"Dasar anak manja! "berbicara dalam hati.
Remaja laki-laki berusia 18 tahun memakai piercing kecil dibibirnya dengan segaja menumpahkan segelas air es kearah pria yang tengah meringkuk didalam gudang kosong.
"Akkhh..."teriak Sira dengan keras.
Sensasi dingin dari percikan air es dengan cepat menembus kedalam pori-poriku tak pelak membuat tubuhku serasa menggigil dibuatnya .
'Mario!' entah mengapa melihat ekspresi bahagianya membuatku serasa muak dengan ulahnya.Jika saja aku diberi kesempatan aku ingin sekali membunuh seluruh keluarga ini dengan kedua tanganku.
"Selamat pagi, brother! "ucap Mario dengan seringai.
Mario Hamarr adalah putra kedua dari pasangan (Mr. Sam dan Mrs. Bianca ) pria yang memiliki paras tampan dengan piercing khas dibibir bawahnya. Saat ini Mario baru saja keluar dari lapas pelajar dan tengah melanjutkan sekolah yang sempat tertunda di SMA SUNO tahun kedua ini. Sifatnya yang angkuh tak jauh berbeda dari ayahnya,tak jarang dia seringkali melukaiku hanya sekedar untuk mendapatkan kesenangan dihidupnya.
Mario memeluk tubuh Sira "Hemm" mengenduskan hidung kearah bahu lawannya. " Keringatmu benar-benar menyengat. Brother! Sepertinya kau sudah sangat ahli dalam melayani ibuku dan saudara perempuanku. Sira!" bisiknya dengan polos.
"Hah!?"
Tak kunjung mendapatkan balasan dari Brother kecilnya Mario langsung melepas pelukannya dan mengecup bibir Sira. "Setelah sarapan selesai, datanglah kekamarku! "ucap Mario dengan sedikit menggoda.'Sial! Sial! Sial! '
Mungkinkah selama ini dia mengetahui apa yang aku lakukan sepanjang malam bersama ibunya. MAMA mengapa kau terus saja menghukumku seperti ini....................................................................
Catatan :MAMA adalah sebuah perwujudan dari seorang ibu(Dewi) atas cinta dan kasih yang telah menciptakan sekaligus membesarkan anak-anaknya kedalam kehidupan ini.
Mereka mempercayai jika MAMA adalah perwujudan dari seorang Dewi(ibu segala ibu) yang akan mendengarkan keluh kesah mereka atas masalah yang tengah dihadapi.
...................................................................
Setelah membersihkan diri dan menyiapkan sarapan segera Sira melangkahkan kedua kakinya menuju kamar Mario, pintu kayu yang bertulisan DANGER dengan gambar tengkorak diatasnya yang sengaja ia tempelkan diluar pintu supaya mereka yang melihatnya segera menjauh dari area pribadinya.
Tok... Tok... Tok...
( Sira mengetuk bilik pintu dengan pelan.)
"Masuklah. " Teriak Mario yang sedari tadi menunggu kedatangannya.
Perasaan tertekan , ngeri dan cemas terus saja membayangiku. Bagiku ruangan ini bukanlah tempat yang cocok untuk disinggahi ataupun disebut sebagai kamar melainkan sebuah basement tak berpenghuni yang memiliki ventilasi udara cukup buruk. Serasa sesak, sempit dan cukup lembab bahkan cahaya lampu bohlam yang menggantung tak bisa menerangi seluruh ruangan ini .(Ini pertama kalinya dalam seumur hidupku memasuki kamar Mario Hamarr yang sesak dan mengerikan)
"Kak. Mario!? "ucapku lalu melihat sekeliling kamar.
"..."Tak ada jawaban.
"Kak? "
Dari belakang pintu seorang pria dengan mata abu-abu langsung menutup pintu dengan cepat hingga membuatku terkejut. Kedua tangannya mulai bergerak memutar hingga dan pintu tersebut telah terkunci dengan rapat,lalu anak berkaos hitam berlari kearahku dan mengarahkan tendangan mengenai perutku. Sampai-sampai tubuhku yang tak bertenaga terlempar jauh mengenai meja kayu yang tak jauh dari lemari pakaian.
"Ahh, Sira lama sekali kau datang,aku sampai lelah menunggumu!" berjalan mendekati tubuh Sira.
"M-maaf!" menyeka darah dengan tangan kanannya.
Langkah kakinya mulai terhenti saat Mario tengah mengamati luka goresan dileher Sira. Ia sempat berpikir apakah benar itu bekas cakaran kuku dari Mrs. Bianca atau justru kakak perempuannya?
'Tidak, tidak itu pasti ulah ibu.' Gumamnya.
"Berani sekali kau menyentuh ibuku tanpa seizinku! " bentaknya dengan keras.
"Tidak,itu tidak benar, ibumu yang sudah memintaku untuk melayaninya. Mario! " keluh Sira.
Geram dengan perkataan yang merujuk ke ibunya, Mario melayangkan serangan tinju tepat kewajah Sira "Kau ingin berkata jika ibuku yang bersalah!? "bentaknya dengan keras.
Sfx: Bukkk....
Suara pukulan demi pukulan terus saja mengarah ketubuh Sira yang tergolek lemas tak berdaya. Plakk.. Suara cambukan yang berulang terus saja dilayangkan kepunggung Sira. Sebenarnya Mario sudah mempersiapkan satu buah ikat pinggang yang panjang untuk digunakan melukai tubuh Sira.
"Akhh... Hentikan"
"Aaaahhh! Kumohon, ampuni aku. " Meringkuk besujud diatas kedua kaki Mario.
"Hahaha... Jangan secepat itu Sira, aku baru saja memulainya... Aku sangat yakin setelah ini kau pasti akan menikmatinya. "
Ucap Mario sambil memecut tubuh Sira. Remaja itu begitu antusias menyiksa brother kecilnya hingga peluh di sekujur tubuhnya terus membanjiri baju hitamnya, karena merasa lengket ia mulai melepas kain tipis yang selama ini menutupi tubuh sixpacknya. Di usia 18 tahun, tubuh Mario begitu proporsional layaknya seorang binaragawan di antara teman-teman gengnya, bahkan tato naga yang hampir menutupi punggungnya menjadi simbol bahwa dirinya lah orang terkuat digang yang baru saja mereka bentuk atau selepas Mario keluar dari lapas remaja.Sfx : Bukk... Bukk... Bukkk.
Suara tendangan keras terus terdengar tanpa henti dari luar kamar hingga suara langkah kaki perempuan berjalan menuju kamarnya.
"Mario anakku... Semua teman-temanmu sudah datang kemari, cepat temui mereka! " ucap Mrs. Bianca dengan sangat lembut.
"Iya ibu! Sebentar lagi aku akan kesana! " jawabnya dengan sedikit kesal.
Mario yang belum merasakan kebahagiaan segera menghentikan pukulannya. Ia beranjak pergi mengambil kaos putih yang masih berada didalam lemari dan tak lupa ia juga memalingkan pandangannya kearah Sira. Untuk melihat keadaan anak itu yang masih terlentang bersimbah darah. 'Apakah dia masih hidup atau sudah mati?' tanya dalam hati.
"Hei, brother jangan mati! " tegur Mario.
Sira tak menunjukkan tanda-tanda kehidupan bahkan tak bergerak sama sekali. Dengan cemas lelaki itu berlari dan menghampirinya, ia mulai mendekatkan telinganya disekitar rongga dada sebelah kiri (tempat jantung manusia berdetak).
"Astaga,Brother kau membuatku cemas saja."lirihnya.
Mario mengambil segelas air dan memercikan air itu kewajah Sira berulang kali, hingga suatu keajaiban telah terjadi anak itu menunjukkan tanda-tanda kesadaran setelah sejak dua puluh menit yang lalu tertidur lelap dilantai.
"Sstt,aww." Desah Sira menahan sakit yang amat luar biasa..
Mario memberikan senyum hangatnya " Selamat pagi setengah siang.Sira!" jawabnya dengan sopan.
"Hei Brother, tidurmu nyenyak sekali ya! Sampai-sampai semuaku sampai lelah menunggu kedatanganku. "Mengusap-usap darah yang keluar dari bibir Sira.
Kini kedua anak laki-laki itu saling bertatap muka dan berhadapan satu sama lain.Hingga suasana didalam kamar menjadi sangat hening saat Sira berulangkali tak membalas perkataan Mario.
"Sira. Biar ku katakan! Bukankan seorang anak muda tak akan baik jika dia tidak menjawab perkataan dari seorang pria yang lebih tua ,apalagi aku ini dua tahun lebih tua darimu... Bukankah itu tidakan yang tidak sopan.Sira!" tegurnya.
"..." Sira terus membisu dan memalingkan wajahnya kearah tembok kamar.
"Astaga, kau sangat pendendam sekali ya Sira.. Padahal aku pikir kita bisa saling mengenal satu sama lain... Seperti Budak dan Tuan mudanya!! "mencekik leher Sira dengan erat .Beberapa rombongan dari arah utara serentak berjalan menuju kamar Mario.
[ Tap... Tap...Tap... ]"Hei Bro,cepatlah keluar! Apa yang sedang kau lakukan didalam sana? Kami lelah menunggumu." Teriak salah satu sahabat Mario.
"Cepatlah Bro, apa kau tak ingin merayakan kebebasanmu.. Ini sudah hampir satu bulan kau tak menemui kami!"Sela Leo.
"Apa kau sedang **** Bro? Hahaha." Ledek pria berkacamata.
Disisi lain dari bilik kamar.
Mario berusaha mengatur pernapasannya 'fuhh...' Dan berusaha menghilangkan sedikit amarahnya bahkan ia baru saja melepaskan mangsa buruan yang sedikit lagi akan kehilangan nyawa berharganya.
"Tunggulah sebentar lagi, aku akan menemui kalian! " teriak mario dari luar pintu.
Tak ingin membuat teman-temannya marah Mario bergegas menemui mereka, namun langkah kakinya langsung terhenti saat Sira juga akan beranjak pergi dari kamarnya. Dengan ide yang cemerlang Mario menyuruh Sira untuk membelikan dua botol minuman keras untuk menghilangkan penat ke sepuluh kawannya.
Melempar beberapa lembar uang dari dalam dompet ke wajah Sira." Hei kau belikan aku dua botol Wine ditoko kumuh sisi jalan rumah besar ini! "
Mario berucap kembali. " Mulai sekarang kau adalah budakku,jadi kau harus menuruti semua perintahku bahkan nyawamu sudah berada digenggamanku. Jangan sekali-kali mendekati kamar ibuku! Paham??"
" Dan...Iya ,nanti malam tidurlah diruangan ini, bersamaku! Mereka bertiga tak akan mengganggu tidurmu." Perintah Mario dengan tegas.
Toko Likyor (bangunan kecil yang menyediakan beberapa minuman beralkohol ). Sebuah usaha kecil rumahan yang bergerak di bidang pembuatan dan penjualan minuman kelas dengan kualitas baik.Akhir-akhir ini penjualan mereka telah banyak mengalami peningkatan setelah pelanggan setianya baru saja keluar dari Rutan. "Pak,dua botol Wine" kataku sambil menyodorkan beberapa lembar uang kertas yang baru saja diberikan Mario. "Ini, anak muda."Menyodorkan dua botol kaca berisi Wine dengan kadar alkohol lima belas persen . "Terima kasih!!" ucap Sira sekali lagi. Seorang anak laki-laki dengan rambut ikal coklat mengenakan kaos kuning sedikit sobek yang tengah duduk di kursi depan nampak memperhatikan Sira dengan seksama. Dengan rasa penasaran yang tinggi ia bergegas menghampiri pelanggan pertama ayah angkatnya . "Hei, kau? Bukankah rumah besar diujung sana juga kediamanmu... Tapi mengapa pakaian dan tubuhmu begitu kotor ,sangat tak mence
Sebelumnya : Mario meminum Wine dalam sekali tegukkan. "Ahh,hari yang menyenangkan." Ucapnya yang merasa lega. Pria dengan piercing dibibir mengajak semua teman-temannya untuk menikmati dua botol Wine yang baru saja ia dapatkankan. Memang tak ada yang salah dengan perilaku humbly yang sering dia perlihatkan, hanya saja Mario kali ini nampak bersemangat meminum banyak alkohol hingga nyaris mabuk. Merebut botol Wine. "Hei Ketua, kamu masih seorang siswa SMA... Jangan minum terlalu banyak anggur itu!!" jawab Leo. Pria bermata abu-abu itu menarik napas dalam-dalam lalu menatap wajah teman-temannya satu per satu. Dengan berbicara lantang. "Hei... Aku ini bukan anak kecil lagi. Umurku 18 tahun,mengapa aku tak boleh meminumnya?" sedikit kesal. Kedua tangannya menarik kerah Leo. "Kalau saja anak itu tak mati! Aku tidak akan serepot ini menghabiskan waktu berhargaku di sel penjara. Huh!" Lia dan kes
Minggu, 29 Januari 1984Pukul 08.00 Toko Likyor.Seperti biasa, remaja 15 tahun dengan rambut ikalnya nampak mengamati beberapa pengendara yang lalu lalang melintas jalanan ibu kota . Sedikit yang tahu bagaimana melegendanya Toko Miras Likyor ini ,seiring berjalannya waktu toko yang dikelola keluarga Mr. Caleb secara turun temurun telah mengalami banyak penurunan akibat ketatnya pasar industri. Hanya segelintir orang yang tahu bagaimana enaknya pembuatan Wine dari tangan Mr. Caleb, mungkin karena bangunan yang cukup kumuh dan sang pemilik toko adalah orang miskin mereka menganggap jika minuman keras buatan mereka tidak akan seenak seperti minuman keras yang dijual di toko-toko besar itu."Hahhh,membosankan!" keluhnya dengan wajah masam. Felix Pashtpan atau Felix bergumam bahkan berulangkali mengetuk-ngetuk kaca etalase dengan jari telunjuknya. (Felix yang merasa j
Sira menghela napas panjang bahkan sempat menunjukkan ekspresi datarnya lagi. 'Sejujurnya aku ingin sekali mempercayai semua perkataannya namun kurasa akan lebih baik jika tak menaruh semua kepercayaan kepada anak yang tak begitu kukenal.' "Felix..Kenapa kau ingin membantuku?... Mengapa aku harus menuruti semua omong kosongmu itu? " (Sira menggerakkan seluruh anggota tubuhnya menuju ujung pintu kamar.) "Aku tahu! Manusia seperti kalian ini tak akan bisa membantuku dengan begitu mudah, terlebih kau tak menginginkan imbalan apapun dariku.. Itu sungguh mencurigakan!!" Sira bertanya kembali "Katakan Felix! Apa yang kau inginkan dariku? Dan apa tujuanmu sebenarnya?" Lagi-lagi pemuda dibelakangku justru menunjukkan raut bahagia. Dengan sangat takjub Felix justru memberikan tepuk tangan kearahku."Hebat..Hebat..Kau sangat hebat Sira! Ternyata aku sudah salah menilaimu." Memuji temannya. "Meman
Kamar Cio Hamarr Sebuah ruangan kecil dengan tembok berwarna biru laut yang sengaja dirancang khusus untuk menempatkan baby Cio Hamarr (tempat untuk bermain sekaligus tempat beristirahat ). Terdapat beberapa pernak-pernik yang sengaja menggantung disekitar dinding langit-langit, boks bayi kecil berwarna putih berisikan matras kasur(coklat) dan beberapa lighting yang cukup terang sangat cocok bagi perkembangan sang bayi. Mr.Sam sengaja merombak agar Cio merasa nyaman dan aman bila sewaktu-waktu ibunya tak berada disampingnya. Cio Hamarr adalah anak ketiga dari pasangan Mr. Sam dan Mrs.Bianca yang kini baru saja menginjak usia 3 bulan. Wajahnya yang imut dan lucu membuat semua orang jatuh hati kepadanya, termasuk Sira. ...................................................................
Dalam perjalanannya, Sira berusaha menekan nafsunya yang sempat berkecamuk dalam pikirnya,memang tak bisa dipungkiri lagi jika kenikmatan yang ia dapatkan dari Mrs. Bianca yeng terus menerus mempermainkannya membuat adik kecilnya terus terbangun dari tidur panjangnya.Sira membelai rambut merahnya dan kemudian bergumam pelan dengan dirinya sendiri "Apa yang kau pikirkan,Sira!""Ahahaha..." Remaja itu tak menyangka jika dia bisa bertingkah sejauh ini. Sira cukup bangga dengan kerja kerasnya.Selanjutnya ia juga bersiap melaksanakan aksi keduanya sambil memegangi sebilah pisau yang sejak tadi pagi ia sembunyikan dari Mrs. Bianca.Sfx : tap..tap..tap..Suara langkah kaki terus menerus terdengar digendang telinganya,seolah-olah seseorang berusaha mengejarnya dari arah belakang, dengan gegabah Sira berlari menuju kamarnya. Bu Bianca yang sangat tertarik dengan tubuh indah Sira berusaha keras untuk mengeja
Mr. Sam terus menyudutkan istrinya sambil melontarkan kata-kata makian kearahnya. " Bajingan,apa yang kau lakukan??" Luapan amarah yang terus berkobar membuat Bianca seakan ketakutan. Dan situasi ini jelas tak akan baik bagi dirinya. [Mr. Sam berlari mengejar istrinya sambil melayangkan pukulan keras tepat mengenai wajah cantiknya] Sfx : Buukkk.. Bukk.. Tinjuan, tamparan bahkan cekikan leher terus menerus mengenai wanita malang ini,tubuhnya seakan remuk tak beraturan bahkan beberapa organ dalamnya sempat mengalami peradangan yang cukup parah. Kini sosok besar dan kuat yang selalu melindungi telah berubah menjadi iblis yang tak kenal ampun dalam menghabisi lawannya.[ Mr. Sam terus memberikan tendangan keras tepat mengenai perut Bianca ] "Keparat!!" teriak Mr. Sam. Dia menginjak-injak wajah istrinya hingga darah segar terus keluar d
Sebelumnya : Sekitar pukul 09.55 pagi. Sebuah mobil silver nopol BDXXXX melaju kencang dengan kecepatan 102 km menghantam pagar besi milik kediaman Hamarr.Sfx : Brakk... Benturan keras pun tak bisa terelakan lagi ,bahkan sebagian besar mobil mengalami kerusakan yang cukup parah. Tak ada yang tahu mengapa Mr. Sam begitu ceroboh dalam mengemudikan mobil pribadinya.Tak beberapa lama kemudian satu...Dua...Tiga atau bahkan beberapa warga setempat berlarian menuju sumber ledakan yang sempat mengusik aktivitas mereka."Itu dia!! " teriak keras dari salah satu warga.Banyaknya kobaran api yang mengenai body mobil membuat kami harus berbondong-bondong membawakan beberapa liter air untuk mamadamkan api yang terus menyala. Mr. Caleb, Felix dan lainnya berusaha keras menolong Mr. Sam yang kemungkinan besar masih terjebak didalam mobil pribadinya itu. Dan dari arah yang berlawanan dua wani
Epilog Setelah sebuah butir peluru menancap dibagian punggung sebelah kiri. Entah mengapa aku mulai merenungi seberapa banyak kejahatan yang selama ini aku perbuat. Menyiksa, membunuh, dan bahkan merenggut kebahagian hidup orang lain hanya karena keegoisanku. Maafkan aku Mrs. Bianca, Mr. Sam, Mario, Meyta, Cio, Mr.Caleb, Felix, Ny. Lisanorn, Mia, Suzzi, Mira, Sean 1-48, Arin dan kedua buah hatiku. Karena kehadiranku kalian menderita. Kemudian saat aku merasakan hawa dingin yang menjalar keseluruh tubuh disertai rasa kantuk yang luar biasa, terdengar beberapa langkah kaki yang sangat cepat menuju ke ruang gelap ini. Sira... Sira... Bangun Sira!Pria dengan rambut lurus dengan tatapan cemas berusaha memanggil-manggil namaku dan berusaha sekuat tenaga menyelamatkan hidupku. **Dua tahun berlalu. Aku yang masih dirundung kesedihan masih saja mengingat masa kelam yang menyebabkan Suzzi haru
Diperlihatkan Sira El Karch yang duduk terdiam tak berdaya mencoba bertahan dari banyaknya kerumunan anjing liar yang siap menerkam dirinya. Lalu dari arah belakang pria berwajah datar yang sejak tadi memegang senapan, tampak tak sabar menunggu aba-aba dari sang majikan. 'Jika aku melawan Suzzi dengan satu serangan, maka pria dibelakangku akan segera menekan pelatuknya dan setelah itu beberapa peluru akan langsung menembus kepalaku.' 'Tapi jika aku tak segera menyerang salah satu diantara mereka, tak akan ada harapan bagiku untuk meloloskan diri.' Masih belum menyerah, Sira mencoba memikirkan berbagai cara agar dirinya bisa terbebas dari jeratan Suzzi dan kepungan mereka. Sepertinya ini satu-satunya cara agar aku bisa membunuh mereka semua.'Ya! Lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali, walaupun hanya memiliki peluang tiga persen saja.' (Rencana : dengan merebut pistol yang ada ditangan kanannya dan sebisa mun
"Lama tak jumpa. Sira! " sapa seorang wanita bertudung hitam.Suara itu terlihat tak asing lagi buatku. Apalagi sedikit desahan yang terkadang muncul dari gerak bibirnya membuatku sangat hafal jika wanita misterius dengan beberapa pria bersamanya adalah Suzzi mantan istriku."Kau rupanya?"Suzzi menanggapi perkataan Sira dengan senyuman palsu. "Aku dengar kau sedang berbahagia dengan keluarga barumu,Sira!""Tapi...""Kenapa kau menyembunyikan ini dariku?"Sira menggelengkan kepala sambil mengusap rambutnya beberapa kali.Seorang pria yang tampak kuat tiba-tiba saja berlari kearahku, lalu ia memberikan serangan tinju yang hampir mengenai perutku.Fuuhh...(Sedikit saja aku lengah, pasti dia akan segera menumbangkan tubuhku)Kemudian dengan sedikit arogan Sira berhasil mengunci pergerakannya dan meninju salah satu bawahan Suzzi. "Apakah seperti ini caramu menyambut kebahagia
• Bulan pertama :Istriku Mira telah menerimaku dengan sepenuh hati. Dia berusaha memberikan kehangatan didalam rumah ini, hanya ada senyuman dan gelak tawa yang menghiasi wajahnya.Ya, aku tahu. Itu hanya sandiwara saja sebenarnya dia masih menyimpan luka yang begitu dalam karena berpisah dengan orang yang ia cintai dan kedua orang tuanya.• Bulan ketiga :Mira yang sebelumnya memiliki kepedulian tinggi dan ramah, berusaha keras membujukku untuk bercengkerama dengan para penduduk yang seringkali mencibirku dan kadang memberikan kata sarkas kearahku.Awalnya Sira cukup ragu dengan keputusan yang diambil istrinya, tapi setelah beberapa kali mencoba lima dari tiga puluh orang memperlihatkan senyuman ramah kearahku.• Bulan keenamTak ada lagi rasa kepedihan didalam hidupku. Aku mulai merasakan apa itu arti kedamaian sesungguhnya.Namun Mira masih berencana untuk menunda kehamilannya. Dia masih meragukan t
Klaifky. Kediaman HamarrPukul 07.00Bangunan terbengkalai dengan dinding beton kokoh mencoba melambaikan tangan kearahku dan berusaha mengingatkan bagaimana kejamnya para penghuni sebelumnya yang dengan tega memperlakukan dua anak laki-laki tak berdosa dengan begitu buruk sehingga salah satu dari mereka harus mati bunuh diri.Menghembuskan nafas. 'Hah!'Lalu bergumam sendiri. "Kenapa aku harus mengingat kejadian itu. "Sembari memijat keningnya dengan lembut.(Kalau seperti ini, aku tidak akan bisa menjalani kehidupan baruku)Di sisi lain, beberapa warga yang sempat melihat kedatangan kami nampak sedikit acuh dan bahkan banyak dari mereka tak memperlihatkan keramahannya, mungkin mengingat peristiwa menggemparkan yang pernah terjadi dipemukiman kumuh ini.Beberapa warga masih meyakini jika Akulah penyebab dari hancurnya keluarga Hamarr. Mereka juga beranggapan jika Sira El Karch akan membawa banyak kesialan di
"Begitukah?"Sira mengambil ponselnya yang ia letakkan disisi bantal dan menunjukkan beberapa foto kedua orang tua Mira dan kekasihnya Miko Hasun dari dua tempat yang berbeda."Apa kau masih menganggapku seorang pembohong?"Sira menyengir."Saat ini beberapa pesuruhku sedang bersembunyi tak jauh dari kediaman ayah dan ibumu berada. Dengan senjata laras panjang yang mereka miliki, bisa dipastikan jika Ny. Eliza dan Tn. Zein akan tewas malam ini juga.""Lalu, ditempat yang berbeda pria bertubuh tinggi dengan topeng diwajahnya tengah mengarahkan M249 tepat dibagian jantung Miko yang akan ia tembakkan setelah mendapatkan aba-aba dariku."Seakan menutup telinga, Mira yang sangat depresi mencoba mencekik Sira dengan sekuat tenaga."Aku tidak akan memaafkanmu..."Sira meringkuk dan menahan sakit setelah beberapa kuku yang sedikit tajam menggores lehernya. "Kenapa kau masih tak mengerti juga Mira. Kau mungkin bisa
Dan saat itu juga Sira mulai membisikan sesuatu kearah Mira."Mira Elena, seorang gadis miskin berusia 20 tahun yang berusaha keras merubah nasib keluarganya. Ayahnya penggila judi dan ibunya yang sakit-sakitan membuat Mira harus menjalani kehidupan yang sangat menyedihkan ini!"Hah?""Di tanggal 23 September (atau bisa dikatakan 4 tahun yang lalu) Mira malang memutuskan untuk mengadu nasib di Ibu Kota bersama Dia, sayangnya dalam perjalanan mereka harus berpisah untuk sementara waktu. Mira yang tersesat dan tak mengerti jalan pulang harus berhadapan langsung dengan beberapa pria hidung belang : dilecehkan, dilukai, bahkan beberapa uang miliknya telah dirampas.Mendengar perkataan Sira yang semakin menguak semua kisah hidupnya, membuat Mira termenung dan bahkan ketika pria di belakangnya mulai meraba-raba tubuhnya. Mira sama sekali tak memberontak.'Sampai batas mana dia mengetahui informasi mengenai diriku ini!'Tak lama S
Satu minggu kemudian. Aku mengajak Mira ketempat Coffe Shop Rose untuk kedua kalinya, awalnya ia sempat menolak dan memberontak saat aku membawanya ke ruang VIP ini. Namun dengan usaha keras dan ditambah rengekan dari mulutku akhirnya ia mau menuruti keinginanku dengan alasan hanya untuk meminum secangkir kopi spesial dan segera pulang.Berbicara dengan santai. "Ayolah Mira, cepat cicipi minuman ini!""Ah, iya." Menjawab dengan keraguan.Dia segera menutupi pakaiannya yang sedikit terbuka, lalu terlihat cemas saat beberapa pelanggan pria terus memperhatikan lekuk tubuhnya.(Mira terpaksa mengenakan baju pemberian Sira karena hari ini adalah hari spesial untuknya)Sira menanggapi jawaban Mira dengan senyum pahit. " Aku tahu kau merasa tak nyaman jika berada ditempat ini, tapi bukankah dengan menghabiskan secangkir kopi (menunjuk). Kita bisa keluar dari tempat menjijikan ini Mira!"Wanita itu terus termenung memikirkan perkat
Ketika dua orang dewasa yang sudah lama tak bertemu harus duduk berhadapan dalam satu meja.'Terlihat ada banyak kecanggungan diantara kami berdua.'Membuka mulut. "Aku... " Berbicara secara bersamaan."Ah!" secara refleks Sira mengusap bagian belakang rambutnya.(Situasi macam apa ini, aku tidak bisa mengendalikan sikap ataupun memberikan ekspresi yang pantas untuk diperlihatkan kepada perempuan cantik ini)"Kau duluan saja!" berbicara secara bersamaan untuk kedua kalinya.Hahaha....Pada akhirnya, kami tertawa dengan cukup keras atas kekonyolan masing-masing.'Ternyata perempuan ini jauh lebih cantik dari dugaanku sebelumnya.'Kemudian tatapan nakalnya kembali tertuju kearah bibir Mira, yang saat ini dia sembunyikan dengan menggunakan salah satu telapak tangannya."Maaf! Maafkan aku pak!" ucap Mira."Pak?""Ah maaf, maksudku tuan Sira!""A-aku te