Share

96

"Kayaknya berlebihan deh. Mau menemui Ella aja kenapa harus beli mobil baru segala? Anti peluru pula. Memangnya aku ini presiden? Kita nggak lagi tinggal di negara berkonflik," gerutu Ajeng ketika mereka sedang dalam perjalanan menuju ke tempat Ella.

"Kita tidak tahu orang bernama Ansel ini bagaimana. Bisa jadi dia diam-diam memiliki senjata dan sedang mengikuti kamu," jawab Nathan dengan logat yang terdengar masih kaku dan aneh.

Ajeng menatap pria yang duduk di sebelah Pak Adi-- sopir pribadi Evan yang kini harus mengantarkannya kemanapun-- dengan menaikkan alis.

"Ansel itu sepupu aku. Dia nggak mungkin nekat memiliki senjata api. Buat apa coba? Lagian di negara ini punya senjata api ilegal itu bisa dipenjara," sangkal Ajeng.

"Melihat dari riwayat penyerangan kamu, bisa jadi bukan hanya Ansel saja. Orang-orang yang ingin melenyapkan kamu bisa membayar orang lain. Pengeboman rumah kamu adalah contoh yang nyata."

Ajeng ingin kembali menyangkal, tapi tidak jadi. Otak pengeboman itu saja
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status