Share

220. Pasrah

"Mas, aku buatkan kopi panas untukmu!" Inez meletakkan kopi ke meja, tepat di hadapan Husein yang baru saja pulang dan kini duduk di sofa dengan tubuh setengah berbaring.

Mata Husein yang terpejam itu tampak berat dan masih dalam keadaan tertutup saat ia menggumam, "Hm."

"Capek?" tanya Inez.

"Lebih dari itu. Aku besok harus melakukan banyak hal untuk satu urusan."

"Kalau capek, Mas Husein bisa kasih kerjaannya ke Amir supaya dia yang handle kerjaan di luar kota."

"Kau benar. Aku akan andalkan Amir. Dia selalu bisa diandalkan." Husein menegakkan punggung, mengambil gelas dan meneguknya sedikit demi sedikit. Ia berhenti meminum dan dahinya bertaut tajam sambil menatap kopi. "Rasanya aneh."

"Kenapa?"

"Seperti... Entahlah. Tidak enak."

Muka Inez langsung memucat disebut kopi buatannya tidak enak.

"Aku tidak bermaksud mengatakan bahwa kopi buatanmu tidak sedap, tapi sepertinya memang kopinya yang tidak enak. Kau pakai kopi apa?"

"Tidak tahu merknya apa. Tapi yang jelas bawaan Kak Cindy."

H
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (6)
goodnovel comment avatar
Krista April
aneh juga pikiran Cindy kok milih bertahan KnPa ngak cerai aja ini Husein juga kok gak tegas dalam pernikahan KnPa biba ngak diumum kan aja di publik bahwa biba istrinya juga
goodnovel comment avatar
Helmy Rafisqy Pambudi
kenapa harus sekamar ya kalo cm istri istrian..
goodnovel comment avatar
Hersa Hersa
cindy tolol , udah tau dari awal husein tidak pernah menyukainya tapi menyakiti diri sendiri dengan harapan²nya.. lebayy
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status