Sebelumnya :
Mario meminum Wine dalam sekali tegukkan. "Ahh,hari yang menyenangkan." Ucapnya yang merasa lega.
Pria dengan piercing dibibir mengajak semua teman-temannya untuk menikmati dua botol Wine yang baru saja ia dapatkankan. Memang tak ada yang salah dengan perilaku humbly yang sering dia perlihatkan, hanya saja Mario kali ini nampak bersemangat meminum banyak alkohol hingga nyaris mabuk.
Merebut botol Wine. "Hei Ketua, kamu masih seorang siswa SMA... Jangan minum terlalu banyak anggur itu!!" jawab Leo.
Pria bermata abu-abu itu menarik napas dalam-dalam lalu menatap wajah teman-temannya satu per satu.
Dengan berbicara lantang.
"Hei... Aku ini bukan anak kecil lagi. Umurku 18 tahun,mengapa aku tak boleh meminumnya?" sedikit kesal.
Kedua tangannya menarik kerah Leo. "Kalau saja anak itu tak mati! Aku tidak akan serepot ini menghabiskan waktu berhargaku di sel penjara. Huh!"
Lia dan kesembilan rekannya terus mendengar keluhannya sebelum ia terjerumus kedalam lembah kejahatan.
Kini anak itu terus mengoceh tanpa henti.
Lia tersenyum " Tak perlu kau sesali lagi sayang, itu sudah berlalu!! Lagi pula itu juga bukan sepenuhnya kesalahanmu. " Ucapnya dengan lembut .
" Benarkah? " mendongakkan wajahnya.
Seketika semua teman Mario berteriak dan berkata. "Ya...Ini semua gara-gara anak itu."
"Terima kasih!" Mario berkata dengan wajah memerah.Sebenarnya Mario Hamarr adalah anak yang cukup baik dan ramah,namun karena hadirnya Mikasi dikeluarganya disertai harta yang melimpah ,kesehatan mentalnya pun perlahan terganggu.
Bagaimana tidak saat pulang dari sekolah Mario melihat kakak perempuannya tersenyum lembut menggandeng tangan Mika untuk tidur di dalam kamarnya bahkan hingga larut petang, lalu di tengah malam Mario juga sempat melihat anak itu ,ibu dan ayahnya tengah tertidur pulas diranjang yang sama sambil telanjang bulat.Mario yang cemburu mengira bahwa semua kasih sayang mereka telah diambil oleh Mikasi El Karch (orang luar). Dan karena dendam yang semakin hari semakin menumpuk, Mario dengan sengaja memukuli tubuh Mika hingga babak belur, bahkan Mario sempat memukul punggungnya dengan sangat keras yang mengakibatkan kedua kakinya lumpuh.
Hingga suatu hari anak laki-laki itu(Mikasi) menyayat lehernya hingga nyaris putus dan pihak kepolisian menduga kejadian ini adalah tindakan pembunuhan karena sebuah belati tajam dan sidik jari yang sudah ditemukan telah mengarah ke Mario Hamarr (pemilik belati) .
Satu bulan yang lalu setelah kebebasan Mario dari penjara, pemuda itu justru semakin depresi. Karena semua anggota keluarganya mengira jika kedatangan Mario akan menambahkanmasalah didalam rumah besarnya apalagi setelah kedatangan Sira dan kelahiran adik laki-lakinya .
..................................................................
Informasi :
Mrs. Bianca dan Meyta adalah dua wanita cantik yang sangat haus akan Cinta. Karena itulah mereka sering kali bertengkar hanya untuk memperebutkan Sira sang boneka kesayangan.Hingga Mr. Sam yang sudah tak tahan memberikan beberapa aturan agar keduanya tak saling bertengkar lagi.
yaitu:
• Saat siang dan menjelang sore Meyta bebas melakukan apa saja terhadap tubuh Sira. Entah melukai, menyiksa ataupun memberikan kepuasan pada dirinya .
• Dan dari tengah malam hingga pagi buta Bu Bianca bebas melakukan apa saja pada tubuh Sira hanya setelah berhubungan seks dengan suaminya.
................................................................... Lia terus mengusap bibir Mario berulang kali dengan jari telunjuknya. Entah sejak kapan tatapannya terus mengarah pada bibir tebal Sira hingga hasrat dalam dirinya terus memuncak, sepertinya gadis itu menginginkan sesuatu dari Mario.Leo meletakkan segelas Wine di atas meja. "Ah... Tidak, mereka akan segera berciuman!" mengeluh dengan sangat kesal.
(Tanpa ada kesepakatan kesepuluh bujangan segera mempersiapkan mental untuk tidak iri kepada Mario)
Lia Naomi yang tidak peduli dengan teman-temannya dengan santai mencium bibir Mario bahkan ujung lidahnya yang agak runcing berhasil menembus dinding pertahanan Mario yang sejak tadi menutup dengan rapat.
(Kejutan yang tidak diinginkan telah terjadi pada Mario Hamarr)
Tatapan Lia berubah tajam seolah hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggunya setelah sekian lama Mario tidak pernah menciumnya. Dengan cara nakal gadis itu berulang kali mendesak kekasihnya untuk membalas permainan lidahnya dan bahkan Lia tidak memberi Mario jeda sedikit pun untuk mengambil napas. 'Benar-benar gila dan liar! '
Leo mengeluh kembali. "Ah.Mataku... "Tak lama iringan suara rintihan dari para bujang telah meneriaki sepasang kekasih ini. "Bajingan!!"
Mario yang tak sepenuhnya sadar segera beranjak pergi dengan cara mencoba melepaskan ciuman dari kekasihnya. 'Apa yang dia lakukan?' batinnya.
Namun usahanya tampak sia-sia karena tubuh Mario yang lemah telah terpojok dan terjepit erat oleh tubuh Lia
Suara keras dari luar ruangan.
"Mario....!!!" teriak Meyta.Suara jeritan keras yang memecah teliga berhasil mengembalikan kesadaran mario bahkan tanpa dia sadari ia telah terbebas dari cengkraman Lia bahkan ia tak menyadari jika kekuatannya mampu mendorong tubuh Lia hingga terjatuh kelantai. Kemudian pemuda itu berlari pontang-panting tanpa memperdulikan kondisi Lia dan yang lainnya.
***Dan di sisi lain Mrs. Bianca yang merasa malu ,mencoba mencari alasan agar perbuatan menjijikannya tidak diketahui banyak orang.
Menggigiti kukunya sembari mendengus kesal. "Bagaimana ini... Bagaimana ini... Berpikir! Berpikir Bianca."Ucapnya dengan cemas.
Lalu tak butuh waktu lama Mario dan kawan-kawan berhasil menemukan lokasi sumber suara yaitu sudut jalan menuju dapur. Mereka semua melihat Kak Meyta yang ingin meluapkan amarah, Mrs.Bianca(ibu)yang sangat gelisah dan Sira terdiam murung.
"Ada apa ini!" teriak Mario.
Mrs. Bianca menghela nafas, lalu merapikan baju atasan yang sedikit terbuka." Mario, anak itu... " Menunjuk kearah Sira.
(Sira memiliki firasat buruk yang akan segera menunggunya.)
Mrs. Sam menarik kerah anaknya. "Mario dengarkan ibu! Anak itu yang sudah_ "
Meyta yang sejak tadi bungkam langsung memotong pembicaraan. "Hentikan... Ibu jangan bohong! Aku sendiri yang melihat ibu sedang menggoda Sira." Jawab Meyta.
Dengan langkah pelan disertai tatapan kosong, Mario menghampiri Sira yang sejak tadi menundukan wajahnya.
"Brother, tidakkah kau ingin mengatakan sesuatu kepada kami?" tanya Mario sambil memegang dagu Sira.
Sira terus membungkam mulutnya tetapi sorot matanya nampak memberikan ekspresi kesedihan yang seakan-akan ia membutuhkan pertolongan.
Dengan wajah skeptis Mario bersorak keras. "Baiklah!"
Tak ingin kebusukan keluarganya dikonsumsi banyak orang. Mario meminta teman-temannya untuk segera pulang dan mengakhiri pestanya.
Mario berbicara pelan. "Teman-teman, sebaiknya kita akhiri pesta ini, hari sudah mulai gelap! Dan sebentar lagi ayah juga akan segera pulang."
"Tapi, sayang? "tanya Lia.
"Ini adalah masalah yang cukup sensitif jadi biarkanlah kami sekeluarga yang akan menyelesaikan permasalahan ini. " Tegas Mario.
Dengan keputusan yang amat berat Lia dan lainnya sepakat untuk pulang kerumah masing-masing. Mereka menyadari jika keikutsertaan mereka justru akan memperburuk suasana.
.
..***
Pukul 18.30
Mario menyuruh kak Meyta dan ibunya untuk pergi kekamar masing-masing dan kejadian ini akan laporkan kepada ayahnya.Namun setelah menelphone ayahnya Mario yang mabuk berat tak bisa mengimbangi tubuhnya yang sedikit besar sehingga ia berulangkali terjatuh saat ingin mendekati Sira.
"Hei, Brother tolonglah saudaramu ini. " ucapnya sambil mengulurkan kedua tangan.
"...."
"Astaga, kau ini selain pendendam juga tuli rupanya." Keluh Mario sekali lagi.
Kemudian anak berusia 15 tahun yang sejak tadi memperhatikannya terpaksa mengangkat tubuh Mario dan membawanya kedalam kamar tidurnya. Bau menyengat yang terus keluar dari mulutnya membuat hidungku terasa pengar. Bahkan Ini benar-benar menjijikkan ketika Mario terus meneteskan air liur yang membasahi kaosku.
Sira membaringkan tubuh Mario diranjang empuk.
Menarik lengan Sira." Cepat ganti pakaianmu dan ambilkan aku beberapa roti. Secepatnya datang kemari sebelum ayah pulang dan membunuhmu." Mario berbicara melantur.
(Entah itu perhatian atau peringatan sang pemabuk terus mengulangi kata-kata yang sama dalam tidur nyenyaknya)
Lalu Sira berjalan menuju kamarnya dan segera membersihkan diri namun setelah selesai dan hendak membawakan beberapa roti. Seorang pria dewasa dari arah belakang telah memukul kepalanya hingga nyaris pingsan dan bahkan menyeret tubuhnya kedalam sebuah ruangan.
Ternyata disana sudah ada Meyta yang tergolek lemas dan Mrs. Bianca yang mencoba melepaskan ikatan.
Sira yang terbangun dari pingsan melihat dua wanita itu berteriak dengan keras menahan kesakitan.
"Aaaaaaaah! Maafkan aku!! " teriak Mrs. Bianca.
Pak Sam berkali-kali mengayunkan sabetan tali tepat ke tubuh istrinya.
Pria itu juga sempat menendang perut Bianca karena membuatnya kesal. " Apa yang kau pikirkan wanita bodoh, hah? "
"Kalian itu keluarga, mengapa harus bertengkar. Katakan? Apa karena anak ini!" meraih rambut Sira.
Pak Sam yang sangat marah berulang kali memukul dan menendang mereka bertiga hingga terluka parah dan bahkan tidak segan-segan untuk mengayunkan tali panjang di sekitar tubuh mereka. Namun ketukan keras dari luar pintu berhasil menghentikan kemarahan pria tua itu.
Sfx : Tok... Tok... Tok!!
Membuka pintu. "Mario kau?"
Mario yang masih mabuk langsung menyipitkan kedua matanya dan menemukan Sira terikat dengan beberapa utas tali.
Kemudian dia segera melepaskan beberapa ikatan di tubuhnya."Rupanya, kamu di sini! My Brother ."
Berjalan mendekati anaknya. "Apa yang kau lakukan?" bentak Mr. Sam
Mario yang masih merasakan sakit di kepalanya, langsung memalingkan wajahnya yang kesal ke arah lelaki tua itu.
"Ayah, aku sangat membutuhkannya jadi biarkan putramu ini yang membawanya!" menyeringai.
"Hemm ibu, waktu aku datang kemari... Adik terkecilku menangis kencang mencarimu cepat tenangkan dia, kepalaku sangat sakit jika harus mendengar tangisannya."
"Dan kakak!! Aku tak tahu. Ehehehe!!!"Mario memapah tubuh Sira untuh keluar dari ruangan bahkan anak itu tak segan-segan menghajar ayahnya hingga pingsan karena telah menghentikan jalannya.
"Pecundang! " menghardik ayahnya.
Karena nyeri kepala yang teramat sangat membuat Mario tak menyadari dengan apa yang dia perbuat. Mengapa ia menolong Sira!
Kemudian dengan susah payah Mario membawa tubuh Sira yang tergores luka menuju kamarnya.
"Hei... Brother bangunlah, aku lelah menopang tubuhmu!" ucap Mario sambil menepuk-nepuk wajah Sira.
•
•
•
Mereka berdua telah sampai di depan pintu yang bertuliskan DANGER yang berarti tempat itu adalah kamar Mario.
(Mario mengunci pintu kamar dan melempar kunci tersebut disuatu tempat)
Tanpa disadari mereka berdua telah terbaring diranjang besar dengan posisi berpelukan satu sama lain.
•
••Waktu telah menunjukkan pukul 23.15 malam gedoran keras dari luar pintu dan helaan napas wanita terdengar jelas di telinganya.
"Mario.Tolong biarkan ibumu masuk, nak!"
Mrs. Bianca mendesah keras."Ibu tidak akan bisa tidur nyenyak sebelum berhubungan dengan Sira!!"
"Mario... "
"Cepatlah buka pintunya.Berikan Sira untuk ibumu ini... Mario! Apa kau tak merasa kasihan dengan ibu!? Wanita jalang ini sudah cukup lama menunggu malam ini! " keluh Mrs. Bianca sambil memegangi kemaluannya.
"Sira..."
"Sira sayang! "
"Buka pintunya nak! Cepat sentuh aku! " menggedor-gedor keras pintu kamar.
Mrs. Bianca juga sempat mendobrak masuk. " Sira... Buka pintu!! "
"Mrs. Bianca janji akan membuatmu semakin puas bahkan aku akan memberikan kenikmatan melebihi Sam(suamiku)"
"Ayolah Sira ibu sudah tak tahan!"
Suara menyebalkan itu terus terngiang di telinganya dan bahkan telah membangunkan tidurnya. Dengan sangat kesal Mario ingin pergi menegur ibunya namun tangisan anak laki-laki yang meringkuk ketakutan membuatnya semakin bingung.
"Sira kau? " menatap wajahnya.
Sira menarik pakaian Mario." Tolong aku!" lirihnya.
Mario yang belum sepenuhnya sadar melihat Sira menangis tersedu-sedu seolah dia begitu ketakutan .
Entah sejak kapan hati nurani Mario bergejolak bahkan tanpa diperintah ia memeluk tubuh Sira dan mengusap-usap rambut merahnya.
"Tenanglah, jangan takut! Ada aku disini" membisikkan lembut
Mario berulangkali menenangkan Sira sampai anak itu kembali tidur disampingnya, menurut Sira pelukan dan perhatian Mario membuat ia teringat dengan sosok Mikasi kakak kandungnya.
***
Pukul 06.30 suara jam alarm berbentuk rumah kecil berdering dengan sangat keras.Sfx : Kriiiinggg...!!!
Mario yang masih mengantuk mencoba mematikan tombol alarm namun saat hendak mengarahkan salah satu tangannya ,ia merakan keram yang amat sangat. Ternyata tangannya telah diapit oleh tubuh Sira.
Mario berpikir. 'Bukankah ini kamarku! Lalu siapa anak ini?'
Dengan rasa penasaran ia membuka mata lebar-lebar lalu membalikkan tubuh anak berambut merah yang tertidur membelakanginya.
"Aaaah.!" teriak Mario.
"Katakan, kenapa kau tidur dikamarku? " ucapnya dengan nafas yang terengah-engah.
Sira yang terbangun mencoba mengatakan sesuatu kepada pemilik kamar. "Kau sendirilah yang mengajakku ke kamar ini" mengusap matanya.
"Apa? Aku... Kenapa? "
Mario yang tak sadar dengan apa yang ia lakukan semalaman merasa kebingungan, dengan gegebah ia langsung menutupi tubuhnya dengan selimat. 'Apa dia menyentuhku!?"
Mario berbicara terbata-bata. " A-apa! Apa semalam kita bersentuhan?"
"Iya, kau terus memelukku!!"
"Heh!? "
Apakah mungkin Mario sang pemimpin gang berandalan telah memiliki penyakit menyimpang, perkataan itu yang terus bermunculan dipikirannya. Ia tak menyangka jika telah menghianati Lia kekasihnya.
Dengan cepat pemuda itu berlari kencang menuju kamar mandi dan bergegas akan pergi kesekolah namun pintu kamarnya tak bisa dibuka ,dengan khawatir ia mencari- cari kunci yang semalam ia lempar.
"Sial, dimana kuncinya! "gerutunya.
Maria mengobrak-abrik seisi kamar dan tak menemukan kunci silver itu.
"Cih, dasar""Hei kau, cepat cari kuncinya! " perintah Mario.
Hampir sepuluh menit berlalu Mario telah berhasil menemukan kunci yang sejak tadi pagi dia cari dan berhasil membuka pintu tersebut . Sementara itu Sira yang melihat secarik kertas yang cukup mencurigakan ia bergegas mengambilnya dan menyembunyikan kertas tersebut dikantung celananya.
Minggu, 29 Januari 1984Pukul 08.00 Toko Likyor.Seperti biasa, remaja 15 tahun dengan rambut ikalnya nampak mengamati beberapa pengendara yang lalu lalang melintas jalanan ibu kota . Sedikit yang tahu bagaimana melegendanya Toko Miras Likyor ini ,seiring berjalannya waktu toko yang dikelola keluarga Mr. Caleb secara turun temurun telah mengalami banyak penurunan akibat ketatnya pasar industri. Hanya segelintir orang yang tahu bagaimana enaknya pembuatan Wine dari tangan Mr. Caleb, mungkin karena bangunan yang cukup kumuh dan sang pemilik toko adalah orang miskin mereka menganggap jika minuman keras buatan mereka tidak akan seenak seperti minuman keras yang dijual di toko-toko besar itu."Hahhh,membosankan!" keluhnya dengan wajah masam. Felix Pashtpan atau Felix bergumam bahkan berulangkali mengetuk-ngetuk kaca etalase dengan jari telunjuknya. (Felix yang merasa j
Sira menghela napas panjang bahkan sempat menunjukkan ekspresi datarnya lagi. 'Sejujurnya aku ingin sekali mempercayai semua perkataannya namun kurasa akan lebih baik jika tak menaruh semua kepercayaan kepada anak yang tak begitu kukenal.' "Felix..Kenapa kau ingin membantuku?... Mengapa aku harus menuruti semua omong kosongmu itu? " (Sira menggerakkan seluruh anggota tubuhnya menuju ujung pintu kamar.) "Aku tahu! Manusia seperti kalian ini tak akan bisa membantuku dengan begitu mudah, terlebih kau tak menginginkan imbalan apapun dariku.. Itu sungguh mencurigakan!!" Sira bertanya kembali "Katakan Felix! Apa yang kau inginkan dariku? Dan apa tujuanmu sebenarnya?" Lagi-lagi pemuda dibelakangku justru menunjukkan raut bahagia. Dengan sangat takjub Felix justru memberikan tepuk tangan kearahku."Hebat..Hebat..Kau sangat hebat Sira! Ternyata aku sudah salah menilaimu." Memuji temannya. "Meman
Kamar Cio Hamarr Sebuah ruangan kecil dengan tembok berwarna biru laut yang sengaja dirancang khusus untuk menempatkan baby Cio Hamarr (tempat untuk bermain sekaligus tempat beristirahat ). Terdapat beberapa pernak-pernik yang sengaja menggantung disekitar dinding langit-langit, boks bayi kecil berwarna putih berisikan matras kasur(coklat) dan beberapa lighting yang cukup terang sangat cocok bagi perkembangan sang bayi. Mr.Sam sengaja merombak agar Cio merasa nyaman dan aman bila sewaktu-waktu ibunya tak berada disampingnya. Cio Hamarr adalah anak ketiga dari pasangan Mr. Sam dan Mrs.Bianca yang kini baru saja menginjak usia 3 bulan. Wajahnya yang imut dan lucu membuat semua orang jatuh hati kepadanya, termasuk Sira. ...................................................................
Dalam perjalanannya, Sira berusaha menekan nafsunya yang sempat berkecamuk dalam pikirnya,memang tak bisa dipungkiri lagi jika kenikmatan yang ia dapatkan dari Mrs. Bianca yeng terus menerus mempermainkannya membuat adik kecilnya terus terbangun dari tidur panjangnya.Sira membelai rambut merahnya dan kemudian bergumam pelan dengan dirinya sendiri "Apa yang kau pikirkan,Sira!""Ahahaha..." Remaja itu tak menyangka jika dia bisa bertingkah sejauh ini. Sira cukup bangga dengan kerja kerasnya.Selanjutnya ia juga bersiap melaksanakan aksi keduanya sambil memegangi sebilah pisau yang sejak tadi pagi ia sembunyikan dari Mrs. Bianca.Sfx : tap..tap..tap..Suara langkah kaki terus menerus terdengar digendang telinganya,seolah-olah seseorang berusaha mengejarnya dari arah belakang, dengan gegabah Sira berlari menuju kamarnya. Bu Bianca yang sangat tertarik dengan tubuh indah Sira berusaha keras untuk mengeja
Mr. Sam terus menyudutkan istrinya sambil melontarkan kata-kata makian kearahnya. " Bajingan,apa yang kau lakukan??" Luapan amarah yang terus berkobar membuat Bianca seakan ketakutan. Dan situasi ini jelas tak akan baik bagi dirinya. [Mr. Sam berlari mengejar istrinya sambil melayangkan pukulan keras tepat mengenai wajah cantiknya] Sfx : Buukkk.. Bukk.. Tinjuan, tamparan bahkan cekikan leher terus menerus mengenai wanita malang ini,tubuhnya seakan remuk tak beraturan bahkan beberapa organ dalamnya sempat mengalami peradangan yang cukup parah. Kini sosok besar dan kuat yang selalu melindungi telah berubah menjadi iblis yang tak kenal ampun dalam menghabisi lawannya.[ Mr. Sam terus memberikan tendangan keras tepat mengenai perut Bianca ] "Keparat!!" teriak Mr. Sam. Dia menginjak-injak wajah istrinya hingga darah segar terus keluar d
Sebelumnya : Sekitar pukul 09.55 pagi. Sebuah mobil silver nopol BDXXXX melaju kencang dengan kecepatan 102 km menghantam pagar besi milik kediaman Hamarr.Sfx : Brakk... Benturan keras pun tak bisa terelakan lagi ,bahkan sebagian besar mobil mengalami kerusakan yang cukup parah. Tak ada yang tahu mengapa Mr. Sam begitu ceroboh dalam mengemudikan mobil pribadinya.Tak beberapa lama kemudian satu...Dua...Tiga atau bahkan beberapa warga setempat berlarian menuju sumber ledakan yang sempat mengusik aktivitas mereka."Itu dia!! " teriak keras dari salah satu warga.Banyaknya kobaran api yang mengenai body mobil membuat kami harus berbondong-bondong membawakan beberapa liter air untuk mamadamkan api yang terus menyala. Mr. Caleb, Felix dan lainnya berusaha keras menolong Mr. Sam yang kemungkinan besar masih terjebak didalam mobil pribadinya itu. Dan dari arah yang berlawanan dua wani
MY NEW STORY Sonut,15 Juli 1988. Pukul 09.00 Tak terasa empat tahun telah berlalu. Sebuah insiden mengerikan sekaligus memilukan kini telah membawaku ketempat yang tak pernah ku arungi sebelumnya. Kematian Mrs. Bianca, Meyta, Mario dan Mr. Caleb. Adalah suatu bentuk pengorbanan yang tak bisa dihindari lagi ketika kita sudah bertekad untuk mengubah hidup menjadi lebih baik. (Perkataan bodoh yang selalu saja Felix katakan ketika aku merasa sedih atas kehilangan mereka) Sejujurnya aku sudah berusaha keras untuk memahami pemikiran bocah itu, namun Sira masih saja tak mengerti bagaimana Felix bisa berpikir dengan sudut pandang yang sangat berbeda dengan manusia normal lainnya. ..................................................................
Ting.. Ting.. Ting..Suara itu terus riuh terdengar tatkala beberapa para pekerja sedang berusaha keras memecahkan bongkahan batu besar dengan menggunakan palu besar saat ini mereka gunakan. Palu Bodem adalah sejenis palu besar yang dirancang khusus untuk memecahkan jenis bebatuan besar dan memiliki berat sekitar 6.200 gram atau setara dengan 18 LB. Tidak peduli seberapa panas terik matahari menerjang dan seberapa banyak keringat yang terus mengucur, beberapa pria dewasa terlihat bersemangat dalam menjalani kesehariannya demi mendapatkan sedikit upah untuk kehidupan keluarganya. "Kerjakan yang cepat!" teriak salah satu pria berbadan besar yang sedang mengawasi anak buahnya. Dengan tubuh gemetar Felix mencoba mengangkat gagang palu dengan sedikit kekuatan yang dimilikinya. "Aaakhh! " Remaja itu kembali meletakkan salah satu tangannya disekitar dahi dan mulai mengeluh."Aku..Aku tak bisa! Hah.. Hah
Epilog Setelah sebuah butir peluru menancap dibagian punggung sebelah kiri. Entah mengapa aku mulai merenungi seberapa banyak kejahatan yang selama ini aku perbuat. Menyiksa, membunuh, dan bahkan merenggut kebahagian hidup orang lain hanya karena keegoisanku. Maafkan aku Mrs. Bianca, Mr. Sam, Mario, Meyta, Cio, Mr.Caleb, Felix, Ny. Lisanorn, Mia, Suzzi, Mira, Sean 1-48, Arin dan kedua buah hatiku. Karena kehadiranku kalian menderita. Kemudian saat aku merasakan hawa dingin yang menjalar keseluruh tubuh disertai rasa kantuk yang luar biasa, terdengar beberapa langkah kaki yang sangat cepat menuju ke ruang gelap ini. Sira... Sira... Bangun Sira!Pria dengan rambut lurus dengan tatapan cemas berusaha memanggil-manggil namaku dan berusaha sekuat tenaga menyelamatkan hidupku. **Dua tahun berlalu. Aku yang masih dirundung kesedihan masih saja mengingat masa kelam yang menyebabkan Suzzi haru
Diperlihatkan Sira El Karch yang duduk terdiam tak berdaya mencoba bertahan dari banyaknya kerumunan anjing liar yang siap menerkam dirinya. Lalu dari arah belakang pria berwajah datar yang sejak tadi memegang senapan, tampak tak sabar menunggu aba-aba dari sang majikan. 'Jika aku melawan Suzzi dengan satu serangan, maka pria dibelakangku akan segera menekan pelatuknya dan setelah itu beberapa peluru akan langsung menembus kepalaku.' 'Tapi jika aku tak segera menyerang salah satu diantara mereka, tak akan ada harapan bagiku untuk meloloskan diri.' Masih belum menyerah, Sira mencoba memikirkan berbagai cara agar dirinya bisa terbebas dari jeratan Suzzi dan kepungan mereka. Sepertinya ini satu-satunya cara agar aku bisa membunuh mereka semua.'Ya! Lebih baik mencoba daripada tidak sama sekali, walaupun hanya memiliki peluang tiga persen saja.' (Rencana : dengan merebut pistol yang ada ditangan kanannya dan sebisa mun
"Lama tak jumpa. Sira! " sapa seorang wanita bertudung hitam.Suara itu terlihat tak asing lagi buatku. Apalagi sedikit desahan yang terkadang muncul dari gerak bibirnya membuatku sangat hafal jika wanita misterius dengan beberapa pria bersamanya adalah Suzzi mantan istriku."Kau rupanya?"Suzzi menanggapi perkataan Sira dengan senyuman palsu. "Aku dengar kau sedang berbahagia dengan keluarga barumu,Sira!""Tapi...""Kenapa kau menyembunyikan ini dariku?"Sira menggelengkan kepala sambil mengusap rambutnya beberapa kali.Seorang pria yang tampak kuat tiba-tiba saja berlari kearahku, lalu ia memberikan serangan tinju yang hampir mengenai perutku.Fuuhh...(Sedikit saja aku lengah, pasti dia akan segera menumbangkan tubuhku)Kemudian dengan sedikit arogan Sira berhasil mengunci pergerakannya dan meninju salah satu bawahan Suzzi. "Apakah seperti ini caramu menyambut kebahagia
• Bulan pertama :Istriku Mira telah menerimaku dengan sepenuh hati. Dia berusaha memberikan kehangatan didalam rumah ini, hanya ada senyuman dan gelak tawa yang menghiasi wajahnya.Ya, aku tahu. Itu hanya sandiwara saja sebenarnya dia masih menyimpan luka yang begitu dalam karena berpisah dengan orang yang ia cintai dan kedua orang tuanya.• Bulan ketiga :Mira yang sebelumnya memiliki kepedulian tinggi dan ramah, berusaha keras membujukku untuk bercengkerama dengan para penduduk yang seringkali mencibirku dan kadang memberikan kata sarkas kearahku.Awalnya Sira cukup ragu dengan keputusan yang diambil istrinya, tapi setelah beberapa kali mencoba lima dari tiga puluh orang memperlihatkan senyuman ramah kearahku.• Bulan keenamTak ada lagi rasa kepedihan didalam hidupku. Aku mulai merasakan apa itu arti kedamaian sesungguhnya.Namun Mira masih berencana untuk menunda kehamilannya. Dia masih meragukan t
Klaifky. Kediaman HamarrPukul 07.00Bangunan terbengkalai dengan dinding beton kokoh mencoba melambaikan tangan kearahku dan berusaha mengingatkan bagaimana kejamnya para penghuni sebelumnya yang dengan tega memperlakukan dua anak laki-laki tak berdosa dengan begitu buruk sehingga salah satu dari mereka harus mati bunuh diri.Menghembuskan nafas. 'Hah!'Lalu bergumam sendiri. "Kenapa aku harus mengingat kejadian itu. "Sembari memijat keningnya dengan lembut.(Kalau seperti ini, aku tidak akan bisa menjalani kehidupan baruku)Di sisi lain, beberapa warga yang sempat melihat kedatangan kami nampak sedikit acuh dan bahkan banyak dari mereka tak memperlihatkan keramahannya, mungkin mengingat peristiwa menggemparkan yang pernah terjadi dipemukiman kumuh ini.Beberapa warga masih meyakini jika Akulah penyebab dari hancurnya keluarga Hamarr. Mereka juga beranggapan jika Sira El Karch akan membawa banyak kesialan di
"Begitukah?"Sira mengambil ponselnya yang ia letakkan disisi bantal dan menunjukkan beberapa foto kedua orang tua Mira dan kekasihnya Miko Hasun dari dua tempat yang berbeda."Apa kau masih menganggapku seorang pembohong?"Sira menyengir."Saat ini beberapa pesuruhku sedang bersembunyi tak jauh dari kediaman ayah dan ibumu berada. Dengan senjata laras panjang yang mereka miliki, bisa dipastikan jika Ny. Eliza dan Tn. Zein akan tewas malam ini juga.""Lalu, ditempat yang berbeda pria bertubuh tinggi dengan topeng diwajahnya tengah mengarahkan M249 tepat dibagian jantung Miko yang akan ia tembakkan setelah mendapatkan aba-aba dariku."Seakan menutup telinga, Mira yang sangat depresi mencoba mencekik Sira dengan sekuat tenaga."Aku tidak akan memaafkanmu..."Sira meringkuk dan menahan sakit setelah beberapa kuku yang sedikit tajam menggores lehernya. "Kenapa kau masih tak mengerti juga Mira. Kau mungkin bisa
Dan saat itu juga Sira mulai membisikan sesuatu kearah Mira."Mira Elena, seorang gadis miskin berusia 20 tahun yang berusaha keras merubah nasib keluarganya. Ayahnya penggila judi dan ibunya yang sakit-sakitan membuat Mira harus menjalani kehidupan yang sangat menyedihkan ini!"Hah?""Di tanggal 23 September (atau bisa dikatakan 4 tahun yang lalu) Mira malang memutuskan untuk mengadu nasib di Ibu Kota bersama Dia, sayangnya dalam perjalanan mereka harus berpisah untuk sementara waktu. Mira yang tersesat dan tak mengerti jalan pulang harus berhadapan langsung dengan beberapa pria hidung belang : dilecehkan, dilukai, bahkan beberapa uang miliknya telah dirampas.Mendengar perkataan Sira yang semakin menguak semua kisah hidupnya, membuat Mira termenung dan bahkan ketika pria di belakangnya mulai meraba-raba tubuhnya. Mira sama sekali tak memberontak.'Sampai batas mana dia mengetahui informasi mengenai diriku ini!'Tak lama S
Satu minggu kemudian. Aku mengajak Mira ketempat Coffe Shop Rose untuk kedua kalinya, awalnya ia sempat menolak dan memberontak saat aku membawanya ke ruang VIP ini. Namun dengan usaha keras dan ditambah rengekan dari mulutku akhirnya ia mau menuruti keinginanku dengan alasan hanya untuk meminum secangkir kopi spesial dan segera pulang.Berbicara dengan santai. "Ayolah Mira, cepat cicipi minuman ini!""Ah, iya." Menjawab dengan keraguan.Dia segera menutupi pakaiannya yang sedikit terbuka, lalu terlihat cemas saat beberapa pelanggan pria terus memperhatikan lekuk tubuhnya.(Mira terpaksa mengenakan baju pemberian Sira karena hari ini adalah hari spesial untuknya)Sira menanggapi jawaban Mira dengan senyum pahit. " Aku tahu kau merasa tak nyaman jika berada ditempat ini, tapi bukankah dengan menghabiskan secangkir kopi (menunjuk). Kita bisa keluar dari tempat menjijikan ini Mira!"Wanita itu terus termenung memikirkan perkat
Ketika dua orang dewasa yang sudah lama tak bertemu harus duduk berhadapan dalam satu meja.'Terlihat ada banyak kecanggungan diantara kami berdua.'Membuka mulut. "Aku... " Berbicara secara bersamaan."Ah!" secara refleks Sira mengusap bagian belakang rambutnya.(Situasi macam apa ini, aku tidak bisa mengendalikan sikap ataupun memberikan ekspresi yang pantas untuk diperlihatkan kepada perempuan cantik ini)"Kau duluan saja!" berbicara secara bersamaan untuk kedua kalinya.Hahaha....Pada akhirnya, kami tertawa dengan cukup keras atas kekonyolan masing-masing.'Ternyata perempuan ini jauh lebih cantik dari dugaanku sebelumnya.'Kemudian tatapan nakalnya kembali tertuju kearah bibir Mira, yang saat ini dia sembunyikan dengan menggunakan salah satu telapak tangannya."Maaf! Maafkan aku pak!" ucap Mira."Pak?""Ah maaf, maksudku tuan Sira!""A-aku te