Sesuai dengan janji Selena, begitu hari berganti, Damian akhirnya mendapatkan kesempatannya untuk menyentuh Selena lagi. Kali ini, mereka melakukannya di pagi hari, tepat saat Sepena baru bangun tidur, Damian langsung memberikannya air minum dan memulainya.
Damian tidak menunggu Selena mengumpulkan kesadarannya dulu dan langsung membuatnya mengerang begitu Damian memulainya tanpa aba-aba. Tapi pagi itu, tubuh Selena juga terasa lebih bergairah, mungkin karena memang memasuki masa suburnya dan dia lebih sensitif.Sentuhan-sentuhan Damian yang begitu posesif membuat suasana di antara mereka semakin panas. Selena bahkan sampai hanya bisa menggeliat dan menikmati semua sentuhannya.Setelah tiga ronde dilalui, Selena terengah-engah bersama dengan Damian yang sekarang memeluknya dari belakang. Damian baru saja mencapai puncak, namun dia belum mencabutnya. Dia masih ingin menikmatinya, sisa-sisa kenikmatannya. Apa lagi Selena yang gemetar dan otot bagian dalamSelena tak akan bertanya apa pun pada Damian tentang Atlas meski dia ingin. Dia akan membiarkan Damian menyelesaikan masalahnya dengan caranya sendiri, karena Selena tak akan pernah tahu bagaimana harus menyelesaikan masalah seperti itu selain dengan cara Damian. “Kau menikmati waktu mengobrol dengan Grace barusan?” Damian melepaskan dasinya. “Iya, kami mengobrol banyak sambil menunggu kalian pulang. Ngomong-ngomong, kau akan sibuk lagi ya, setelah ini?” Selena yang sudah duduk di kasur menatapi Damian. “Tidak juga. Aku hanya akan berada dalam batas normal. Maksudku, aku tidak begitu sibuk namun tidak santai juga. Kau mengeti maksudku?” Damian tersenyum ke arahnya. “Sangat mengerti.” Selena menyengir sambil menatapi Damian. “Waktu datang bulanmu belum tiba, kan?” Damian menghampiri Selena sambil melepaskan kemejanya dan bertelanjang dada saat duduk di sebelah Selena. Itu membuat Selena sedikit mengerucutkan bibirnya saat me
“Aku hanya ingin mengecek keadaan anakmu di sini.” Damian dengan sengaja menggelitik perutnya. Selena tertawa lepas seraya menahan tangan Damian. Dia tak tahan jika harus dikelitik. Itu membuatnya kegelian dan bersandar pada Damian. Damian menghentikan dirinya dan mendekap Selena dengan hangat. Dia ingin memastikan Selena juga tidak terlalu lelah. “Hati-hati saat berjalan, jangan mengangkat barang yang berat, perhatikan makananmu!”“Ay, ay, kapten!” *** Keesokan paginya, Damian bangun lebih dulu karena terlalu antusias. Dia sudah membayangkan saat dirinya di ruangan dokter bersama Selena dan menemukan bayi yang berada di dalam perut Selena itu lewat layar ultrasound. Dia sangat tidak sabar hingga jantungnya berdebar kencang. Damian memegangi dadanya, ada sesuatu yang membuat perutnya terasa sangat tidak nyaman. Dada hingga perut yang terasa seperti ada sesuatu, dengan tangan dan kaki yang sedikit gemetar. Damian terlalu antu
“Apa kau marah karena ternyata aku tidak hamil?” tanya Selena. Malam itu, Damian pulang lebih larut dari biasanya. Padahal, biasanya tidak pulang selarut itu. Dan dia tidak membalas pesan Selena seperti biasanya. Itu membuat Selena mempertanyakan hal itu agar Damian berbicara dengannya, agar tidak ada kesalahpahaman di antara mereka berdua. “Tidak, aku hanya sibuk hari ini. Aku menemani client-ku minum tadi,” jawab Damian. Damian menjawabnya dengan nada yang berusaha santai, namun udara dingin dalam suaranya sangat bisa Selena rasakan, yang membuat Selena menatapi pria itu dengan keheranan. “Kau jujur?” tanya Selena lagi, Selena mengikuti Damian dan memeluk Damian dari belakang. Damian menghela nafasnya dan melihat ke arah Selena sambil tersenyum tipis dan menganggukkan kepalanya. Namun, kemudian dia melepaskan tangan Selena dari pinggangnya secara perlahan. Lalu, Damian menghadap ke arah Selena, dia tengah berusaha meyakinkan Selena
“Bukankah ini yang suka? Kau sangat menyukai menunggangi sesuatu yang besar.”Damian berbisik, tangannya mencengkeram cukup kuat perut Selena untuk menjaga keseimbangan tubuh Selena di atas kuda. Punggung Selena yang menempel dengan dada Damian membuat jantung keduanya berpacu dengan cepat di atas kuda yang berjalan dengan santai. “Aku tidak tahu kalau ternyata dia sebesar dan setinggi ini. Aku takut!” Selena merengek.“Rasa takutmu akan terbayar begitu kita memasuki hutan.” Damian membawa kudanya untuk masuk ke dalam hutan, di mana lintasannya sudah dibuat dan tentunya akan ada jalan keluar. Selena meneguk ludahnya. Dia masih tetap dalam keadaan tegang. Namun, dia mulai familiar dengan ini. Di hotel juga ada fasilitas berkuda yang belum dia rasakan. Dia tak akan takut tersesat karena tahu sudah ada lintasan tertentu yang akan menuntun mereka keluar hutan. Begitu memasuki hutan, suara burung-burung menyambut mereka. Selena menikmati ud
Setelah hari yang melelahkan dengan berkuda, Selena dan Damian pulang ke mansion. Dengan keduanya yang duduk di belakang sambil bersandar tenang. Selena menyukai apa yang telah terjadi hari ini. Dia senang dengan hobi barunya, yang akan dilakukan di akhir pekan bersama Damian. “Kau senang setelah menemukan kudamu sendiri?” Damian tersenyum melihatnya senang. “Iya, dia sangat cantik dan terlihat anggun dengan warna coklat sedikit oranyenya. Terima kasih untuk kudanya,” ucap Selena sambil bersandar pada Damian dengan manja. “Apa pun untukmu, Sayangku.” Damian mendekap Selena dengan halus. Tiba di mansion, mereka beraktivitas seperti bisanya. Mulai dari membersihkan diri mereka sendiri, kemudian menikmati teh di balkon bersama. Keduanya memanfaatkan waktu akhir pekan. *** Pekan berikutnya, Damian dan Selena kembali lagi ke tempat berkuda. Hari itu bukan hanya mereka yang ada di sana. Ada teman Damian yang langsung menyambut Da
Damian mengerutkan alisnya saat melihat siapa yang tengah menunggu mereka di sana. Dengan memegangi kuda yang ada di sisinya, wanita itu menatap ke arah Selena dan Damian. Begitu kuda mereka sangat dekat, Damian turun dari kudanya dan membantu Selena yang mengerutkan alisnya karena penasaran dengan orang yang datang terlambat ini. Yang lainnya sudah berada di sana, namun wanita ini menyempatkan untuk menyapa Damian terlebih dahulu. “Oh, kau... Kau bukan anggota klub berkuda ini seingatku,” ucap Damian dengan dingin. Wanita itu tersenyum dengan anggun sambil menatap ke bawah sejenak sebelum menatap Damian lagi. Wanita yang terlihat cantik luar biasa, yang membuat Selena juga melongo dengan kecantikan yang dia miliki. Wanita itu sedikit lebih tinggi dari Selena. “Aku baru saja bergabung saat aku baru tiba di sini. Itu tepat saat katanya kau menikah. Sekarang kau sudah punya istri, ya? Aku mendengar semuanya. Tentang lamaran yang terjadi di Salva
“Wanita itu memang agak gila, jadi kuharap kau tidak terpengaruh olehnya sama sekali.” Selena menganggukkan kepalanya, dia akan menuruti Damian tentang bagaimana dia harus menghadapi wanita itu kalau-kalau wanita itu memang ingin mengganggunya lagi. “Apa kau marah karena dia datang menemuimu lagi? Kau kelihatannya kesal,” ucap Selena. “Ya, kurang lebih. Aku kesal dan marah karena dia datang lagi, setelah kita menikah. Dia juga bersikap tidak sopan padamu dengan mengungkit masa lalu,” cicit Damian. “Aku baik-baik saja. Aku juga puas karena bisa membalasnya tadi.” “Aku suka sikapmu barusan. Kau pantas melakukannya.” Damian meliriknya dan tersenyum. Selena tersenyum juga karenanya. Dia sampai karena sikap Damian yang sangat tanggap terharap situasi itu. Ini membuat Selena merasa aman dan dia tidak perlu khawatir tentang apa pun. “Oh! Aku baru lihat toko es krim itu!” Selena men
Gangguan dari Lucy ternyata tidak berakhir begitu saja. Meski Damian sudah memperingatinya, Lucy masih sering mencari perhatiannya dengan datang ke kantor dan membuat obrolan dengan Damian. Damian sebenarnya mulai merasa terganggu dengan kehadirannya, namun Damian tak ingin menunjukkan kalau dia merasa terganggu. Selena: Apa kau sibuk? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu saat kau pulang nanti. Damian: Kau bisa datang ke kantor jika kau ingin bicara padaku sekarang. Aku sedang istirahat. Selena: Kebetulan aku ada di dekat kantormu setelah latihan mengemudi lagi bersama Layla. Tapi Layla akan langsung pulang. Aku mungkin akan menetap di kantormu, apakah itu boleh? Damian: Aku bosnya di sini, Sayang. Akhirnya, Selena tiba di gedung kantor Damian. Selena mendapatkan sambutan hangat sebagai istri Damian. Dia tidak pernah tertarik untuk menunjukkan dirinya sendiri ke kantor Damian. Namun, dia yang datang seca