Pesta pernikahan siapa yang melemparkan beberapa kotak pengaman dengan ukuran yang biasanya digunakan Damian. Bahkan, pada gadis menerimanya hanya untuk melihat ukurannya dan melihat para pria yang mengambil barang itu dengan berani untuk menunjukkan ukuran mereka.
Dan para gadis di sana langsung mengangkat alisnya dan masing-masing dari mereka mulai tertarik pada satu sama lain yang ada di sana. Pria dan wanita yang entah statusnya apa, namun berhasil disatukan oleh Damian yang menebar sekitar 20 kotak pengamanan yang dibawa Grace. “Oh, sial...” Grace memandangi pria yang memegang kotak pengaman itu dengan bangga sambil mencari gadis yang bersedia untuk bersamanya. “Hey, aku di sini.” Luca langsung memutar kepala Grace agar menghadap ke arahnya. “Tapi, bagaimana kau tahu ukuran miliknya?” Selena mengerjapkan matanya menatap Grace. “Ini rencana Luca, dia yang tahu ukuran milik Damian,” jawab Grace dengan“Ini sangat rapat, apa kau tidak takut jika aku menerobosnya lagi? Mungkin akan terasa seperti yang pertama bagimu.” Damian melihat ke bawah dan terkekeh pelan sambil menatap Selena. “Entah kenapa aku memikirkan terapi untuk mencengangkannya waktu itu.” “Apa menurutmu, punyaku kurang besar hingga bagimu itu tidak terasa?” Bukannya merasa senang atas apa yang dilakukan Selena untuknya, Damian malah merasa tersinggung dengan apa yang dilakukan Selena, seolah miliknya kurang mengisi Selena hingga Selena harus mengencangkannya dengan melakukan terapi. “B-bukan begitu. Kau tahu, aku hanya membaca sebuah majalah waktu itu tentang wanita dan kewanitaan. Dan aku mendapatkan kontak sebuah spa yang katanya menyediakan terapi untuk mengencangkan otot itu. Ada ulasan dari beberapa orang, katanya itu membuat suami mereka jadi lebih memperhatikan mereka setelahnya. Aku hanya— uh, aku hanya termakan iklan.” Damian mende
Selena yang telah tersiksa malam itu akhirnya dibiarkan beristirahat hingga pagi tiba. Damian terkekeh pelan melihat Selena yang sama sekali belum mampu untuk mengatasinya, namun malah berani merapatkan dirinya, dengan harapan bisa membuat Damian lebih terpikat padanya. “Kau lucu sekali, istriku.” Damian terkekeh pelan. Damian membangunkan Selena untuk sarapan. Dan setelah sarapan, Selena langsung mandi karena mereka akan segera menemui yang lainnya untuk berpamitan. Ada banyak tamu yang menginap malam itu. Mereka menyapa Damian dan Selena. Luca dan Grace yang pagi itu sudah berjalan-jalan di sekitarnya hotel untuk menghirup udara segar. “Selena!” Grace langsung melambaikan tangannya pada Selena. Selena tersenyum sambil berjalan menghampiri mereka bersama Axel. Grace memperhatikan bagaimana Selena gemetar sedikit saat berjalan. Itu membuatnya keheranan, harusnya semalam bukan yang pertama kalinya bagi Selena. Namun, kel
“Setelah makan, kita akan melakukan kunjungan ke sebuah tempat ibadah yang ada di dekat sini.” Damian sepertinya sudah menyiapkan jadwal apa saja yang akan mereka lakukan selama liburan di Bali. Dan Selena hanya tinggal mengikuti jadwal yang telah disiapkan Damian. Sore itu, keduanya mengunjungi salah satu tempat ibadah seperti yang telah direncanakan. Dan setelah kunjungan itu, keduanya kembali ke vila setelah hari menjadi gelap. Dan mereka makan lagi, karena Selena kelihatannya lelah setelah berjalan ke tempat ibadah barusan. “Makanlah yang banyak sebelum aku harus membuatmu kehabisan tenaga lagi,” ujar Damian. “Ah, yang benar saja! Sayang, tidak bisakah aku mendapatkan tidur yang nyenyak malam ini?” Selena meletakkan alat makannya dan cemberut ke arah Damian, merayunya agar tidak melakukannya lagi malam ini, dia ingin beristirahat sejenak. “Tidak,” balas Damian dengan enteng. “Kau istriku sekarang.”“Aku juga ta
“Tapi, aku dengar jika sudah keguguran, untuk mendapatkan anak akan lebih sulit.”Damian langsung menatap ke arah Selena, mendengar suara putus asa yang membuatnya sekarang bangkit dari dada Selena dan duduk di sebelahnya. Selena yang masih terbaring menatapnya. “Aku tidak mendengar tentang hal itu sebelumnya. Mari jangan berpikir negatif, dan lakukan usaha yang terbaik!” ujar Damian seraya mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi Selena.Damian menggunakan ibu jarinya untuk mengusap pipi Selena. Dan Selena menyandarkan wajahnya di tangan Damian, menikmati kasih sayang pria itu yang jarang tercurah untuk orang lain tetapi selalu ada untuknya. Dia tak ingin menikmati semua yang terasa begitu istimewa. Tangan Selena memeluk pinggang Damian, menenggelamkan wajahnya di pinggang Damian. Damian hanya tersenyum tipis dan mengubah posisinya menjadi berbaring. Da berbaring di sebelah Selena dan memeluk Selena yang tengah mendambakan pelukan penenang.
Damian menatapi Selena yang sekarang tengah duduk di pasir saat dia tengah membeli dua buah kelapa untuk dinikmati bersama Selena di pinggir pantai. Gadis itu kelihatannya sangat semangat untuk membuat istana pasir. Mereka bahkan membeli peralatan membuatnya secara mendadak. “Ayo kita berteduh dulu! Aku tidak ingin kau jatuh sakit karena kepanasan. Kau sangat mudah sakit.” Damian memanggilnya, menatapi Selena yang langsung menengadah menatapnya. Akhirnya, Selena bangkit dan mengikuti Damian menuju ke bawah salah satu pohon kelapa. Keduanya duduk bersandar di pohon dan Damian memberikan salah satu kelapanya untuk Selena. Selena menerimanya dan sedikit tak menyangka kalau itu lebih berat dari yang dibayangkan. “Ups, ini ternyata agak berat. Orang-orang mengangkatnya dengan satu tangan, sangat santai. Ternyata mereka menanggung beban seberat ini.” Selena menggunakan kedua tangannya dan menyedot air kelapa dari sedotan yang sudah disediakan. Damia
Sesuai dengan janji Selena, begitu hari berganti, Damian akhirnya mendapatkan kesempatannya untuk menyentuh Selena lagi. Kali ini, mereka melakukannya di pagi hari, tepat saat Sepena baru bangun tidur, Damian langsung memberikannya air minum dan memulainya. Damian tidak menunggu Selena mengumpulkan kesadarannya dulu dan langsung membuatnya mengerang begitu Damian memulainya tanpa aba-aba. Tapi pagi itu, tubuh Selena juga terasa lebih bergairah, mungkin karena memang memasuki masa suburnya dan dia lebih sensitif. Sentuhan-sentuhan Damian yang begitu posesif membuat suasana di antara mereka semakin panas. Selena bahkan sampai hanya bisa menggeliat dan menikmati semua sentuhannya. Setelah tiga ronde dilalui, Selena terengah-engah bersama dengan Damian yang sekarang memeluknya dari belakang. Damian baru saja mencapai puncak, namun dia belum mencabutnya. Dia masih ingin menikmatinya, sisa-sisa kenikmatannya. Apa lagi Selena yang gemetar dan otot bagian dalam
Selena tak akan bertanya apa pun pada Damian tentang Atlas meski dia ingin. Dia akan membiarkan Damian menyelesaikan masalahnya dengan caranya sendiri, karena Selena tak akan pernah tahu bagaimana harus menyelesaikan masalah seperti itu selain dengan cara Damian. “Kau menikmati waktu mengobrol dengan Grace barusan?” Damian melepaskan dasinya. “Iya, kami mengobrol banyak sambil menunggu kalian pulang. Ngomong-ngomong, kau akan sibuk lagi ya, setelah ini?” Selena yang sudah duduk di kasur menatapi Damian. “Tidak juga. Aku hanya akan berada dalam batas normal. Maksudku, aku tidak begitu sibuk namun tidak santai juga. Kau mengeti maksudku?” Damian tersenyum ke arahnya. “Sangat mengerti.” Selena menyengir sambil menatapi Damian. “Waktu datang bulanmu belum tiba, kan?” Damian menghampiri Selena sambil melepaskan kemejanya dan bertelanjang dada saat duduk di sebelah Selena. Itu membuat Selena sedikit mengerucutkan bibirnya saat me
“Aku hanya ingin mengecek keadaan anakmu di sini.” Damian dengan sengaja menggelitik perutnya. Selena tertawa lepas seraya menahan tangan Damian. Dia tak tahan jika harus dikelitik. Itu membuatnya kegelian dan bersandar pada Damian. Damian menghentikan dirinya dan mendekap Selena dengan hangat. Dia ingin memastikan Selena juga tidak terlalu lelah. “Hati-hati saat berjalan, jangan mengangkat barang yang berat, perhatikan makananmu!”“Ay, ay, kapten!” *** Keesokan paginya, Damian bangun lebih dulu karena terlalu antusias. Dia sudah membayangkan saat dirinya di ruangan dokter bersama Selena dan menemukan bayi yang berada di dalam perut Selena itu lewat layar ultrasound. Dia sangat tidak sabar hingga jantungnya berdebar kencang. Damian memegangi dadanya, ada sesuatu yang membuat perutnya terasa sangat tidak nyaman. Dada hingga perut yang terasa seperti ada sesuatu, dengan tangan dan kaki yang sedikit gemetar. Damian terlalu antu