Share

Bab 3

"Dia bilang dia pacarku? Tapi pacarku Shawn!" Aku menggenggam erat tangan ibuku, menatapnya dengan tegas.

Mendengar itu, ekspresi kedua orang tuaku langsung berubah kaku. Mereka pun mulai menunjukkan foto-foto di ponsel satu per satu dan menanyakanku. Alhasil, aku hanya melupakan Elton dan tetap menganggap Shawn sebagai pacarku.

Namun, Elton tidak terlalu peduli. Pada hari aku keluar dari rumah sakit, dia bahkan pergi untuk mengajak Rachel makan malam.

Elton sudah beberapa kali mengajak Rachel dan akhirnya kali ini dia setuju. Tanpa ragu, Elton langsung menjemputnya dengan mobil sport mewahnya. Mobil Elton sangat mahal, sehingga menimbulkan banyak pembicaraan di kampus Rachel.

Begitu duduk di dalam mobil, Rachel melirik Elton sekilas dengan tenang. Tetap dengan penampilan anggun dan sederhana seperti biasanya, dia bertanya dengan lembut, "Pacarmu nggak apa-apa, 'kan?"

"Dia baik-baik saja. Umurnya masih panjang," jawab Elton dengan nada menggampangkan.

Sepanjang sore, Elton mengajak Rachel berkeliling ke beberapa toko barang mewah dan menghabiskan miliaran. Akhirnya, Elton membawanya makan malam romantis di restoran termahal.

Namun, ketika dia mengantarnya kembali ke gerbang kampus, Rachel menolak semua barang mewah yang diberikan Elton.

Elton merasa semakin tertarik dengan gadis seperti ini. Hatinya bergejolak dan dia merasa gairahnya kembali membara. Malam itu, dia pergi ke bar bersama teman-temannya untuk merayakan.

Beberapa temannya mengucapkan selamat dan berharap dia bisa segera "menaklukkan" Rachel. Namun, sahabat baiknya, Jonas, tampak tidak senang.

"Elton, bukannya sebentar lagi kamu mau nikah sama Jilly? Apa kamu nggak merasa bersalah sama dia? Lagi pula, dia baru keluar dari rumah sakit, seharusnya kamu menemaninya, bukan?" Jonas mengingatkannya.

Mendengar hal itu, Elton mengangkat alisnya dan tertawa kecil dengan tak acuh. "Kapan lagi seorang pria bisa bersenang-senang sebelum menikah? Lagi pula, aku sudah menahan diri selama tiga tahun. Ini kesempatan langka bertemu seseorang yang benar-benar cocok dengan seleraku, jadi jangan ganggu aku."

Nada bicaranya sangat santai. Beberapa teman lainnya tertawa mendengar perkataan Elton dan menyetujui sikapnya.

"Kamu nggak takut Jilly benar-benar melupakanmu?" Jonas bertanya dengan alis yang masih berkerut.

Elton baru saja mengangkat gelasnya ke bibir. Namun saat mendengar perkataan itu, ekspresinya sedikit berubah.

Dia segera tersenyum sinis dan berkata, "Lupa sama aku? Kalian belum lihat gimana dia dulu selalu mengemis perhatianku? Memangnya dia berani melupakanku? Kalaupun dia lupa, lalu kenapa? Sikap menjijikannya itu sudah lama membuatku muak."

Jonas yang tampak gelisah, berusaha menarik Elton beberapa kali untuk menghentikannya.

Namun, Elton langsung menepis tangan Jonas dan melanjutkan isi hati yang sudah lama dipendamnya. "Sikap Jilly yang sok suci itu sama sekali nggak bisa dibandingkan sama Rachel!" Nada bicaranya sangat merendahkan.

Jonas menunjuk ke arah belakang Elton dengan gugup, lalu berbisik, "Jilly."

Elton terdiam sejenak, ekpresinya berubah drastis. Dia buru-buru menoleh dan melihatku berdiri di belakangnya. Dia begitu terkejut hingga suaranya gemetaran. "J ... Jilly, bukannya kamu baru keluar dari rumah sakit? Ke ... kenapa kamu ada di sini?"

Dia buru-buru meletakkan gelasnya dan berdiri, lalu berusaha menghampiriku dengan senyuman yang dipaksakan. Aku memandangnya dengan tatapan datar dan tidak bereaksi terhadap perkataannya. Sorot mataku yang dingin dan tenang ini membuat Elton tertegun.

Jika mendengar perkataannya seperti itu dulu, aku pasti akan marah besar dan minggat dari rumah. Namun kali ini, aku tidak menangis ataupun berbuat onar. Aku hanya melihatnya seperti melihat orang asing.

"Jilly?" panggilnya lagi.

Aku menatap ke arahnya dengan bibir yang sedikit terangkat. Mataku yang berwarna kecokelatan juga tampak berbinar. Melihat hal itu, Elton mengira aku tidak marah. Dia pun berjalan mendekatiku.

Namun, aku melewatinya begitu saja dan berlari ke arah seorang pria yang mengenakan setelan hitam. Aku membuka kedua lenganku dan memeluknya erat-erat sambil tersenyum dan berteriak, "Shawn, aku rindu sekali padamu!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status