"Elisa, kamu ada dimana?" Alice menelepon Elisa di perjalanannya menuju ke istana. "Aku ada di istana. Ada apa, Alice?" "Aku akan kembali ke istana, dalam waktu 20 menit lagi aku akan tiba. Kamu keluarlah sebentar, kita akan bertukar peran." "Kamu cukup kembali ke istana saja, Alice. Dari sejak aku masuk ke istana sebagai dirimu, nenek telah mengenali aku." Elisa menjelaskan kepada Alice keadaan di istana. "Apa maksudmu, Elisa?" Alice memperjelas maksud perkataan Elisa. "Nenek tahu kalau kamu keluar dari istana, Alice." "Begitu kah? Baiklah." Alice mengakhiri panggilan teleponnya. Gavin melihat wajah Alice yang tampak memikirkan sesuatu setelah bertelepon dengan Elisa. "Ada apa?" Tanya Gavin penasaran. "Nenek sudah tahu bahwa aku keluar dari istana." Tidak terasa 20 menit berlalu dengan cepat. Mobil yang ditumpangi Alice telah tiba di istana. Mario keluar dari kursi pengemudi dan membukakan pintu untuk Alice. "Hei, kamu tidak membukakan pintu untukku?" Celetuk G
"ARGH! WANITA SIALAN!" Firlo membanting jatuh seluruh benda yang ada di atas meja kerjanya. "Tenanglah, Firlo. Dia hanya mendapatkan sedikit bukti di tangannya. Bukankah dokumen yang ditemukannya di ruang kerja Carlos itu adalah dokumen kerjasama yang gagal? Dia belum menemukan dokumen yang asli hingga sekarang." Logan mencoba menyadarkan Firlo. "Tenang? Apanya yang tenang?! Putraku ditahan di pusat penahanan militer! Alice merekam seluruh pembicaraan Carlos di tempat kejadian. Tidak ada jalan bagiku untuk menyelamatkannya dari hukuman penjara." "Tenanglah, jika kita telah menyingkirkan wanita itu, semua kendali akan kembali ke tangan kita. Aku punya rencana cadangan lainnya." "Hhhh..Apa itu?" Firlo menghela napas, dia tidak begitu yakin harus melakukan apa. "Dia pasti segera menyadari jika dokumen itu adalah dokumen yang salah, namun di dalam dokumen itu dia telah melihat nama perantara penjual baja itu. Pasti dia akan segera mendatanginya untuk mencari informasi." "Lalu,
"Benar sekali Pangeran Logan, lama sekali kita tidak bertemu. Pangeran Logan datang kemari menemui aku untuk meminta bantuan apa?" Maxim menatap ke arah Logan sambil terus sesekali mengisap dan mengembuskan asap rokok dari mulut dan hidungnya. "Aku ingin menyewa pasukan pembunuh profesional milikmu, Maxim!". Logan berjalan mendekat ke arah Maxim dan menyerahkan lembaran cek yang dipegangnya. Maxim melihat jumlah angka yang tertera pada lembaran cek. Matanya menyipit ketika melihat nominalnya. "Ini jumlah yang luar biasa. Siapa yang menjadi sasaran kami, sampai-sampai merepotkan Pangeran Logan untuk mengerahkan hampir seluruh anggota Pasukan Bayangan Hitam?" Maxim merasa ini terlalu berlebihan dan sedikit memandang rendah kemampuan kelompoknya. "Aku ingin kau membunuh putri mahkota Alice Anabel." Maxim mengerutkan keningnya, "Mengerahkan 350 orang hanya untuk membunuh seorang wanita? Pangeran, Anda sedang meremehkan kami?" Maxim menjatuhkan rokok yang diisapnya dan masih ter
Setelah semalaman mengatur rencana, hari ini pagi-pagi sekali Alice, Gavin, Mario dan Jake, pergi menuju ke perbatasan Kaltan dan Casia. Mereka mencari orang yang bertugas sebagai penjual perantara yang bekerja sama dengan Firlo More. Mereka berhenti di sebuah penginapan dan menyamar. Di sana Wella dan Henry telah menanti untuk bertukar peran. Wella bertukar pakaian dengan Alice, sedangkan Henry bertukar pakaian dengan Gavin. Wella, Henry dan Jake berangkat menuju ke perbatasan lebih dahulu. Sedangkan Alice, Gavin, dan Mario berangkat beberapa menit kemudian. Mobil yang dikendarai oleh Mario, melaju dengan kecepatan diatas rata-rata. Jalanan menuju ke perbatasan Kaltan dan Casia cukup sepi. Perjalanan itu menempuh waktu kira-kira 5 jam. "Aku akan mengebut, pasanglah sabuk pengaman kalian dengan benar." Mario melihat di kaca spion kiri dan kanannya, ada sekitar 10 mobil yang mengejar mereka. Setelah beberapa belokan dan tikungan, mobil yang dikendarai oleh Mario dihalangi sepen
* Malam sebelumnya * "Apa, Mario? Kau meminta kami mengawal wanita ini?" Hulman merasa kesal mendengar rencana Mario. "Untuk kali terakhir itu, kami telah menolong kamu di pusat pelatihan militer pasukan elit Yustan. Kali ini meminta bantuan untuk membantu wanita ini? Apa kau sadar kalau kau sedang dimanfaatkan, Mario?" Dias juga keberatan. "Aku tidak pernah meminta bantuan kalian, apalagi memanfaatkan dia. Sepanjang yang kuingat, dia sendiri yang ingin melibatkan dirinya. Tapi, aku berterima kasih atas bantuanmu selama ini Mario." Alice menjelaskan. "Jika begitu, aku akan meminta bantuan seluruh pasukan elit Casia kemari," ujar Jake. "Seluruh pasukan elit Casia? Banyak sekali. Untuk apa, Jake?" Alice keberatan merepotkan banyak orang. "Bos, informasi yang aku dapatkan dari agen rahasia, Firlo meminta Logan untuk menyewa Pasukan Bayangan Hitam. Namun tidak diketahui jumlah pastinya." Wella melaporkan kepada Alice. "Pasukan Bayangan Hitam? Pemimpinnya bernama Maxim. Kelom
"Dias, banyak mobil di belakang kita. Sepertinya kita diikuti!" Hulman melihat dari kaca spion sebelah kiri. "Ya, aku tahu. Sejak kita mengendara tadi mereka sudah mengikuti kita dan jumlah mereka bertambah banyak." Dias melihat jumlah mobil yang mengejar mereka ada sekitar 20 mobil. Ia memacu mobil yang dikendarainya dengan kecepatan tinggi. "Mereka pasti mengamati seluruh pergerakan di istana. Mereka mungkin telah melihat Alice pergi. Maxim pasti sangat bersemangat mengejar wanita ini untuk membunuhnya," Dias melirik ke kursi belakang. "Benar, Maxim pasti merasa sangat penasaran untuk beradu tarung denganmu." Hulman menoleh dan menunjuk Alice. "Penasaran denganku? Mengapa?" Alice merasa heran. "Karena kau adalah Sang Alpha. Maxim adalah jenis orang yang suka membandingkan kekuatannya dengan orang lain. Dia tipikal orang yang selalu ingin merasa lebih hebat. Dia selalu menang ketika bertarung pada Kompetisi Dunia Hitam. Beberapa tahun yang lalu hanya Mario yang bisa mengala
"HIAH!"BAK BUK BAK BUK"Hah hah hah hah.. Aku nyaris tidak bisa bertahan lagi Dias." Hulman terengah-engah dan babak belur.Dias juga sudah nyaris tidak dapat berdiri lagi, "Mungkin ini akhir hidup kita, Hulman. Hah hah hah hah!".Hulman melihat sekeliling, "Cukup banyak juga yang telah kita habisi. Hahaha."."Yah, lumayan!" Dias tersenyum melihat hamparan mayat Pasukan Bayangan Hitam yang mereka bunuh. Jumlahnya mungkin ada 30an orang. Namun terdengar lagi derap langkah banyak orang mendekati mereka."Kita coba genapkan menjadi 50 orang?" Canda Dias sambil berdiri perlahan dan mengangkat pedangnya."Yah, ayo kita berpesta sebelum kematian menjemput." Hulman juga berdiri dalam posisi siap bertarung.Orang-orang itu akan menyerbu Dias dan Hulman, namun seseorang berteriak di antara mereka."BERHENTI!"Semua orang berpakaian hitam dan bertopeng merah itu berhenti menyerang Dias dan Hulman.Dia bertepuk tangan, "Wah, wah, waahh... Tidak pernah aku sangka bisa bertemu dengan dua orang pe
"Hmmmhh..." Alice mengerutkan keningnya, merasakan tubuhnya yang pegal dan sakit di beberapa bagian. Matanya perlahan terbuka. Dia reflek ingin beranjak dari tempatnya tidur. Namun, sebuah tangan menahan tubuhnya. "Tetaplah merebahkan badanmu. Kamu tidak boleh bergerak selama 2 hari penuh. Jika tidak, aku tidak dapat menjamin lagi janin yang ada dalam rahimmu dapat tetap bertahan." Wanita muda itu menahan Alice agar tetap tidur di atas tumpukan daun pisang sebagai alasnya, sedangkan di bawahnya dipenuhi dengan rerumputan jerami. Wanita itu juga membuat sebuah tenda darurat dari batang-batang pohon, ranting dan dedaunan lebar. Dan di dekat mereka juga menyala api unggun yang cukup besar. Alice membuka matanya lebar-lebar dan melihat ke arah wanita muda berusia 20an itu. Dia cukup cantik, rambutnya ikal dan kulitnya cokelat estetik. Dari tubuhnya, Alice mencium aroma obat-obatan herbal yang cukup menyengat. Setelah Alice memperhatikan dengan benar, ditubuhnya kini tertancap beber