Teeeeeettt Terompet berbunyi sangat panjang dan nyaring. "Ayo, semua anggota baru wajib militer, segera berkumpul di lapangan utama." Terdengar pengumuman dari pengeras suara di menara gedung pelatihan. Semua anggota baru itu, termasuk Alice, Gavin, dan Mario berjalan menuju lapangan utama markas pelatihan militer. Mereka membentuk barisan rapi. Gavin selalu mengikuti di belakang Alice, dan dia pun selalu menghalau Mario agar tidak mendekati Alice. Bahkan dalam barisan, Gavin bergegas menempel di belakang Alice, mencegah agar tubuh Alice tidak terkena tubuh pria lain. Alice tertawa dan menggelengkan kepalanya melihat betapa Gavin menjaganya dengan sangat hati-hati. "Dengar, Jenderal Carlos sore ini akan berkunjung kemari, untuk membuka secara resmi kegiatan pelatihan wajib militer di tempat ini. Aku harap kita semua bisa bekerja sama membersihkan tempat ini dan menyiapkan pesta untuk malam hari ini. Kita juga harus menyambut jenderal baru kita yang baru saja dilantik sebag
"Cih, sepanjang malam pria itu hanya minum minuman alkohol saja. Dia menganggap ini sebagai bar, bukannya tempat pelatihan militer." Alice masih merasa kesal setelah melihat tingkah jenderal baru Yustan. "Sudahlah, sebaiknya kamu tidur saja. Besok proses seleksi akan dimulai." Gavin menarik selimut Alice hingga menutupi seluruh tubuhnya. Ranjang di barak-barak pelatihan sangat kecil dan hanya muat untuk satu orang. Gavin tidur di ranjang bagian tengah, sementara Alice tidur di sebelah kirinya dan Mario tidur di ranjang sebelah kanan. Sejak mengandung, Alice mudah sekali merasa mengantuk dan tertidur. Jadi, tidak membutuhkan waktu yang lama untuk dia terlelap. Hanya dalam beberapa menit, napasnya sudah terdengar teratur. "Aku terkejut, kamu membiarkannya masuk kemari." Mario berbicara sambil menatap langit-langit kamar dari tempat tidur, kedua tangannya menjadi bantal menopang kepalanya. "Mau bagaimana lagi. Wanita ini sangat keras kepala. Jika dia berkehendak, tidak ada yan
"Bagus, kita telah menyelesaikan tantangan pertama dalam penilaian. Selanjutnya, silakan mengambil waktu untuk beristirahat sekaligus sarapan pagi. Setelah satu jam, kalian akan dipanggil kembali untuk proses seleksi kecepatan dan ketepatan." Seluruh peserta kemudian mengantri di tempat pembagian makanan. Selesai mengantri, mereka akan duduk di beberapa meja makan panjang yang telah tersedia untuk menyantap makanannya. Alice, Gavin, dan Mario duduk di meja makan yang sama. Gavin duduk di sebelah Alice. Mario baru saja akan duduk di hadapan Alice, namun Hose bergerak lebih cepat dan duduk di depan Alice, sehingga Mario akhirnya harus duduk di hadapan Gavin. "Hai, bolehkah aku duduk di sini?" Tanya Hose pada mereka. Namun Mario berkata dengan sinis, "Bukankah Kau harusnya bertanya lebih dahulu , kemudian Kau duduk?" Hose menyadari kesalahannya, "Ah, maafkan aku Lukas. Aku tidak bermaksud tidak sopan." Wajahnya tampak merasa tidak enak kepada Mario. "Sudahlah Lukas, itu hanya
"Hei, mengapa kalian mencurigainya? Menurutku tiap orang punya kemampuan tersembunyi. Orang yang tidak pernah berlatih bela diri juga pasti memiliki keistimewaan. Bisa jadi Hose memang berbakat." Alice menepuk bahu Gavin dan Mario. "Selanjutnya, Alan Parker!" Pelatih memanggil nama Alice. "Ah, sepertinya kini giliranku." Alice berjalan menuju ke tempat titian kayu. Alice tampak berlari dengan hati-hati. Beberapa kali dia hampir terkena karung-karung yang bergerak seperti bandul. Dia bahkan terpeleset dan hampir terjatuh ke kolam lumpur. Hingga akhirnya dia berhasil sampai ke ujung titian dan melemparkan tombak ke sasaran lempar. Lemparannya terlihat lemah. Ia mengenai sasaran, namun sayangnya agak jauh meleset dari titik pusat sasaran. "Aku pikir si pendek akan menang lagi. Ternyata dia tidak sehebat itu." "Ya, ternyata untuk tantangan kali ini dia terlihat payah." "Ckckck, mungkin tadi dia hanya kebetulan memenangkan lomba lari itu." Terdengar suara peserta lain mengeje
"Seluruh peserta harap kembali berbaris! Kini saatnya kalian menyelesaikan tahapan terakhir seleksi." Pengeras suara dari menara gedung pelatihan kembali berbunyi. Seluruh peserta kembali berbaris dengan rapi. "Lihatlah ke arah sana! Kalian akan masuk ke dalam hutan itu! Kalian akan melalui berbagai macam rintangan yang sulit. Kami akan menilai peserta berdasarkan waktu tercepat." Kemudian anggota tentara militer membagikan gelang pengukur waktu kepada masing-masing peserta. "Aktivitas kalian di dalam hutan akan terlihat pada layar besar ini. Kami telah menempatkan kamera pengawas yang akan menyiarkan langsung apa yang kalian lakukan di dalam sana. Jadi, jika ada yang berbuat curang, akan langsung terkena diskualifikasi. KALIAN MENGERTI?" "SIAP KOMANDAN!" Jawab peserta pelatihan itu serentak. Alice mengangkat tangannya, "Ijin bertanya Komandan!"."Ya, silakan!""Apakah kami bebas memutuskan cara melewati halang rintang itu? Ataukah ada aturan khusus?""Kalian bebas mengeksplor
"Berdasarkan hasil penilaian dari seluruh tahapan seleksi, kami telah memutuskan 6 orang yang akan lolos mengikuti pelatihan untuk menjadi anggota pasukan elit Yustan." Pelatih memegang lembaran yang berisi nama-nama peserta dan penempatan tugasnya. "Yang pertama adalah Alan Parker. Silakan maju ke depan!" Alice maju ke depan. "Yang kedua adalah Hugo Reve, Lalu yang ketiga adalah Lukas Bages." Gavin dan Mario maju menyusul Alice. "Yang keempat, adalah peserta termuda, yaitu Hose Lanford." Pelatih mengumumkan nama Hose dengan wajah bangga. Meski masih sangat muda, Hose menunjukkan bakat yang menonjol dibandingkan peserta lainnya. Menurutnya, Hose pasti akan menjadi anggota pasukan elit yang hebat. "Lalu untuk peserta terbaik kelima adalah Kelvin Frees. Dan terbaik keenam adalah Tom Denaye." Semua bertepuk tangan untuk 6 orang yang lolos menjadi anggota pelatihan pasukan elit Yustan. "Lalu kemudian kita akan mengumumkan peserta yang akan ditempatkan di kota..." Di depan, pe
"Apa-apaan ini? Bahkan setelah satu minggu kita berada di sini, kita tidak mendapatkan pelatihan apapun. Kita hanya diperalat untuk menjadi budak!" Tom merasa kesal. Dari sejak mereka datang hingga kini, mereka tidak menerima bimbingan pelatihan apapun. Dari pagi mereka bangun, mereka hanya bertugas membersihkan seluruh ruangan, kemudian memasak sarapan pagi, mencuci dan membersihkan peralatan makan, lalu memasak makan siang dan makan malam. Hal itu mereka lakukan selama satu minggu penuh. Alice, Gavin dan Mario juga sependapat. Namun Hose tidak terlihat begitu terbebani. "Hose, apa Kau tidak keberatan diperlakukan seperti ini?" Tom bertanya kepada Hose yang tampak tenang. "Aku sudah terbiasa bekerja lebih keras daripada ini setiap hari. Uang yang ku peroleh juga lebih sedikit. Di sini, kita mendapatkan gaji yang lumayan." Hose menjawab dengan tenang pertanyaan Tom. "Tapi kita kemari untuk menjadi seorang tentara yang terlatih. Apa gunanya kita di sini?" Kelvin juga mengeluh.
"Ternyata kalian tidak pingsan? Huh, tetap saja kalian kalah jumlah. Hahaha." Carlos tertawa puas, karena orang-orang yang menjadi targetnya, justru mengantarkan nyawa ke wilayah kekuasaannya. "Ckckck, tahukah Kau Carlos? Kelemahanmu adalah Kau terlalu sombong dan menganggap remeh orang lain." Alice menggelengkan kepalanya. "Jangan banyak omong! Ayo, hadapi aku!" Carlos tampaknya bertekad bertarung dengan Alice. "Alice, Kau hamil, biar aku saja yang menghadapinya." Gavin khawatir pada Alice. "Tidak perlu, Gavin. Aku ingin memberitahu dia, apa itu kekuatan strategi." Alice melepas satu lapisan kemeja yang digunakannya. "Kau yakin?" Gavin bertanya sekali lagi. "Aku yakin!" Alice memegang kemejanya dengan kedua tangannya. "Majulah!" Alice menantang Carlos. "Oke! Hahaha! HIAH!" Carlos masih saja bersikeras menyerang bagian perut Alice. Namun sebelum kaki Carlos mengenai perutnya, Alice melilitkan kemejanya di kaki Carlos dan menahannya. Alice menendang wajah Carlos 2 kali h