22 Januari 1984
Pukul : 00.45
Kediaman Keluarga Hamarr.
(Kamar Pribadi Mr. Sam & Mrs. Bianca)
"Hei bocah, cepat lakukan tugasmu! " teriak pria paruh baya yang sedang duduk disofa kesayangannya sembari memainkan sebatang rokok yang sejak tadi ia pegang.
Aku yang tak berdaya terpaksa melakukan perbuatan sehina ini hanya untuk memberikan kesenangan pada wanita tua ini.
"Sira, kemarilah!" desah seorang wanita kurus yang telah berbaring telentang dengan tubuh telanjang menghadap kearahku .
Mrs. Bianca (Istri Mr. Sam) yang saat ini tengah menantikan kedatangan sang boneka kesayangannya untuk memberikan kepuasaan dimalam yang cukup dingin ini .
Kesal, marah, tak berdaya perasaan itu terus berkecamuk didalam lubuk hatiku. Hampir 9 tahun lebih aku harus hidup sebagai seorang budak yang harus tunduk patuh kepada tuannya.
Mr.Sam adalah orang yang telah membawaku ketempat neraka ini, setelah kematian Kak Mika dan Kak Gion.
Crack... Crack... Suara decitan itu terus berbunyi saat aku berjalan merangkak mendekati tubuh Mrs. Bianca (wanita berambut pirang dan bermata coklat yang telah berusia 55 tahun yang sangat mencintai seks dengan dua pria sekaligus)
'Sial! Sial! Sial! ' gumamku sambil menatap wajah Mrs. Bianca yang terus memerah dengan lidah yang menjulur keluar masih menginginkan hasrat seks didalam dirinya .
"Hei, cepat lakukan! " bentak Mr. Sam yang sejak tadi memperhatikan tingkah laku kami.
Lantang, berat dan kasar entah kenapa suara yang dia lontarkan seperti busur anak panah yang menancap kejantungku. Akupun tertunduk dengan perintahnya.
"Cepat, Sira, lakukan!" teriak keras dari Mrs. Bianca sambil meletakkan salah satu telapak tanganku tepat di selangkangannya yang telah mengucurkan cairan kental.
Merasa bosan tak digubris ,wanita itu segera beranjak sekaligus melumat bibir tipisku dengan sangat kasar, tak lupa ia juga sempat memasukan jari lentiknya kedalam celana pendekku sampai menembus tepat menyentuh batang kemaluanku, dengan kepiawaiannya dan pengalamannya yang luar biasa jalang itu terus memainkan alat vitalku hingga aku merasakan sedikit kenikmatan yang sengaja dibuatnya. Sungguh wanita tua ini sangat-sangat agresif!
***
Sebelumnya :
Pukul 22.00.Dua jam sebelum mereka memanggilku datang kemari ,pasangan suami istri ini telah berulang kali melakukan hubungan badan hingga Mr. Sam merasa kelelahan, namun Mrs. Bianca yang belum mencapai klimaks dan tak merasakan kenikmatan dalam berhubungan seks bersama suaminya. Sengaja memerintahkan suaminya untuk memanggil Sira untuk menyelesaikan seks terakhir yang sempat tertunda .
***
Sungguh, aku yang baru menginjak usia 15 tahun telah dipaksa melakukan pekerjaan menjijikkan selama ini,
sampai-sampai aku juga harus diajari bagaimana cara membuat Mrs. Bianca merasa puas. Sungguh cerita yang cukup lucu walau pada akhirnya aku masih belum bisa mengikuti permainan seks yang wanita itu mainkan dalam kurun waktu yang lama.
Aroma asam bercampur amis dari cairan lengket didalam tubuhnya terus saja mengalir membasahi seluruh tubuhku,bahkan hampir sepuluh menit berlalu wanita ini tak kunjung membuatku terangsang apalagi membangunkan adik kecilku.Sungguh itu tak akan baik bagiku apa lagi sang suami terus saja menatap tubuhku dan memberikan sinyal peringatan bila tak membuat istrinya merasa senang.
Sepertinya Mr. Sam cukup bosan karena terus menungguku yang tak kunjung menyelesaikan pekerjaannya.
Sira berusaha membalas ciuman Mrs. Bianca, menjilat seluruh tubuhnya, dan bahkan berulangkali meremas kedua dadanya yang sangat besar namun tak terlalu kenyal dan padat.
(Sebenarnya tiga bulan yang lalu Mrs.Bianca baru saja melahirkan anak ketiganya)
'E Cup, tak lebih besar dari anak perempuannya' gumamku.sambil memijat-mijat payudaranya yang semakin mengeras.
Hingga tak butuh waktu yang lama Sira yang sejak awal merasa kesulitan dengan kebuasan wanita itu pada akhirnya membisikan sesuatu ditelinganya "Mrs. Bianca, aku mencintaimu!" ucapku sambil menancapkan organ vitalku tepat mengenai vagina yang sedikit lebar.
Mr. Sam tertawa senang melihat istrinya yang berteriak dengan cukup keras dari bibir kecinya (Menandakan jika telah mencapai titik klimaks).
"Bagus,bocah."
Pria besar itu segera mematikan putung rokok menggunakan bahu lebarku 'Akhh' sebuah tanda peringatan jika aku harus menjauh dari tubuh istrinya.
Dengan langkah yang sempoyongan Mr. Sam terus mempertajam tatapannya tepat kearah istrinya yang telah terkapar lemas tak berdaya.
"Sayang! Apa kau sudah merasa puas? " tanya Mr. Sam sambil mengelus rambut istrinya.
"Hmm. " Menganggukan kepala.
"Apa kau tak ingin bermain sedikit lagi dengan suamimu ini? "bisiknya sambil menindihkan tubuh istrinya.
"..."Menggelengkan kepala.
Dengan kesal pria tua itu segera menampar wajah mulus istrinya "Plakk" cukup keras bahkan tak hanya itu saja dengan lengannya yang cukup besar pria tersebut membalikkan tubuh istrinya(tengkurap) dan berulangkali menancapkan batang kemaluannya kedalam vagina istrinya hingga Mrs. Bianca merasa kesakitan.
"Apa kau pikir aku hanya bisa terus diam seperti penonton yang hanya bisa melihat kalian berdua beratraksi didalam ranjangku ? Hah!! " teriaknya dengan keras.
Mr. Sam tak henti-hentinya menyakiti istrinya, sungguh pemandangan yang amat sangat mengerikan ,hanya karena tak bisa melayani nafsunya yang kembali memuncak pria besar itu berulang kali memukul bahkan memucut tubuh istrinya hingga mengeluarkan banyak berdarah, ini ia lakukan agar Mrs.Bianca kembali sadar dan aktif dalam berhubungan seks bersamanya.'Hah, hah, aku harus pergi!' nafasnya mulai terasa sesak hingga keringat dingin mulai membasahi keningnya secepatnya ia harus keluar dari kamar ini.Bukankah pekerjaannya sudah selesai!
"Hei. Bianca... Bangunlah! "teriaknya Mr. Sam sekali lagi.
Sira yang tak tahan melihatnya segera berlari menuju pintu besar yang sedari tadi tak tak dikunci, dengan langkah cepat Sira berusaha kabur menuju kamarnya(gudang kotor) tempat ia biasa bersembunyi.
"Kenapa? Kenapa? Kenapa? "rintihnya.
Air matanya mulai menetes membasahi dikedua pipinya,dan dia bahkan berulangkali menampar wajahnya atas apa yang telah terjadi.
Tak ada lagi tempat baginya untuk bersandar. "Aaaahhh.... Kakak ,aku membutuhkanmu" ucap Sira sambil terisak-isak.
................................................................... 23-12-1975Untukmu adikku Sira El Karch.Hei, bayi gemuk! Bagaimana kabarmu ? Apakah kau baik-baik saja? saat ini aku sudah berada ditempat yang sangat nyaman dan terang.Sira apakah kamu masih mengingat kakakmu ini? Aku harap kau tak sedikitpun melupakanku,ya walau aku tau sebenarnya kau sangat membenciku.Meninggalkanmu! Melupakanmu! Bahkandengan sengaja mendorongmu masuk kejurang masalah.Maaf 🖤Dengarkan aku adik! Waktuku sudah tak banyak lagi. Aku menuliskan surat ini agar kelak kau mengerti bagaimana awal permasalahan terjadi.•••Di tanggal 3 Mei 1975Pukul : 15.00Seorang pria berbadan besar memiliki satu tindik kecil ditelinga b
"Dasar anak manja! "berbicara dalam hati. Remaja laki-laki berusia 18 tahun memakai piercing kecil dibibirnya dengan segaja menumpahkan segelas air es kearah pria yang tengah meringkuk didalam gudang kosong. "Akkhh..."teriak Sira dengan keras. Sensasi dingin dari percikan air es dengan cepat menembus kedalam pori-poriku tak pelak membuat tubuhku serasa menggigil dibuatnya . 'Mario!' entah mengapa melihat ekspresi bahagianya membuatku serasa muak dengan ulahnya.Jika saja aku diberi kesempatan aku ingin sekali membunuh seluruh keluarga ini dengan kedua tanganku. "Selamat pagi, brother! "ucap Mario dengan seringai. Mario Hamarr adalah putra kedua dari pasangan (Mr. Sam dan Mrs. Bianca ) pria yang memiliki paras tampan dengan piercing khas dibibir bawahnya. Saat ini Mario baru saja keluar dari lapas pelajar dan tengah melanjutkan sekolah yang sempat tertunda di SMA SUNO tahun kedua ini. Sifatnya yang angkuh tak jau
Toko Likyor (bangunan kecil yang menyediakan beberapa minuman beralkohol ). Sebuah usaha kecil rumahan yang bergerak di bidang pembuatan dan penjualan minuman kelas dengan kualitas baik.Akhir-akhir ini penjualan mereka telah banyak mengalami peningkatan setelah pelanggan setianya baru saja keluar dari Rutan. "Pak,dua botol Wine" kataku sambil menyodorkan beberapa lembar uang kertas yang baru saja diberikan Mario. "Ini, anak muda."Menyodorkan dua botol kaca berisi Wine dengan kadar alkohol lima belas persen . "Terima kasih!!" ucap Sira sekali lagi. Seorang anak laki-laki dengan rambut ikal coklat mengenakan kaos kuning sedikit sobek yang tengah duduk di kursi depan nampak memperhatikan Sira dengan seksama. Dengan rasa penasaran yang tinggi ia bergegas menghampiri pelanggan pertama ayah angkatnya . "Hei, kau? Bukankah rumah besar diujung sana juga kediamanmu... Tapi mengapa pakaian dan tubuhmu begitu kotor ,sangat tak mence
Sebelumnya : Mario meminum Wine dalam sekali tegukkan. "Ahh,hari yang menyenangkan." Ucapnya yang merasa lega. Pria dengan piercing dibibir mengajak semua teman-temannya untuk menikmati dua botol Wine yang baru saja ia dapatkankan. Memang tak ada yang salah dengan perilaku humbly yang sering dia perlihatkan, hanya saja Mario kali ini nampak bersemangat meminum banyak alkohol hingga nyaris mabuk. Merebut botol Wine. "Hei Ketua, kamu masih seorang siswa SMA... Jangan minum terlalu banyak anggur itu!!" jawab Leo. Pria bermata abu-abu itu menarik napas dalam-dalam lalu menatap wajah teman-temannya satu per satu. Dengan berbicara lantang. "Hei... Aku ini bukan anak kecil lagi. Umurku 18 tahun,mengapa aku tak boleh meminumnya?" sedikit kesal. Kedua tangannya menarik kerah Leo. "Kalau saja anak itu tak mati! Aku tidak akan serepot ini menghabiskan waktu berhargaku di sel penjara. Huh!" Lia dan kes
Minggu, 29 Januari 1984Pukul 08.00 Toko Likyor.Seperti biasa, remaja 15 tahun dengan rambut ikalnya nampak mengamati beberapa pengendara yang lalu lalang melintas jalanan ibu kota . Sedikit yang tahu bagaimana melegendanya Toko Miras Likyor ini ,seiring berjalannya waktu toko yang dikelola keluarga Mr. Caleb secara turun temurun telah mengalami banyak penurunan akibat ketatnya pasar industri. Hanya segelintir orang yang tahu bagaimana enaknya pembuatan Wine dari tangan Mr. Caleb, mungkin karena bangunan yang cukup kumuh dan sang pemilik toko adalah orang miskin mereka menganggap jika minuman keras buatan mereka tidak akan seenak seperti minuman keras yang dijual di toko-toko besar itu."Hahhh,membosankan!" keluhnya dengan wajah masam. Felix Pashtpan atau Felix bergumam bahkan berulangkali mengetuk-ngetuk kaca etalase dengan jari telunjuknya. (Felix yang merasa j
Sira menghela napas panjang bahkan sempat menunjukkan ekspresi datarnya lagi. 'Sejujurnya aku ingin sekali mempercayai semua perkataannya namun kurasa akan lebih baik jika tak menaruh semua kepercayaan kepada anak yang tak begitu kukenal.' "Felix..Kenapa kau ingin membantuku?... Mengapa aku harus menuruti semua omong kosongmu itu? " (Sira menggerakkan seluruh anggota tubuhnya menuju ujung pintu kamar.) "Aku tahu! Manusia seperti kalian ini tak akan bisa membantuku dengan begitu mudah, terlebih kau tak menginginkan imbalan apapun dariku.. Itu sungguh mencurigakan!!" Sira bertanya kembali "Katakan Felix! Apa yang kau inginkan dariku? Dan apa tujuanmu sebenarnya?" Lagi-lagi pemuda dibelakangku justru menunjukkan raut bahagia. Dengan sangat takjub Felix justru memberikan tepuk tangan kearahku."Hebat..Hebat..Kau sangat hebat Sira! Ternyata aku sudah salah menilaimu." Memuji temannya. "Meman
Kamar Cio Hamarr Sebuah ruangan kecil dengan tembok berwarna biru laut yang sengaja dirancang khusus untuk menempatkan baby Cio Hamarr (tempat untuk bermain sekaligus tempat beristirahat ). Terdapat beberapa pernak-pernik yang sengaja menggantung disekitar dinding langit-langit, boks bayi kecil berwarna putih berisikan matras kasur(coklat) dan beberapa lighting yang cukup terang sangat cocok bagi perkembangan sang bayi. Mr.Sam sengaja merombak agar Cio merasa nyaman dan aman bila sewaktu-waktu ibunya tak berada disampingnya. Cio Hamarr adalah anak ketiga dari pasangan Mr. Sam dan Mrs.Bianca yang kini baru saja menginjak usia 3 bulan. Wajahnya yang imut dan lucu membuat semua orang jatuh hati kepadanya, termasuk Sira. ...................................................................
Dalam perjalanannya, Sira berusaha menekan nafsunya yang sempat berkecamuk dalam pikirnya,memang tak bisa dipungkiri lagi jika kenikmatan yang ia dapatkan dari Mrs. Bianca yeng terus menerus mempermainkannya membuat adik kecilnya terus terbangun dari tidur panjangnya.Sira membelai rambut merahnya dan kemudian bergumam pelan dengan dirinya sendiri "Apa yang kau pikirkan,Sira!""Ahahaha..." Remaja itu tak menyangka jika dia bisa bertingkah sejauh ini. Sira cukup bangga dengan kerja kerasnya.Selanjutnya ia juga bersiap melaksanakan aksi keduanya sambil memegangi sebilah pisau yang sejak tadi pagi ia sembunyikan dari Mrs. Bianca.Sfx : tap..tap..tap..Suara langkah kaki terus menerus terdengar digendang telinganya,seolah-olah seseorang berusaha mengejarnya dari arah belakang, dengan gegabah Sira berlari menuju kamarnya. Bu Bianca yang sangat tertarik dengan tubuh indah Sira berusaha keras untuk mengeja
Epilog Setelah sebuah butir peluru menancap dibagian punggung sebelah kiri. Entah mengapa aku mulai merenungi seberapa banyak kejahatan yang selama ini aku perbuat. Menyiksa, membunuh, dan bahkan merenggut kebahagian hidup orang lain hanya karena keegoisanku. Maafkan aku Mrs. Bianca, Mr. Sam, Mario, Meyta, Cio, Mr.Caleb, Felix, Ny. Lisanorn, Mia, Suzzi, Mira, Sean 1-48, Arin dan kedua buah hatiku. Karena kehadiranku kalian menderita. Kemudian saat aku merasakan hawa dingin yang menjalar keseluruh tubuh disertai rasa kantuk yang luar biasa, terdengar beberapa langkah kaki yang sangat cepat menuju ke ruang gelap ini. Sira... Sira... Bangun Sira!Pria dengan rambut lurus dengan tatapan cemas berusaha memanggil-manggil namaku dan berusaha sekuat tenaga menyelamatkan hidupku. **Dua tahun berlalu. Aku yang masih dirundung kesedihan masih saja mengingat masa kelam yang menyebabkan Suzzi haru
Diperlihatkan Sira El Karch yang duduk terdiam tak berdaya mencoba bertahan dari banyaknya kerumunan anjing liar yang siap menerkam dirinya. Lalu dari arah belakang pria berwajah datar yang sejak tadi memegang senapan, tampak tak sabar menunggu aba-aba dari sang majikan. 'Jika aku melawan Suzzi dengan satu serangan, maka pria dibelakangku akan segera menekan pelatuknya dan setelah itu beberapa peluru akan langsung menembus kepalaku.' 'Tapi jika aku tak segera menyerang salah satu diantara mereka, tak akan ada harapan bagiku untuk meloloskan diri.' Masih belum menyerah, Sira mencoba memikirkan berbagai cara agar dirinya bisa terbebas dari jeratan Suzzi dan kepungan mereka. Sepertinya ini satu-satunya cara agar aku bisa membunuh mereka semua.'Ya! Lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali, walaupun hanya memiliki peluang tiga persen saja.' (Rencana : dengan merebut pistol yang ada ditangan kanannya dan sebisa mun
"Lama tak jumpa. Sira! " sapa seorang wanita bertudung hitam.Suara itu terlihat tak asing lagi buatku. Apalagi sedikit desahan yang terkadang muncul dari gerak bibirnya membuatku sangat hafal jika wanita misterius dengan beberapa pria bersamanya adalah Suzzi mantan istriku."Kau rupanya?"Suzzi menanggapi perkataan Sira dengan senyuman palsu. "Aku dengar kau sedang berbahagia dengan keluarga barumu,Sira!""Tapi...""Kenapa kau menyembunyikan ini dariku?"Sira menggelengkan kepala sambil mengusap rambutnya beberapa kali.Seorang pria yang tampak kuat tiba-tiba saja berlari kearahku, lalu ia memberikan serangan tinju yang hampir mengenai perutku.Fuuhh...(Sedikit saja aku lengah, pasti dia akan segera menumbangkan tubuhku)Kemudian dengan sedikit arogan Sira berhasil mengunci pergerakannya dan meninju salah satu bawahan Suzzi. "Apakah seperti ini caramu menyambut kebahagia
• Bulan pertama :Istriku Mira telah menerimaku dengan sepenuh hati. Dia berusaha memberikan kehangatan didalam rumah ini, hanya ada senyuman dan gelak tawa yang menghiasi wajahnya.Ya, aku tahu. Itu hanya sandiwara saja sebenarnya dia masih menyimpan luka yang begitu dalam karena berpisah dengan orang yang ia cintai dan kedua orang tuanya.• Bulan ketiga :Mira yang sebelumnya memiliki kepedulian tinggi dan ramah, berusaha keras membujukku untuk bercengkerama dengan para penduduk yang seringkali mencibirku dan kadang memberikan kata sarkas kearahku.Awalnya Sira cukup ragu dengan keputusan yang diambil istrinya, tapi setelah beberapa kali mencoba lima dari tiga puluh orang memperlihatkan senyuman ramah kearahku.• Bulan keenamTak ada lagi rasa kepedihan didalam hidupku. Aku mulai merasakan apa itu arti kedamaian sesungguhnya.Namun Mira masih berencana untuk menunda kehamilannya. Dia masih meragukan t
Klaifky. Kediaman HamarrPukul 07.00Bangunan terbengkalai dengan dinding beton kokoh mencoba melambaikan tangan kearahku dan berusaha mengingatkan bagaimana kejamnya para penghuni sebelumnya yang dengan tega memperlakukan dua anak laki-laki tak berdosa dengan begitu buruk sehingga salah satu dari mereka harus mati bunuh diri.Menghembuskan nafas. 'Hah!'Lalu bergumam sendiri. "Kenapa aku harus mengingat kejadian itu. "Sembari memijat keningnya dengan lembut.(Kalau seperti ini, aku tidak akan bisa menjalani kehidupan baruku)Di sisi lain, beberapa warga yang sempat melihat kedatangan kami nampak sedikit acuh dan bahkan banyak dari mereka tak memperlihatkan keramahannya, mungkin mengingat peristiwa menggemparkan yang pernah terjadi dipemukiman kumuh ini.Beberapa warga masih meyakini jika Akulah penyebab dari hancurnya keluarga Hamarr. Mereka juga beranggapan jika Sira El Karch akan membawa banyak kesialan di
"Begitukah?"Sira mengambil ponselnya yang ia letakkan disisi bantal dan menunjukkan beberapa foto kedua orang tua Mira dan kekasihnya Miko Hasun dari dua tempat yang berbeda."Apa kau masih menganggapku seorang pembohong?"Sira menyengir."Saat ini beberapa pesuruhku sedang bersembunyi tak jauh dari kediaman ayah dan ibumu berada. Dengan senjata laras panjang yang mereka miliki, bisa dipastikan jika Ny. Eliza dan Tn. Zein akan tewas malam ini juga.""Lalu, ditempat yang berbeda pria bertubuh tinggi dengan topeng diwajahnya tengah mengarahkan M249 tepat dibagian jantung Miko yang akan ia tembakkan setelah mendapatkan aba-aba dariku."Seakan menutup telinga, Mira yang sangat depresi mencoba mencekik Sira dengan sekuat tenaga."Aku tidak akan memaafkanmu..."Sira meringkuk dan menahan sakit setelah beberapa kuku yang sedikit tajam menggores lehernya. "Kenapa kau masih tak mengerti juga Mira. Kau mungkin bisa
Dan saat itu juga Sira mulai membisikan sesuatu kearah Mira."Mira Elena, seorang gadis miskin berusia 20 tahun yang berusaha keras merubah nasib keluarganya. Ayahnya penggila judi dan ibunya yang sakit-sakitan membuat Mira harus menjalani kehidupan yang sangat menyedihkan ini!"Hah?""Di tanggal 23 September (atau bisa dikatakan 4 tahun yang lalu) Mira malang memutuskan untuk mengadu nasib di Ibu Kota bersama Dia, sayangnya dalam perjalanan mereka harus berpisah untuk sementara waktu. Mira yang tersesat dan tak mengerti jalan pulang harus berhadapan langsung dengan beberapa pria hidung belang : dilecehkan, dilukai, bahkan beberapa uang miliknya telah dirampas.Mendengar perkataan Sira yang semakin menguak semua kisah hidupnya, membuat Mira termenung dan bahkan ketika pria di belakangnya mulai meraba-raba tubuhnya. Mira sama sekali tak memberontak.'Sampai batas mana dia mengetahui informasi mengenai diriku ini!'Tak lama S
Satu minggu kemudian. Aku mengajak Mira ketempat Coffe Shop Rose untuk kedua kalinya, awalnya ia sempat menolak dan memberontak saat aku membawanya ke ruang VIP ini. Namun dengan usaha keras dan ditambah rengekan dari mulutku akhirnya ia mau menuruti keinginanku dengan alasan hanya untuk meminum secangkir kopi spesial dan segera pulang.Berbicara dengan santai. "Ayolah Mira, cepat cicipi minuman ini!""Ah, iya." Menjawab dengan keraguan.Dia segera menutupi pakaiannya yang sedikit terbuka, lalu terlihat cemas saat beberapa pelanggan pria terus memperhatikan lekuk tubuhnya.(Mira terpaksa mengenakan baju pemberian Sira karena hari ini adalah hari spesial untuknya)Sira menanggapi jawaban Mira dengan senyum pahit. " Aku tahu kau merasa tak nyaman jika berada ditempat ini, tapi bukankah dengan menghabiskan secangkir kopi (menunjuk). Kita bisa keluar dari tempat menjijikan ini Mira!"Wanita itu terus termenung memikirkan perkat
Ketika dua orang dewasa yang sudah lama tak bertemu harus duduk berhadapan dalam satu meja.'Terlihat ada banyak kecanggungan diantara kami berdua.'Membuka mulut. "Aku... " Berbicara secara bersamaan."Ah!" secara refleks Sira mengusap bagian belakang rambutnya.(Situasi macam apa ini, aku tidak bisa mengendalikan sikap ataupun memberikan ekspresi yang pantas untuk diperlihatkan kepada perempuan cantik ini)"Kau duluan saja!" berbicara secara bersamaan untuk kedua kalinya.Hahaha....Pada akhirnya, kami tertawa dengan cukup keras atas kekonyolan masing-masing.'Ternyata perempuan ini jauh lebih cantik dari dugaanku sebelumnya.'Kemudian tatapan nakalnya kembali tertuju kearah bibir Mira, yang saat ini dia sembunyikan dengan menggunakan salah satu telapak tangannya."Maaf! Maafkan aku pak!" ucap Mira."Pak?""Ah maaf, maksudku tuan Sira!""A-aku te