“Laporkan saja! Kenapa kau malah jadi diam? Laporkan saja!” Cressa menyilangkan tangannya di depan dadanya dan menatapi Paul yang hendak melaporkan kegiatan Cressa pada Magnus.
Dan Paul tampak tertekan di bawah pengawasan Cressa yang menatapnya dengan tajam. Cressa melihat langsung pesan Magnus pada Paul yang meminta Paul melaporkan kegiatan Cressa.Magnus: Dia bersamamu sekarang? Apa pun yang dia lakukan, beritahu aku!Cressa antara ingin tertawa atau justru harus merasa ngeri karena Magnus bersikap sejauh ini. Meski dia meminta jadwal harian Magnus juga pada Glenn, namun dia tidak sampai meminta perincian apa saja yang dilakukan Magnus. Magnus malah terlihat seperti penguntit sekarang ini.“Lady tadi meminta berhenti sejenak untuk membeli anak ayam yang masih hidup, kemudian begitu tiba di mansion, dia hanya memberi makan hiu—”“Chloe.” Cressa menyilangkan tangannya sambil melihat Paul mengetik.Paul menghela nafasnya, dia mCressa terdiam saat Serenia mengatakan sesuatu tentang Magnus seperti itu. Magnus melakukan banyak hal untuknya, karena dia mencintai Cressa. Cressa yang tidak peka akan cinta hanya cemberut saat mendengarnya. Tidak, bukan tidak peka. Dia menyangkal. “Apa maksudnya itu?” Cressa mengerutkan alisnya. “Dia memperjuangkanmu sedari awal. Dia tidak mendapatkanmu dengan mudah. Maksudku, aku tidak memberikanmu padanya dengan semudah itu. Itu tidak mungkin, tahu.” Serenia menatap Cressa dengan sedikit penasaran dengan reaksi Cressa. Namun, sudah jelas jika Cressa menyangkal atas apa yang terjadi. “Itu tidak mungkin. Sudah jelas jika pernikahan kami hanya karena kontrak. Tidak, tidak ada kontrak khusus. Mungkin lebih bisa disebut perjodohan?” Cressa memiringkan kepalanya.“Terserah apa katamu.” Serenia menggelengkan kepalanya. Serenia sedikit kesal dengan penyangkalan Cressa saat ini. Namun, lihat Cressa yang langsung lebih tenang dan
Magnus melirik Cressa yang sama sekali tidak bergeming di tempatnya berdiri. Magnus menatapi kaki Cressa yang terkena kopinya sendiri. Magnus tak tahu apakah kopi itu masih panas atau sudah lebih dingin. Namun, dia tetap keheranan atas sikap Cressa saat ini. “Oh, jadi ini istrimu? Cressida Montgomery. Aku yakin kita sudah pernah bertemu sebelumnya. Aku datang saat pemakaman kedua orang tuamu.” Kalix berjalan mendekati Magnus dan Cressa. Kalix menaruh kedua tangannya di belakang punggungnya dan sedikit membungkuk ke arah Cressa yang sama sekali tidak bergerak dari tempatnya berdiri. Kalix menatap ke bawah dan melihat kekacauan yang dibuat Cressa. “Oh, apa-apaan ini? Kenapa kau menumpahkan kopi?” Kalix menatapi kaki Cressa. Magnus mendengus. “Apa yang sebenarnya Paman lakukan di sini?” “Aku di sini untuk menemuimu, dan mungkin menyapa istri dari keponakanku ini.” Magnus melirik Cressa, Cressa sama sekali tidak bersuara. Panda
“Apa harus kau mengantarku ke rumah?” keluh Cressa. Cressa mendengus saat Magnus bersikeras mengantarkannya ke mansion Montgomery. Ini tentu terasa aneh, lantaran ini seperti Magnus sengaja memulangkannya kembali. “Aku harus bertemu Serenia, jadi kau tidak perlu memanggil Paul.” Magnus berjalan bersama Cressa untuk memasuki mansion. Mereka berhenti sejenak untuk melihat sosok hiu putih yang sedang berenang ke sana ke mari di kolamnya yang luas. Entah berapa uang yang harus dikeluarkan dalam pembuatannya. “Aku masih heran kenapa kau memelihara benda itu. Aku yakin kau juga akan panik jika masuk ke dalam kolamnya.” Magnus menyilangkan tangannya di depan dada. “Ya, tentu. Tapi lebih menyenangkan jika menekan seseorang dengan menjeburkannya ke kolam Chloe. Aku hanya kebetulan mendengar pembicaraan seseorang tentang penangkapan hiu putih kecil. Lalu aku menghabiskan seluruh tabunganku dalam tiga tahun untuk membelikannya Chloe dan pembuat
“Sepertinya kau tidak diajarkan orang tuamu untuk mengetuk pintu dulu sebelum kau masuk ke pintu yang bukan merupakan ruangan milikmu!” omel Cressa. “Kau milikku, jadi semua yang kau punya, adalah punyaku juga.”Magnus memasukkan tangannya ke saku setelah menutup pintu di belakangnya dan berjalan masuk ke kamar Cressa. Magnus menatapi sekitar, memperhatikan kamar pribadi Cressa di kediaman Montgomery. Kamarnya luas dan dia punya banyak hal di kamarnya. “Ck, yang benar saja...” Cressa hendak ke kamar mandi. “Kau berencana untuk mandi?” tanya Magnus. Magnus segera mendekati Cressa. Dia tak akan membiarkan Cressa lolos dengan mudah kali ini. Magnus langsung menjepit Cressa ke tembok terdekat yang membuat Cressa tersentak kaget. “Ugh, kau!” protes Cressa seraya menatap Magnus dengan kening berkerut. “Apa darahmu sudah surut? Bolehkah aku memasukimu sekarang?” Magnus menatap Cressa yang sudah tak berpakaian, dia sudah t
“Cari keberadaan dia sekarang. Aku tidak peduli, akhir pekan ini dia sudah harus ada di hadapanku.” Magnus membelakangi Cressa yang sedang tertidur, berbicara di telepon dengan suara pelan, namun tajam. Magnus menatapi bulan dari jendela kamar Cressa sejenak, sambil mendengarkan jawaban patuh dari orang yang dia telepon malam itu. Magnus menoleh ke belakang, menatap Cressa yang sedang tertidur lelap di kasurnya. Begitu selesai menelepon, Magnus kembali lagi ke tempat tidur. Berbaring di sebelah Cressa, menghadap pada Cressa yang tengah terlelap. Dia kemudian mengecup keningnya lembut. *** Di akhir pekan, Cressa sudah kembali ke Hades Palace. Dia sedang menikmati sarapannya dengan santai. Sementara Magnus siang itu sudah menggunakan pakaiannya dengan rapi. Kemeja putih dibalut rompi berwarna mocca, dengan celana yang senada. “Kau akan pergi ke mana kali ini?” tanya Cressa sambil menatap Magnus penasaran. “Ke suatu
“Apa dia mati?” bisik seseorang di belakang Magnus.Magnus mengeluarkan sebatang rokok dan menghisapnya sambil menatapi Kalix yang memegangi selangkangannya setelah ikatan tangannya di buka. Magnus duduk santai di salah satu kursi. Sebuah sikap agresif yang sebenarnya cukup ditunjukkan Magnus di awal pernikahannya dengan Cressa. Tepat saat mereka menuju ke kamar untuk malam pertama mereka. Magnus agak kasar padanya, walau sekarang sikapnya berubah menjadi lebih lembut dan perhatian. “Tuan, apa Anda mau minum? Kami akan minum di sini.” “Tidak, kalian saja.” Magnus menggelengkan kepalanya. Magnus melirik orang-orang yang sekarang duduk di lantai gudang yang agak berdebu, membawa botol-botol minuman mereka dan menikmatinya di sana. Yang ada di dalam gudang bisa disebut sebagai orang bayaran Magnus untuk melakukan hal seperti ini. Mereka bisa dibuang kapan saja.“Kenapa... Kenapa kau sampai melakukan hal sejauh ini? Itu kan hanya
“Dia meninggal? Secepat itu?” Cressa langsung menatap Magnus penuh curiga. Pelayan yang tengah menyajikan pancake lagi untuk Cressa menatap keduanya dengan tatapan kaget. Dia tahu jika yang ada di berita adalah keluarganya Magnus. “Ya, mau bagaimana lagi? Umurnya pun sudah tidak lagi muda,” jawab Magnus dengan tenang. Cressa menatapnya dengan tatapan tak percaya. Cressa ingat di mana Magnus menjanjikannya satu hal, jika dia tidak akan bertemu lagi dengan Kalix. Sebuah janji yang sepertinya ditepati oleh Magnus. “Kenapa kau begitu tenang dengan ini? Jangan bilang, kau...” Cressa menghentikan kalimatnya. Dia tentunya tidak bisa menyebutkannya secara langsung di depan pelayan. Cressa menatap ke arah televisi lagi, dia merinding setengah mati karena mencurigai Magnus membunuh seseorang. “Sebenarnya, selama hidupnya dia memang problematik. Sangat disayangkan dia pergi dengan banyak dendam yang tertuju padanya.” Magnus menghela n
“Mungkin Garret menaruh kecurigaan padamu tentang tewasnya Kalix,” ucap Glenn. “Ya, mungkin dia sedang mencurigaiku sekarang. Tapi seperti yang aku bilang, tidak ada bukti yang mengarah padaku saat ini. Aku sudah puas dengan fakta itu.” Magnus dengan tenang mengambil beberapa dokumen dan duduk di kursinya. Glenn duduk di sofa dan melirik meja berwarna pink, bersama dengan kursi kerjanya. Glenn melirik Magnus, dia hendak bertanya soal itu. Namun, itu sudah jelas untuk Cressa. “Ya, tindakan Cressa saat ini termasuk normal. Jika dia justru berterima kasih padamu, justru di sana ada yang salah dengannya.” Glenn menghela nafasnya sambil menyandarkan tubuhnya. “Aku berpikir ada yang salah dengannya sebelumnya. Mengingat dia tanpa ragu menceburkan kakak iparnya sendiri bersama dengan selingkuhannya ke kolam hiu putih. Aku rasa dia tidak setega itu,” gumam Magnus. Glenn terdiam sejenak, menatapi camilan yang disuguhkan untuknya di meja.
“Jadi, kau bukan korban kekerasan rumah tangga, kan?” tanya Jeslyn lagi. Cressa menghela nafasnya dan menggelengkan kepalanya. “Aku sudah mengatakannya dengan jelas. Itu bukan suamiku, itu saudara suamiku.““Baiklah, tapi itu tetap tidak benar tentang fakta bahwa dia menamparmu. Apa yang membuatnya sampai melakukan itu padamu? Kau kan adik iparnya, kenapa bisa dia tegas menamparmu?” “Soal itu... sebenarnya panjang jika diceritakan,” gumam Cressa, dia bingung bagaimana menjelaskan alasan Garret menamparnya. “Ayolah, aku punya waktu semalaman untuk mendengarkan ceritamu. Aku sebenarnya khawatir, saat kau meminta bertemu denganku malam ini.” “Dia memintaku ikut bersamanya. Well, singkatnya aku menolak karena aku tahu hubungan dia dengan Magnus sedikit buruk. Aku jadi skeptis padanya. Tetapi dia sepertinya bukan tipe orang tang bisa menerima penolakan, dia memaksaku dan aku memberontak. Jadi, dia menamparku.” Cressa mengetuk lud
Magnus menatap Cressa yang sudah ada di bawah tubuhnya, dalam keadaan keduanya sudah tidak menggunakan kain apa pun di tubuh mereka. Mereka kali ini melakukannya di atas kasur. Magnus menggerakkan pinggangnya dengan tempo lembut seperti biasanya. Sementara Cressa memeluknya dan mencakar halus punggung Magnus. Gerak tangan Cressa yang membelainya juga merupakan bagian dari sesuatu yang membuat Magnus semakin bergairah kepadanya. Menghadapi stamina Magnus memang bukanlah hal yang mudah. Namun, dengan pembawaan Magnus yang lembut membuat Cressa tak pernah merasa tertekan saat melakukannya. Apa lagi, Magnus senantiasa mendahulukan pelepasannya. Setelah beberapa saat, Cressa selesai mandi lebih dulu. Magnus yang membantunya mandi karena sebenarnya Cressa sudah malas mandi karena lelah. Dia keluar dari kamu mandi dan menatapi ponsel Magnus yang ada di nakas. Ada pesan baru dari Glenn. Dan itu membuat ponsel Magnus menyala, menunjukkan foto Cressa ya
“Tapi, tidakkah kau merasa sedikit takut padanya? Dia baru saja membunuh seseorang.” Cressa menatap Serenia dengan ragu, bertanya dengan suara pelan. Dia menunggu jawaban Serenia.Serenia terdiam untuk beberapa saat. Dia juga tak pernah menyangka Magnus akan melakukan hal sejauh ini. Bohong jika dia tidak terkejut mendengar kematian Kalix setelah beberapa hari dari pertemuannya dengan Cressa di gedung kantor pusat Montgomery. Tanpa perlu bertanya langsung, Serenia sudah bisa memastikan jika Magnus ada campur tangan tentang kematian Kalix. Dan dia hanya diam, tidak melakukan tindakan apa pun.Diam-diam, Serenia senang akan mendengar kabar kematian Kalix. Karena Montgomery sekali pun, dulu tidak menang dari Armstrong dalam mendapatkan keadilan untuk Cressa. Mengetahui Magnus selaku keturunan asli Armstrong, membunuh anggota Armstrong yang telah melukai harga diri Montgomery, jelas adalah sesuatu yang memuaskan. Tidak peduli lagi akan yan
Magnus menatapi pipi Cressa yang memerah. Langkahnya cepat untuk menggapai Cressa dan dia meraih rahang Cressa yang membuat Cressa langsung menatap ke arah matanya. “Apa yang dia lakukan terhadapmu? Dia menamparmu?” tanya Magnus. Cressa meneguk ludahnya saat melihat mata Magnus mempunyai sorot mata yang mengerikan. Magnus telah membunuh seseorang yang telah melecehkannya di masa lalu. Lalu, apa yang akan dia lakukan jika tahu kalau istrinya telah ditampar saudaranya. “Ya, aku menamparnya. Apa kau akan marah setelah aku meletakkan tanganku pada pipi istrimu yang manis? Maaf ya, tapi dia terlalu banyak memberontak. Dia bahkan menggigitku.” Garret mendengus seraya menatapi tangannya yang berdarah dengan bekas gigi di sekitarnya. “Beraninya kau!” Magnus melepaskan tangannya dari Cressa dan mendekati Garret. Garret memperhatikan saudaranya tersebut dalam diam, senyumannya menunjukkan rasa puas karena melihat saudaranya yang sepertinya ter
“Jika kau terus memberontak dariku, aku tidak segan-segan untuk melukaimu, adik ipar.” Garret mencengkeram tangan Cressa lebih kuat, yang mana membuat Cressa merintih kesakitan. Karena merasa Garret adalah ancaman, Cressa tanpa pikir panjang mengayunkan lututnya ke atas untuk menendang selangkangan Garret. Namun, seolah Garret tahu apa yang biasanya orang lakukan saat dalam situasi seperti ini, Garret menghindar dengan cepat. Garret tertawa puas saat berhasil menghindar dan perlawanan Cressa menjadi sia-sia. Garret menatap tajam tepat saat dia menghentikan tawanya. Garret kelihatannya tak senang dengan tindakan Cressa barusan dan menampar Cressa dengan kuat.“Akh!” Cressa merintih begitu merasakan pipinya ditampar Garret yang sifatnya sangat berbanding terbalik dengan Magnus padanya. Cressa memegangi pipinya dengan salah satu tangannya, mengingat tangannya yang lain sedang dicengkeram Garret. Cressa mendesis dan menatap Garret yang bersikap kas
Cressa terdiam di pelukan Magnus. Dia pun tidak tahu atas apa yang sebenarnya terjadi. Antara dia dan Magnus. Dia juga tidak tahu kenapa dia begitu mudahnya Magnus mengendalikan situasi. Keduanya sekarang terbaring bersama. Dengan Magnus yang bertelanjang dada, dan Cressa yang menggunakan gaun tidur dengan tali bahu. Cressa menatap Magnus dengan ragu. “Kau menangnya tidak merasa bersalah sama sekali?” tanya Cressa. “Aku tidak tahu,” jawab Magnus singkat sambil menatap balik Cressa yang kelihatannya masih meragukannya. “Kau sepertinya masih menyimpan skeptis padaku.” “Kau tidak salah. Ngomong-ngomong, kau tidak pernah membicarakan tentang ibumu padaku.”“Bukankah Glenn sudah mengatakan beberapa hal?” “Itu...” Cressa terdiam. “Tidak bisakah aku mendengarnya langsung darimu? Kurasa, kita terlalu melibatkan banyak pihak untuk memahami satu sama lain.” Cressa memalingkan wajahnya. Magnus terkekeh. Magnus setuju dengan a
Cressa tanpa sengaja menarik pelatuk dari handgun yang dia pegang. Keterkejutan tampak dari wajahnya dan handgunnya langsung terlempar dari tangannya setelah dia melepaskan tembakan itu. Magnus bahkan sama kagetnya dengan Cressa. Dia menatap Cressa dan peluru yang memantul dari lantai. Dia menghela nafasnya berat, untungnya Magnus sudah menurunkan arah handgun itu, jadi Cressa tidak melepaskan tembakan ke arahnya. Dua orang anak buah Magnus seketika langsung mendekat untuk mengecek kondisi Magnus dan Cressa. Mereka melihat bagaimana peluru itu sudah membuat lantai yang keras jadi pecah. “A-aku tidak sengaja.” Kedua tangan Cressa tampak gemetar di samping wajahnya. Magnus mendengus sambil menatapnya. Dia melirik kedua anak buahnya yang sepertinya memperhatikan bekas peluru yang ada di lantai tersebut. “Aku tahu. Pelatuk untuk senjata milikmu memang dirancang ringan.” Magnus menatap Cressa dengan sedikit tajam, jelas jika dia tidak sen
“Tapi salahkah aku jika aku merasa khawatir? Aku tidak mengenal orang ini dengan baik. Dan juga, saat melihat Cressa yang sepertinya sedang ketakutan karena pria ini, aku hanya berusaha membantunya. Dia juga setuju untuk menerima bantuanku.” Gabriella berusaha menjelaskan situasinya pada Serenia saat ini. “Aku sudah mendapat laporannya dari Paul tentang menghilangnya Cressa, Paul adalah bodyguard Cressa sebelumnya. Dan, tentang masalah yang sedang dihadapi Magnus dan Cressa hanya sebuah kesalahpahaman. Cressa tidak mau mendengarkan penjelasan Magnus. Dan kau membantunya pergi, itu hanya akan membuat Cressa tidak pernah mengetahui penjelasan Magnus.” Serenia mengatakannya dengan lembut, dia masih tenang walau ada sedikit rasa khawatir sesuatu terjadi pada Cressa, mengingat Cressa yang sendirian entah di mana. Gabriella yang mendengarkan penjelasan Serenia dengan seksama mulai sedikit memahami situasinya. Gabriella kemudian menganggukkan
“Kemungkinan besar Magnus yang membunuh Kalix. Aku tidak tahu pasti, tapi dia bilang Cressa pernah dilecehkan oleh Kalix. Dan karena Kalix sempat mengunjungi kantor pusat Montgomery, sepertinya dia menemui Magnus dan secara tidak langsung bertemu Cressa juga.” Asisten baru Robert itu sepertinya sedang memberikan sebuah informasi kepada orang lain secara diam-diam. Asistennya itu tampaknya bekerja untuk orang lain, dan bukan tipikal yang setia. Setelah memberikan informasi itu lewat telepon, asisten baru dengan nametag Kevin itu mengakhiri panggilannya dengan cepat dan kembali bekerja dengan normal. *** Sementara itu, jauh dari Metronyx, terhadap sebuah kota bersama Luston. Luston adalah kota di mana Magnus dibesarkan. Tempat keberadaan keluarga Armstrong tinggal. Garret adalah kakak Magnus yang sekarang berusaha memulihkan perusahaannya. Dia sudah mendengar kabar tentang tewasnya Kalix di Metronyx. Kebetulan sekali, kantor pusat Mont