Share

Bab 20.

“Mema?” panggil Mas Azzam. Suamiku merangkul pinggang dan mengajakku untuk menemui wanita paruh baya yang baru kulihat ini.

“Putraku. Gimana kabarmu sekarang?”

Wanita itu memeluk suamiku dengan erat begitu pun sebaliknya, Mas Azzam juga mengecup pipi kiri dan kanan wanita yang dipanggil Mema tersebut. Tunggu! Apa yang kudengar barusan? Beliau memanggil Mas Azzam putraku? Jadi, ....

“Baik, Ma. Kenapa tak mengabari kalau sudah sampai di kota ini. Siapa yang jemput? Oh iya, kenalkan ini menantu Mema, istri baruku,” ujar Mas Azzam memperkenalkanku kepada ibu kandungnya.

“Iya, Sayang. Beliau ini mertuamu sekarang.”

Mas Azzam membuyarkan lamunanku. Mendengarnya memperkenalkan kami, aku segera mencoba mencium tangan mertuaku. Akan tetapi, apa yang kudapatkan? Sebuah penolakan. Aku diabaikan oleh mertuaku sendiri.

Wanita yang kudengar dipanggil Mema tersebut duduk tanpa melirik ke arahku sedikit pun serta mengabaikan tanganku yang hendak menyalaminya.

Dari sudut mata, terlihat sekali Nindy
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status