Share

Bab 223

Penulis: Arizah Karimah
Pria yang duduk di kursi utama tampak berwajah dingin dan suram. Namun, sorot mata yang penuh dengan kemarahan terlihat sangat jelas.

Andy saat ini juga berkeringat deras. Namun dia tahu, satu-satunya orang yang bisa membuat bos mereka semarah ini tidak lain adalah orang dari rumah sakit tadi.

Entah apa yang dikatakan oleh Eleanor kepada bosnya, sejak keluar dari rumah sakit, ekspresi Jeremy tampak seperti ingin menghancurkan dunia.

Kepala Departemen HRD menyelesaikan laporan pekerjaannya dengan hati-hati, lalu berdiri di tempat dan menunggu perintah dari bos besar.

Namun, beberapa detik berlalu, Jeremy tetap tidak berbicara sepatah kata pun. Kepala Departemen HRD melirik Andy di sampingnya dengan cemas. Matanya seakan-akan sedang meminta pertolongan.

Andy menyeka keringat di dahinya, lalu melangkah maju dengan hati-hati mendekati Jeremy dan berkata dengan suara pelan, "Bos, Pak Jose sudah selesai memberikan laporan."

Jeremy mengerutkan alis, menundukkan kepala, membuka dokumen di tang
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 224

    "Kenapa kamu?"Saat melihat Jeremy berjalan masuk, ekspresi Yoana awalnya tampak terkejut. Tadinya dia mengira harus menunggu lama karena Jeremy masih sedang rapat. Tak disangka, Jeremy malah meninggalkan rapat demi menjumpainya.Hanya saja, kegembiraannya hanya berlangsung selama sedetik. Jeremy sepertinya menganggapnya sebagai orang lain.Yoana tidak bisa mengendalikan ekspresi wajahnya yang kaku. "Ini aku. Jeremy, kamu kira siapa?"Jeremy mengernyit. Andy yang mengikutinya dari belakang juga tertegun saat memasuki ruangan kantor."Bu Yoana?"Tatapan yang dingin dilemparkan kepada Andy. Seketika, Andy merasa dirinya diliputi hawa dingin. Padahal seharusnya Eleanor, kenapa malah jadi Yoana?Andy menoleh kepada sekretaris wanita yang berdiri di belakangnya, seolah-olah wanita itu yang membuatnya dalam masalah. "Bukannya kamu bilang Nyonya datang? Kenapa malah jadi Bu Yoana?"Merasakan hawa intimidasi dari bosnya, sekretaris wanita itu berkata dengan gemetaran, "Nyonya yang kumaksud itu

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 225

    Pantas saja Jeremy begitu tegas mengajukan pembatalan pernikahan. Apakah dia benar-benar tidak berarti apa-apa dibandingkan dengan Eleanor? Apakah Jeremy jatuh cinta pada Eleanor? Apa yang membuat Eleanor begitu berharga di matanya?Yoana menggigit gigi gerahamnya dengan keras. Meskipun hatinya terasa sakit, penemuan ini baginya adalah sebuah celah yang bisa dimanfaatkan.Dengan wajah penuh kesedihan, Yoana melanjutkan, "Bibi sebenarnya sudah setuju, tetapi Bu Eleanor malah menaikkan permintaan, ingin empat triliun. Ibu bilang dia terlalu serakah. Aku juga menegurnya, dan Bu Eleanor jadi marah, lalu melemparkan gelas hingga mengenai tanganku."Jeremy mengangkat matanya yang tajam dan menatap Yoana. Matanya menyipit dengan penuh bahaya sehingga membuat tangan Yoana gemetaran."Eleanor minta empat triliun?""Iya," jawab Yoana dengan yakin. Dia berharap membuat Jeremy percaya bahwa Eleanor serakah dan membuatnya merasa muak padanya. Namun, Jeremy hanya mencibir dengan senyum penuh ejekan.

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 226

    Yoana tidak sabar mengajak Tiara keluar untuk menemani dirinya memilih gaun. Setelah menerima panggilan, Tiara langsung melemparkan ponselnya.Tiara menggertakkan gigi. Ekspresinya penuh kemarahan. "Sialan, dia kira aku budaknya? Semua kesalahan dilemparkan kepadaku, semua hal baik cuma untuk dia. Sekarang dia masih ingin aku menemaninya belanja? Lebih baik dia mati saja!"Felicia buru-buru mengambil ponselnya dan memandang Tiara dengan cemas. Kejadian semalam telah membuat Tiara sangat membenci Eleanor dan Yoana."Tiara, jangan begini. Bisnis keluarga kita masih bergantung pada Keluarga Pratama." Robert tidak memiliki bakat bisnis. Banyak proyek dari Grup Haningrat yang harus bergantung pada Keluarga Pratama. Itu sebabnya, mereka sama sekali tidak berani membuat Yoana marah.Contoh saja kejadian semalam, apa pun yang Yoana perintahkan, mereka hanya bisa mengikutinya. Mereka harus menelan semua kepahitan yang ada."Tadi Ibu dengar dia bilang ada pesta besok malam. Pesta yang dia hadiri

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 227

    "Kamu kebanyakan nonton drama belakangan ini ya? Kamu sampai merasa nenekku adalah big boss yang sembunyi di balik layar?"Vivi mendengus. "Ya sudah, semoga cuma aku yang berlebihan."Bagaimanapun, di Keluarga Haningrat, Jovita adalah satu-satunya orang yang Eleanor peduli. Vivi tidak berharap Jovita sama seperti orang-orang Keluarga Haningrat."Tapi Eleanor, mau kamu percaya atau nggak, jangan ceritakan masalahmu padanya seperti anak kecil. Nggak ada salahnya berhati-hati, 'kan?""Ya, aku ngerti." Eleanor memang tidak berencana memberi tahu orang-orang Keluarga Haningrat tentang masalah ini. Ini karena dia tahu manusia sebaik apa pun pasti bisa pilih kasih."Oh ya, besok malam ada pesta. Ikut yuk, kamu baru pulang dan menjalankan perusahaan. Acara-acara seperti itu harus dihadiri, biar lebih banyak orang yang mengenalmu.""Oke.""Kalau begitu, sekarang kita mampir sebentar untuk pilih gaun?"Eleanor melihat jam tangannya. Hari ini dia punya banyak urusan. Pukul 4.30 sore harus menjemp

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 228

    "Kamu tunggu saja, aku akan membalas penghinaan semalam."Eleanor tersenyum tipis. "Aku tunggu." Setelah itu, Eleanor dan Vivi langsung pergi.Yoana menarik lengan Tiara. "Sudah, jangan ribut lagi. Masih ada banyak waktu ke depannya. Nggak usah terburu-buru. Besok malam kamu ikut aku ke pesta.""Ya, aku tahu." Yoana mengajaknya bukan karena niat baik, tapi karena ingin memanfaatkannya. Itu sebabnya, Tiara tidak merasa senang.Tiara tidak lagi bersikap seperti biasanya yang selalu memuji dan menyenangkan hati Yoana. Hal ini membuat Yoana yang biasa disanjung olehnya merasa kesal.Yoana tahu kenapa Tiara bersikap seperti ini. Ini karena kejadian semalam. Tiara merasa diperlakukan tidak adil."Kamu masih nggak bisa lupain kejadian semalam? Kamu merasa aku seharusnya mengizinkanmu menjatuhkan Eleanor, 'kan?" Yoana melipat tangannya sambil menatap Tiara dengan dingin.Tiara menggigit bibirnya dan tidak mengatakan apa-apa."Dasar bodoh.""Kamu!" Tiara hampir marah, tetapi tiba-tiba teringat

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 229

    Yoana sengaja melebih-lebihkan di hadapan Bella. Jika Eleanor tidak berhasil menyembuhkan Jeremy atau ada penyakit lain yang tidak bisa disembuhkannya, bukankah dia akan dianggap sebagai penipu?Eleanor tersenyum dingin dalam hatinya. "Aku bukan dewa, nggak semua penyakit bisa kuobati."Yoana memandang Eleanor sambil tersenyum. "Berarti, kamu mengatakan keahlian medismu kurang ya?""Keahlian medis bukan dinilai oleh orang lain atau diri sendiri, tapi dinilai dari proses dan hasil pengobatan. Sebelum masuk ruang operasi, apa ada dokter yang berani jamin operasi akan berhasil? Kalau dia nggak memberimu jaminan, apa kamu akan mengatakan dia nggak terampil?""Selain itu, aku cuma bilang nggak semua penyakit bisa kuobati dan kamu langsung bilang keahlianku rendah. Ini cukup menarik. Kalau aku bisa mengobati semua penyakit, bukankah kamu akan memberi hormat padaku dan memanggilku dewa saat bertemu?""Lebih baik berhenti mengatakan hal-hal bodoh seperti itu. Kalau nggak, kamu sendiri yang aka

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 230

    Sungguh menakutkan. Danuar merasa topik pembicaraan ini bisa membuatnya meledak.Danuar segera memberi isyarat mata kepada Bastian. Bastian berkata dengan santai, "Kita juga nggak bisa panggil kamu Bu Eleanor terus, kedengarannya terlalu formal.""Betul sekali.""Dokter Eleanor juga boleh." Eleanor mendongak menatap keduanya, sama sekali tidak menyadari bahwa wajah pria yang duduk di sofa sudah sangat suram."Eee ...." Danuar menyunggingkan sudut bibirnya. Sialan, dia memang suka bicara omong kosong. Kenapa dia malah membahas topik ini tadi?"Kak Eleanor saja deh. Boleh, 'kan?" tanya Danuar segera."Terserah." Asal jangan memanggilnya kakak ipar."Kalian berdua keluar." Jeremy yang duduk diam di sofa akhirnya bersuara.Danuar dan Bastian menatap Jeremy yang duduk di sofa kulit hitam. Mereka merasa Jeremy bukan duduk di sofa, melainkan di atas singgasana tengkorak. Jeremy terlihat seperti penguasa kejam yang tidak punya belas kasihan."Ya sudah, kami keluar dulu." Sebenarnya Danuar ingi

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 231

    Jeremy menggertakkan giginya dengan murka."Ya sudah, kamu tetap di sini saja." Eleanor mengambil barang-barangnya, bersiap untuk pergi. "Dah!""Eleanor, kembali!" Tidak pernah ada yang berani bersikap seperti ini pada Jeremy sebelumnya. Makanya, dia benar-benar murka.Eleanor berlari keluar tanpa menoleh sedikit pun. Dia bahkan sengaja menutup pintu, memastikan tidak ada yang bisa menemukan Jeremy dalam waktu singkat.Jeremy hanya bisa menyaksikan Eleanor pergi dengan tatapan suram.Eleanor tidak berani menunda lebih lama. Dia pergi ke kamar Harry, lalu berpesan beberapa hal sebelum bergegas turun. Karena Jeremy ingin membunuhnya, dia harus segera pergi."Eleanor," panggil Bella tiba-tiba dengan nada bicara yang penuh kebencian seperti biasanya.Yoana mengambil cangkir teh dan menyesap dengan santai. Tidak ada yang menyadari senyuman dingin dan puas di bibirnya.Eleanor menghentikan langkah kakinya. "Ada apa?"Bella menatapnya dengan dingin, "Kamu nggak perlu datang untuk mengobati Je

Bab terbaru

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 396

    Sasha terkejut melihat ekspresi Jeremy, tetapi tubuhnya secara refleks mendekat saat melihat wajah Jeremy yang tampan dan menawan. "Pak Jeremy, ada apa denganmu? Apa kamu nggak enak badan? Apa kamu perlu bantuanku ....""Menjauh dariku," kata Jeremy dengan nada yang muram serta dingin dan tatapannya tajam seolah-olah hendak membunuh seseorang.Tatapan Jeremy membuat Sasha menghentikan langkahnya dan berdiri di tempat dengan ekspresi bingung. Saat Jeremy mengambil pakaian dan langsung pergi, dia sempat mengejar Jeremy beberapa langkah. Namun, melihat Jeremy yang begitu marah, dia kembali berhenti dan tidak berani mendekat lagi. Hanya saja, dia tidak mengerti apa yang telah dilakukannya sampai Jeremy begitu marah.Jeremy segera pergi dari sana.Melihat Jeremy yang keluar dengan begitu cepat, pemilik klub melihat jam tangannya. Menyadari Sasha masuk hanya puluhan menit saja, dia berpikir Jeremy tidak begitu hebat dan agak lemah. Namun, dia tentu saja hanya berani berpikir begitu dalam hat

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 395

    Setelah Eleanor keluar, pemilik kelab yang mengetahui kedatangan Jeremy pun datang dan menyiapkan beberapa botol anggur terbaik. Bahkan, dia memilihkan wanita tercantik untuk menemani Jeremy.Wanita itu bernama Sasha. Di depan pintu, pemilik kelab berpesan kepada Sasha untuk melayani Jeremy sebaik mungkin. Kemudian, dia membawanya masuk.Begitu masuk, Sasha langsung terpana melihat pria yang duduk di sofa. Pandangannya tidak bisa dialihkan lagi.Pria ini sangat tampan. Apalagi, dia adalah Jeremy, pewaris Keluarga Adrian, keluarga paling berpengaruh di ibu kota. Dia adalah sosok yang luar biasa.Dengan penuh percaya diri, Sasha melangkah mendekat, menonjolkan tubuhnya yang selama ini selalu dibanggakan. Tanpa ragu, dia bersandar pada Jeremy dan mengeluarkan suara manja, "Pak Jeremy ...."Kepala Jeremy berdenyut sakit. Saat aroma parfum yang menyengat mendekat, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengernyit.Sasha hanya menatap wajah mabuk itu, sama sekali tidak menyadari betapa terg

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 394

    Eleanor menemukan ruang VIP tempat Jeremy berada. Dia sempat ragu sejenak di luar sebelum akhirnya mendorong pintu dan masuk.Ruangan itu sunyi dan rapi, tidak seperti yang dia bayangkan. Tidak ada kebisingan atau kekacauan. Matanya menyapu seluruh ruangan sebelum akhirnya tertuju pada sosok pria yang terbaring di sofa.Jeremy bersandar di sofa dengan mata terpejam rapat. Di meja depan, tampak botol-botol kosong berserakan. Bisa dilihat pria ini minum sangat banyak.Jantung Eleanor berdetak semakin cepat saat dia melangkah mendekat. Kakinya tanpa sengaja menendang salah satu botol kosong di lantai, menimbulkan suara kecil yang membuat hatinya menegang. Namun, pria itu tetap tidak bereaksi.Eleanor memperlambat langkahnya, lalu berdiri di samping Jeremy. Dia mengulurkan tangan dan menyentuh lengannya dengan lembut, lalu memanggil dengan pelan, "Jeremy?"Tiba-tiba, pria yang memejamkan mata itu langsung mengangkat tangannya dan mencengkeram pergelangan tangan Eleanor.Matanya yang dingin

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 393

    "Masuklah." Vivi membuka pintu kursi belakang, memberi isyarat kepada kedua anak kecil untuk masuk.Tiba-tiba, kedua anak itu langsung membeku. Mata besar mereka menatap orang di dalam mobil dengan tidak percaya. Mereka terpaku di tempat, tidak bisa bergerak sedikit pun.Ketika melihat kedua anak itu menatapnya dengan penuh keterkejutan, mata Eleanor langsung memerah. Tanpa ragu, dia turun dari mobil dan langsung memeluk mereka berdua."Anak-anakku, Mama sudah kembali."Kedua anak itu tetap tidak bergerak. Sampai suara lembut Eleanor terdengar di telinga mereka, hingga kehangatan pelukannya menyelimuti mereka, barulah mereka sadar ....Dalam sekejap, mata mereka yang basah. Air mata mulai berlinang di wajah mereka."Mama?" panggil Harry dengan ragu."Mama di sini. Maafkan Mama, Daniel, Harry. Kalian sampai menunggu begitu lama. Mama sudah kembali." Suara Eleanor bergetar saat dia memeluk mereka erat-erat.Akhirnya, kedua anak itu menyadari bahwa ini bukan mimpi. Ibu mereka benar-benar

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 392

    Keesokan harinya, di bandara.Eleanor tetap memutuskan untuk kembali. Dia tidak bisa begitu saja meninggalkan kedua anaknya begitu saja.Begitu turun dari pesawat, Eleanor sekali lagi menginjakkan kaki di tempat ini. Perasaannya agak sedih.Pada akhirnya, dia tetap kembali.Sebuah Audi putih berhenti di depan Eleanor. Seorang wanita bergegas turun, menatapnya dengan mata membelalak. Seketika, matanya dipenuhi air mata."Eleanor ...." Vivi menatap Eleanor yang berdiri hidup-hidup di depannya, tidak tahu dirinya harus menangis atau tertawa. "Eleanor, ini ... benaran kamu?"Eleanor tersenyum lembut. "Ini aku."Air mata Vivi langsung mengalir deras. Dia berlari dan langsung memeluk Eleanor erat-erat."Eleanor! Kamu ... kamu benaran masih hidup .... Huhu ... kemarin saat kamu meneleponku, kupikir aku sedang mimpi .... Kamu menghilang begitu lama, aku ketakutan setengah mati ...."Vivi menangis dengan emosinal, tubuhnya bahkan gemetar saat memeluk Eleanor. Eleanor membiarkan dirinya dipeluk.

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 391

    Jeremy pasti akan menemukan Eleanor dan membawanya kembali, sementara Simon juga tidak akan membiarkan keturunan Keluarga Adrian dibawa pergi. Kecuali meninggal, Simon tidak akan berhenti memburu Eleanor.Jelas, ini bukan kehidupan yang Eleanor inginkan. Namun, dia juga tidak mungkin meninggalkan anak-anaknya dan tetap tinggal di sini. Satu-satunya pilihan adalah kembali dengan identitasnya sebagai Eleanor, agar bisa tetap melihat anak-anaknya.Charlie memahami ini dan Eleanor tentu lebih memahaminya.Eleanor mengatupkan bibir, tenggelam dalam pikirannya. Setelah berpikir lama, dia menunduk dan tersenyum pahit. Keluarga Adrian tidak mau melepaskannya, dia juga tidak bisa melepaskan anak-anaknya. Jadi, dia tidak akan bisa memutus hubungan dengan Keluarga Adrian untuk selamanya.Charlie mendongak, tatapan yang dalam menyapu Eleanor. Anak-anak selalu menjadi kecemasan Eleanor, juga menjadi ikatan yang tidak bisa dihapuskan di antara dia dan Jeremy. Sejujurnya, jika Charlie cukup kejam, di

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 390

    Eleanor berpikir sejenak, lalu mengangguk. Jika dia sudah koma selama lebih dari dua bulan, itu artinya kondisinya pasti sangat buruk di awal. Masuk akal jika Charlie mengirim kedua anaknya ke Keluarga Adrian."Minum obat ini." Arnav datang dengan membawa semangkuk obat.Eleanor mencoba duduk dan Charlie segera membantunya. Dia menerima mangkuk itu. Aroma khas obat herbal langsung menyeruak. Eleanor mengendus perlahan dan segera mengenali komposisinya. Dia agak terkejut. "Ini ramuan penawar racun?""Ya, dua bulan yang lalu kamu diracuni. Obat ini bisa membantu membersihkan sisa racunnya," jelas Arnav."Kamu bilang aku diracuni?""Racunnya sangat bahaya. Tapi, untungnya Charlie ...." Arnav tiba-tiba berhenti bicara karena dia bisa merasakan tatapan Charlie yang langsung mengarah padanya. Dia segera berdeham dan mengganti ucapannya, "Untung saja ilmu medisku luar biasa, jadi aku berhasil menyelamatkanmu."Dengan cerdik, Arnav membanggakan dirinya sendiri dan menelan kata-kata yang hampir

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 389

    Selena mengerutkan alisnya, menatap ke lantai dua. Simon yang berdiri di lantai atas mengangguk, memberi isyarat agar dia pergi. Dia yang akan menyelesaikannya.Selena langsung pergi. Pelayan yang berdiri di tempat terkejut selama beberapa detik. Dia tahu Jeremy terus mencari Eleanor. Ketika dia hendak mengejar, Simon memanggilnya ke ruang kerja.Saat Selena keluar, Jeremy baru saja kembali dari luar. Dari dalam mobil, Jeremy melihat ke luar. Dia merasa dirinya melihat sosok yang sangat familier. Hatinya sontak bergetar.Namun, sosok itu segera menghilang dalam kegelapan. Jeremy menarik kembali pandangannya dan tersenyum sinis.Sejak Eleanor pergi, dia merasa semua orang terlihat seperti Eleanor. Sebenarnya wanita itu ada di mana? Siapa orang yang ada dalam video itu?Jika itu bukan Eleanor, bagaimana mungkin dia bisa terlihat persis dengan Eleanor? Kenapa harus menuduh Eleanor?Jeremy memijat pelipisnya. Semakin dipikirkan, semua terasa semakin rumit.....Musim dingin berlalu, musim

  • Menyembunyikan Identitas Anakku Dari Ayah Kejam   Bab 388

    Wanita itu menatap Simon selama beberapa detik, lalu berlutut dengan hormat di bawah tatapan terkejut dari Simon. "Kakek."Simon terkejut karena tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. "Kamu? Eleanor, apa yang kamu lakukan? Tunggu dulu ...."Simon segera bangkit dari kursinya sampai lupa mengambil tongkatnya, lalu berjalan mendekati wanita itu sambil bertumpu pada meja. Dia mengernyitkan alis dan mengamati wajah yang mirip dengan Eleanor itu dengan cermat. Bukan hanya wajah, bahkan suara dan ekspresi wanita ini juga mirip dengan Eleanor. Namun, Eleanor tidak mungkin memanggilnya kakek, apalagi berlutut seperti ini."Kamu bukan Eleanor. Siapa kamu?" tanya Simon.Wanita itu mengangkat kepalanya untuk menatap Simon, lalu memperlihatkan bekas luka yang samar di lengannya. "Kakek, aku ini Selena."Tubuh Simon langsung menjadi kaku dan tatapannya terlihat sangat terkejut saat menatap bekas luka yang familier itu. Setelah menatap Selena cukup lama, suaranya akhirnya kembali lagi. "Kamu ...

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status