Share

Bab 23. Semakin Mesra

Penulis: Rifat Nabilah
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-16 18:03:45

Sampai di rumah Wiliam mengajak Vea masuk ke dalam ruang kerja yang selama ini tidak ada yang berani masuk termasuk Silvi ke dalam sana.

"Masuklah," kata Wiliam.

Vea membaca ada tulisan jangan berani masuk ke dalam sana kecuali atas izinku, dia melihat ke mata Wiliam.

"Oh, itu tulisan berlaku untuk mereka bertiga, kamu masuk saja karena aku yang mempersilahkannya.

Sekarang Vea merasa dirinya sangat istimewa dibandingkan ketiga istri Wiliam yang lain, Wiliam juga selama ini selalu menolongnya termasuk mempertemukan orang tuanya.

"Wiliam. Kamu pasti mencintai aku lebih besar daripada mereka bertiga?"

Pernyataan itu keluar begitu saja dari mulut Vea, dia mau tahu jawaban Wiliam. Hatinya membutuhkan semua itu.

"Benar sayang. Cuma kamu yang bisa membuat aku begitu mencintai, masuklah dan jangan berisik di sini, aku takut mereka melihat kita berdua."

Vea mengangguk dan masuk mengikuti Wiliam. Hatinya berbunga-bunga setelah tahu Wiliam begitu sangat mencintainya.

Dicarinya be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menjadi Istri Ke Empat CEO   Bab 24. Berhenti Bekerja

    Tiga jam berada di dalam kamar Ria membuat Vea dan Wiliam khawatir dengan orang rumah yang akan mencari keberadaan mereka. "Wiliam. Kamu tau kan Silvi masih setengah hati padaku, nanti dia marah atau tidak kita seperti ini di dalam kamar Ria? Seharusnya kalau memang madunya tidak ada, jatahnya akan diserahkan pada istri pertama." Vea duduk bersama Wiliam di dekat tempat tidur, mereka sudah puas bermain banyak gaya di sana. Sedangkan Wiliam mulai keluar dengan perlahan dan bertatapan langsung dengan Silvi di depan pintu kamar. "Kamu di kamar Ria, Mas?" Silvi menengok ke dalam ternyata benar dugaannya kalau Vea ada di bersama suaminya. Sekarang Vea akan bertanya pada Wiliam. "Kamu tau peraturan di rumah ini kalau maduku tidak ada maka jatahnya hanya boleh sama aku kan? Mas tau sendiri apa yang aku buat ini untuk mendisiplinkan para maduku agar tidak meninggalkan kewajibannya pada Mas," protes Silvi di sela Vea mulai keluar berada di samping Wiliam. Vea mendengar jika peraturan

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Menjadi Istri Ke Empat CEO   Bab 25. Resepsi

    Kemarahan Silvi berhenti ketika dia harus menyiapkan sesuatu yang sudah dijanjikan dirinya dengan Wiliam untuk menyiapkan segala sesuatu persiapan resepsi pernikahan Vea dan suaminya. "Aku lupa. Pergilah ke kamarmu Cici, aku tidak mau melihat wajahmu dulu, lain kali kamu jangan bicara sebelum aku yang memintanya." Silvi dengan tegas tidak mau Cici berbicara seenaknya dan memberontak seperti Vea. Karena selama ini Silvi yang berkuasa di rumah Wiliam. "Iya, Kak Silvi maafkan aku." Cici pergi dari pandangan Silvi yang sudah memegang ponselnya dan segera menghubungi seseorang agar urusannya bisa selesai hari ini. Semua sudah dipersiapkan, Wiliam sendiri mau malam ini adalah resepsi pernikahannya bersama Vea yang secara langsung akan dilakukan di sebuah hotel ternama yang tidak jauh-jauh dari istrinya yang lain yaitu Ria, dia mau Ria juga bisa hadir walaupun sibuk bekerja di dalam dapur. Pada malam hari ketika Vea sendiri belum bersiap-siap. Secara mendadak tubuh Vea diangk

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-17
  • Menjadi Istri Ke Empat CEO   Bab 26. Pengantin Kesepian

    Jam sudah berputar sangat cepat sehingga malam membuat acara resepsi Wiliam dan Vea selesai. Ada Silvi yang mengikuti Wiliam untuk suaminya segera pergi dari hotel bersamanya. Vea ditinggal bersama Cici yang membantunya untuk berjalan ke arah luar hotel. Sedangkan Ria harus menginap di hotel itu karena tuntutan pekerjaan. "Malam ini sudah selesai, jatah kamu sama Vea telah digunakan untuk resepsi, jadi mulai dini hari kamu akan bersamaku lagi Wiliam." Sontak membuat Wiliam menyadari akan hal itu. Dia sedikit menyesal mengapa acaranya harus di malam bersama Vea. "Kalau begitu kita pulang, kamu jangan berisik dulu aku mau istirahat di dalam mobil, kamu tau tadi aku banyak bertemu sama orang." Wiliam memegangi kepala. Rasanya acara ini membuatnya lelah dan banyak pikiran setelah ujungnya dia tidak bisa menyentuh pengantinnya. "Kalau begitu iya, Mas. Kamu masuk dulu ke dalam mobil, aku mau bicara sama Vea," kata Silvi. Tangan Wiliam menarik paksa Silvi masuk ke dalam mobil untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Menjadi Istri Ke Empat CEO   Bab 27. Membuat Vea Panas

    Silvi masuk ke dalam rumah, dia mau melihat kondisi madunya yang ada di dalam kamar. Betapa terkejutnya Silvi tidak melihat Vea di atas tempat tidur. "Ke mana dia?" Segera Silvi masuk untuk menggeledah kamar Vea, di dalam kamar mandi kosong, ternyata Silvi melihat Vea ada di balkon. "Rupanya dia ada di sini, sepertinya dia habis menangisi malam mesra aku bersama Mas Wiliam. Lihat matanya bengkak sekali. Aku puas melihatnya seperti ini, tapi aku akan tambahkan agar penderitaannya bertambah sama seperti aku." Diambilnya gelas yang berisi air milik Vea tadi malam. Begitu cepat air itu diguyurkan ke muka wanita itu sampai bangun dan terkejut ada Silvi di depannya. "Kamu?" Vea bangun dari sana dan menghapus air yang tadinya ada di wajahnya. Ternyata Silvi mau menindasnya lagi di saat tidur. "Benar aku. Jadi kamu sedih mendengar aku bermain sama Mas Wiliam? Kamu tau kan malam ini juga masih jatahnya aku sampai dini hari, rasanya sangat nikmat bermain sama Mas Wiliam. Kamu tidak a

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Menjadi Istri Ke Empat CEO   Bab 28. Keadilan Dari Suami

    Dari sudut mata Silvi berada di depan suaminya yang marah akan tamparannya pada Vea tidak membuatnya sadar. "Mas dengarkan aku dulu. Tadi Vea yang mencari gara-gara sama aku, kamu dengar sendiri apa yang dibicarakan dia tentang aku, dia juga bilang waktu di dalam kamar aku sangat busuk dan munafik, aku cuma manusia Mas, aku bisa sakit hati juga walaupun aku sudah merelakan kalian menikah, tapi seharusnya dia bisa menghargai aku sebagai istri pertama kamu," kata Silvi mengadu pada Wiliam dan membuat seolah pertengkarannya dengan Vea adalah salah madunya. Wiliam mencoba menurunkan emosinya untuk membalas apa yang dikatakan Silvi orang yang selama ini selalu berulah dan pria itu tahu secara diam-diam. "Cukup Silvi! Sekarang kamu minta maaf sama Vea atau aku akan kasih kesempatan Vea untuk menampar balik wajahmu itu!" Dengan tegas Wiliam bersikap adil pada keduanya, bahkan Vea sendiri tidak bicara sama sekali tetapi Wiliam mengerti jika Vea tidak mungkin memulai pertengkaran kalau

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • Menjadi Istri Ke Empat CEO   Bab 29. Pecah Belah

    Vea duduk di kursi dengan di kompres dengan es batu oleh Cici yang melihat wajah cantik Vea memar. "Kak Silvi kenapa jadi begini ya? Padahal dulu Kak Silvi tidak pernah sejahat ini, aku tidak menyangka kalau dia berani memperlakukan orang seperti ini, pantas Mas Wiliam mau kamu menampar balik Kak Silvi, itu baru adil untuk kamu." Dari tadi Cici terus bicara, sekarang Wiliam yang pergi menemui Ria yang mau dijemput oleh suaminya, ketika itu Ria tidak bisa menghubungi Silvi yang selama ini sangat dekat dengannya. "Mas, kamu sudah datang?" Begitu Wiliam datang Ria sudah rapih membawa barang-barangnya dan beberapa tas kecil yang isinya makanan. "Masuklah dulu ke dalam mobil, aku mau bicara sama kamu," kata Wiliam yang ada di dalam mobil dengan wajah masih tidak menyenangkan. Ria pernah melihat wajah kemarahan Wiliam sebelumnya, dia yakin betul Wiliam sedang marah besar pada seseorang. "Baik Mas, kamu kenapa semarah ini? Ada masalah soal pekerjaan atau rumah?" Wanita itu meleta

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-19
  • Menjadi Istri Ke Empat CEO   Bab 30. Hukuman

    Akhirnya Cici menemukan Wiliam yang ada di dekat kolam renang, pria itu tengah duduk berkutat dengan laptopnya. "Mas Wiliam. Akhirnya aku menemukan kamu juga, gawat Mas. Kak Silvi sama Vea dan Ria, mereka bertengkar." Wiliam beranjak bangun dari posisinya dan segera menuju tempat pertengkaran mereka bertiga diikuti Cici yang ada di belakangnya. "Di mana mereka?" Cici menunjukkan arahnya dengan satu jarinya, ternyata memang mereka masih berada di ruangan tersebut. "Aku baru tau kalian menindas orang seperti ini, apa aku pernah minta untuk kamu memberikan jatah harian kamu Ria? Terus Silvi, apa aku pernah memohon padamu untuk dijadikan istri suamimu sehingga kamu seolah-olah merasa paling tersakiti? Tidak 'kan!" Walaupun Vea hanya sendiri di sana dia sangat berani melawan kedua orang yang badannya cukup besar daripada dirinya. "Astaga! Semakin tidak tahu diri dia Kak Silvi, gimana kalau dia kita serang saja, aku tidak terima wanita ini terus menginjak-injak harga diri kakak."

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Menjadi Istri Ke Empat CEO   Bab 31. Wiliam Sakit

    Saat itu juga Vea sekuat tenaga melepaskan diri untuk lepas dari pelukan suaminya yang sangat nyaman berada pada pelukan keempatnya. "Lepaskan bodoh!" Akhirnya Wiliam terbangun bersama ketiga istrinya yang lain. Rupanya Vea sudah berdiri di atas tempat tidur ingin menginjak perut Wiliam. "Jangan Vea!" Tangan Silvi mencegahnya. Vea tersungkur ke bawah, Wiliam segera bangun dan membantu Vea yang terjatuh ke lantai. Silvi menutup mulut menahan tawanya bersama Ria, tidak dengan Cici yang mengikuti suaminya untuk membantu madunya. "Bangun sayang. Kamu tidak apa-apa?" Ketika dilihat Wiliam dan Cici, ternyata bagian dahi Vea sangat memar. Semua ini gara-gara Silvi yang mau Vea terjatuh. "Aw. Rasanya sakit sekali. Dia sengaja membuat aku jatuh!" Tangannya ke arah Silvi yang masih menahan tawa, wanita itu sangat puas sudah memberikan sedikit pelajaran pada Vea. "Mas ayo panggil dokter, aku takut kepalanya kenapa-kenapa," kata Cici mengarah pada suaminya. Wiliam mengambil ponsel

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Ke Empat CEO   Bab 126. Akhir Yang Bahagia

    ["Silvi, apa ini kamu?"] ["Benar, Mas. Ini jelas aku, ada yang bisa aku bantu untuk membantu Mas?"] ["Tolong aku, berikan apa yang Vea minta sama kita waktu di rumah sakit, kamu tolong investasi ke tempat kerja Vea, tapi kamu juga harus berikan penjagaan ketat untuk setiap yang masuk ke dalam sana, aturlah bagaimana caranya, itu terserah kamu."] ["Baiklah Mas, aku akan lakukan sekarang."] ["Terima kasih Silvi, kamu bisa aku andalkan, sekarang aku baru sampai di rumah sakit, nanti hubungi aku kalau kamu sudah selesai mengurus semuanya."] ["Ok, Mas."] Wiliam memutus sambungan teleponnya. Ria menunggu apa yang dibicarakan Silvi dengan Wiliam membuatnya penasaran. "Ada apa?" "Mas Wiliam meminta aku membuka kembali tempat kerja Vea, tapi kali ini harus jauh lebih aman daripada kemarin. Aku harus pergi dulu, kamu di rumah sama Cici." "Baik, Kak Silvi." Silvi pergi sesegera mungkin dari rumah itu menuju ke tempat kerja Vea untuk mengecek tempat itu secara langsung dan mencari info

  • Menjadi Istri Ke Empat CEO   Bab 125. Bijaksananya Mertua

    "Permisi!" Sumber suaranya ada di depan rumah, dan Silvi berjalan membukakan pintu karena ada di ruang tamu bersama Ria. "Ayahnya Vea, kan?" Tentu Silvi tahu tamunya sekarang adalah ayahnya Vea yang bertemu waktu di rumah sakit, begitu juga Ria yang tahu seperti Silvi begitu melihat wajah tamunya. "Benar, bisa bertemu sama suami kalian?" Silvi berpikir sebelum menjawab permintaan ayahnya Vea, apakah harus saat ini bertemu dengan Aziz atau nanti saja. "Bisa, Pak." Ria yang lebih dulu menjawab karena Silvi diam memikirkan akibatnya nanti. Sekarang Silvi bernafas lega karena yang mengambil keputusan bukan dirinya. "Baiklah, terima kasih." "Sama-sama, aku panggilkan dulu, tapi nanti Bapak silakan tunggu di ruang tamu bersama Kak Silvi." Menurut Ria ini kesempatan suaminya bicara berdua dengan mertuanya untuk meluruskan masalah yang terjadi, karena terlihat Aziz tidak sedang marah. "Mas, kamu ada di dalam?" Ria mengetuk pintu kamar Vea beberapa kali sampai terdengar suara

  • Menjadi Istri Ke Empat CEO   Bab 124. Dipaksa Pulang

    "Dengarkan aku, Vea!" Wiliam membentak istrinya dengan penuh kemarahan, selama ini Wiliam sangat sabar terhadap sikap Vea, tetapi kali ini dia tidak mau mengalah lagi. "Dengarkan aku! Kamu akan bersama denganku walaupun kamu masih mau bersama keluarga kamu dan meminta aku mengembalikan apa yang sudah aku tutup. Aku tidak membutuhkan persetujuan kamu, sekarang kamu diam dan turuti kemauan aku, kita akan segera pulang ke rumah kalau kamu sudah membaik." Tatapan tajam Wiliam membuat Vea diam dan tidak berpikir lagi, karena suaminya kalau sudah marah tidak ada yang bisa menahannya. "Baiklah," ucap Vea. Wiliam mengendus kesal di depan istrinya yang terpaksa menurutinya, dia tidak peduli apa pun yang dipikirkan oleh Vea, yang terpenting dirinya bisa membawa pulang Vea. Bahkan jika harus berseteru lagi dengan Aziz dirinya akan memberanikan diri. Pria itu keluar dari ruangan Vea dan segera menemui dokter untuk Vea bisa pulang sebelum kedua orang tua Vea akan datang menjemput istriny

  • Menjadi Istri Ke Empat CEO   Bab 123. Tetap Ingin Menjaganya

    "Ayo Mas pulang!" Silvi tetap memaksa suaminya pulang bersama dengan mereka bertiga lagi. Silvi hanya tidak mau juga Vea bertambah parah sakitnya harus marah-marah seperti tadi. "Silvi! Aku masih mau bersama dengan Vea, tolong kamu kalau mau pulang, pulang duluan saja bersama Ria dan Cici, aku masih mau di sini sama Vea." Posisi mereka sudah ada di luar ruangan Vea, dan Vea menghubungi ayahnya untuk menjemput dirinya malam ini juga karena tidak mau bertemu dulu sama suaminya. "Vea sakit Mas, kamu harus mengerti itu," bisik Silvi. Wiliam akhirnya berjalan mengikuti ketiga istrinya pergi dari sana pulang dengan kesalahpahaman lagi. "Wiliam ini, dia selalu bertindak sendiri tanpa meminta pendapat aku, setidaknya dia bisa mengatakan hal ini, pekerjaan itu juga penting buat semua temanku." Vea masih terus marah-marah sendiri di dalam sana, dia sendirian tanpa ada yang menemani, tetapi lebih baik seperti ini daripada dirinya ditemani Wiliam yang selalu membuat dirinya kesal. Wil

  • Menjadi Istri Ke Empat CEO   Bab 122. Keputusan Vea

    "Maaf kamu bilang? Bukankah kamu yang mau kita berkumpul? Tapi kenapa kamu mematahkan harapan kedua orang tuamu yang sudah menerima kamu? Aku tidak habis pikir dengan cara pikirmu yang ingin menghargai pernikahan sama menantuku, seharusnya dia paham kalau istrinya mau tinggal sama kedua orang tuanya dulu, tidak akan lama juga, dia bisa menjemput setiap saat." Aziz sungguh tersinggung putrinya tidak mau membahas semua itu langsung di depan Wiliam dan dirinya. Bahkan lebih mau dirinya pergi dengan alasan membeli perlengkapan mandi. "Aku minta Ayah tenang. Karena Wiliam jauh lebih emosi daripada Ayah, aku takut kalau Wiliam bisa melakukan sesuatu lagi pada keluarga kita, biarkan aku tetap tinggal bersama suamiku, dia sangat bertanggung jawab dan memenuhi segalanya, jadi tolong mengerti anakmu ini karena mau bersama kehidupan barunya, aku akan menginap beberapa pekan ke rumah kalian saat Wiliam mengizinkannya, tapi aku tidak janji akan hal itu." Vea menenangkan ayahnya yang mau tingga

  • Menjadi Istri Ke Empat CEO   Bab 121. Pilihan Yang Sulit

    Wiliam menunggu tanpa henti di luar ruangan Vea, tetapi keluarga Vea masih belum juga mau pulang setelah dirinya kesal mendengar pembicaraan satu keluarga itu. Sampai subuh Wiliam baru menyadari kalau Vea memanggilnya, "Wiliam, tolong bantu aku," ucapnya sudah melihat suaminya di depan pintu. "Ya," jawab Wiliam singkat karena masih mau bicara berdua dengan istrinya. Saat Wiliam masuk ternyata ibu mertua dan adik iparnya langsung berpamitan, sekarang hanya ada Aziz bersamanya di sana. "Wiliam, tolong jaga anakku," pamit ibu Vea. "Baik," balas Wiliam. Mereka berdua pergi, Vea mau dibantu ke kamar mandi oleh suaminya karena ingin membuang air kecil, apalagi tadi minum banyak sekali membuat Vea tidak nyaman terbaring di tempat tidurnya. "Pelan-pelan sayang." "Iya, Wiliam." Mereka berdua ke kamar mandi, sedangkan Aziz mengamati menantunya begitu menyayangi putri pertamanya itu. "Ternyata Wiliam sayang sama istrinya, aku paham mengapa Vea mau dijadikan istri keempatnya, pa

  • Menjadi Istri Ke Empat CEO   Bab 120. Vea Sadarkan Diri

    "Angkat Mas!" Silvi mau suaminya mengangkat panggilan masuk dari rumah sakit tersebut karena mau tahu kabar terbaru Vea. "Baiklah," ucap Wiliam. ["Hello, selamat malam, bisa bicara dengan Bapak Wiliam?"] ["Benar, ini dengan saya sendiri, ada apa ya? Apa ini ada hubungannya dengan kondisi pasien bernama Vea?"] ["Benar Bapak. Pasien sudah sadarkan diri, dia mau suami dan keluarganya datang, apa bisa sekarang ke rumah sakit karena ini permintaan pasien sendiri."] ["Bisa-bisa, terima kasih sudah memberitahukan Informasi ini kepada saya."] ["Sama-sama."] Wiliam menutup panggilan tersebut dan melihat ke arah ketiga istrinya dengan wajah yang bahagia. "Kalian harus ke rumah sakit sekarang," ucap Wiliam. "Ada apa dengan Vea, Mas?" Ria semakin penasaran dengan apa yang didapatkan suaminya, apalagi wajah suaminya berubah ceria. "Vea sudah sadarkan diri. Dia mau kita semua ke rumah sakit, tapi Vea juga mau keluarganya datang, aku akan memberitahukan ini pada Tuan Aziz." "Kalau

  • Menjadi Istri Ke Empat CEO   Bab 119. Menunggu Cici

    "Cici!" Silvi berteriak dari luar kaca mobil milik madunya itu. Ada Ria juga yang berusaha membantu untuk mengetuk beberapa kali tetapi Cici tidak juga membukakan pintu mobilnya. "Sepertinya Cici pingsan, Ria." "Benar, Kak Silvi. Mata Cici tidak bangun juga saat kita ketuk-ketuk kaca mobilnya, apa Cici sakit?" "Entahlah, kita harus segera menolongnya, tapi gimana caranya membuka mobil ini sedangkan kuncinya ada di dalam?" Silvi kebingungan begitu juga Ria. Silvi menghubungi Wiliam yang ada di rumah sakit karena Cici belum juga sadarkan dirinya. "Aku akan hubungi Mas Wiliam dulu, kamu jaga Cici." "Kak Silvi, sebaiknya jangan hubungi Mas Wiliam, seperti yang kita tau kalau Mas Wiliam masih mengurus Vea, aku yakin Cici tidak akan lama pingsan di dalam, kita harus menunggu sampai beberapa menit membiarkan Cici sadarkan diri dengan sendirinya." Apa yang dikatakan Ria ada benarnya karena suami mereka tidak mau diganggu oleh siapapun saat sedih atau sibuk, dia mengerti suaminya sen

  • Menjadi Istri Ke Empat CEO   Bab 118. Masih Di Rumah Sakit

    "Iya, tadi aku mengikuti kamu, ternyata kamu ke tempat kerja Vea, lihat tempat kerja Vea banyak polisi, ada apa?" Cici menggelengkan kepala, dia juga belum tau apa yang terjadi di tempat itu, tetapi dia akan menceritakan kenapa dirinya ada di sana. "Aku bermimpi Vea pergi jauh, jadi aku datang ke tempat ini. Entahlah ada apa di sini, sebaiknya kita tanya langsung ke polisi." Ria memberanikan diri bertanya sendiri sedangkan Cici masih di tempat tadi yang dekat dengan mobilnya. "Gimana Kak Ria?" "Jadi Vea dibawa ke rumah sakit karena korban menusukkan penjahat yang hampir merampok tempat ini, katanya sudah ada pria dan wanita yang menolongnya." "Jangan-jangan itu Mas Wiliam sama Kak Silvi!" "Kamu benar, kita harus ke rumah sakit sekarang. Aku sudah tau nama rumah sakitnya, kita harus memastikan mereka baik-baik saja." "Iya, Kak Ria." Cici masuk ke dalam mobilnya sendiri, begitu juga Ria yang masuk dan mengendarai di depan mobil Cici yang belum tau tempat rumah sakitnya. "Ki

DMCA.com Protection Status