Beranda / Romansa / Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan / BAB 159. Mommy dan Kakak Menyayangimu, Raccel

Share

BAB 159. Mommy dan Kakak Menyayangimu, Raccel

Penulis: Te Anastasia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-07 12:03:25

Dalena mejaga Raccel sepenuh hatinya, wanita itu berkata pada Cassel untuk tidak iri atau sedih saat melihat Dalena perhatian pada Raccel, karena Papanya tidak seperti dulu lagi pada adiknya.

Pintarnya Cassel, anak itu menyetujuinya dan ia berkata pada Dalena kalau Cassel sendiri juga akan ikut menjaga Raccel.

Seperti sekarang mereka bersiap hendak pergi bersekolah.

"Mom, Raccel bisa sendiri kok, Mommy tidak usah temani Raccel..." Anak perempuan itu menatap Maminya seraya duduk di tepi ranjang dipakaikan seragam.

"Tapi nanti Raccel kalau mau ke kamar kecil bagaimana? Kakinya Raccel kan masih sakit, Sayang." Dalena mengusap pipi Raccel.

"Nanti minta tolong Kakak," jawabnya seraya cemberut dan menggembungkan pipinya.

Dalena mengembuskan napasnya pelan, wanita itu kembali menyisir rambut Raccel dan mengikatnya menjadi dua, dihiasi dengan jepit berwarna merah yang lucu.

Meskipun kondisi Raccel sudah mendingan, namun dia masih kesulitan berdiri karena kakinya yang kiri masih sangat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 160. NICHOLAS HARUS KANGEN SAMA RACCEL!

    Raccel duduk di kursi depan kelasnya sendirian. Semua teman-temannya asik bermain ke sana dan kemari, tapi dia hanya bisa duduk diam. Dari jauh, Cassel memperhatikan adiknya. Dia khawatir kalau teman-teman Raccel akan berbuat jahil. "Hey..! Cepat bersihkan!" seru seseorang menepuk pundak Cassel. Anak laki-laki itu menoleh, dan ternyata yang memeluk pundaknya adalah Nicholas. Cassel langsung menoleh dan merotasikan kedua matanya. "Aku pikir siapa!" serunya. Nicholas menaikkan salah satu alisnya melihat Raccel yang sedang duduk di depan kelasnya sendirian. Dia kaget, untuk kali pertama melihat Raccel setelah anak perempuan kecil itu sakit dan tidak pergi ke sekolah cukup lama. "Dia sudah kembali sekolah," ucap Nicholas terkejut. "Heem, tapi adikku belum bisa berjalan seperti anak-anak lain, dia—""Aku titip sapuku padamu ya, kalau ada yang tanya di mana aku, bilang saja tidak tahu!" Nicho memberikan sapu lidi yang ia pegang pada Cassel. Sedangkan Cassel menatap Nicholas kebing

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 161. PERMINTAAN DALENA UNTUK SATU HARI SAJA

    Saat pulang sekolah, Dalena menjemput Raccel dan mengajak anaknya ke rumah sakit untuk kembali mengecek kondisi kaki Raccel. Saat bersama dokter di dalam sebuah ruangan, Dalena merasa amat cemas. Ia bersama Cassel yang kini berdiri di sampingnya, sementara Raccel masih diperiksa oleh dokter. "Mami, adik Raccel tidak papa, kan?" tanya Cassel masih dengan menatap adiknya di depan sana. Dalena mengusap pipi Cassel dari samping dan menggeleng. "Tidak papa Sayang, adik Raccel akan baik-baik saja," jawab Dalena. Anak laki-lakinya itu begitu sedih, Cassel memperhatikan tiap-tiap gerakan yang dokter itu lakukan. Tekad dan keinginannya semakin kuat untuk suatu saat nanti ketika dia sudah beranjak dewasa. Cassel ingin menjadi seorang dokter yang bisa membantu siapapun. "Nanti kalau Cassel sudah besar, Cassel mau jadi dokter ya, Mi... Biar kalau Adik Raccel sakit, nanti Cassel yang obati, kan nanti Raccel tidak akan takut lagi," ujar Cassel memeluk tubuh Dalena. Mamanya pun mengangguk de

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-07
  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 162. APA HADIAH YANG TEPAT UNTUK RACCEL?

    "Mom, kita mau ulang tahun ya?" tanya Cassel berjalan di belakang Dalena. "Iya Sayang, kalian sebentar lagi akan ulang tahun. Anak Mommy sudah besar-besar, tidak boleh nakal ya..." Dalena menghentikan langkahnya dan mengulurkan tangannya pada Cassel.Sementara satu tangan Dalena menggendong Raccel, wanita itu menolak saat Damien hendak membantunya mengantarkan si kembar. Namun bagi Dalena percuma, karena Damien hanya akan bersama Cassel, tapi tidak dengan Raccel. "Mommy mau belikan hadiah apa buat Raccel?" tanya Raccel memeluk leher Mamanya. "Emmm, Princess minta apa, Sayang?" tanya Dalena menatap sang putri. "Apa ya... Raccel tidak mau apa-apa. Mau jalan-jalan sama Daddy di pasar malam, sama Kakak juga," jawab Raccel. Dalena tersenyum tipis, tidak biasanya anak ini meminta sesuatu, kadang permintaan Raccel malah jauh lebih banyak.Setelah itu, Dalena menatap Cassel. "Kalau Kakak?" "Kakak Cassel sama seperti Adik Raccel, Mom," jawab anak itu. "Baiklah, kalau begitu nanti Mommy

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08
  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 163. AKU TIDAK TAKUT BERPISAH DENGANMU!

    Dalena sore ini menyiapkan kue ulang tahun, setelah beberapa hari si kembar menanti-nanti dengan penuh rasa tak sabaran. Wanita itu berjalan ke lantai dua, dia membawa kue ulang tahun di ruang keluarga di mana Raccel dan Cassel ada di sana, sementara Damien duduk di sofa memangku laptopnya. "Wahhh... Raccel lihat Mommy bawa apa!" pekik Cassel heboh. Raccel pun langsung menoleh ke arah Mamanya, anak itu langsung tersenyum lebar. Dalena ikut tersenyum melihat wajah si kembar berbinar-binar bahagia. "Raccel mau!" seru anak itu melambaikan tangannya. Dalena lantas mendekati mereka dan meletakkan kue ulang tahunnya di hadapan si kembar.Cassel menatap Damien yang kini berjalan ke arahnya dan langsung memeluk Cassel. "Selamat ulang tahun ya, Sayang," ucap Damien mengecup pucuk kepala Cassel. "Terima kasih Daddy," balas Cassel bertepuk tangan. Sedangkan Raccel, anak itu seperti tidak mau berharap lebih pada Papanya. Dia kini berusaha mengulurkan tangannya meminta peluk pada Dalena.

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-08
  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 164. HADIAH ISTIMEWA DARI NICHOLAS

    Keesokan harinya, Raccel tidak bersekolah karena anak itu demam. Dalena juga menemaninya sejak pagi hingga siang ini. Ia mengajak putrinya bermain di luar dan anak itu hanya gendong saja, karena suhu tubuhnya yang panas. "Adik Raccel mau dibelikan apa, Sayang? Mau mainan baru ya?" tawar Dalena mengusap pipi putrinya yang basah.Anak itu menggelengkan kepalanya saja. "Tidak mau," jawabnya lemas. "Raccel pusing, Mommy." "Ya sudah, Raccel tutup mata saja. Bobo dulu biar tidak pusing ya, Sayang," bisik Dalena meletakkan kepala Raccel di pundaknya dan ia mengusap punggung Raccel dengan lembut. Dalena berdiri di teras menatap pemandangan siang hari yang hujan deras dan mendung gelap. Dalam situasi seperti ini Dalena bersedih, kenapa ia harus hidup tanpa memiliki siapapun? Termasuk orang tua. Dalena ingin membawa anaknya ini pergi, namun ke mana lagi kali ini dia harus melangkah?"Ma, Pa, kenapa hidupku seperti ini?" gumam Dalena mendekap Raccel yang tertidur dalam dekapannya, seraya m

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09
  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 165. MEMELUK KALIAN MALAM INI

    Cukup lama Raccel berjalan dengan tongkat, hingga akhirnya hari ini gadis kecil itu bisa kembali berjalan tanpa bantuan tongkat lagi. Dalena dan Cassel nampak senang melihat Raccel sudah kembali seperti dulu lagi, sudah kembali sehat dan ceria. "Akhirnya, bisa jalan lagi. Jangan lari-larian ya, Adik Raccel..." Cassel berdiri memegangi lengan Raccel. Anak perempuan itu menganggukkan kepalanya. "Besok kita bisa main lagi ya, Kakak," ujar Raccel. "Iya dong! Besok bisa menangkap kupu-kupu yang banyak!" seru Cassel heboh. Senyuman manis terukir di bibir Dalena saat melihat kedua anaknya yang begitu ceria, bahagia, dan mereka yang kini sangat antusias. Dalena selalu berupaya agar mereka tidak kekurangan apapun, termasuk Raccel yang selalu menginginkan kasih sayang lebih dari Papanya. "Mommy, nanti simpan tongkatnya Raccel ya, Raccel mau jalan sendiri," ujar anak itu. "Iya Sayang. Nanti Mommy simpan, tapi janji kalau jalan sendiri harus hati-hati! Paham, Cantik?" Dalena memeluk Racce

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-09
  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 166. JANGAN MEMBANDINGKAN RACCEL DENGAN CASSEL

    Saat Raccel terbangun dari tidurnya, anak itu sendirian dan menoleh ke kanan ke kiri. Raccel langsung duduk termenung. Ia terdiam beberapa detik mengusap permukaan sprei bergambar kartun tersebut. "Raccel mimpi Daddy bobo sini, terus di sini ada Mommy," gumam anak itu lirih. Raccel menyibak selimutnya dan turun dari atas ranjang perlahan-lahan, dia mencari pegangan untuk berjalan ke arah pintu. Sampai akhirnya di berhasil membuka pintu kamar dan berjalan ke arah tangga setelah berjalan tertatih cukup lama. "Capek, kakinya lemas," ucap Raccel menundukkan kepala menatap kedua kakinya. Raccel memperhatikan ke arah lantai satu yang sepi. "Mommy...! Raccel mau turun, mommy..." Setelah berjalan sendiri, Raccel pun kelelahan dan ia mulai memanggil Dalena untuk dimintai tolong membawanya ke lantai satu. Dan Raccel berdiri di bagian pertengahan anak tangga dan kedua tangan kecilnya gemetar memegangi pagar tangga. "Mom... Mommy, kaki Raccel sakit!" teriak anak itu lagi. "Iya Sayang

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10
  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 167. KALAU KAU BESAR, AKU INGIN SELALU BERSAMAMU

    "Tentu saja, semua orang akan menyayangi Raccel!"Dalena memeluk Raccel dengan erat dan mengusap pucuk kepalanya. Suara deringan ponsel milik Dalena membuat wanita itu menoleh ke belakang. Dia meletakkan ponselnya di atas sebuah meja kayu. Dan Dalena bergegas meraih ponselnya tersebut, di sana tertera nama Karina yang tengah menghubunginya. "Halo Karina... Oh, kau mau ke sini dengan Nicholas?" Dalena menoleh pada Raccel yang menatapnya. Wanita itu tersenyum manis sebelum dia berkata, "Raccel dan aku juga sedang di rumah, ke sini saja. Aku menunggumu ya..." Panggilan itu langsung terputus, Dalena meletakkan ponselnya kembali dan mendekati Raccel. "Cantik, makannya sudah?" tanya wanita itu. "Sudah Mommy." "Bagus, sekarang ayo mandi. Kakak Nicho mau ke sini, mau main sama Raccel," ujar Dalena kini menggendong Raccel. Kedua mata indah milik Raccel langsung membola. "Asikk... Ayo Mom, ayo mandi sekarang! Terus pakai baju yang bagus ya, Mom!" "Iya Sayang, iya..." Beberapa menit l

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-10

Bab terbaru

  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   UJUNG KISAH YANG BERBAHAGIA

    Sejak pagi hingga sore hari, di kediaman Keluarga Escalante sangat sibuk. Mereka menyiapkan pesta keluarga untuk malam ini. Hingga siang berganti malam, rumah megah berlantai dua itu nampak dihiasi dengan meriah lampu-lampu di luar rumah, maupun di dalam rumah. Dalena tersenyum melihat anak-anaknya berkumpul bersama. "Baru kali ini acara akhir tahun menjadi sangat meriah, iya kan, Sayang?" Dalena menoleh pada sang suami yang berdiri di sampingnya."Iya. Mungkin itu semua karena kita bisa melihat anak-anak kita, menantu kita, cucu kita berkumpul bersama. Sangat membahagiakan, Sayang." Damien merangkul pundak Dalena memperhatikan pemandangan ruangan di dalam rumah yang sudah dihias dengan indah oleh Cassel dan Nicholas sejak siang tadi. Sampai tiba-tiba saja, Elsa dan Gissele muncul dari arah lantai dua. Di sana nampak Gissele cemberut dan bersedekap dengan wajah kesalnya. "Ada apa, Sayang? Sini..." Damien melambaikan tangannya pada Gissele. Dalena juga ikut melambaikan tangannya

  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 316. (CASSEL STORY) - Musim Dingin Dalam Kehangatan

    Salju turun cukup tebal kemarin, dan siang ini Cassel mengajak anak istrinya untuk pergi membelikan beberapa makanan, dan juga hadiah. Mereka akan menghabiskan beberapa hari di musim dingin bersama dengan keluarga Cassel. Mereka bertiga datang ke sebuah pusat perbelanjaan. Di sana, Gissele sibuk memilih mainan, camilan, dan hiasan-hiasan yang menarik perhatiannya. "Sayang, jangan mengambil gantungan banyak-banyak, nanti mau ditaruh di mana lagi?" Elsa merebut beberapa boneka gantung yang Gissele ambil. "Gissele mau itu, Ma!" seru bocah itu menunjuk ke sebuah lonceng-lonceng kecil. "Astaga ... untuk apa, Sayang?" Elsa mengusap wajahnya. "Sana, Gissele sama Papa saja. Minta gendong Papa." Anak itu cemberut. Kalau sudah bersama Papanya, dia tidak akan diturunkan dari stroller. Namun, meskipun dengan wajah protes, Gissele pun patuh dengan Elsa dan anak itu mendekati Cassel, meminta gendong dan meminta didudukkan di atas stroller miliknya. "Sudah ... Gissele duduk di sana saja, se

  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 315. (CASSEL STORY) - Kita Adalah Dua Insan yang Saling Melengkapi

    "Mommy dan Daddy ingin kalian menginap di sini. Kapan kalian bisa? Daddy ingin membuat party bersama kalian juga..." Suara di balik panggilan itu adalah suara Dalena yang kini bertanya pada Elsa dan Cassel. Setelah hampir tiga mingguan Cassel dan Elsa tidak datang ke kediaman orang tuanya karena sibuk. "Mungkin besok malam kita akan ke sana Mom, besok kan sudah mulai libur akhir tahun," jawab Cassel tersenyum."Iya. Janji ya, Nak ... Mommy sudah sangat kangen dengan Cucu cantik Mommy," ujar wanita itu. Cassel beranjak dari duduknya, laki-laki itu melangkah masuk ke dalam kamar. Dia menunjukkan kamera ponselnya ke arah Gissele yang kini tengah mengacau pekerjaan Elsa. Karena Elsa mempunyai banyak pesanan hingga menyentuh hampir seribu bouquet selama musim dingin ini, dia pun membawa beberapa bunga dan membentuknya di rumah. "Sayang, dicari Oma, katanya Oma kangen," ujar Cassel menyerahkan ponselnya pada Gissele.Anak cantik dengan rambut pirang cerah itu langsung melebarkan kedua

  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 314. (CASSEL STORY) - Waktu Untuk Berdua

    Pagi setelah menginap di tempat orang tua Cassel, esok harinya Elsa nampak sibuk di rumah. Gadis itu kini tampak bergelut dengan beberapa pekerjaan rumah, termasuk membuat banyak kue yang akan ia antarkan ke panti asuhan seperti biasa. "Mama buat kue banyak sekali? Mau dibawa ke panti, ya?" tanya Gissele yang kini membantu Mamanya memasukkan beberapa kue dalam sebuah box. "Iya Sayang. Tapi Gissele tidak usah ikut, ya ... Gissele di rumah saja dengan Tante Raccel dan Oma," ujar Elsa menatap putrinya. Dan dengan patuh Raccel menyetujui hal itu. Bukan tanpa alasan Raccel melarang putri kecilnya untuk ikut, melainkan sejak awal, pengurus panti meminta Elsa untuk tidak sering-sering lagi membawa Gissele ke panti, mereka takut Gissele ingat masa dulu dan tidak mau pulang lagi ke rumah. Anak perempuan itu mengangguk patuh, namun dia cemberut, seolah-olah dia memang tidak setuju dengan apa yang Mamanya pinta padanya. "Mama, hari ini Gissele mau pergi beli sepatu baru kata Papa," ujar an

  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 313. (CASSEL STORY) - Apapun Keputusanmu, Sayang

    Setelah kondisi Elsa kembali sehat, Cassel pun memutuskan untuk mengajak istrinya pergi jalan-jalan bersamanya dan putri mereka.Setelah puas menemani Gissele bermain di taman dan game zone, mereka bertiga kini pergi ke rumah orang tua Cassel. Kedatangan mereka disambut dengan sangat hangat, terlebih lagi di sana ada Raccel dan anak kembarnya. "Wahh, Cucu Oma akhirnya ke sini juga!" seru Dalena mengendong Gissele dan mengecup pipi gembul anak itu. "Gissele...!" Suara Raccel membuat Gissele menoleh, anak perempuan dengan dress merah muda itu langsung berlari ke arah Raccel di ruang tengah. Sementara Elsa, gadis itu meletakkan paper bag berisi makanan di atas meja, dan Cassel juga berjalan ke dapur mengambil minuman dingin. "Raccel di sini sejak kapan, Mom? Nicho ke mana?" tanya Cassel menatap sang Mama. "Nicholas sedang ada urusan kantor dengan Daddy, mereka ke luar kota, Sayang. Raccel memang sekarang Mommy minta untuk pindah ke sini, merawat Lovia dan Livia sendirian itu sangat

  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 312. (CASSEL STORY) - Anakku Tersayang...

    "Dokter Cassel, apakah ada jadwal yang lain lagi hari ini?" Cassel menoleh ke belakang saat rekannya bertanya, begitu Cassel keluar dari ruangan operasi. Cassel menggelengkan kepalanya. "Tidak dok. Aku akan pulang cepat hari ini karena istriku sedang sakit," jawab Cassel sembari tersenyum. "Oh begitu, baiklah..." Tanpa menjawab apapun lagi, Cassel segera bergegas keluar dari dalam ruangan itu dan ia berjalan ke arah ruangannya sendiri.Laki-laki dengan jas putih itu membuka ruangan pribadinya. Di sana, Cassel langsung meraih ponsel miliknya dan ia melihat apakah dirinya mendapatkan pesan dari Elsa atau tidak?Cassel menghela napasnya panjang dan tersenyum. Baru saja dia ingin melihat pesan, Elsa sudah memberikan kabar lebih dulu padanya."Hemm, tumben sekali dia memintaku membawakan makanan? Biasanya juga selalu menolak," gumam Cassel. Segera Cassel menghubungi Elsa. "Halo Sayang, kau ingin menitip makanan apa, hem?" tanya laki-laki itu. "Bukan aku. Tapi Gissele, dia ingin mela

  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 311. (CASSEL STORY) - Suamiku yang Super Perhatian

    Tak biasanya Gissele bangun saat hari masih petang. Anak kecil perempuan dengan rambut cokelat terang itu, sudah bermain di karpet tebal di bawah ranjang. Ocehannya yang sedang asik mengajak bonekanya berbincang itu membuat Cassel terbangun dari tidurnya tiba-tiba. Cassel yang memeluk Elsa pun sontak melepaskannya dan ia menoleh ke samping. "Loh, Gissele!" pekiknya lirih. "Papa ... Gissele di sini, Pa!" seru anak perempuan itu mengacungkan tangannya. Cassel menyergah napasnya pelan mengetahui putri kecilnya berada di bawah sana. Segera Cassel menyibak selimutnya dan berjalan mendekati Gissele yang duduk memegang mainannya. "Sayang, kenapa di sini? Ini masih petang, Gissele tidak mengantuk, hem?" tanya Cassel mengusap pucuk kepala putri kecilnya. Anak itu hanya diam dan menggelengkan kepalanya. Sebelum akhirnya Gissele merangkak mengambil botol susu miliknya dan menyerahkan pada Cassel."Apa Sayang?" tanya Cassel menatap sang putri."Buatkan susu, Pa. Gissele mau minum susu," u

  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   Bab 310. (CASSEL STORY) - Keluarga Kecilku yang Sempurna

    Elsa dan Cassel menuhi permintaan Luna untuk datang ke sebuah rumah makan mewah di sebuah hotel berbintang malam ini. Tentunya Elsa membawa Gissele yang kini tidak mau berjalan kaki, setelah punya stroller baru, dia ingin memamerkan stroller miliknya pada semua orang. Termasuk pada Nenek dan Kakeknya.Mereka bertiga pun kini baru saja masuk ke dalam restoran tersebut. "Emmm ... di mana, Ma?" tanya Gissele menoleh ke kanan dan ke kiri dalam kereta kecilnya. "Gissele Sayang!" pekik Luna melambaikan tangannya ke arah Elsa dan Cassel. Mereka pun menoleh. "Oh, ternyata di sana!" seru Elsa terkekeh.Segera Cassel mendorong stroller milik Gissele dan mereka berjalan mendekati meja di mana kedua orang tua Elsa berada. Luna dan suaminya pun berada di sana."Ya ampun, Cucu Nenek lucu sekali," seru Vania mengangkat tubuh mungil Gissele dari atas stroller."Naik kereta baru, Sayang? Punya kereta warnanya merah muda, bagus sekali..." Teddy ikut gembira dengan kedatangan Gissele. Elsa bersala

  • Menjadi Pengasuh Anak Presdir yang Kutinggalkan   BAB 309. (CASSEL STORY) - Keluarga Bahagia yang Cassel Impikan

    Elsa mengantarkan makan siang yang ia siapkan untuk Cassel siang ini. Bersama dengan Gissele, mereka berdua berjalan masuk ke dalam rumah sakit. Semua rekan-rekan Cassel menyapa Elsa dengan ramahnya, karena mereka semua tahu siapa Elsa sebenarnya, yang tak lain adalah istri dari calon direktur rumah sakit. "Selamat siang Nyonya Elsa," sapa salah satu rekan kerja suaminya, dia adalah Dokter Agnes. "Selamat siang, Dokter Agnes ... emm, apa suami saya masih ada jadwal operasi?" tanya Elsa bertanya pada wanita si depannya itu. "Oh, sepertinya sudah selesai. Saya melihat beliau tadi berada di ruangannya," jawab Agnes. "Baiklah, kalau begitu saya permisi dulu..." "Iya Nyonya, silakan..."Elsa pun bergegas kembali mendorong stroller di mana Gissele duduk di dalam tempat itu sambil meminum susunya di dalam botol. Mereka berdua berjalan menuju ke arah ruangan kerja Cassel. Di sana, Elsa mengetuk pintu ruangan tersebut. Pintu itu tidak sepenuhnya ditutup. Hingga Cassel yang sedang beris

DMCA.com Protection Status