Share

The Wedding

Author: thisisrio
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Hari yang tidak diinginkan oleh Kania puk akhirnya tiba. Sekarang wanita cantik itu dengan di makeup oleh seseorang penata rias. Kedua temannya, Vita dan Jessie. Mendampingi Kania selama proses makeup itu berlangsung.

Kedua wanita cantik itu pun langsung menangis ketika Kania menceritakan tentang pernikahan rahasianya dengan Jeffrey, terutama ketika mereka mengetahui tujuan dari pernikahan itu. Mereka sama-sama tidak menyangka bahwa CEO ditempat mereka bekerja ternyata sangat tega melakukan hal menyedihkan itu kepada temannya.

Sebelum pernikahan harusnya mereka menikmati pesta lajang, bersenang-senang dengan sahabat dekat sebelum keesokan harinya akan menyandang predikat sebagai istri orang. Namun mereka bertiga justru malah menangis semalaman, saling berpelukan erat, tak ingin melepaskan Kania yang begitu baik menikah dengan Kania dan hanya berstatus istri rahasia bos nya itu.

“Nah sudah selesai, Nyonya.” ucap sang penata rias begitu hasil kerjanya sudah selesai. Kania menatap dirinya didepan cermin. Riasan sederhana yang semakin memancarkan kecantikannya, gaun pengantin yang dipilihkan Jeffrey memang sangat pas di tubuhnya, harganya jangan ditanya. Sangat fantastis! Bahkan lebih mahal dari gaji 5 bulan Kania bekerja sebagai sekretaris CEO.

Namun ia sama sekali tidak terkesan dengan semua itu, untuk apa makeup cantik dan gaun pengantin yang mahal, tetapi bukan pernikahan impian yang dijalani.

“Kania ...” Vita dan Jessie memeluk erat sahabatnya, dua wanita cantik itu malah tidak henti-hentinya menangis sedari tadi.

“Kau harusnya menikah dengan Johnny saja.” ucap Vita dengan air mata yang masih berlinang.

“Kau sangat cantik, Kania. Sayangnya kau menikah dengan pria yang tidak kau cintai. Kita berdua akan selalu ada jika kau membutuhkan kami.” Jessie menghapus air mata yang membasahi pipinya.

“Sudah jangan menangis lagi, kalian harus tersenyum dihari pernikahanku.” Kania mencoba tersenyum walaupun sangat menyakitkan, senyum yang terasa semakin getir.

Tiga wanita cantik itu kembali berpelukan erat sebelum akhirnya Kania dibawa oleh ayahnya karena prosesi pernikahan akan segera dilangsungkan.

Sebuah acara pernikahan yang sangat private, hanya dihadiri oleh keluarga Kania, Vita dan Jessie saja. Tidak ada pesta mewah dan meriah, tidak ada tamu-tamu yang memberikan ucapan selamat dan tidak ada dekorasi indah seperti pernikahan pada umumnya.

Pernikahan mereka pun diselenggarakan di gereja kecil di pinggiran kota Jakarta. Sangat jauh dari kediaman Jeffrey dan gedung perkantoran J.Inc

***

Upacara pernikahan yang dilaksanakan pada sore hari itu akhirnya selesai. Jeffrey membawa istri kecilnya itu menuju sebuah apartemen mewah miliknya, dan mulai sekarang Kania akan tinggal di sana.

“Kita dimana, Pak?” tanya Kania pada akhirnya, sedari tadi wanita cantik itu hanya diam menutup mulutnya.

“Kania ... tolong jangan memanggilku dengan sebutan, Pak, ketika kita sedang berduaan seperti ini.”

“Lalu, saya harus memanggil Bapak, apa?”

“Panggil aku dengan namaku, aku hanya bos mu ketika di kantor. Namun ketika sedang berdua saja, aku adalah suamimu.” ujar Jeffrey menatap mata Kani.

Apa tadi katanya? Suami? Bahkan Kania masih sangat asing dengan kata itu.

“Kau akan tinggal di sini mulai sekarang.” ucap Jeffrey tersenyum lembut. Mereka berdua memasuki sebuah apartemen yang sangat mewah dan luas, interiornya sangat modern dan berkelas.

“Ngomong-ngomong, di mana istri pertamamu tinggal?” sebenarnya Kania tak ingin menanyakan hal tersebut. Namun otaknya dipenuhi banyak pertanyaan tentang Jeffrey dan bagaimana rumah tangga pria Pratama itu dengan istri pertamanya, maka Kania pun memberanikan diri untuk bertanya.

“Dia tinggal di Mansion utama, kapan-kapan kau harus kesana untuk berkunjung, Luna mengatakan dia sangat ingin bertemu denganmu. Dia sangat senang ketika mengetahui bahwa yang menjadi istriku adalah sekretarisku.” ucap Jeffrey, dan Kania hanya menanggapinya dengan senyum meremehkan.

“Ini kamarmu, hmm ... maksudku kamar kita.” Jeffrey membuka pintu berwarna putih, menunjukkan kepada Kani sebuah kamar luas dengan sebuah ranjang ukuran king size.

“Baiklah, aku akan beristirahat dahulu, badanku lelah.” ucap Kania melangkahkan kakinya memasuki kamar besar itu.

“Kania, besok kau masuk kerja seperti biasa. Namun aku mempunyai permintaan padamu.”

“Permintaan apa?”

“Ketika di kantor, jadilah sekretarisku seperti biasanya, jangan sampai ada satu orangpun tau bahwa kita sudah menikah. Kau mengerti, 'kan?”

Ucapan Jeffrey lagi-lagi menyadarkan tentang statusnya, Kania harus selalu ingat bahwa ia hanyalah istri rahasia Jeffrey, tak boleh ada orang lain yang tau. Bahkan mereka harus menyembunyikan pernikahan dari para staf dan karyawan kantor.

Kani hanya mengangguk sebagai jawaban.

“Baik. Aku selalu ingat, bahwa aku hanyalah is-tri ra-ha-sia-mu.” ucap Kania menekankan kata-kata diakhirnya.

“Namun tolong jangan ganggu aku jika ada laki-laki lain yang mendekatiku.” ucapan Kania sontak membuat Jeffrey langsung menggenggam kedua bahunya.

“Tidak bisa seperti itu, Kania. Bagaimana pun kau adalah istriku. Tidak boleh ada pria lain yang mendekatimu.”

“Kenapa seperti itu, Jeffrey? Para laki-laki di perusahaanmu tak ada yang tau kan kalau kita sudah menikah, mereka hanya tau kalau aku masih wanita single yang tak memiliki pacar.” entah keberanian dari mana. Namun Kani mengatakannya dengan suara yang tegas.

“Jangan macam-macam, Kania Pratama! Atau aku akan memecat para pria sialan yang mencoba mendekatimu.” Jeffrey menaikkan oktaf suaranya, cengkraman tangan pada bahu Kania semakin menguat.

“Jangan egois, Kania Pratama! Kau saja punya istri lain, lalu mengapa aku tidak?!”

“Kania Pratama!” suara Jeffrey semakin meninggi mendengar setiap kalimat yang diucapkan Kania.

“Apa?! Kau keberatan? Kalau begitu ceraikan saja aku, gampang 'kan?”

“Terserah kau saja, aku akan keluar sebentar. Kau bersiaplah karena aku akan menjadikanmu istriku seutuhnya malam ini.” ucap Jeffrey melepas cengkraman tangannya, pira tampan itu melangkah keluar dari apartemen.

Setelah Jeffrey pergi, Kania langsung mendudukkan dirinya di sisi ranjang. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangannyaㅡ mulai menangis sekencang-kencangnya, meluapkan segala sesak yang selama ini ia pendam.

Pernikahan yang tak pernah Kania inginkan akhirnya harus ia rasakan.

***

Jeffrey mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang tinggi, suasana hatinya tidak sedang baik-baik saja. Jeffrey tak menyangka bahwa Kania sudah mulai berani kepadanya.

Mobil berwarna hitam mengkilap itu memasuki halaman luas Mansionya, ia bermaksud untuk menemui Luna, karena Jeffrey sudah meninggalkan istri pertamanya itu dari pagi.

Langkahnya tergesa menuju kamar Luna, dengan perlahan tangan Jeffrey memutar gagang pintu. Dilihatnya sang istri sudah tertidur pulas, waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam, Luna biasanya sudah tidur di jam delapan malam.

Jeffrey duduk di sebelah istrinya, mengusap lembut rambut sang istri yang semakin tipis karena efek dari kemoteraphi, kemudian ia kecup lama dahi istrinya.

Tiba-tiba saja Luna terbangun saat merasakan kecupan bibir Jeffrey pada dahinya, wanita berwajah kelinci itu membuka matanya perlahan.

“Engh? Jeffrey?” ucap Luna dengan suara serak khas bangun tidur, ia sangat heran mengapa Jeffrey ada di dalam kamarnya? Seharusnya pria tampan itu sedang menikmati malam pertama dengan Kania.

“Maafkan aku membangunkanmu.” Jeffrey tersenyum lembut.

“Kenapa kau ke sini? Harusnya kau sedang bersama, Kania.”

Tentu saja Luna Pratamaㅡ istri pertama dari Jeffrey itu tau bahwa suaminya ini sudah menikah dengan sekretarisnya. Itu adalah saran darinya, ia tidak bisa memberikan keturunan bagi Jeffrey sebagai penerus untuk perusahaan kelak. Dan sang kakek terus menerus menanyakan hal itu. 

Luna tau bahwa dirinya tidak akan bisa mempunyai anak, penyakit Leukimia akut yang dideritanya menyebabkan ia tidak bisa mempunyai keturunan. Akhirnya Luna memberikan saran agar suaminya menikah lagi dengan perempuan lain. Dan perempuan itu adalah pilihan Luna, sekretaris suaminya di kantor, Kania Rahma Atau bahkan sekarang sudah bisa dipanggil Kania Pratama

“Aku ingin bertemu denganmu sebentar, aku merindukanmu.” Jeffrey kembali mengusap rambut Luna.

“Bagaimana upacara pernikahan kalian? Berjalan lancar?” sebuah senyuman terukir di wajah Luna.

“Ya, semua berjalan lancar. Kani juga sudah pindah ke apartemen yang baru.”

“Syukurlah, aku sangat senang mendengarnya. Kapan-kapan jangan lupa ajak Kania kemari, aku sangat ingin bertemu dengannya.”

“Kau tidurlah kembali, biar aku temani sampai kau tertidur.” Kania kembali mengecup kening Luna, dan tak lama kemudian wanita berwajah kelinci itu pun kembali memasuki alam mimpinya.

Related chapters

  • Menjadi Istri Rahasia   Ingin Menyentuhmu

    Bertemu dengan Luna membuat hati Jeffrey kembali menghangat, walaupun ia dan istri pertamanya itu tak banyak berbincang, namun sudah cukup untuk menjadi pelepas segala penat selama seharian ini.Setelah memastikan bahwa Luna tidur dengan pulas, Jeffrey bangun dari duduknya, ia bermaksud mengemasi beberapa barang yang akan ia bawa untuk ditaruh di apartemen.Apartemen yang ditempati Kania cukup jauh dari Mansionya, jarak yang harus ia tempuh sekitar 40 menit lamanya. Setelah selesai berkemas Jeffrey keluar dari kamar dan kembali menuju apartemen istri rahasianya.Ada perasaan bersalah ketika tadi ia tak sengaja meninggikan suaranya dihadapan Kania, tapi mau bagaimana lagi, Jeffrey sangat cemburu setiap kali melihat wanita cantik itu diganggu oleh para pria tampan di kantornya.Langkah kakinya memasuki ruang tamu apartemen, terasa sangat sunyi, mungkin Kania sudah tidur lelap, mengingat sekarang sudah

  • Menjadi Istri Rahasia   Perjanjian diatas Materai

    “Selamat pagi Kania, aku membawakanmu kopi, agar kau tidak mengantuk.” ucap seorang pria tampan berkulit tan, saat ini mereka bertemu di pintu masuk gedung kantor J.Inc. Tangannya mengulur satu cup kopi hangat untuk Kania.“Terimakasih, Johnny.” Kania menerima kopi pemberian dari Johnny dengan tersenyum cerah kerah pria di sebelahnya ini, orang yang selalu gemar mendekati dirinya di kantor.“Ku lihat tadi kau turun dari bus yang bukan biasanya, Kania. Apa apartemenmu sudah pindah?” pertanyaan Johnny langsung membuat Kania terdiam sejenak, ia bingung harus menjawab apa.“Emm ... aku menginap di rumah pamanku.” Kania menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Dirinya jelas berbohong karena Ashila tidak mempunyai paman maupun bibi dari pihak ayah ataupun dari pihak ibunya.“Ah, begitu. Aku kira apartemenmu sudah pindah.” mereka berdua pu masu

  • Menjadi Istri Rahasia   Merasa Bersalah

    Setelah kejadian tadi pagi, Jeffrey lebih lembut dalam memperlakukan Kania, wanita cantik itu sudah sering menangis dihadapannya. Namun entah mengapa tangisannya tadi pagi jauh memilukan, sampai rasanya hati Jeffrey ikut tersayat ketika mendengarnya.Belum lagi ketika istri kecilnya itu mengatakan bahwa ia takut dengan perlakuan Jeffrey, dengan tangisan yang terisak Kania mengutarakan ketakutannya. Secara perlahan, emosi yang sudah memenuhi rongga dada Jeffrey pun semakin meredam.Namun tetap saja, Kania masihlah mendiamkannya. Sampai ketika makan siang pun Kania bersikeras mengatakan bahwa ia akan makan siang bersama kedua sahabatnya.Kali ini Jeffrey harus lebih sabar memang, jika ia gegabah sedikit sajaㅡ bisa jadi istri cantiknya itu akan pergi meninggalkan dirinya dari hidupnya, dan mengacaukan semua rencana yang nyaris akan berhasil itu.Di sebuah meja cafetariaㅡ lebih tepatnya kantor J.inc. Kan

  • Menjadi Istri Rahasia   Menemui Istri Pertama

    Jeffrey mengendarai mobil mewahnya dengan kecepatan tinggi saat ini, dirinya benar-benar sangat khawatir dengan keadaan istrinya itu. Jika Luna sedang demam tinggi, maka bukanlah pertanda yang baik untuknya, karena bisa saja istrinya sedang kritis.Namun sayangnya, jalanan Ibukota Jakarta tengah macet saat sore hari seperti ini, hingga membuat Jeffrey mengendarai mobilnya dengan sangat perlahan.“Aarrghh...! Sial! Jalanan sangat macet. Aku harus segera sampai Penthouse saat ini.” geram Jeffrey, pria tampan itu tengah menahan kekesalannya saat ini.Tin! Tin!“Ayolah... Aku harus melihat keadaan istriku!” Jeffrey berkali-kali memukul stir mobilnya dengan kesal, dirinya sangat takut jika terlambat sampai rumah nanti.Emosinya memuncak ketika jalanan masih dalam keadaan macet, diambilnya benda pipih itu dari dalam saku jas mahalnya, untuk kemudian mendial nomo

  • Menjadi Istri Rahasia   Bersama Johnny

    Seorang wanita cantik terus menerus sedang menatap keluar jendela bus yang ia tumpangi, dirinya berkali-kali menghela nafasnya dalam. Entah apa yang ia fikirkan saat ini.Johnny, lelaki tampan yang mengantarkan dirinya juga ikut menatap ke luar jendela bus yang mereka tumpangi. Namun bukannya menatap kearah jalan, melainkan menatap wanita cantik pujaan hatinya yang sedang tidak baik-baik saja itu. Beberap kali lelaki keturunan Amerika itu mendengar helaan nafas yang keluar dari ranum merah muda Kania. Meskipun Johnny meminta dirinya untuk curhat kepadanya, namun dengan tegas wanita cantik itu menolaknya dengan halus, dan Johnny menghargai keputusannya. Dan ia memutuskan sendiri untuk mengantarkan Kania pulang, meskipun awalnya ditolak. Namun karena Johnny khawatir, Kania mengiyakan ajakannya, Johnny hanya takut saja kalau terjadi sesuatu kepada wanita cantik itu. Johnny hanya ingin memastikan bahwa Kania pulang dengan selamat.“Umm... apa kau mau jalan-jalan?&rdq

  • Menjadi Istri Rahasia   Pulang ke Apartemen Lama Kania

    Membeli ice cream rupanya membuat perasaan Kania sedikit lebih tentram. Memang, ketika kita sedang merasa marah pada seseorang, makanan manis memanglah membuatnya meredam kemarahan tersebut.Kania dan Johnny baru saja keluar dari kedai ice cream itu dengan membeli lagi ice cream cone rasa coklat untuk keduanya, dan berjalan menuju apartemen yang ditinggali Kania bersama teman-temannya. Keduanya tidak mengobrol lebih saat ini, keduanya masih senantiasa menikmati makanan manis milik mereka.“Mau duduk di taman dulu.” tanya Johnny ketika melewati taman dekat apartemen.“Boleh, aku juga ingin menikmati angin sore hari ini.” jawab Kania, dan keduanya melangkahkan kakinya untuk mendekat ke taman itu, serta duduk di bangku taman dengan cone ice cream yang masing-masing mereka genggam.Sebenarnya terbesit rasa bersalah yang Kania rasakan saat ini, walau bagaimanapun statusnya masihlah

  • Menjadi Istri Rahasia   Dering Telepon dari Jeffrey

    Di dalam kamarnya, Kania merebahkan tubuh lelahnya ke kasur yang tidak sebesar dari apartemennya yang baru. Namun cukuplah untuk merilekskan tubuhnya yang lelah.Entah mengapa akhir-akhir ini sangatlah lelah baginya. Pekerjaan yang memang begitu menumpuk, rivisi berkas-berkas yang akan datang, persiapan meeting lusa, dan juga masalah hati. Ah, ngomong-ngomong masalah hati. Kania tidak tau apa yang ia rasakan saat ini.Kadang Kania merasa kesal saat Jeffrey berlaku seenaknya, kadang dirinya tidak suka jika Jeffrey berbohong kepadanya, kadang juga Kania merasa iri dengan istri pertamanya, Luna. Jeffrey begitu sangat perhatian kepada Luna, sedangkan dirinya? Bukankah Kania hanya sebatas seorang istri rahasia saja? Tapi apakah dirinya tidak berhak mendapatkan kebahagiaan? Walaupun sesaat?Saat di tanam tadi sore bersama Johnny, Kania ingat handphone miliknya berbunyi karena panggilan dari lelaki Pratama di sana.Dengan perlahan, Kania merogoh benda pipi

  • Menjadi Istri Rahasia   Sarapan Pagi

    “Selamat Pagi ...”Sapaan itu keluar dari wanita bersurai pendek, dengan kemeja lengan panjang juga rok span yang membalut tubuh kecilnya nampak sangat menggemaskan.“Ada apa denganmu? Apa kau sedang kerasukan?” sindir Jessie merasa khawatir kepada sahabatnya ini.Vitaㅡ wanita yang menyapanya di Pagi hari yang cerah ini mengerucutkan bibirnya sebal, “Kau ini ... tidak bisa melihatku bahagia, ya?” selanya seraya mengambil nasi goreng yang sudah siap dihidangkan oleh sahabatnya.Jessie hanya bisa menggelengkan kepalanya bosan melihat tingkah dari Vita.“Tunggu ... ini, kenapa ada tiga piring? Apa kau makan dengan dua porsi? Bukankah kau bilang ingin diet, Jess?” tanya Vita merasa aneh dengan sarapan Pagi kali ini, terdapat tiga piring?“Tidak, itu buat Kania.” jawaban dari Jessie berhasil m

Latest chapter

  • Menjadi Istri Rahasia   Sebuah Rencana Jeffrey

    Seorang pria tampan bertubuh atletis itu berjalan dengan gagahnya, matanya memandang lurus ke depan dengan angkuhnya.Dibalut dengan tuxedo mewahnya, pria tampan itu berjalan dengan langkah besar. Di setiap langkahnya sering terdengar sapaan dari para karyawan juga para staffnya.“Selamata pagi, Pak Jeffrey.” sapa sang sekretaris ketika melihat bos nya itu sudah berada di hadapannya.“Pagi, Kania. Ada jadwal apa hari ini?” tanya Jeffrey to the point.“Hari ini, Bapak ada meeting bersama klien dari Singapura pukul 2 siang, Pak.” jawab Kania dengan suara lembutnya.“Okay... Segera kamu urus persiapannya nanti, ya.” titahnya kemudian.“Dan, kamu ikut saya ke dalam. Ada berkas yang harus kamu kerjakan.” lanjut pria tampan itu dengan perintahnya pada sang sekretaris.Wanita cantik itu

  • Menjadi Istri Rahasia   Bersama Luna

    Sedangkan Pagi hari ini tepatnya di Penthouse Pratama, kedua sepasang suami-istri itu tengah berdiri di balkon kamarnya, dengan sang istri yang duduk di kursi roda, dan sang suami yang senantiasa menemaninya di belakang.“Kau tidak ke kantor, Jeff?” tanya Luna pada Jeffrey, merasa heran karena Jeffrey tidak berpakaian rapi layaknya hari kerja. Padahal 'kan sekarang bukan hari weekend pikirnya.“Aku akan izin tiga hari untuk menemanimu.” jawab Jeffrey dengan senyum tampannya.Luna menghela nafasnya pelan, “Jeff, aku tifak apa-apa. Kemarin hanya deman biasa saja, kau tidak usah pikirkan aku.”Jeffrey bertumpu dengan lututnya di hadapan Luna.“Bagaimana aku tidak memikirkan mu, Luna. Kau masihlah istriku, dan akan seperti itu.” ucap Jeffrey sambil menggenggam tangan pucat istrinya.Hati Luna menghangat seketika, Je

  • Menjadi Istri Rahasia   Sarapan Pagi

    “Selamat Pagi ...”Sapaan itu keluar dari wanita bersurai pendek, dengan kemeja lengan panjang juga rok span yang membalut tubuh kecilnya nampak sangat menggemaskan.“Ada apa denganmu? Apa kau sedang kerasukan?” sindir Jessie merasa khawatir kepada sahabatnya ini.Vitaㅡ wanita yang menyapanya di Pagi hari yang cerah ini mengerucutkan bibirnya sebal, “Kau ini ... tidak bisa melihatku bahagia, ya?” selanya seraya mengambil nasi goreng yang sudah siap dihidangkan oleh sahabatnya.Jessie hanya bisa menggelengkan kepalanya bosan melihat tingkah dari Vita.“Tunggu ... ini, kenapa ada tiga piring? Apa kau makan dengan dua porsi? Bukankah kau bilang ingin diet, Jess?” tanya Vita merasa aneh dengan sarapan Pagi kali ini, terdapat tiga piring?“Tidak, itu buat Kania.” jawaban dari Jessie berhasil m

  • Menjadi Istri Rahasia   Dering Telepon dari Jeffrey

    Di dalam kamarnya, Kania merebahkan tubuh lelahnya ke kasur yang tidak sebesar dari apartemennya yang baru. Namun cukuplah untuk merilekskan tubuhnya yang lelah.Entah mengapa akhir-akhir ini sangatlah lelah baginya. Pekerjaan yang memang begitu menumpuk, rivisi berkas-berkas yang akan datang, persiapan meeting lusa, dan juga masalah hati. Ah, ngomong-ngomong masalah hati. Kania tidak tau apa yang ia rasakan saat ini.Kadang Kania merasa kesal saat Jeffrey berlaku seenaknya, kadang dirinya tidak suka jika Jeffrey berbohong kepadanya, kadang juga Kania merasa iri dengan istri pertamanya, Luna. Jeffrey begitu sangat perhatian kepada Luna, sedangkan dirinya? Bukankah Kania hanya sebatas seorang istri rahasia saja? Tapi apakah dirinya tidak berhak mendapatkan kebahagiaan? Walaupun sesaat?Saat di tanam tadi sore bersama Johnny, Kania ingat handphone miliknya berbunyi karena panggilan dari lelaki Pratama di sana.Dengan perlahan, Kania merogoh benda pipi

  • Menjadi Istri Rahasia   Pulang ke Apartemen Lama Kania

    Membeli ice cream rupanya membuat perasaan Kania sedikit lebih tentram. Memang, ketika kita sedang merasa marah pada seseorang, makanan manis memanglah membuatnya meredam kemarahan tersebut.Kania dan Johnny baru saja keluar dari kedai ice cream itu dengan membeli lagi ice cream cone rasa coklat untuk keduanya, dan berjalan menuju apartemen yang ditinggali Kania bersama teman-temannya. Keduanya tidak mengobrol lebih saat ini, keduanya masih senantiasa menikmati makanan manis milik mereka.“Mau duduk di taman dulu.” tanya Johnny ketika melewati taman dekat apartemen.“Boleh, aku juga ingin menikmati angin sore hari ini.” jawab Kania, dan keduanya melangkahkan kakinya untuk mendekat ke taman itu, serta duduk di bangku taman dengan cone ice cream yang masing-masing mereka genggam.Sebenarnya terbesit rasa bersalah yang Kania rasakan saat ini, walau bagaimanapun statusnya masihlah

  • Menjadi Istri Rahasia   Bersama Johnny

    Seorang wanita cantik terus menerus sedang menatap keluar jendela bus yang ia tumpangi, dirinya berkali-kali menghela nafasnya dalam. Entah apa yang ia fikirkan saat ini.Johnny, lelaki tampan yang mengantarkan dirinya juga ikut menatap ke luar jendela bus yang mereka tumpangi. Namun bukannya menatap kearah jalan, melainkan menatap wanita cantik pujaan hatinya yang sedang tidak baik-baik saja itu. Beberap kali lelaki keturunan Amerika itu mendengar helaan nafas yang keluar dari ranum merah muda Kania. Meskipun Johnny meminta dirinya untuk curhat kepadanya, namun dengan tegas wanita cantik itu menolaknya dengan halus, dan Johnny menghargai keputusannya. Dan ia memutuskan sendiri untuk mengantarkan Kania pulang, meskipun awalnya ditolak. Namun karena Johnny khawatir, Kania mengiyakan ajakannya, Johnny hanya takut saja kalau terjadi sesuatu kepada wanita cantik itu. Johnny hanya ingin memastikan bahwa Kania pulang dengan selamat.“Umm... apa kau mau jalan-jalan?&rdq

  • Menjadi Istri Rahasia   Menemui Istri Pertama

    Jeffrey mengendarai mobil mewahnya dengan kecepatan tinggi saat ini, dirinya benar-benar sangat khawatir dengan keadaan istrinya itu. Jika Luna sedang demam tinggi, maka bukanlah pertanda yang baik untuknya, karena bisa saja istrinya sedang kritis.Namun sayangnya, jalanan Ibukota Jakarta tengah macet saat sore hari seperti ini, hingga membuat Jeffrey mengendarai mobilnya dengan sangat perlahan.“Aarrghh...! Sial! Jalanan sangat macet. Aku harus segera sampai Penthouse saat ini.” geram Jeffrey, pria tampan itu tengah menahan kekesalannya saat ini.Tin! Tin!“Ayolah... Aku harus melihat keadaan istriku!” Jeffrey berkali-kali memukul stir mobilnya dengan kesal, dirinya sangat takut jika terlambat sampai rumah nanti.Emosinya memuncak ketika jalanan masih dalam keadaan macet, diambilnya benda pipih itu dari dalam saku jas mahalnya, untuk kemudian mendial nomo

  • Menjadi Istri Rahasia   Merasa Bersalah

    Setelah kejadian tadi pagi, Jeffrey lebih lembut dalam memperlakukan Kania, wanita cantik itu sudah sering menangis dihadapannya. Namun entah mengapa tangisannya tadi pagi jauh memilukan, sampai rasanya hati Jeffrey ikut tersayat ketika mendengarnya.Belum lagi ketika istri kecilnya itu mengatakan bahwa ia takut dengan perlakuan Jeffrey, dengan tangisan yang terisak Kania mengutarakan ketakutannya. Secara perlahan, emosi yang sudah memenuhi rongga dada Jeffrey pun semakin meredam.Namun tetap saja, Kania masihlah mendiamkannya. Sampai ketika makan siang pun Kania bersikeras mengatakan bahwa ia akan makan siang bersama kedua sahabatnya.Kali ini Jeffrey harus lebih sabar memang, jika ia gegabah sedikit sajaㅡ bisa jadi istri cantiknya itu akan pergi meninggalkan dirinya dari hidupnya, dan mengacaukan semua rencana yang nyaris akan berhasil itu.Di sebuah meja cafetariaㅡ lebih tepatnya kantor J.inc. Kan

  • Menjadi Istri Rahasia   Perjanjian diatas Materai

    “Selamat pagi Kania, aku membawakanmu kopi, agar kau tidak mengantuk.” ucap seorang pria tampan berkulit tan, saat ini mereka bertemu di pintu masuk gedung kantor J.Inc. Tangannya mengulur satu cup kopi hangat untuk Kania.“Terimakasih, Johnny.” Kania menerima kopi pemberian dari Johnny dengan tersenyum cerah kerah pria di sebelahnya ini, orang yang selalu gemar mendekati dirinya di kantor.“Ku lihat tadi kau turun dari bus yang bukan biasanya, Kania. Apa apartemenmu sudah pindah?” pertanyaan Johnny langsung membuat Kania terdiam sejenak, ia bingung harus menjawab apa.“Emm ... aku menginap di rumah pamanku.” Kania menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Dirinya jelas berbohong karena Ashila tidak mempunyai paman maupun bibi dari pihak ayah ataupun dari pihak ibunya.“Ah, begitu. Aku kira apartemenmu sudah pindah.” mereka berdua pu masu

DMCA.com Protection Status