Share

38. Andai Kamu Tahu

Penulis: Shaveera
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-10 22:21:11

"Amel akan berusaha untuk bersabar lagi dan lagi, BUnd. Tetapi akankah abang mendukung Amel?" tanya Amel denga nada yang teramat bimbang dan sedih.

"Jangan khawatirkan abang, Dik. Abang pastikan akan selalu mendukungmu setiap saat jika memang harus diperlukan." Terdengar suara yang khas dan sangat aku kenal. Suara Yoga.

"Bunda titip adik kamu, Bang. Tolong sebisa mungkinbantu adik kamu dari siksaan rubah betina tersebut." pandanganku tajam menatap wajah Yoga yang sedikit sembab melihat.

"Akan Yoga jaga amanah Bunda tersebut. Dan jika suatu saat Amel harus pergi dari sini untuk mencari kata nyaman maka aku berharap Bunda ada untuk Amel," kata Yoga panjang lebar dengan penuh penekanan.

"Lihat abang sudah berjanji pada kamu, Sayang. Begitu pun Bunda, bunda juga berjanji padamu jika engkau suatu saat nanti harus pergi dari rumah ini untuk mencari kenyamanan, maka datanglah pada Bunda di mana pun kamu berada!" kataku denganlembut dan memeluk tubuh mungil tersebut.

Namun, gadis kecil itu me
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   39. Tender

    Hari telah berlalu, aku pun sedikit merasa puas dengan hidup. Semua yang dipesan oleh Rowena telah berhasil aku penuhi. Bahkan kamar Amel pun aku desain sendiri. Senyum gadis kecilku mengembang saat melihat hasil desain kamarnya yang sempit kini terlihat sedikit leluasa.Masih aku ingat ucapan terima kasih yang terlontar dari bibir kecilnya. Begitu pula dengan Yoga. Pria kecil itu juga ikut tersenyum senang, bahkan dia memeluk adik perempuannya penuh kasih. Memory yang sangat membuatku selalu tersenyum."Hai, Mbak Ann!" sapa Anton saat melewati meja kerjaku."Hai, mau kemana kamu, Le?" tanyaku pada Anton yang ngelunyur saja setelah menegurku."Hehe, mau ke toilet, Bu. Ikut?" godanya sambil mengerjapkan mata."Kirain mau ke pantri, iya sudah sana dilanjut!" perintahku dengan nada santai."Mau dibikinkan kopi, Bu?" tanya Anton."Boleh, takaran seperti biasa ya!" Anton memgangguk dan mulai melanjutkan perjalanannya menuju toilet. Setelah nunggu beberapa saat seorang OB masuk dalam ruang

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-13
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   40. Tender Jasen

    Aku sangat terkejut saat membaca arsip yang disodorkan oleh Adel tadi siang, masih terekam jelas nama pemegang tender Bapak Jasen Vanderson. Mau apa lelaki itu memberi job besar pada PT. Desain Megah Raya. Apalagi desain yang diminta adalah desain eksterior sebuah regency yang menghadap laut.Cukup besar nilai tender ini dan yang membuat aku curiga mengapa tanda diadakan voting atau rapat perebutan tender tersebut. Rasanya semua itu hanya akal-akqlannya si Jasen. Aku hanya bisa geleng kepala."Sepertinya aku harus komunikasi dulu dengan Irene, coba aku ke ruangannya," lirihku sambil menyiapkan proposal yang sudah dibuat Adel sejak kemarin."Aku ke ruangan Ibu Irene dulu, man teman. Jika nanti ada yang mencari hubungi saja langsung," pamitku pada anggota yang lain.Semua yang ada di ruangan kulihat hanya sekilas memandangku dengan anggukan kepala lalu setelahnya kembali ke laptop mereka masing-masing. Sungguh hari-hari yang sibuk menggambar, tiada hari tanpa pensil dan kertas juga peng

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-14
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   41. Kedatangan Yoga

    "Bagaimana dengan orderan kemari, Ibu Ann?" tanya Adel."Maaf, order kamu tidak acc Ibu Irene. Sekali lagi maaf!" kataku pada Adel.Gadis itu terlihat sangat kecewa dengan keputusan yang diambil oleh Irene. Sepanjang yang aku tahu bahwa gadis itu adalah seorang pekerja keras untuk memenuhi semua kebutuhan keluarga karena dialah tulang punggung."Baik, Ibu Ann. Tetapi bolehkan saya tahu mengapa Ibu Irene tidak setuju?" tanya Adel sambil menatapku."Menurut beliau tender itu penuh jebakan, jadi lebih baik tidak di lakukan," jawabku."Tetapi ini job sangat besar dsangat di sayangkan jika lepas begitu saja, Ibu Ann," balas Adel."Tapi semuatergantung dari acc tidak nya dan itu tergantung pada keputusan dari Ibu Irene sebagai atasan kita," balasku memberitahu tentang wewenang dari Irene."Baik, saya paham. Tetapi apakah Ibu Ann tidak berani bertindak sendiri? Karena sejujurnya Ibu ann pasti sudah mampu bekerja mandiri,' rayu Adel padaku.Aku pun sejenak berpikir ulang, tetapi aku sungguh

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-16
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   42. Bimbang

    Setelah Yoga tidak terlihat, maka kau pun berbalik arah kembali pada ruang kerjaku. Tetapi di tengah perjalanan barulah aku ingat jika Irene sedang menungguku di ruangannya. Gegas kulangkahkan kaki ini menuju ruang Irene.Baru saja aku sampai didepan ruangan Irene pintu langsung terbuka dan menampilkan wajah sang owner, ayah Irene. Aku hanya tersenyum dan menganggukkan kepala dibalas senyum oleh Pak Yunus."Selamat bekerja, Ann!" ucapnya saat melewatiku, aku hanya diam mematung menatap kepergiannya.Sungguh terasa aneh jika seorang pimpinan menyapa hangat terhadap seorang karyawan rendahan, itu yang membuat aneh karena tidak biasanya Pak Yunus bisa hangat seperti itu saat berinteraksi di kantor. Namun, berbeda jika saat berada di rumah. Beliau sangat hangat bahkan seperti seorang ayah bagiku. "Ada apa ya?" lirih melepas keresahan.Aku pun mulai mengetuk pintu yang sedikit terbuka, kulihat masih ada Abian duduk di sofa. Terlihat keduanya sedang bersitegang seperti ada perbedaan pendap

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-17
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   43. Sedikit Terkuak

    "Maaf, Bu Ire. Bukannya saya tidak percaya dengan Ibu, tetapi itu hasil kerja pertama putra saya buat ibunya. Saya ingin menyimpannya sendiri," balasku.Irene kulihat sedikit kecewa, tetapi ini adalah hal pribadiku. Aku tidak mau terinjak harga diri oleh siapa pun meski dia adalah sahabatku sendiri. Jujur aku mulai merasakan sesuatu yang berbeda dari seorang Irene. Entah apa aku juga belum mengerti, tetapi yang pasti akan aku perjuangkan semua yang dimiliki putraku untukku."Baiklah, Bu. Jika untuk tender itu tidak bisa di tolak maka saya siap untuk menerima," ucapku dengan penuh ketegasan.Kulihat Irene dan Abian mengangguk bersama, lalu aku pun pamit kembali ke ruang kerjaku sendiri. Irene juga sudah mengijinkan jika aku kembali, dengan sopan aku meninggalkan ruang itu.'Selamat Adel, ternyata seperti inilah kamu! Semoga Gusti Allah selalu melindungiku dari segala marabahaya,' batinku menjerit pilu.Akhirnya sampai juga kaki ini pada ruang desain, semua penghuninya tampak serius men

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-19
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   44. Kacau

    Aku ikuti jalan Adel hingga masuk dalam sebuah ruang rapat. Kulihat semua sudah berkumpul, aku mengedarkan pandangan keseluruh ruangan. Ada wajah baru yang tidak aku kenal dalam lima tahun terakhir aku kerja sebelum risegn. Namun, mereka masih kenal dengan wajahku."Silahkan duduk, Ibu Ann," kata pembawa acara.Aku pun duduk pada kursi yang sudah mereka siapkan. Aku terkejut saat Adel duduk dengan santai berada di samping kanan Mas Jasen. Terjawab sudah sedikit tanyaku selama aku bekerja pada perusahaan Ayah Irene. Hal ini menjadi catatan tersendiri bagiku, dengan begitu aku bisa berhati-hati dalam mangambil keputusan."Baik, karena semua sudah lengkap maka rapat ini segera dibuka!" ucap pembawa acara.Semua mengangguk setuju hanya aku yang masih bergeming menatap satu per satu wajah yang sudah berani menjebakku. Namun, aku harus kuat. Semua ini aku lakukan demi lancarnya sebuah misi yang akan aku kerjakan dalam waktu dekat ini.Rapat berjalan sangat alot, pihak pengembang menginginka

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-20
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   45. Kantin.

    Aku pun akhirnya pulang kembali ke kantor, mungkin dengan tidak melihat kedekatan mereka akan membuatku bisa segera lupa. Namun, peristiwa tadi terus memutar di pelupuk mataku. Sungguh aku tidak mengerti dengan semua ini. Apa maksud dari Mas Jasen. Dirumah ada Audre sedangkan di dunia bisnis ada Adel, muncul berbagai pertanyaan di otakku.Kuhempaskan tangan ini pada setir mobil, panas dan nyeri seperti itulah rasanya hati dan jiwa. Sungguh aku tidak mengerti. Benar apa yang di katakan oleh Yoga, lebih baik aku tidak terima tender ini. Apakah semua tingkah laku Mas jasen, Yoga juga mengetahui? Sungguh kamu sangat teledor, Mas. Meski aku sakit hati, tetapi ada kepuasan tersendiri yang aku rasakan ketika ada wanita lain lagi yang memasuki hati Mas Jasen selain Audre. Yang membuat aku semakin bingung dan pening adalah sejak kapan lelakiku menjadi seperti itu, seakan dia kekurangan lawan."Oh Tuhan, telah kamu selamatkan aku dari seorang buaya," lirihku tanpa sadar.Segera kulajukan mobil

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-22
  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   46. Kenyataan

    Ku ucap kata Bismillah, semoga hari ini adalah hari baik untuk perusahaan yang menaungi karierku dalam dunia desain. Pagi ini, Aku berangkat ke kantor dengan semangat empat lima berharap semua berjalan lancar hingga akhir dan bisa mendongkrak perusahaan lebih maju dan menjauh dari kebangkrutan sesuai kata Irene kemarin sore.Aku membawa mobilku langsung ke lokasi lahan yang akan di bangun resort tersebut, dalam perjalanan yang lumayan padat merayap akhirnya sampai juga aku di sebuah lahan yang lumayan lebat hutannya. Kawasan hutan lindung kota Situbondo. Daerah yang masih cukup alami dan jauh dari pemukiman penduduk membuat lokasi terbilang masih sepi. Namun, kulihat banyak sekali wisatawan yang melihat indahnya laut Jawa.Kini Pantai Pathek sangat ramai dan sedang berkembang, membuat banyak pengembang yang berbondong-bondong membangun beberapa penginapan dan resort kelas menengah yang mampu untuk kaum menengah. Seperti yang kulihat beberapa proposal di rapar kemarin mereka mengusung

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-23

Bab terbaru

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   183. Akhir yang Pilu

    "Bunda?" Aku langsung terhenyak kala mendengar panggilan Amelia, segera kuanggukkan kepala tanda membenarkan pertanyaannya. Sungguh saat melihat anggukan kepalaku, putriku itu seketika menggeser duduknya menjadi lebih dekat dengan abangnya. Sementara Quinsa sedikit merapat pada palukan Yoga. Kepalanya menelusup pada dada abangnya.Pandangan matanya terlihat ketakutan pada Amelia, aku semakin heran dengan perilaku Quinsa. Beberapa kali kudengar Yoga bersenandung islami untuk menenangkan emosi adik tirinya tersebut. Dahiku langsung mengernyit kala mengenal senandung itu. "Yoga, tolong jelaskan pada bunda, apa yang terjadi dengan adik kamu itu!" desakku."Sini, Sayang. Quinsa ikut kak Amel dulu. Biarkan Abang ngobrol sama Bunda, ya. Ayo!" ajak Amelia lembut.Perlahan pelukan Quinsa mengurai dan mulai mengendur, tatapannya menatap sendu pada Yoga. Begitu ada anggukan dari putraku, barulah Quinsa mau turun dari pangkuan sang abang. Amelia segera melebarkan senyumnya agar adik tirinya mau

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   182. Quinsa

    Setelah menghabiskan satu roll roti gulung, Quinsa tertidur di sofa. Aku hanya memandang kasian pada anak tersebut. Sedangkan Yoga masih terlelap di pangkuanku. Sangat terlihat jika aura di wajahnya begitu lelah. Kusurai rambutnya yang sedikit panjang, jariku menelusuri setiap lekuk wajah putraku tersebut."Sungguh indah pahatan ini, satu kata untuk mengambarkan seluruhnya. Tampan!" lirihku."Tampan saja tidak akan cukup untuk menatap dunia, Bunda!" kata Yoga dengan mata masih terpejam.Seketika kutarik ujung jariku yang sudah menyusuri hidungnya yang tinggi. Sungguh hampir kesemua permukaan wajahnya menirukan Jasen. Mungkin hanya bentuk hidung dan bibir yang membedakan mereka. "Lalu dengan apa kamu tatap duniamu, Sayang?" tanyaku."Dengan agama dan ilmu, Bunda. Seperti yang selalu Bunda ajarkan pada kami," jawab Yoga sambil mencoba bangkit dan duduk.Mata cokelat terang yang indah itu kini menatapku sendu, aku hanya mampu membalas tatapannya penuh tanya. Kemudian kudengar napas pan

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   181. Tamu yang Sudah Aku Tunggu

    Siluet tubuhnya masih aku ingat, tetapi ini mengapa dia membawa seorang anak perempuan? Mungkinkah dia anaknya dengan Rowena, jika kuhitung usia anak itu saat ini berkisar di usia sepuluh tahun. Apakah itu sosok Quinsa, bayi imut yang dulu sempat aku timang.Oh, Tuhan. Kuatkan hatiku, cobaan apa lagi yang Engkau hadirkan dalam hidupku kali ini. Sekuat apapun hati ini, jika bersangkutan dengan Mas Jasen pasti akan membawa luka. Meskipun terkadang rasa sepi melandaku tetapi jika dia datang bersama dengan yang lain, sakit itu kian terasa. Apakah ini maksud mimpiku beberpa hari yang lalu. Untuk apa Mas Jasen datang lagi dalam hidupku setelah sepuluh tahun tidak berhubungan dan apa maksudnya membawa Quinsa. Kemana Rowena? Berbagai pertanyaan muncul di otak kasarku. Sungguh rasanya aku tidak sanggup Tuhan."Bunda!" sapa lembut suara Quinsa.Naluriku sebagai ibu tidak dapat mengindahkan panggilan itu. Bagiku yang salah bukan anaknya melainkan kedua orang tuanya. Para karyawanku akhirnya pam

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   180. Kubebaskan Hatiku

    Sore semilir angin menerpa wajahku. Bayangan Jupri bersama Halimah masih nyata di pelupuk mata. Entah mengapa hati ini terasa sakit dan kecewa. Apakah aku sempat jatuh hati pada Jupri? Sejak mula semua rasa ini aku tolak. Namun, saat kulihat lelaki itu datang ke toko dengan membawa wanita hamil, hatiku sakit. Aku sendiri juga bingung dengan rasaku ini. Bagaimana bisa aku memupuk rasa yang belum tentu ada pada diri Jupri. Saat itu memang dia tidak ada cerita sedang dekat dengan seorang wanita manapun. Namun, pernah satu kali lelaki itu kelepasan bertanya mode baju syari terbaik dan berapa harganya. Hal ini sempat membuatku penasaran. Mungkin aku harus berusaha menepis segala rasa pada lelaki itu. Sejak kunjungan pertama Jupri dam istri menjadi sering datang dengan alasan Halimah susah makan nasi jadi dia lebih memilih kue basah ataupun roti bolu. "Aku harus segera pupus rasa ini dan lupakan semua. Kamu sudah mendapatkan bidadari yang terbaik, Jupri. Selamat!" batinku saat kulihat se

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   179. Gibran 2

    "Tadi Gibran sudah bilang lho, Nenek. Hanya itu Onty Dahlia," jawab Gibran."Iya, Sayang. Onty kan lama tidak jumpa Adik. Mungkin dia lebih senang menggoda, jadi maafkan Onty nya dong?" kataku pada Gibran sambil kuangkat dia ke pangkuanku.Namun, lelaki kecil menggeleng tanda dia tidak mau memaafkan Dahlia. Aku tersenyum melihat tingkah cucuku itu, dia sangat menggemaskan apalagi jika pipinya menggembung dengan bola mata yang berputar. Pasti bikin semua yang ada di sana ingin mencubit pipinya."Nenek, besok jika onty Dahlia pulang tidak usah dimasakin opor ayam, Ya. Biar tahu rasa!" dengusnya geram.Kulihat sejak tadi Dahlia hanya diam menatap Gibran, wanita muda itu menahan tawanya agar tidak terdengar oleh ponakannya yang lucu itu. Sementara Andin sejak tadi hanya berdiri, kini dia berjalan menuju dapur. Beberapa saat kemudian Andin sudah kembali dengan membawa piring berisi nasi opor ayam. "Ayo turun dari pangkuan nenek, Adik makan dulu!" ajak Andin."Lho Adik belum makan, sini bi

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   178. Gibran

    Dahlia dan Amelia terlihat semakin kompak dan solid. Aku sangat bahagia melihat perkembangan mereka berdua. Setelah makan siang aku pun ngobrol dengan keduanya untuk sesaat sebelum aku kembali lagi ke toko. O ya, toko kue ku sekarang sudah maju pesat dan dikenal oleh berbagai kalangan. Bahkan setiap Dahlia pulang, ada saja temannya yang nitip buat oleh-oleh.Sedangkan Amelia, dia terkadang ikut membantu di toko bila sedang senggang. Aku juga sangat bahagia karena sudah di panggil nenek oleh anaknya si Andin. Gadis itu sekarang sudah bukan gadis lagi melainkan sudah menjadi seorang ibu muda dengan anak satu."Bund, si ucrit bagaimana kabarnya?" tanya Dahlia."Jangan bilang ucrit, anak itu punya nama, Lho! Nanti jika Mbak kamu tiba-tiba dengar kamu yang akan kena omelannya," kataku."Hehe, iya ini Mbak Lia parah!" kelakar Amelia.Aku geleng kepala melihat keakraban mereka berdua. Aku dan kedua putriku selalu berbincang akrab seperti ini dalam menunggu waktu untuk memulai aktifitas kemba

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   177. 10 Tahun Kemudian

    Akhirnya aku mendapatkan bis tepat di jam empat sore. Kali ini aku naik bis cepat antar kota jurusan Jogyakarta. Bis yang terkenal dengan kecepatannya melebihi bis yang lain. Bis ini paling banyak peminatnya. Aku pun merasa bahwa pelayanan kondektur bis juga sangat ramah dan sopan.Bis melaju dengan kecepatan rata-rata. Mungkin bila dilihat dari kuar kecepatan bis itu tinggi. Tetapi bagi kami para penumpang terasa nyaman, hal ini terbukti para penumpang bisa tidur dengan lelap termasuk aku. Tanpa tetasa waktu terus berjalan hingga terdengar suara kondektur memberitahukan pada kami bahwa sebentar lagi bis akan memasuki kawasan Madiun."Madiun terakhir, terminal Madiun terakhir." Terdengar wakil kondektur berteriak memberitahukan pada para penumpang agar bersiap-siap. Aku pun segera terbangun dari tidurku. Perjalanan Surabaya - Madiun hanya membutuhkan waktu kurang lebih dua jam dengan bis antar kota."Bunda pulang, Sayang!" batinku.Sungguh aku sangat rindu dengan putriku itu. Hampir

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   176. Menunggu Bis

    "Andin, apakah kamu masih di sana?" tanyaku.Hening, lambat laun kudengar isak tangis lirih. Mendengar suaranya aku semakin bingung dan resah. Memangnya sedang ada apa hingga membuat Andin sampai terisak. Aku semakin penasaran."Andin, katakan pada Mbak. Apa yang terjadi pada kalian?" tanyaku."Selamat ya, Mbak Ann. Semua sudah selesai hingga sesuai dengan angannya Mbak. Dan satu lagi semua keperluan toko aman dan terkendali, Kok!" balas Andin."Lalu mengenai gaji? Dan apa yang menyebabkan kamu tadi terisak, Lho?" tanyaku beruntun."Nanti lah, tunggu Mbak pulang," balas Andin.Lama aku berbincang dengan Andin. Meski aku berusaha mengorek keterangan mengenai gaji karyawan, Andin tidak mau cerita. Dia masih kekeh menunggu kepulanganku. Karena ini aku menjadi tidak nyaman dan ingin segera pulang. Kemudian aku mendengar suara klakson sebuah mobil yang berhenti. Seketika aku tersadar dan pamit pada Andin menyudahi panggilan."Lagi asyik menelepon siapa lho, Ann?" tanya Irene saat aku sudah

  • Menjandakan Istri Demi Selingkuhan   175. Sosok Itu

    Aku menoleh pada sosok itu, mataku seketika membelalak. Sebuah nama yang aku ingat pada sosok itu, Jupri. Iya dia adalah Jupri. Tetapi siapakah dua sosok itu? "Ibu Ann, maaf bisakah kita mulai sekarang?" "oh, ya. Silahkan, Pak!" jawabku."Ini surat janda dan ini semua yang menyangkut persidangan kemarin, Ibu Ann. Saya mengucapkan terima kasih atas undangan Anda," kata pengacaraku."Saya juga berterim kasih atas bantuan Bapak. Untuk fee sudah saya transfer ke rekening Anda, Pak. Saya terima kasih," kataku sambil menjabat tangan si pengacara.Akhirnya kami melanjutkan makan siang bersama. Saat di sela makan siang kulihat sekeliling mencari sosok yang tadi sempat aku lihat. Rupanya Jupri ada di sudut kanan ruangan ini pada meja nomer lima puluh. Di sana dia sedang bersama seorang Kyai dan seorang gadis yang cantik. "Apakah dia istrinya?" lirihku."Siapa yang Anda maksud, Ibu Ann?" tanya Pengacaraku."Seorang sahabat lama, Pak. Eeh, maaf, silahkan dilanjut!" ucapku.Beberapa saat kemud

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status