. Dia lantas mencari tempat duduk, lalu mengeluarkan ponselnya dan mulai memeriksa email yang belum dibaca.....Setelah memasuki aula, Tiara hampir berseru takjub melihat kemegahan tempat ini. Yang dikatakan ibunya benar, Keluarga Haningrat tidak memenuhi kualifikasi untuk menghadiri acara sebesar ini.Yoana melihat ekspresi Tiara yang seperti orang kampungan. Dalam hatinya, dia tersenyum mengejek.Yoana berjalan lebih jauh ke dalam sambil tersenyum anggun. Sementara itu, Tiara yang berjalan di sampingnya sama sekali tidak bisa menyainginya.Pada dasarnya, Yoana memang cantik. Ditamb

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 236

    Yoana mengamati ekspresi Jeremy dengan gugup, takut Jeremy akan menunjukkan perhatian terhadap Eleanor."Kak Eleanor nggak bisa masuk ya? Biar kubawa dia masuk." Bastian adalah orang pertama yang berdiri."Ehem, ehem." Danuar berdeham dua kali, menarik Bastian. "Tsk, kenapa kamu ikut campur urusan orang lain?""Apa maksudmu ikut campur urusan orang lain ...."Danuar mengambil sepotong kue kemudian sontak menyumpal mulut Bastian. "Kamu pasti lapar, makan yang banyak."'Tutup mulutmu saja deh! Kak Jeremy masih duduk di depan kita. Kita nggak berhak mengurus masalah ini!'Bastian melihat ekspresi Danuar yang aneh, lalu menyipitkan matanya dengan ragu.Danuar menatap Jeremy. "Kak, kamu bawa Kak Eleanor masuk dong. Seharusnya dia lupa bawa undangan. Dia jadi nggak bisa masuk, kasihan sekali."Satu kalimat Danuar mengubah pernyataan Yoana menjadi Eleanor lupa membawa undangan. Maknanya langsung berubah.Jeremy mengernyit. Apa urusannya wanita itu dengannya? Mereka sudah hampir bercerai. Elea

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 237

    Mendengar suara yang familier, Eleanor langsung mengangkat kepalanya. Yang muncul di depannya adalah wajah pria yang tampan dan penuh pesona.Eleanor mengangkat alisnya. "Kamu juga datang untuk menghadiri pesta ini?"Charlie berdiri santai, mengangkat alisnya sedikit. Kemudian, dia menyahut dengan suara rendah, "Ya, lagi bosan, makanya aku keluar untuk cari kesibukan. Mau masuk nggak?""Mau." Vivi baru saja menelepon dan memberitahunya bahwa dia masih butuh sekitar sepuluh menit lagi untuk tiba.Meskipun Eleanor tidak peduli pada tatapan orang-orang di sini, dia tetap merasa canggung kalau menunggu terlalu lama. Kini, ada Charlie yang bisa membawanya masuk. Eleanor merasa sangat bersyukur."Tapi, setelanmu ini ...." Eleanor menekan dagunya dengan jari sambil mengamati tubuh Charlie. "Kenapa rasanya agak aneh?"Charlie melirik pakaiannya dengan santai. "Apanya yang aneh?""Bukankah terlalu kecil?"Avery yang mengikuti di belakang Charlie merasa lucu. Tentu saja kecil, itu jasnya. Charli

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 238

    Begitu ucapan ini dilontarkan, ekspresi ketiga orang itu tampak berbeda-beda.Charlie tersenyum, menunjukkan kegembiraannya mendengar kata "pacar". Kemudian, dia mengangkat alisnya dan memuji, "Kamu pintar sekali bicara."Yoana semakin tidak bisa menahan senyumannya setelah mendengar pengakuan ini."Karena kamu begitu pintar bicara, kuhadiahi kamu dengan wisata satu hari di luar kota besok." Senyuman di wajah Charlie tiba-tiba sirna, digantikan dengan tatapan dingin dan berbahaya.Charlie tentu memahami maksud ucapan Yoana. Wanita ini ingin memanfaatkannya untuk memisahkan Eleanor dengan Jeremy agar timbul kesalahpahaman di antara mereka. Jika itu Eleanor, dia akan dimanfaatkan dengan senang hati. Namun, berani sekali wanita jelek ini memanfaatkan dirinya!Setelah mendengar ucapan Charlie, ekspresi Yoana langsung berubah. Kenangan mengerikan pada malam itu tiba-tiba membanjiri benaknya.Aura dingin dan menakutkan yang terpancar dari tubuh Charlie, membuat Yoana tidak bisa menahan rasa

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 239

    Atas dasar apa ada begitu banyak orang yang membela Eleanor? Apa yang wanita ini punya yang membuatnya pantas mendapatkan semua itu?Yoana merasa sangat tidak adil. Dia meletakkan gelas anggurnya ke atas meja dengan kuat, lalu menghampiri Eleanor."Kamu mau ke mana, Kak?" Tiara melihat Yoana minum beberapa gelas anggur secara berturut-turut. Jelas sekali, wanita ini pasti sudah mabuk."Kemari." Yoana melambaikan tangannya, memberi isyarat agar Tiara mengikutinya. Eleanor tidak bisa menolak orang yang bersulang untuknya tadi. Dia sempat minum dua gelas anggur. Karena khawatir tubuhnya kurang nyaman, dia berbalik dan keluar untuk menghirup udara segar.Di luar terdapat kolam renang terbuka yang sangat besar. Angin dingin akhir musim gugur berembus. Setelah berdiri sesaat, Eleanor memutuskan untuk kembali."Eleanor." Tiba-tiba, terdengar suara dingin dari belakang. Eleanor pun berhenti dan menoleh. Alisnya terangkat saat melihat Yoana berdiri di belakangnya.Ekspresi Eleanor tampak tidak

Bab terbaru

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 396

    Sasha terkejut melihat ekspresi Jeremy, tetapi tubuhnya secara refleks mendekat saat melihat wajah Jeremy yang tampan dan menawan. "Pak Jeremy, ada apa denganmu? Apa kamu nggak enak badan? Apa kamu perlu bantuanku ....""Menjauh dariku," kata Jeremy dengan nada yang muram serta dingin dan tatapannya tajam seolah-olah hendak membunuh seseorang.Tatapan Jeremy membuat Sasha menghentikan langkahnya dan berdiri di tempat dengan ekspresi bingung. Saat Jeremy mengambil pakaian dan langsung pergi, dia sempat mengejar Jeremy beberapa langkah. Namun, melihat Jeremy yang begitu marah, dia kembali berhenti dan tidak berani mendekat lagi. Hanya saja, dia tidak mengerti apa yang telah dilakukannya sampai Jeremy begitu marah.Jeremy segera pergi dari sana.Melihat Jeremy yang keluar dengan begitu cepat, pemilik klub melihat jam tangannya. Menyadari Sasha masuk hanya puluhan menit saja, dia berpikir Jeremy tidak begitu hebat dan agak lemah. Namun, dia tentu saja hanya berani berpikir begitu dalam hat

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 395

    Setelah Eleanor keluar, pemilik kelab yang mengetahui kedatangan Jeremy pun datang dan menyiapkan beberapa botol anggur terbaik. Bahkan, dia memilihkan wanita tercantik untuk menemani Jeremy.Wanita itu bernama Sasha. Di depan pintu, pemilik kelab berpesan kepada Sasha untuk melayani Jeremy sebaik mungkin. Kemudian, dia membawanya masuk.Begitu masuk, Sasha langsung terpana melihat pria yang duduk di sofa. Pandangannya tidak bisa dialihkan lagi.Pria ini sangat tampan. Apalagi, dia adalah Jeremy, pewaris Keluarga Adrian, keluarga paling berpengaruh di ibu kota. Dia adalah sosok yang luar biasa.Dengan penuh percaya diri, Sasha melangkah mendekat, menonjolkan tubuhnya yang selama ini selalu dibanggakan. Tanpa ragu, dia bersandar pada Jeremy dan mengeluarkan suara manja, "Pak Jeremy ...."Kepala Jeremy berdenyut sakit. Saat aroma parfum yang menyengat mendekat, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengernyit.Sasha hanya menatap wajah mabuk itu, sama sekali tidak menyadari betapa terg

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 394

    Eleanor menemukan ruang VIP tempat Jeremy berada. Dia sempat ragu sejenak di luar sebelum akhirnya mendorong pintu dan masuk.Ruangan itu sunyi dan rapi, tidak seperti yang dia bayangkan. Tidak ada kebisingan atau kekacauan. Matanya menyapu seluruh ruangan sebelum akhirnya tertuju pada sosok pria yang terbaring di sofa.Jeremy bersandar di sofa dengan mata terpejam rapat. Di meja depan, tampak botol-botol kosong berserakan. Bisa dilihat pria ini minum sangat banyak.Jantung Eleanor berdetak semakin cepat saat dia melangkah mendekat. Kakinya tanpa sengaja menendang salah satu botol kosong di lantai, menimbulkan suara kecil yang membuat hatinya menegang. Namun, pria itu tetap tidak bereaksi.Eleanor memperlambat langkahnya, lalu berdiri di samping Jeremy. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh lengannya dengan lembut, lalu memanggil dengan pelan, "Jeremy?"Tiba-tiba, pria yang memejamkan mata itu langsung mengangkat tangannya dan mencengkeram pergelangan tangan Eleanor.Matanya yang dingin

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 393

    "Masuklah." Vivi membuka pintu kursi belakang, memberi isyarat kepada kedua anak kecil untuk masuk.Tiba-tiba, kedua anak itu langsung membeku. Mata besar mereka menatap orang di dalam mobil dengan tidak percaya. Mereka terpaku di tempat, tidak bisa bergerak sedikit pun.Ketika melihat kedua anak itu menatapnya dengan penuh keterkejutan, mata Eleanor langsung memerah. Tanpa ragu, dia turun dari mobil dan langsung memeluk mereka berdua."Anak-anakku, Mama sudah kembali."Kedua anak itu tetap tidak bergerak. Sampai suara lembut Eleanor terdengar di telinga mereka, hingga kehangatan pelukannya menyelimuti mereka, barulah mereka sadar ....Dalam sekejap, mata mereka yang basah. Air mata mulai berlinang di wajah mereka."Mama?" panggil Harry dengan ragu."Mama di sini. Maafkan Mama, Daniel, Harry. Kalian sampai menunggu begitu lama. Mama sudah kembali." Suara Eleanor bergetar saat dia memeluk mereka erat-erat.Akhirnya, kedua anak itu menyadari bahwa ini bukan mimpi. Ibu mereka benar-benar

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 392

    Keesokan harinya, di bandara.Eleanor tetap memutuskan untuk kembali. Dia tidak bisa begitu saja meninggalkan kedua anaknya begitu saja.Begitu turun dari pesawat, Eleanor sekali lagi menginjakkan kaki di tempat ini. Perasaannya agak sedih.Pada akhirnya, dia tetap kembali.Sebuah Audi putih berhenti di depan Eleanor. Seorang wanita bergegas turun, menatapnya dengan mata membelalak. Seketika, matanya dipenuhi air mata."Eleanor ...." Vivi menatap Eleanor yang berdiri hidup-hidup di depannya, tidak tahu dirinya harus menangis atau tertawa. "Eleanor, ini ... benaran kamu?"Eleanor tersenyum lembut. "Ini aku."Air mata Vivi langsung mengalir deras. Dia berlari dan langsung memeluk Eleanor erat-erat."Eleanor! Kamu ... kamu benaran masih hidup .... Huhu ... kemarin saat kamu meneleponku, kupikir aku sedang mimpi .... Kamu menghilang begitu lama, aku ketakutan setengah mati ...."Vivi menangis dengan emosinal, tubuhnya bahkan gemetar saat memeluk Eleanor. Eleanor membiarkan dirinya dipeluk.

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 391

    Jeremy pasti akan menemukan Eleanor dan membawanya kembali, sementara Simon juga tidak akan membiarkan keturunan Keluarga Adrian dibawa pergi. Kecuali meninggal, Simon tidak akan berhenti memburu Eleanor.Jelas, ini bukan kehidupan yang Eleanor inginkan. Namun, dia juga tidak mungkin meninggalkan anak-anaknya dan tetap tinggal di sini. Satu-satunya pilihan adalah kembali dengan identitasnya sebagai Eleanor, agar bisa tetap melihat anak-anaknya.Charlie memahami ini dan Eleanor tentu lebih memahaminya.Eleanor mengatupkan bibir, tenggelam dalam pikirannya. Setelah berpikir lama, dia menunduk dan tersenyum pahit. Keluarga Adrian tidak mau melepaskannya, dia juga tidak bisa melepaskan anak-anaknya. Jadi, dia tidak akan bisa memutus hubungan dengan Keluarga Adrian untuk selamanya.Charlie mendongak, tatapan yang dalam menyapu Eleanor. Anak-anak selalu menjadi kecemasan Eleanor, juga menjadi ikatan yang tidak bisa dihapuskan di antara dia dan Jeremy. Sejujurnya, jika Charlie cukup kejam, di

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 390

    Eleanor berpikir sejenak, lalu mengangguk. Jika dia sudah koma selama lebih dari dua bulan, itu artinya kondisinya pasti sangat buruk di awal. Masuk akal jika Charlie mengirim kedua anaknya ke Keluarga Adrian."Minum obat ini." Arnav datang dengan membawa semangkuk obat.Eleanor mencoba duduk dan Charlie segera membantunya. Dia menerima mangkuk itu. Aroma khas obat herbal langsung menyeruak. Eleanor mengendus perlahan dan segera mengenali komposisinya. Dia agak terkejut. "Ini ramuan penawar racun?""Ya, dua bulan yang lalu kamu diracuni. Obat ini bisa membantu membersihkan sisa racunnya," jelas Arnav."Kamu bilang aku diracuni?""Racunnya sangat bahaya. Tapi, untungnya Charlie ...." Arnav tiba-tiba berhenti bicara karena dia bisa merasakan tatapan Charlie yang langsung mengarah padanya. Dia segera berdeham dan mengganti ucapannya, "Untung saja ilmu medisku luar biasa, jadi aku berhasil menyelamatkanmu."Dengan cerdik, Arnav membanggakan dirinya sendiri dan menelan kata-kata yang hampir

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 389

    Selena mengerutkan alisnya, menatap ke lantai dua. Simon yang berdiri di lantai atas mengangguk, memberi isyarat agar dia pergi. Dia yang akan menyelesaikannya.Selena langsung pergi. Pelayan yang berdiri di tempat terkejut selama beberapa detik. Dia tahu Jeremy terus mencari Eleanor. Ketika dia hendak mengejar, Simon memanggilnya ke ruang kerja.Saat Selena keluar, Jeremy baru saja kembali dari luar. Dari dalam mobil, Jeremy melihat ke luar. Dia merasa dirinya melihat sosok yang sangat familier. Hatinya sontak bergetar.Namun, sosok itu segera menghilang dalam kegelapan. Jeremy menarik kembali pandangannya dan tersenyum sinis.Sejak Eleanor pergi, dia merasa semua orang terlihat seperti Eleanor. Sebenarnya wanita itu ada di mana? Siapa orang yang ada dalam video itu?Jika itu bukan Eleanor, bagaimana mungkin dia bisa terlihat persis dengan Eleanor? Kenapa harus menuduh Eleanor?Jeremy memijat pelipisnya. Semakin dipikirkan, semua terasa semakin rumit.....Musim dingin berlalu, musim

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 388

    Wanita itu menatap Simon selama beberapa detik, lalu berlutut dengan hormat di bawah tatapan terkejut dari Simon. "Kakek."Simon terkejut karena tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Kamu? Eleanor, apa yang kamu lakukan? Tunggu dulu ...."Simon segera bangkit dari kursinya sampai lupa mengambil tongkatnya, lalu berjalan mendekati wanita itu sambil bertumpu pada meja. Dia mengernyitkan alis dan mengamati wajah yang mirip dengan Eleanor itu dengan cermat. Bukan hanya wajah, bahkan suara dan ekspresi wanita ini juga mirip dengan Eleanor. Namun, Eleanor tidak mungkin memanggilnya kakek, apalagi berlutut seperti ini."Kamu bukan Eleanor. Siapa kamu?" tanya Simon.Wanita itu mengangkat kepalanya untuk menatap Simon, lalu memperlihatkan bekas luka yang samar di lengannya. "Kakek, aku ini Selena."Tubuh Simon langsung menjadi kaku dan tatapannya terlihat sangat terkejut saat menatap bekas luka yang familier itu. Setelah menatap Selena cukup lama, suaranya akhirnya kembali lagi. "Kamu ...

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status