Beranda / Romansa / Menjadi Tawanan Mafia / Aku akan Telanjang

Share

Aku akan Telanjang

Penulis: sherina vellyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Axel menemani Arsella ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Arsella masuk ke unit darurat atas permintaan Axel, meski pada perawat dan dokter yakin Arsella sangat sehat meski pergelangan tangannya mengalami lecet. Tapi, mereka tidak akan menolak permintaan Axel juga.

Pria itu berdiri sambil menyilangkan tangannya, memperhatikan pergelangan tangan Arsella yang diberikan krim untuk luka lecet yang akan mengobati rasa perih dari lukanya itu.

Arsella merasa tidak enak pada dokter yang menanganinya karena permintaan Axel yang berlebihan sampai membawanya ke unit darurat padahal jelas-jelas dia sangat baik. Kemudian, dokter juga membawa Arsella ke ruangan lain untuk mengecek kehamilannya Arsella.

Begitu istrinya naik ke brankar, Axel secara spontan mengulurkan tangannya untuk membantu Arsella. Arsella lebih banyak diam dari tadi, itu membuat Axel khawatir dia mengalami syok atau trauma berat atas semua yang telah terjadi. Dia menatap Arsella sambil meng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Tawanan Mafia   Buka Celanamu!

    “Buka celanamu! Aku ingin memastikannya sendiri jika memang ada darah yang menghalangiku.” Damian menatap ke arah Selena dengan serius. Dia tampak cukup frustasi karena setiap mereka bertemu, Selena selalu dalam posisi datang bulan. Itu tentu sangat memuakkan baginya. “Aku tidak takut. Ayo ke kamar mandi bersamaku! Aku juga akan mengganti pembalut yang aku pakai sebelum tidur agar tidurku menjadi lebih nyenyak.” Dan seperti yang diarahkan Selena. Damian benar-benar ikut ke kamar mandi hanya untuk melihat pembalut yang dipenuhi oleh noda merah itu. Dan Damian hanya mendengus kasar. “Baunya sangat tidak enak, bukan?” Selena terkekeh, dia tidak akan malu-malu lagi pada pria itu. “Kurang lebih baunya berbeda dengan bau darah yang biasa aku cium,” balas Damian enteng. Setelah dari kamar mandi, Damian melepaskan pakaiannya, dia tetap akan melepaskan pakaiannya karena tidak mungkin dia menggunakan kemejanya yang agak sempit saat t

  • Menjadi Tawanan Mafia   Dirty Call

    Sejak Arsella tinggal bersama mereka, tak ada yang berubah sama sekali. Bahkan Selena menerimanya dengan senang hati. Yang berubah adalah hubungan antara Axel dan Arsella. Kadang mereka yang bermesraan tak kenal tempat membuat Selena mendesis kesal. Seperti hari itu, saat Selena kebetulan libur dan Axel tak berangkat bekerja, Selena harus melihat kemesraan antar keduanya. Arsella dan Axel yang akur seperti tak pernah terjadi sesuatu di antara mereka. Di mata Selena, keduanya memang seperti tak pernah bertengkar. Berbeda dalam sudut pandang Arsella, saat awal menikah pun, mereka sering bertengkar dan itu karena setiap pembahasan yang membawa nama Selena. Untungnya, Arsella yang sekarang berubah drastis. Gadis itu menjadi sosok istri dan calon ibu yang sangat baik. “Kurasa aku akan diet, aku merasa pipiku cukup tembam. Pernikahanku dan Damian kan kurang dari dua bulan lagi. Aku ingin terlihat bagus di foto,” gumam Selena sambil menatap Amy yang sedang mem

  • Menjadi Tawanan Mafia   Menyinggungnya

    Damian benar-benar dibuat gila dengan Selena yang sedang dalam masa ovulasi. Dia baru tahu kalau perempuan akan segila ini dalam masa ovulasinya yang berhasil membuat Damian juga tak akan menahan dirinya sama sekali. Selena yang urat malu dan akal sehatnya putus lebih gila darinya. “Sial, sial...” Damian mengerang saat dia berusaha mencapai pelepasannya sendiri. Suara Selena yang terdengar di ponselnya berhasil membuatnya mencapai pelepasan dengan permainannya sendiri. Dan kelihatannya Selena mencapai puncaknya di saat yang sama juga. Mereka berdua saling menikmati suara satu sama lain. Hanya suara, tapi keduanya terlihat sangat menggila. Ini membuat mereka meraih sensasi baru dalam hubungan mereka. Ini memang bukan pertama kalinya, ini yang kedua kalinya mereka melakukan hal itu via panggilan. Namun, yang berbeda adalah Selena yang memulai ini semua duluan. Gadis itu akan menyesali tindakannya tak lama lagi. Damian sendiri sangat menikmati si

  • Menjadi Tawanan Mafia   Menuju Hari Pernikahan

    Untungnya, Selena sangat mudah dibujuk dengan makanan. Dan membuat Axel akhirnya tak begitu merasa bersalah setelah Selena akhirnya keluar kamar untuk makan sushi yang sudah disiapkan Axel. Dengan Arsella yang juga tengah menikmati ramen yang datang dalam keadaan hangat. “Mm, ini sangat enak. Sayangnya aku tidak boleh makan makanan seperti ini juga.” “Kau bisa memakannya sepuasnya nanti. Aku akan belajar cara membuatnya,” balas Axel. “Ya ampun, lihat calon ayah satu ini.” Selena hanya bisa mendecak melihat interaksi keduanya. Selena memakan sushi dengan porsi yang lumayan besar itu sendirian, melupakan program diet yang sedang dia jalani. Mungkin besok dia akan menjerit begitu melihat timbangan. “Kau sering memakan makanan seperti itu saat kau belum menikah dulu?” tanya Selena. “Sebenarnya tidak. Aku cukup menjaga makananku meski aku masih sering makan keripik.” “Wah, pantas

  • Menjadi Tawanan Mafia   Malam Pengantin Baru

    Pesta pernikahan siapa yang melemparkan beberapa kotak pengaman dengan ukuran yang biasanya digunakan Damian. Bahkan, pada gadis menerimanya hanya untuk melihat ukurannya dan melihat para pria yang mengambil barang itu dengan berani untuk menunjukkan ukuran mereka. Dan para gadis di sana langsung mengangkat alisnya dan masing-masing dari mereka mulai tertarik pada satu sama lain yang ada di sana. Pria dan wanita yang entah statusnya apa, namun berhasil disatukan oleh Damian yang menebar sekitar 20 kotak pengamanan yang dibawa Grace. “Oh, sial...” Grace memandangi pria yang memegang kotak pengaman itu dengan bangga sambil mencari gadis yang bersedia untuk bersamanya. “Hey, aku di sini.” Luca langsung memutar kepala Grace agar menghadap ke arahnya. “Tapi, bagaimana kau tahu ukuran miliknya?” Selena mengerjapkan matanya menatap Grace. “Ini rencana Luca, dia yang tahu ukuran milik Damian,” jawab Grace dengan

  • Menjadi Tawanan Mafia   Rapat dan Kencang

    “Ini sangat rapat, apa kau tidak takut jika aku menerobosnya lagi? Mungkin akan terasa seperti yang pertama bagimu.” Damian melihat ke bawah dan terkekeh pelan sambil menatap Selena. “Entah kenapa aku memikirkan terapi untuk mencengangkannya waktu itu.” “Apa menurutmu, punyaku kurang besar hingga bagimu itu tidak terasa?” Bukannya merasa senang atas apa yang dilakukan Selena untuknya, Damian malah merasa tersinggung dengan apa yang dilakukan Selena, seolah miliknya kurang mengisi Selena hingga Selena harus mengencangkannya dengan melakukan terapi. “B-bukan begitu. Kau tahu, aku hanya membaca sebuah majalah waktu itu tentang wanita dan kewanitaan. Dan aku mendapatkan kontak sebuah spa yang katanya menyediakan terapi untuk mengencangkan otot itu. Ada ulasan dari beberapa orang, katanya itu membuat suami mereka jadi lebih memperhatikan mereka setelahnya. Aku hanya— uh, aku hanya termakan iklan.” Damian mende

  • Menjadi Tawanan Mafia   Menuju Bali

    Selena yang telah tersiksa malam itu akhirnya dibiarkan beristirahat hingga pagi tiba. Damian terkekeh pelan melihat Selena yang sama sekali belum mampu untuk mengatasinya, namun malah berani merapatkan dirinya, dengan harapan bisa membuat Damian lebih terpikat padanya. “Kau lucu sekali, istriku.” Damian terkekeh pelan. Damian membangunkan Selena untuk sarapan. Dan setelah sarapan, Selena langsung mandi karena mereka akan segera menemui yang lainnya untuk berpamitan. Ada banyak tamu yang menginap malam itu. Mereka menyapa Damian dan Selena. Luca dan Grace yang pagi itu sudah berjalan-jalan di sekitarnya hotel untuk menghirup udara segar. “Selena!” Grace langsung melambaikan tangannya pada Selena. Selena tersenyum sambil berjalan menghampiri mereka bersama Axel. Grace memperhatikan bagaimana Selena gemetar sedikit saat berjalan. Itu membuatnya keheranan, harusnya semalam bukan yang pertama kalinya bagi Selena. Namun, kel

  • Menjadi Tawanan Mafia   Berapa Banyak Anak?

    “Setelah makan, kita akan melakukan kunjungan ke sebuah tempat ibadah yang ada di dekat sini.” Damian sepertinya sudah menyiapkan jadwal apa saja yang akan mereka lakukan selama liburan di Bali. Dan Selena hanya tinggal mengikuti jadwal yang telah disiapkan Damian. Sore itu, keduanya mengunjungi salah satu tempat ibadah seperti yang telah direncanakan. Dan setelah kunjungan itu, keduanya kembali ke vila setelah hari menjadi gelap. Dan mereka makan lagi, karena Selena kelihatannya lelah setelah berjalan ke tempat ibadah barusan. “Makanlah yang banyak sebelum aku harus membuatmu kehabisan tenaga lagi,” ujar Damian. “Ah, yang benar saja! Sayang, tidak bisakah aku mendapatkan tidur yang nyenyak malam ini?” Selena meletakkan alat makannya dan cemberut ke arah Damian, merayunya agar tidak melakukannya lagi malam ini, dia ingin beristirahat sejenak. “Tidak,” balas Damian dengan enteng. “Kau istriku sekarang.”“Aku juga ta

Bab terbaru

  • Menjadi Tawanan Mafia   Epilog

    Selena sedang menyiapkan makan malam untuk Damian malam itu. Menggunakan gaun yang menonjolkan perut hamilnya, Selena juga bertelanjang kaki di dapur. Ini sebenarnya pemandangan yang biasa. Namun, Damian merasa ngeri jika melihat Selena aktif melakukan kegiatan.“Kau tahu, bayinya seperti bisa lahir kapan saja dan sialnya itu sangat menggangguku. Bisakah kau diam dan istirahat saja?” tanyanya dengan khawatir. “Aku bosan. Aku sudah terlalu sering memanjakan diriku. Aku ingin tetap produktif. Aku merasa lebih lelah saat aku justru tidak produktif. Pikiran untuk produktif sangat menggangguku.” Damian menghela nafasnya dan mengurut pelan keningnya. Dia benar-benar tidak bisa menghentikan Selena jika memang itu yang Selena inginkan. “Kau ini...”“Mungkin karena ini anakmu, dia menginginkan aku lebih produktif seperti ayahnya. Dia membuatku resah jika diam. Makanya belakangan ini aku jadi sering memasak di dapur dan juga melakukan banyak kegiatan lainnya. Aku yakin anak ini akan jadi ana

  • Menjadi Tawanan Mafia   Laki-laki atau Perempuan?

    “Sebaiknya tidak dihisap, mengerti? Karena itu akan mengundang kontraksi dini. Kau tidak mau itu terjadi, kan?” Dokter langsung menatap Selena, yang menjelaskan tentang air yang berasal dari dadanya. Dokter memperingatkan suaminya agar tidak menghisapnya. Namun, sepertinya itu telah terjadi. Melihat Damian sama sekali tidak menyangkal dan justru hanya diam dengan ekspresi kakunya. Lain dengan Selena yang langsung menyengir mendengar apa yang dikatakan dokter.“Baik, Dokter.” “Kau boleh berbaring di brankar, kita akan memeriksa kondisi bayinya sekarang.” Selena berbaring di brankar dan menatapi layar yang berada tepat di depannya. Dia memperhatikan layar saat dokter mulai menaruh gel dan mengusapkannya di sekitar perutnya, menimbulkan sensasi geli dan dingin yang membuat Selena sempat bergidik sejenak. Terlihat bagaimana bayinya saat ini tengah meringkuk. Dengan USG 3D yang mereka lakukan, mereka sekarang bisa melihat dengan

  • Menjadi Tawanan Mafia   Gendut

    Selena menatapi perutnya yang semakin besar. Selain perutnya, dia bisa merasakan lengan dan kakinya semakin berisi. Belakangan ini dia memang lebih banyak makan. Selain berusaha memasok nutrisi terbaik untuk calon bayi, keinginan kuat untuk memakan makanan tertentu juga mendorongnya untuk banyak makan. Ditatapnya tubuhnya di cermin. Pipinya yang semakin tembam juga membuatnya semakin cemberut. Dia tidak ingin menyentuh timbangan kecuali diperlukan dan diminta dokter. “Perutku juga gatal,” keluhnya sambil mengusap perutnya dari balik gaun yang dia pakai. Selena belakangan ini juga lebih sering menggunakan gaun yang memang dikhususkan untuk wanita hamil, yang membuatnya merasa sedikit lebih bebas bergerak dan bahannya juga sangat nyaman. Damian yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya di ruang kerja akhirnya kembali ke kamar. Dia menatapi pintu kamar yang terbuka, dan melihat Selena yang tengah bercermin di kamarnya. Damian tersenyum saat menge

  • Menjadi Tawanan Mafia   Gender Bayi

    Sesuai urutan pernikahan dan kehamilan, setelah Arsella, maka Grace yang melahirkan putri pertama mereka juga. Ini membuat Damian tengah menebak-nebak apa gender anak pertamanya bersama dengan Selena. Hingga mereka sempat membuat taruhan juga. “Jika sekarang tengah banyak anak perempuan yang lahir, maka aku yakin anak pertama kita juga perempuan. Baguslah, aku tinggal berdiskusi dengan mereka tentang bagaimana cara membesarkan anak perempuan. Aku yakin dia akan menjadi secantik dirimu,” ucap Damian. “Tapi dari bagaimana aku mengidam, aku jarang mau makanan pedas. Aku lebih tertarik dengan makanan asin, kelihatannya ini anak laki-laki. Mengingat keturunanmu juga sepertinya dominan laki-laki. Kita tidak tahu riwayat keluarga Axel, tapi Luca punya dua saudara perempuan,” jelas Selena. Damian mendesis pelan. Selena benar tentang riwayat keluarga dari pihak laki-laki juga akan mempengaruhi hasil ini.“Ingat pamanmu? Padahal Gallent mempunyai dua ana

  • Menjadi Tawanan Mafia   Sentuhan yang Dirindukan

    Selena menoleh padanya dengan keheranan melihat semangat yang tiba-tiba pada Damian. Damian menutup pintu di belakangnya dan menatap Selena sambil bersandar ke pintu dan menyilangkan tangannya di depan dadanya. Selena keheranan dengan tingkah laku Damian belakangan ini. “Oh, ya... Itu bagus. Kau bisa mengikutinya kalau itu yang kau mau.” Selena mengangguk setuju. Damian menghela nafasnya dan mendekati Selena. Entah kenapa ini malah terasa seperti dia meminta izin Selena dan Selena mengizinkannya dengan mudah. Damian mendekat dan mendekap Selena dari belakang, membuat Selena hanya memegangi lengan Damian yang ada di lehernya. “Aku penasaran ada apa denganmu sebenarnya. Kenapa kau mendadak seperti ini?” tanya Selena. “Aku hanya merasa sepertinya kau akan suka jika aku bisa melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Axel. Kau sepertinya sangat bangga dan terharu melihat bagaimana Axel mampu melakukan hal kecil seperti itu,” ucap Damian.

  • Menjadi Tawanan Mafia   Seorang Ayah

    Damian mengobrol dengan Axel serta yang lainnya di ruang tamu. Awalnya, mereka membahas tentang bisnis, namun perlahan obrolan mereka menuju ke arah yang lebih pribadi seperti rumah tangga mereka. Mereka membicarakan tentang istri dan anak-anak mereka bagi yang sudah punya anak. Ini sedikit asyik saat mendengarkan para ayah bicara tentang anak-anak. “Aku sempat berharap aku menikah di usia yang lebih muda lagi. Aku merasa sangat tua dalam pertemuan orang tua anak-anak di sekolah.” Salah satunya terkekeh. “Aku justru sempat berharap agar aku tidak menikah terlalu cepat. Anak laki-lakiku benar-benar sangat nakal. Dia benar-benar mirip aku sewaktu kecil. Dan istriku tidak bisa mengatasinya.”“Ah, ayolah. Dia itu putramu, kau yang seharusnya bisa mengatasinya.”“Aku belum selesai bicara. Aku memang sangat berusaha keras mengatasinya. Aku melakukan berbagai cara, dari yang lembut sampai yang kasar. Sampai dia pernah berteriak kalau aku ayah yang buru

  • Menjadi Tawanan Mafia   Keponakan

    “Jadi, bagaimana rasanya morning sickness? Apakah kau masih berharap kita akan punya banyak anak?” Selena tertawa sambil menatapi Damian yang terbaring di kasurnya itu. Damian hanya memalingkan wajahnya sambil mendengus keras. Kelihatannya dia sangat tersiksa untuk mengalami ini. Dia kemudian hanya tersenyum tipis ke arah Selena yang merawatnya. “Aku rasa dia akan menjadi anak tunggal sepertiku,” balas Damian sambil terkekeh pelan. “Aku juga anak tunggal.” Selena seketika tertawa namun terdiam dengan cepat.Sekarang Damian yang tertawa pelan melihat ekspresi Selena langsung berubah saat menyadari tentang Axel yang adalah kakaknya. Dia bukan anak tunggal dan semua orang tahu itu. “Aku ingin memakan sesuatu yang asin dan pedas,” gumam Selena tiba-tiba. “Apa kau mengidam? Ah, sial. Sepertinya aku tidak bisa memenuhi keinginanmu,” umpat Damian. “Kita bisa menggunakan layanan pesan antar, jadi kau tidak perlu pergi kelu

  • Menjadi Tawanan Mafia   Damian Muntah

    “Aku benar-benar tidak sabar melihatnya tumbuh besar di perutmu, lalu kita akan melihatnya dengan mata kepala kita sendiri bagaimana dia tumbuh di luar perutmu. Aku sangat menantikannya,” bisik Damian. Selena hanya terkekeh pelan dan bersandar dengan santai ke dada Damian. Damian menikmati rambut Selena yang menggelitik dadanya. Tangannya masih terus mengusap kulit halus Selena. Damian berdeham, dia merasakan sedikit rasa tidak nyaman di tenggorokannya dan juga perutnya. Kemudian, Damian menegakkan punggung Selena agar tidak bersandar lagi padanya dengan halus. Selena mengerutkan alisnya sambil menoleh ke arah Damian yang sekarang bangkit dari tempat duduknya. Itu membuat Selena keheranan saat Damian sudah keluar dari bak lebih dulu. Namun, Damian malah mengejutkan Selena dengan tiba-tiba muntah di wastafel. Selena langsung bangkit juga dan hendak menghampiri Damian. Selena mengambil jubah mandinya memakainya, lalu mengambilkan punya Damian juga. Itu sa

  • Menjadi Tawanan Mafia   Overprotektif

    Damian langsung menatap Selena saat menyadari Selena menatapnya. Dia sedikit gelagapan karena terlalu fokus pada gambar bayi mereka. Damian seharusnya lebih memperhatikan sekarang. “Oh, ya. Biji wijen yang lucu,” ucapnya seadanya. Selena dan dokter tertawa. Damian mengerutkan alisnya, tak tahu apa yang lucu dari ucapannya. Meski begitu, dia kemudian hanya menatap keduanya keheranan saja. Setelah mengobrol dan berkonsultasi, mengajukan banyak pertanyaan dan dokter menjawabnya dengan sabar, Selena dan Damian akhirnya keluar dari ruangan itu. Rumah sakit seharusnya menjadi tempat yang sangat aman dari berbagai kejadian berbahaya sebelumnya. Tapi, tanpa Selena sadari, anak buah Damian sudah berjaga-jaga di luar rumah sakit. Mereka semua sudah seperti mengawal presiden yang melakukan kunjungan ke sebuah rumah sakit. Setelah dari rumah sakit, Damian membawa Selena pulang dan menyuruhnya istirahat saat dia sendiri harus melakukan pekerjaann

DMCA.com Protection Status