Beranda / Romansa / Menjadi Istri Rahasia / Menjadi Istri Rahasia

Share

Menjadi Istri Rahasia

Penulis: thisisrio
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-29 12:49:27

Kedatangan Jeffrey ke rumahnya tentu saja membuat Kania terkejut, terlebih ketika bos nya itu dengan gampangnya melunasi hutang kedua orangtuanya yang bernilai puluhan juta banyaknya.

Kania melihat kedua orangtuanya sangat senang dengan bantuan dari Jeffrey. Bagaimana tidak, kondisi ekonomi mereka sedang kesusahan, terlebih kios dan barang dagangan mereka dipasar ludes dilalap api hingga tak menyisakan sedikitpun. Hutang di bank bernilai puluhan juta rupiah yang bahkan Kania tidak pernah mengetahuinya selama ini, dan jika tidak dilunasi segera maka rumah mereka akan disita oleh pihak bank. Kania sangat pusing, karena ia tidak mempunyai tabungan sebanyak itu untuk melunasi hutang orangtuanya.

Bantuan dari Jeffy tentu membuat orangtua Kania sangat berterima kasih pada pria tampan itu, terlebih ketika bos nya itu pun mengatakan akan memberikan toko yang baru dan modal usaha. Kania yakin Jeffrey sudah mencuri hati orangtuanya.

Kania menatap dingin bos nya itu, ia sangat yakin Jeffrey punya maksud tertentu. Tentu tidak mungkin Jeffrey memberikan semua itu secara cuma-cuma.

“Tapi aku mempunyai permintaan kepada kalian.” ucap Jeffrey semakin membuat Kania yakin memang ada maksud tertentu yang sudah direncanakan bos nya itu.

“Permintaan apa, Tuan Jeffrey? Kami akan berusaha memenuhinya.” Kania reflek menoleh ke arah ibunya. Ternyata benar apa yang ia khawatirkan, bahwa orangtuanya sudah menaruh hati pada Jeffrey.

Kania menunggu apa yang akan bos nya itu katakan, hatinya bergemuruh. Pria tampan itu meliriknya dan tersenyum ke arahnya, sebuah senyuman yang terlihat sangat menyebalkan dimata Kania.

Bisa dibilang Jeffrey Pratama ini sangat licik. Namun permainannya halus, ia tak menggunakan kekerasan untuk mendapatkan restu dari orangtua Kania. Namun ia menawarkan segala fasilitas yang bernilai jutaan rupiah itu, tepat disaat ekonomi keluarga Kania sedang tidak baik-baik saja.

“Saya bermaksud untuk meminta izin menikahi anak sulung anda yang bernama Kania Rahma.”

Sebuah kalimat yang keluar begitu saja dari mulut Jeffrey, tentu sudah Kania tebak bahwa bos nya akan mengatakan hal itu. Berkali-kali Kania menghela nafasnya. Mengatur emosi di dadanya yang siap meledak kapanpun. Apa Kania memang serendah itu dimata Jeffrey sampai pria tampan itu seperti sedang membelinya.

Kania menoleh kepada kedua orangtuanya, ekspresi pria dan wanita paruh baya itu sama terkejutnya, mungkin mereka tidak akan menyangka bahwa seorang konglomerat muda itu akan melamar anaknya.

“Kau bermaksud untuk menikahi anak kami, Tuan Jeffrey?” tanya Bima, ayah Kania memastikan.

“Benar, Tuan Bima. Tolong izinkan saya menikah dengan Kania.” ucap Jeffrey dengan suara yang tegas.

Kania mengigit bibir bawahnya, ia berusaha menahan butiran air mata yang sudah mengenang di pelupuk matanya.

“Tapi, Tuan Jeffrey ... Kania hanya anak dari orang miskin seperti kami, rasanya tidak pantas bersanding dengan anda yang seorang konglomerat besar.” ujar Tuan Bima.

“Saya tidak mempermasalahkan hal itu, saya sangat menyukai anak sulung kalian. Saya sudah tidak bisa kemana-mana lagi, hanya Kania yang saya sukai.” Jeffrey terus menjawab dengan senyuman khasnya, yang membuat aura tampannya bertambah puluhan kali lipat.

“Maka dari itu, saya ingin sekali membantu keluarga calon istri saya.” lanjutnya lagi sambil melirik ke arah Kania.

“Saya merasa tersanjung Kania kami dilamar oleh CEO tampan seperti anda, Tuan Jeffrey.” ucap ayah Kania dengan senyum sumringah.

Kania menatap dingin kearah Rivaldo, matanya sudah memerah menahan emosi. Ia tak mungkin menolaknya kali ini, karena orangtua Kania sangat menyukai Rivaldo.

“Bagaimana Kania? Tuan Jeffrey ingin kau menjadi istrinya.” kali ini sang ibu yang bertanya.

Kania terus menghela nafasnya, berusaha meredam emosinya yang sudah memuncak. Ingin sekali Kania pergi dari sini, keluar dari situasi yang tidak menguntungkannya. Namun ia tidak mungkin membuat kedua orangtuanya kecewa. Dapat Kania lihat orangtuanya sangat menyukai Jeffrey dan sangat senang ketika bos nya itu melamarnya. Walaupun Kania tau, ucapan Jeffrey tidaklah tulus.

“Bagaimana, Nak?” tegur Bima sebagai kepala keluarga ketika melihat putri sulungnya hanya diam.

“Aku tidak mungkin menolaknya bukan?” jawaban Kania terdengar dingin dengan senyuman palsu yang ia tunjukkan. Hatinya tersayat-sayat ketika mengatakannya, Jeffrey memang memang bukan lawan yang sebanding dengan dirinya yang bukan siapa-siapa itu.

Senyum kemenangan terlihat jelas di wajah tampan Jeffrey. Jelas ia sangat senang sekarang, akhirnya ia berhasil mendapatkan wanita cantik dan manis itu yang sudah menjadi incarannya. Jauh lebih senang dibandingkan memenangkan tender.

“Kania menerima lamaran anda, Tuan Jeffrey.” ucap Nyonya Amara dengan senyum merekahnya.

“Kalau begitu, saya akan menikahi Kania dua hari lagi.”

Sebuah kalimat yang terlontar dari bibir Jeffrey sontak membuat Kania membulatkan matanya. Apa katanya? Pernikahan mereka dua hari lagi? Apa bos nya itu sudah gila?

“Kenapa secepat itu?” tanya Kania kemudian.

“Lebih cepat lebih baik bukan? Lagi pula untuk apa kita menunda terlalu lama, saya yang akan mengurus semua keperluan pernikahan kita. Tugasmu hanyalah menjadi calon pengantin yang cantik dan besok kita akan mengunjungi butik untuk mencoba gaun pernikahan mu.”

“Baik, Pak. Saya mengikuti apa kata anda saja.” Kania masih menunjukkan senyuman palsunya. Percuma saja ia menolaknya, Kania sangat tidak menyukai penolakan.

“Wah ... Kania kita akan menikah sebentar lagi. Ibu tidak menyangka kamu akan menikah dengan pria sebaik Jeffrey, Nak.” Amara memeluk putri sulungnya, terlihat sangat terharu. 

Rasanya ingin sekali Kania mengatakan yang sebenarnya, bahwa pernikahannya dengan Jeffrey bukanlah pernikahan murni karena saling menyukai seperti sang bos nya itu katakan. Namun ada maksud tertentu, tidak lain hanya untuk memanfaatkan rahimnya untuk mengandung anaknya, yang sayangnya anak itu nanti bukanlah anak dari pernikahannya dengan Jeffrey, melainkan harus di akui sebagai anak dari istri pertamanya, Luna.

Kania terus memejamkan matanya menahan segala sakit dalam dadanya. Orangtuanya tak perlu mengetahui semuanya, cukup ia saja yang merasakan betapa perih jalan hidupnya.

“Bagaimana kalau Kania ikut aku pulang sekarang? Karena besok kau akan sibuk sebagai calon pengantin.” ucap Jeffrey.

“Baiklah ... saya akan mengemasi barang-barang saya terlebih dahulu.” Kania masuk ke dalam kamarnya, di sana ia masih berusaha menahan tangisnya, ia tidak mau kedua orangtuanya curiga karena anaknya menangis.

Tak lama kemudian Kania sudah keluar kamar, mengganti pakaiannya sambil membawa koper kecilnya.

“Tuan Bima dan Nyonya Amara. Terimakasih banyak karena telah merestui saya untuk menikahi Kania.” Jeffrey membungkukkan badannya ke arah orangtua Kania.

“Kami yang merasa sangat tersanjung karena Kania putri kami, akan menikah dengan pria baik seperti diri anda, Tuan.”

“Aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk selalu membahagiakan Kania.” ucap Jeffrey lagi, Kania yang mendengarnya memutar bola matanya malas.

***

Di dalam mobil, Kania hanya diam, matanya menatap keluar jendela. Ia tidak ingin menangis dihadapan Jeffrey. Jika ia menangis maka akan semakin menunjukkan betapa lemahnya Kania dihadapan Jeffrey.

Matanya terus menatap jalanan yang sudah gelap. Sementara di sebelahnya, Jeffrey sedang fokus menyetir mobil.

“Kania, kau ingin makan apa untuk makan malam?” tanya Jeffrey memecah keheningan diantara keduanya. Namun Kania terus diam, ia tak mempunyai tenaga untuk bercakap dengan Jeffrey.

“Kania Rahma, tolong jawab aku.” ucap Jeffrey lagi karena tidak ada jawaban dari Kania.

“Kania Rahma?” Jeffrey menepikan mobilnya di trotoar yang sepi. Namun Kania tetap tak bergeming, ia masih diam dan membuang pandangannya keluar jendela mobil.

“Kania ... tolong jangan mendiamkan saya.” Jeffrey melepas seatbelt Kania, kemudian ia memegang pundak sekretarisnya itu.

“Maaf, Pak. Tapi saya tidak ingin mengatakan apapun.” jawab Kania dengan suara pelan.

“Kenapa kau hanya diam? Tolong jawab pertanyaan saya.”

Kania pun menolehkan wajahnya untuk menatap Jeffrey, ia sungguh sangat ingin memukul bos nya itu. Kania sangat kesal dengan perlakuan Jeffrey yang seenaknya.

“Apalagi yang harus saya katakan? Bukankah percuma? Karena kau akan berlaku semaumu saja, Pak Jeffrey.” kali ini Kania tidak bisa lagi menahan genangan air matanya, butiran bening itu menetes begitu saja membasahi pipi putihnya.

“Aku terpaksa harus melakukan itu karena kau terus menolakku.” ucap Jeffrey masih mencengkeram kedua bahu Kania.

“Yang orangtuaku tau, anaknya menikah dengan pria yang tulus mencintainya. Mereka tidak tau bahwa anaknya ini hanya dijadikan sebagai penghasil keturunan saja.” suara Kania terdengar bergetar, matanya semakin memerah menahan gejolak emosi.

“Tidak seperti itu, Kania. Anak itu hanya diaku sebagai anak Luna dimata kakekku saja, dia tetaplah anak kita, anakku dan anakmu.” Jeffrey menatap lekat mata Kania.

“Tidak usah berasalan, Pak Jeffrey! Kakekmu pasti akan mengumumkan bahwa penerus J.Inc adalah anak dari Jeffrey dan Luna. Semua orang pun akhirnya tau, dan saya? Saya tetaplah istri rahasiamu yang tak satupun orang lain tau.” tangisan Kania semakin pecah. Hatinya tersayat ketika mengatakannya.

“Tidak ada orang yang waras yang mau bernasib seperti saya, Pak. Kenapa kalian tidak memikirkan bagaimana perasaan saya? Kenapa kalian sangat egois untuk kepentingan pribadi kalian? Kenapa kalian membawaku masuk ke dalam rumah tangga kalian, yang mana aku tidak pernah berniat mencampurinya.”

Jeffrey hanya terdiam mendengar ucapan Kania Terlebih ketika tangisan dari wanita cantik itu terdengar semakin pilu. Apakah ia memang sejahat itu pada Kania?

“Kania, dengarkan aku dulu ... Aku tidak sejahat itu. Kau tetaplah istriku yang sah, kau akan ku perlakukan sebaik mungkin, aku tidak akan menjadi suami yang lalai untukmu. Aku sangat tertarik padamu Kania, dan hanya kau yang aku mau. Tolong mengertilah.” lirih Jeffrey.

“Tidak perlu menjelaskan apapun, Pak Jeffrey. Saya sudah muak mendengarkannya.” Kania menghapus air matanya yang membasahi pipinya. Ia sudah lelah berdebat dengan Kania, mungkin memang seperti inilah jalan takdirnya menikah dengan bos nya hanya sebagai istri rahasia.

Bab terkait

  • Menjadi Istri Rahasia   The Wedding

    Hari yang tidak diinginkan oleh Kania puk akhirnya tiba. Sekarang wanita cantik itu dengan di makeup oleh seseorang penata rias. Kedua temannya, Vita dan Jessie. Mendampingi Kania selama proses makeup itu berlangsung.Kedua wanita cantik itu pun langsung menangis ketika Kania menceritakan tentang pernikahan rahasianya dengan Jeffrey, terutama ketika mereka mengetahui tujuan dari pernikahan itu. Mereka sama-sama tidak menyangka bahwa CEO ditempat mereka bekerja ternyata sangat tega melakukan hal menyedihkan itu kepada temannya.Sebelum pernikahan harusnya mereka menikmati pesta lajang, bersenang-senang dengan sahabat dekat sebelum keesokan harinya akan menyandang predikat sebagai istri orang. Namun mereka bertiga justru malah menangis semalaman, saling berpelukan erat, tak ingin melepaskan Kania yang begitu baik menikah dengan Kania dan hanya berstatus istri rahasia bos nya itu.“Nah sudah selesai, Nyonya.” uc

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-29
  • Menjadi Istri Rahasia   Ingin Menyentuhmu

    Bertemu dengan Luna membuat hati Jeffrey kembali menghangat, walaupun ia dan istri pertamanya itu tak banyak berbincang, namun sudah cukup untuk menjadi pelepas segala penat selama seharian ini.Setelah memastikan bahwa Luna tidur dengan pulas, Jeffrey bangun dari duduknya, ia bermaksud mengemasi beberapa barang yang akan ia bawa untuk ditaruh di apartemen.Apartemen yang ditempati Kania cukup jauh dari Mansionya, jarak yang harus ia tempuh sekitar 40 menit lamanya. Setelah selesai berkemas Jeffrey keluar dari kamar dan kembali menuju apartemen istri rahasianya.Ada perasaan bersalah ketika tadi ia tak sengaja meninggikan suaranya dihadapan Kania, tapi mau bagaimana lagi, Jeffrey sangat cemburu setiap kali melihat wanita cantik itu diganggu oleh para pria tampan di kantornya.Langkah kakinya memasuki ruang tamu apartemen, terasa sangat sunyi, mungkin Kania sudah tidur lelap, mengingat sekarang sudah

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-29
  • Menjadi Istri Rahasia   Perjanjian diatas Materai

    “Selamat pagi Kania, aku membawakanmu kopi, agar kau tidak mengantuk.” ucap seorang pria tampan berkulit tan, saat ini mereka bertemu di pintu masuk gedung kantor J.Inc. Tangannya mengulur satu cup kopi hangat untuk Kania.“Terimakasih, Johnny.” Kania menerima kopi pemberian dari Johnny dengan tersenyum cerah kerah pria di sebelahnya ini, orang yang selalu gemar mendekati dirinya di kantor.“Ku lihat tadi kau turun dari bus yang bukan biasanya, Kania. Apa apartemenmu sudah pindah?” pertanyaan Johnny langsung membuat Kania terdiam sejenak, ia bingung harus menjawab apa.“Emm ... aku menginap di rumah pamanku.” Kania menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Dirinya jelas berbohong karena Ashila tidak mempunyai paman maupun bibi dari pihak ayah ataupun dari pihak ibunya.“Ah, begitu. Aku kira apartemenmu sudah pindah.” mereka berdua pu masu

    Terakhir Diperbarui : 2022-01-29
  • Menjadi Istri Rahasia   Merasa Bersalah

    Setelah kejadian tadi pagi, Jeffrey lebih lembut dalam memperlakukan Kania, wanita cantik itu sudah sering menangis dihadapannya. Namun entah mengapa tangisannya tadi pagi jauh memilukan, sampai rasanya hati Jeffrey ikut tersayat ketika mendengarnya.Belum lagi ketika istri kecilnya itu mengatakan bahwa ia takut dengan perlakuan Jeffrey, dengan tangisan yang terisak Kania mengutarakan ketakutannya. Secara perlahan, emosi yang sudah memenuhi rongga dada Jeffrey pun semakin meredam.Namun tetap saja, Kania masihlah mendiamkannya. Sampai ketika makan siang pun Kania bersikeras mengatakan bahwa ia akan makan siang bersama kedua sahabatnya.Kali ini Jeffrey harus lebih sabar memang, jika ia gegabah sedikit sajaㅡ bisa jadi istri cantiknya itu akan pergi meninggalkan dirinya dari hidupnya, dan mengacaukan semua rencana yang nyaris akan berhasil itu.Di sebuah meja cafetariaㅡ lebih tepatnya kantor J.inc. Kan

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-14
  • Menjadi Istri Rahasia   Menemui Istri Pertama

    Jeffrey mengendarai mobil mewahnya dengan kecepatan tinggi saat ini, dirinya benar-benar sangat khawatir dengan keadaan istrinya itu. Jika Luna sedang demam tinggi, maka bukanlah pertanda yang baik untuknya, karena bisa saja istrinya sedang kritis.Namun sayangnya, jalanan Ibukota Jakarta tengah macet saat sore hari seperti ini, hingga membuat Jeffrey mengendarai mobilnya dengan sangat perlahan.“Aarrghh...! Sial! Jalanan sangat macet. Aku harus segera sampai Penthouse saat ini.” geram Jeffrey, pria tampan itu tengah menahan kekesalannya saat ini.Tin! Tin!“Ayolah... Aku harus melihat keadaan istriku!” Jeffrey berkali-kali memukul stir mobilnya dengan kesal, dirinya sangat takut jika terlambat sampai rumah nanti.Emosinya memuncak ketika jalanan masih dalam keadaan macet, diambilnya benda pipih itu dari dalam saku jas mahalnya, untuk kemudian mendial nomo

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-14
  • Menjadi Istri Rahasia   Bersama Johnny

    Seorang wanita cantik terus menerus sedang menatap keluar jendela bus yang ia tumpangi, dirinya berkali-kali menghela nafasnya dalam. Entah apa yang ia fikirkan saat ini.Johnny, lelaki tampan yang mengantarkan dirinya juga ikut menatap ke luar jendela bus yang mereka tumpangi. Namun bukannya menatap kearah jalan, melainkan menatap wanita cantik pujaan hatinya yang sedang tidak baik-baik saja itu. Beberap kali lelaki keturunan Amerika itu mendengar helaan nafas yang keluar dari ranum merah muda Kania. Meskipun Johnny meminta dirinya untuk curhat kepadanya, namun dengan tegas wanita cantik itu menolaknya dengan halus, dan Johnny menghargai keputusannya. Dan ia memutuskan sendiri untuk mengantarkan Kania pulang, meskipun awalnya ditolak. Namun karena Johnny khawatir, Kania mengiyakan ajakannya, Johnny hanya takut saja kalau terjadi sesuatu kepada wanita cantik itu. Johnny hanya ingin memastikan bahwa Kania pulang dengan selamat.“Umm... apa kau mau jalan-jalan?&rdq

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-14
  • Menjadi Istri Rahasia   Pulang ke Apartemen Lama Kania

    Membeli ice cream rupanya membuat perasaan Kania sedikit lebih tentram. Memang, ketika kita sedang merasa marah pada seseorang, makanan manis memanglah membuatnya meredam kemarahan tersebut.Kania dan Johnny baru saja keluar dari kedai ice cream itu dengan membeli lagi ice cream cone rasa coklat untuk keduanya, dan berjalan menuju apartemen yang ditinggali Kania bersama teman-temannya. Keduanya tidak mengobrol lebih saat ini, keduanya masih senantiasa menikmati makanan manis milik mereka.“Mau duduk di taman dulu.” tanya Johnny ketika melewati taman dekat apartemen.“Boleh, aku juga ingin menikmati angin sore hari ini.” jawab Kania, dan keduanya melangkahkan kakinya untuk mendekat ke taman itu, serta duduk di bangku taman dengan cone ice cream yang masing-masing mereka genggam.Sebenarnya terbesit rasa bersalah yang Kania rasakan saat ini, walau bagaimanapun statusnya masihlah

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-14
  • Menjadi Istri Rahasia   Dering Telepon dari Jeffrey

    Di dalam kamarnya, Kania merebahkan tubuh lelahnya ke kasur yang tidak sebesar dari apartemennya yang baru. Namun cukuplah untuk merilekskan tubuhnya yang lelah.Entah mengapa akhir-akhir ini sangatlah lelah baginya. Pekerjaan yang memang begitu menumpuk, rivisi berkas-berkas yang akan datang, persiapan meeting lusa, dan juga masalah hati. Ah, ngomong-ngomong masalah hati. Kania tidak tau apa yang ia rasakan saat ini.Kadang Kania merasa kesal saat Jeffrey berlaku seenaknya, kadang dirinya tidak suka jika Jeffrey berbohong kepadanya, kadang juga Kania merasa iri dengan istri pertamanya, Luna. Jeffrey begitu sangat perhatian kepada Luna, sedangkan dirinya? Bukankah Kania hanya sebatas seorang istri rahasia saja? Tapi apakah dirinya tidak berhak mendapatkan kebahagiaan? Walaupun sesaat?Saat di tanam tadi sore bersama Johnny, Kania ingat handphone miliknya berbunyi karena panggilan dari lelaki Pratama di sana.Dengan perlahan, Kania merogoh benda pipi

    Terakhir Diperbarui : 2022-02-15

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Rahasia   Sebuah Rencana Jeffrey

    Seorang pria tampan bertubuh atletis itu berjalan dengan gagahnya, matanya memandang lurus ke depan dengan angkuhnya.Dibalut dengan tuxedo mewahnya, pria tampan itu berjalan dengan langkah besar. Di setiap langkahnya sering terdengar sapaan dari para karyawan juga para staffnya.“Selamata pagi, Pak Jeffrey.” sapa sang sekretaris ketika melihat bos nya itu sudah berada di hadapannya.“Pagi, Kania. Ada jadwal apa hari ini?” tanya Jeffrey to the point.“Hari ini, Bapak ada meeting bersama klien dari Singapura pukul 2 siang, Pak.” jawab Kania dengan suara lembutnya.“Okay... Segera kamu urus persiapannya nanti, ya.” titahnya kemudian.“Dan, kamu ikut saya ke dalam. Ada berkas yang harus kamu kerjakan.” lanjut pria tampan itu dengan perintahnya pada sang sekretaris.Wanita cantik itu

  • Menjadi Istri Rahasia   Bersama Luna

    Sedangkan Pagi hari ini tepatnya di Penthouse Pratama, kedua sepasang suami-istri itu tengah berdiri di balkon kamarnya, dengan sang istri yang duduk di kursi roda, dan sang suami yang senantiasa menemaninya di belakang.“Kau tidak ke kantor, Jeff?” tanya Luna pada Jeffrey, merasa heran karena Jeffrey tidak berpakaian rapi layaknya hari kerja. Padahal 'kan sekarang bukan hari weekend pikirnya.“Aku akan izin tiga hari untuk menemanimu.” jawab Jeffrey dengan senyum tampannya.Luna menghela nafasnya pelan, “Jeff, aku tifak apa-apa. Kemarin hanya deman biasa saja, kau tidak usah pikirkan aku.”Jeffrey bertumpu dengan lututnya di hadapan Luna.“Bagaimana aku tidak memikirkan mu, Luna. Kau masihlah istriku, dan akan seperti itu.” ucap Jeffrey sambil menggenggam tangan pucat istrinya.Hati Luna menghangat seketika, Je

  • Menjadi Istri Rahasia   Sarapan Pagi

    “Selamat Pagi ...”Sapaan itu keluar dari wanita bersurai pendek, dengan kemeja lengan panjang juga rok span yang membalut tubuh kecilnya nampak sangat menggemaskan.“Ada apa denganmu? Apa kau sedang kerasukan?” sindir Jessie merasa khawatir kepada sahabatnya ini.Vitaㅡ wanita yang menyapanya di Pagi hari yang cerah ini mengerucutkan bibirnya sebal, “Kau ini ... tidak bisa melihatku bahagia, ya?” selanya seraya mengambil nasi goreng yang sudah siap dihidangkan oleh sahabatnya.Jessie hanya bisa menggelengkan kepalanya bosan melihat tingkah dari Vita.“Tunggu ... ini, kenapa ada tiga piring? Apa kau makan dengan dua porsi? Bukankah kau bilang ingin diet, Jess?” tanya Vita merasa aneh dengan sarapan Pagi kali ini, terdapat tiga piring?“Tidak, itu buat Kania.” jawaban dari Jessie berhasil m

  • Menjadi Istri Rahasia   Dering Telepon dari Jeffrey

    Di dalam kamarnya, Kania merebahkan tubuh lelahnya ke kasur yang tidak sebesar dari apartemennya yang baru. Namun cukuplah untuk merilekskan tubuhnya yang lelah.Entah mengapa akhir-akhir ini sangatlah lelah baginya. Pekerjaan yang memang begitu menumpuk, rivisi berkas-berkas yang akan datang, persiapan meeting lusa, dan juga masalah hati. Ah, ngomong-ngomong masalah hati. Kania tidak tau apa yang ia rasakan saat ini.Kadang Kania merasa kesal saat Jeffrey berlaku seenaknya, kadang dirinya tidak suka jika Jeffrey berbohong kepadanya, kadang juga Kania merasa iri dengan istri pertamanya, Luna. Jeffrey begitu sangat perhatian kepada Luna, sedangkan dirinya? Bukankah Kania hanya sebatas seorang istri rahasia saja? Tapi apakah dirinya tidak berhak mendapatkan kebahagiaan? Walaupun sesaat?Saat di tanam tadi sore bersama Johnny, Kania ingat handphone miliknya berbunyi karena panggilan dari lelaki Pratama di sana.Dengan perlahan, Kania merogoh benda pipi

  • Menjadi Istri Rahasia   Pulang ke Apartemen Lama Kania

    Membeli ice cream rupanya membuat perasaan Kania sedikit lebih tentram. Memang, ketika kita sedang merasa marah pada seseorang, makanan manis memanglah membuatnya meredam kemarahan tersebut.Kania dan Johnny baru saja keluar dari kedai ice cream itu dengan membeli lagi ice cream cone rasa coklat untuk keduanya, dan berjalan menuju apartemen yang ditinggali Kania bersama teman-temannya. Keduanya tidak mengobrol lebih saat ini, keduanya masih senantiasa menikmati makanan manis milik mereka.“Mau duduk di taman dulu.” tanya Johnny ketika melewati taman dekat apartemen.“Boleh, aku juga ingin menikmati angin sore hari ini.” jawab Kania, dan keduanya melangkahkan kakinya untuk mendekat ke taman itu, serta duduk di bangku taman dengan cone ice cream yang masing-masing mereka genggam.Sebenarnya terbesit rasa bersalah yang Kania rasakan saat ini, walau bagaimanapun statusnya masihlah

  • Menjadi Istri Rahasia   Bersama Johnny

    Seorang wanita cantik terus menerus sedang menatap keluar jendela bus yang ia tumpangi, dirinya berkali-kali menghela nafasnya dalam. Entah apa yang ia fikirkan saat ini.Johnny, lelaki tampan yang mengantarkan dirinya juga ikut menatap ke luar jendela bus yang mereka tumpangi. Namun bukannya menatap kearah jalan, melainkan menatap wanita cantik pujaan hatinya yang sedang tidak baik-baik saja itu. Beberap kali lelaki keturunan Amerika itu mendengar helaan nafas yang keluar dari ranum merah muda Kania. Meskipun Johnny meminta dirinya untuk curhat kepadanya, namun dengan tegas wanita cantik itu menolaknya dengan halus, dan Johnny menghargai keputusannya. Dan ia memutuskan sendiri untuk mengantarkan Kania pulang, meskipun awalnya ditolak. Namun karena Johnny khawatir, Kania mengiyakan ajakannya, Johnny hanya takut saja kalau terjadi sesuatu kepada wanita cantik itu. Johnny hanya ingin memastikan bahwa Kania pulang dengan selamat.“Umm... apa kau mau jalan-jalan?&rdq

  • Menjadi Istri Rahasia   Menemui Istri Pertama

    Jeffrey mengendarai mobil mewahnya dengan kecepatan tinggi saat ini, dirinya benar-benar sangat khawatir dengan keadaan istrinya itu. Jika Luna sedang demam tinggi, maka bukanlah pertanda yang baik untuknya, karena bisa saja istrinya sedang kritis.Namun sayangnya, jalanan Ibukota Jakarta tengah macet saat sore hari seperti ini, hingga membuat Jeffrey mengendarai mobilnya dengan sangat perlahan.“Aarrghh...! Sial! Jalanan sangat macet. Aku harus segera sampai Penthouse saat ini.” geram Jeffrey, pria tampan itu tengah menahan kekesalannya saat ini.Tin! Tin!“Ayolah... Aku harus melihat keadaan istriku!” Jeffrey berkali-kali memukul stir mobilnya dengan kesal, dirinya sangat takut jika terlambat sampai rumah nanti.Emosinya memuncak ketika jalanan masih dalam keadaan macet, diambilnya benda pipih itu dari dalam saku jas mahalnya, untuk kemudian mendial nomo

  • Menjadi Istri Rahasia   Merasa Bersalah

    Setelah kejadian tadi pagi, Jeffrey lebih lembut dalam memperlakukan Kania, wanita cantik itu sudah sering menangis dihadapannya. Namun entah mengapa tangisannya tadi pagi jauh memilukan, sampai rasanya hati Jeffrey ikut tersayat ketika mendengarnya.Belum lagi ketika istri kecilnya itu mengatakan bahwa ia takut dengan perlakuan Jeffrey, dengan tangisan yang terisak Kania mengutarakan ketakutannya. Secara perlahan, emosi yang sudah memenuhi rongga dada Jeffrey pun semakin meredam.Namun tetap saja, Kania masihlah mendiamkannya. Sampai ketika makan siang pun Kania bersikeras mengatakan bahwa ia akan makan siang bersama kedua sahabatnya.Kali ini Jeffrey harus lebih sabar memang, jika ia gegabah sedikit sajaㅡ bisa jadi istri cantiknya itu akan pergi meninggalkan dirinya dari hidupnya, dan mengacaukan semua rencana yang nyaris akan berhasil itu.Di sebuah meja cafetariaㅡ lebih tepatnya kantor J.inc. Kan

  • Menjadi Istri Rahasia   Perjanjian diatas Materai

    “Selamat pagi Kania, aku membawakanmu kopi, agar kau tidak mengantuk.” ucap seorang pria tampan berkulit tan, saat ini mereka bertemu di pintu masuk gedung kantor J.Inc. Tangannya mengulur satu cup kopi hangat untuk Kania.“Terimakasih, Johnny.” Kania menerima kopi pemberian dari Johnny dengan tersenyum cerah kerah pria di sebelahnya ini, orang yang selalu gemar mendekati dirinya di kantor.“Ku lihat tadi kau turun dari bus yang bukan biasanya, Kania. Apa apartemenmu sudah pindah?” pertanyaan Johnny langsung membuat Kania terdiam sejenak, ia bingung harus menjawab apa.“Emm ... aku menginap di rumah pamanku.” Kania menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Dirinya jelas berbohong karena Ashila tidak mempunyai paman maupun bibi dari pihak ayah ataupun dari pihak ibunya.“Ah, begitu. Aku kira apartemenmu sudah pindah.” mereka berdua pu masu

DMCA.com Protection Status