Share

Posesif

Penulis: minaya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-11 15:01:16
Brak!

Chalista memegang dadanya karena jantungnya hampir copot saat Rafael menutup pintu mobilnya dengan kasar lalu berjalan kembali ke kursi kemudi kemudian membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah kerumunan pegawai yang langsung bubar karena melihat bos mereka sedang tidak dalam suasana hati yang bagus.

Chalista terdiam, dengan tubuh yang masih menghimpit ke arah pintu mobil, wanita itu mencuri pandang sekilas ke arah Rafael yang terlihat masih cukup emosi terbukti dari urat lehernya yang terlihat dan cengkeraman tangannya yang erat di kemudi.

Chalista hanya bisa menelan ludahnya susah payah. Suasana di dalam mobil menjadi mencekam apalagi Rafael tak mengucapkan apapun selain melaju cepat membelah perkotaan yang sangat padat sore ini.

“Ehmm,” dehem Chalista untuk memecah keheningan yang melanda karena dia juga tak tau harus mengatakan apa, walau sejak tadi Chalista sangat ingin mengomeli Rafael karena ia menabrak mobil Abian tapi kini nyalinya sudah hilang menciut entah kema
minaya

Duhh udah tau waktunya mepet masih aja memanfaatkan kesempatan. Jangan lupa vote untuk bab selanjutnya yaa

| 4
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rey Val
lanjut min
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   Sudah Tak Tahan

    Krtttt!!Rafael mengemudikan mobilnya dengan kecepatan maksimum apalagi saat berbelok menuju ke kompleks kawasana apartement Chalista, dia sudah tak peduli dengan hal lain selain menikmati waktunya dengan Chalista.“Raf…pelan pelana aja kenapa sih?” heran Chalista saat Rafael bergerak begitu cepat menuju basement dan memarkir mobilnya hanya dengan sekali hentakan, membuat Chalista keheranan.Mendengar itu Rafael tak berbicara, dia langsung memakai masker dan topi hitamnya lalu melepas jas yang dia pakai dengan gerakan cepat sebelum akhirnya menatap Chalista. “Aku tidak bisa membuang waktu walau sedetikpun jika itu denganmu, sayang, cepat turunlah!” titah Rafael dengan suara beratnya kadang Chalista lupa kalau suara itu juga yang selalu menyuruh nyuruhnya di kantor, hal ini membuat Chalista tersenyum manis.Wanita itu berjalan mengekor di belakang Rafael yang walau memakai masker dan topipun tetap terlihat seperti dirinya apalagi dari belakang, siluet Rafael sangat unik dan sangat gamp

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   Kecerobohan

    “RAF! BAGAIMANA KITA BISA LUPA?” pekik Chalista langsung bangkit dari tidurnya dan berdiri sambil menatap Rafael yang juga terlihat cukup terkejut.“Aku memang tidak ingat,” jawab Raafel santai.Mayang langsung mematikan panggilannya saat Rafael mengatakan iya. Jangan tanya kenapa Mayang langsung menyemprot dan mengomeli Rafael saat mereka berbicara melalui telpon karena memang Mayang punya mata mata sendiri di kantor untuk dia tanyai sendiri apakah Rafael sudah pulang atau belum jadi dia selalu tau kapan Rfael tiba dan pulang hanya untuk memastikan putranya itu menghabiskan waktu lebih lama dengan istrinya, tanpa tau dia meluangakn waktu sebisa mungkin agar bisa bersama CHalista.“Tenang, pakai baju dulu,” ucap Rafael dengan wajah tenangnya sementara Chalista yang memang dasarnya panikan orangnya hanya bisa mnegacak rambutnya frustasi karena dia perlu waktu lama untuk bersiap-siap.“Argh tidak bisa apa yang harus aku pakai sekarang? Aku belum man

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-12
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   Kemarahan Istri

    Rafael langsung dengan sigap melihat ke arah kemejanya, dan wajahnya terlihat terkejut tapi setelahnya dia dengan tenang mengancingkan jas biru dongkernya hingga kancingnya tadi tidak terlihat hilang.“Kamu ini malu maluin aja, kok bisa sampek hilang gitu kancingnya kamu habis ngaapin sih?” tanya Mayang sambil menatap kesal ke arah putranya itu, membuat Chalista yang berdiri di sana menjadi tegang.Entah apa yang akan Rafael katakan tapi saat ini CHalista benar benar tidak bisa membantunya karena posisinya hanya sebagai seorang adik yang tidak terlalu dekat dengan kakaknya, bahkan tingkah keduanya pun sering menyita perhatian MAyang karena seeblumnya Rafael memang tak pernha mengakui CHalista sebagai adiknya sendiri, apalagi sekarang saat hubungan mereka sudah berubah menjadi sepasah kekasih.“Nyangkut di hendel pintu,” jawab Rafael seadanya tapi wajahnya yang memang datar tak terlihat mencurigakan sama sekali, tapi alasannya kurang masuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   Fakta Mencengangkan

    Rafael langsung melenggang pergi dari kamarnya dan Monika dengan wajah yang sangat menyeramkan. Urat urat lehernya bahkan terlihat saking kerasnya dia menahan emosinya.Pria itu berjalan cepat bukan untuk menuju ke lantai bawah tempat pesta ulang tahun pernikahan mama dan papanya diadakan. Dia menarik kasar dasinya yang serasa mencekik lehernya itu dan malah berjalan menuju ke ruang kerjanya yang ada di lantai 3.Brak!Rafael menendang pintunya dengan kakinya hingga membuat pintu itu hampir rusak. Tatapannya setajam serigala yang siap memakan mangsanya.Bugh!Bugh!Rafael memukul mejanya dengan tangannya secara bertubi tubi hingga mengeluarkan darah segar yang mengalir karena sobekan kulit tangannya. Tapi itu tak membuat pria itu berhenti. Rafael terus melakukannya hingga emosinya mereda dan tangannya terluka cukup parah.Rafael mengacak rambutnya frustasi. Sudah lama sekali dia menahan semua ini dan dia belum berbicara dengan papanya selama ini karena itu hanya membuat keinginannya un

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   Kecupan Rahasia di Toilet

    Chalista mematung, dia belum bisa memproses apa yang terjadi saat ini. Suara pekikan terkejut semua orang memenuhi ruangan termasuk suara mama.Ia hanya ingat sedang menatap terkejut ke arah Monika yang memakai dress yang sama dengannya lalu kemudian ada pelayan yang sedang membawa kue tinggi menjulang dengan stroller. Kue itu milik mama dan papanya dan terukir dengan sangat indah.Namun, Chalista belum bisa memproses semuanya saat tiba-tiba kue itu sudah jatuh menimpan tubuhnya. Ya, benar benar sangat memalukan. Saking besar dan bertingkatnya kue itu seluruh tubuh CHalista ari dada hingga ke bawah dress merah indahnya sudha ternodai.Chalista masih terdiam saat dia mendengar mamanya meneriaki pelayan untuk membawakan tisu atau sebgaainya untuk membantu membersihkan tubuh putrinya namun saking kotornya rasanya tisu tak akann cukup.CHalista merasa sangat malu saat semua orang menatapnya dengan tatapan terkejut sekaligus kasian, namun saat pandangannya mengarah ke arah Monika dia mendad

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   69

    Chalista sontak mendoorng kasar tubuh Rafael yang tadi sedang menjilati dadanya dengan ekspresi yang syok. Dia mematung saat melihat kakak sepupunya, Morgan datang tiba-tiba dari arah pesta tadi.Seluruh tubuh Chalista rasanya bergetar hebat saat dia melihat wajah Morgan. Dia yakin Morgan melihat apa yang terjadi tadi. Bagaimana ini? Apa ini adalah akhir hidup Chalsita?“K-kak Morgan…” lirih Chalista dengan bibir bergetarnya, tangannya meremas dressnya yang sudha kotor itu. Semuanya hari ini sangat kacau, benar benar kacau. Tak ada yang berjalan sesuai dengan rencana.Sementara itu Morgan hanya menatap keduanya dengan tatapan tenang, tak terlihat terkejut sama sekali dan itu semakin membuat Chalista merutuki dirinya mati matian daalam hatinya. Dia cemas membayangkan apa tadi Morgan mendengar semua yang dia ucapkan dengan Rafael atau dia melihat apa yang Rafael lakukan tadi.Argh!“K-kak Morga…ini tidak seeperti yang kakak lihat…Raf…hm maksudku Kak RAfa hanya membantuku membersihkan d

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   70

    Chalista langsung berdiri dengan cepat saat dia menerima pesan kedua dari Morgan, dia berpikir apa kakaknya ini memberikannya kesempatan kedua untuk menjelaskanya? “Hmm atau dia akan memaksaku untuk jujur?” tanyanya pada dirinya sendiri. Segala jenis kemungkinan terbesit di pikiran Chalista saat ini tapi berusaha dia tepis jauh jauh karena apapun itu tak akan mengubah fakta bahwa Morgan sudah melihatnya, karena si Tuan Muda, Rafael Nathan Adijaya.“Argh aku harus cepat,” ucapnya pada dirinya sendiri sambil berlari menuju ke arah lemari pakaiannya yang kosong melompong. Chalista langsung memukul jidatnya.“Ya ampun aku lupa bajuku udah di apartement semua,” desahnya saat menyadari dia meminjam baju tidur ini dari mamanya tadi karena dia tau Chalista tak membawa sehelaipun pakaian.“Aduh sekarang gimana caranya keluar?” tanya Chalista pada dirinya sendiri, tidak mungkin dia memakai baju tidur satin yang cukup terbuka ini kan?Tapi jika dilihat lihat memang tidak seperti baju dinas, wala

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-15
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   71

    Setelah kejadian mengejutkan tadi dan seluruh fakta yang ia ketahui Chalista langsung berjalan cepat menuju ke kamarnya. Seluruh pertanyaan yang ingin dia tanyakan pada Morgan dia abaikan karena takut ketahuan oleh Monika.Termasuk, semua pertanyaanya pada Rafael dia simpan untuk saat ini karena dia tak bisa menemui pria itu sembarangan saat mereka sedng ada di rumah mama dan papanya itu sangat beresiko.Perlahan kaki jenjang wanita itu berjalan menapaki tangga spiral yang akan membawanya menuju ke lantai dua. Penerangan di jalan menuju ke kamarnya hanya temaram, lampu malam dengan warna kuning keemasan karena memang pelayan akan mematikan lampu utama menjelang jam tidur.Chalista langsung mendorong pintu kamarnya saat dia sudah sampai di depan pintu berwarna putih itu dan dia masuk dengan mengunci pintunya rapat rapat.Namun, saat ia masuk lampunya mati. Bukan mati lampu tapi hanya lampu kamarnya yang mati. Ini aneh karena semua lampu lain di rumah menyala tapi kenapa hanya ruangan ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-16

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   143

    Langit Singapura yang cerah terasa tak selaras dengan suasana hati Chalista pagi itu. Koper-koper besar telah disusun rapi oleh timnya di lobi hotel mewah. Gadis itu mengenakan setelan kasual berwarna cream yang membalut tubuhnya dengan sempurna, ditambah kacamata hitam besar yang menutupi separuh wajahnya. Namun, meski tampil sempurna seperti biasa, amarah tersembunyi masih mendidih dalam hatinya.“Clara, pastikan semua jadwal pemotretan dengan perusahaan Rafael ditunda.” Suara Chalista terdengar tegas, meskipun ada sedikit kelelahan di dalamnya. “Aku harus pulang sekarang. Daddy memaksa.”Clara, asistennya yang setia, mengangguk cepat sambil sibuk mengetik di ponselnya. “Kami sedang bernegosiasi, Chal. Tapi pihak Rafael—”“Biarkan saja,” potong Chalista, berjalan melewati koridor hotel menuju pintu depan. “Nanti kalau mereka keberatan, aku sendiri yang akan berurusan dengan mereka. Dan sebisa mungkin minimalisir denda yang akan mereka ajukan atau, ini memang terkesan tidak profession

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   142

    Kilauan lampu blitz dari para fotografer menerangi area karpet merah. Kilapnya hampir setara dengan cahaya bintang-bintang yang berserakan di langit malam. Tapi tidak ada yang lebih mencolok dibandingkan wanita yang baru saja turun dari mobil mewah berwarna hitam mengkilap itu.Chalista Marone.Wanita itu melangkah dengan penuh percaya diri, gaunnya telah ia modifikasi dengan cerdas. Gaun berwarna terang yang tadinya tertutup rapi kini memiliki belahan tinggi hingga paha, membingkai kakinya yang jenjang dengan sempurna. Bagian atasnya sengaja dibuat terbuka namun tetap elegan, memperlihatkan bahunya yang halus dan lekuk tubuhnya yang mematikan. Kainnya berkilauan di bawah sorotan lampu, seakan Chalista adalah dewi dari dunia lain.Setiap langkahnya begitu anggun, setiap tatapan yang tertuju padanya tidak bisa berpaling. Para fotografer berebut mengambil gambarnya, blitz kamera berpijar seperti kembang api.“Nona Marone, lihat ke sini!” “Nona, senyum sedikit!” “Ya, pose itu luar biasa!

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   141

    Pagi itu, di taman belakang rumah Rafael, Chalista berdiri dengan dagu terangkat, mencoba mempertahankan wajah angkuhnya meskipun di dalam hati ada gemuruh amarah. Dia menunjuk Rafael dengan jari telunjuknya, nadanya penuh ancaman.“Aku benar benar akan melaporkanmu ke polisi,” katanya tajam. “Kau tau keluargaku kan, kau tidak akan bisa lolos dari tuduhan ini.”Rafael, yang berdiri bersandar santai pada pagar taman, hanya menatapnya dengan senyum mengejek. Mata cokelatnya yang tajam memancarkan rasa percaya diri yang mengintimidasi. “Tuduhan apa, Chalista? Tuduhan yang bahkan kau sendiri tidak tahu dasarnya?”Chalista memerah, tetapi tidak menyerah. “Aku tidak tahu apa yang kau lakukan padaku semalam, tapi aku tahu kau pasti berniat buruk. Daddyku akan memastikan kau membayar untuk itu.”Rafael tertawa kecil, suaranya rendah dan penuh ejekan. “Maksudmu ayahmu? Aku tidak takut pada siapa pun di dunia ini, Chalista, termasuk ayahmu. Kau benar-benar tidak ingat apa yang terjadi semalam?”

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   140

    Pagi itu, suara dering telepon memecah keheningan kamar. Chalista meringkuk di bawah selimut, mengerang pelan saat suara telepon terus berbunyi. Dengan setengah sadar, dia meraih ponsel yang tergeletak di meja samping tempat tidur.“Halo?” gumamnya dengan suara serak, matanya masih tertutup rapat. Nyawanya bahkan belum terkumpul sepenuhnya tapi dering telpon kali ini benar benar sudah mencapai batas kesabarannya.Dia ingin tidur sebentar saja apa tidak bisa?“Chalista,” suara berat yang sangat ia kenali membuat nyawanya langsung terkumpul. Papa Chalista, Tuan Macron Marone, terdengar tegas di seberang. “Honey, dua minggu lagi kamu harus kembali ke Prancis. Ada acara penting keluarga yang tidak bisa ditunda, kamu harus hadir ya. I’m missing you so much.”Chalista hanya menggumamkan jawaban singkat. “Yes, Dad. Aku pasti segera pulang setelah proyek pemotretan ini berakhir. Tapi bukankah acara dinner biasanya di bulan Agustus, Dad mau mengajakku kemana?” tanya Chalista sebenarnya dia pena

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   139

    Rafael menghela napas panjang ketika akhirnya kembali ke kamarnya setelah hari yang melelahkan. Namun, saat pandangannya mengarah ke bar hotel, ia terkejut melihat sosok Tara. Wanita itu berdiri dengan anggun di dekat meja bar, mengenakan gaun merah mencolok yang memeluk lekuk tubuhnya dengan sempurna. Rafael tahu bahwa Tara mengenakan warna itu bukan tanpa alasan—merah adalah warna favoritnya, dan ia tahu bahwa Tara melakukan ini untuk memikatnya.Tanpa bisa menahan dirinya, pandangan Rafael tertuju pada Tara, yang sudah memperhatikannya dengan tatapan penuh makna. Rafael terdiam, pandangannya tak lepas dari sosok Tara. Ia terlihat menarik malam ini, penuh percaya diri dan sedikit menggoda. Sesaat, Rafael merasakan dorongan untuk mendekat, ingin sekali tenggelam dalam pesona Tara. Namun, bayangan Chalista muncul begitu saja di pikirannya. Chalista dengan sikapnya yang dingin dan acuh, namun selalu berhasil membuat hatinya bergejolak. Dorongan itu seakan memudar, berganti dengan kegel

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   138

    Rahang Rafael sontak mengeras. Tubuh Chalista yang hanya tertutupi pakaian renang terlalu terbuka untuk pandangannya, dan yang membuatnya semakin kesal adalah kenyataan bahwa orang lain juga bisa melihatnya.Rafael dengan segera merogoh bungkus rokok yang ada di kantong celananya, memantik koreknya dan mengisapnya dengan kuat, matanya tak pernah beralih barang sedetikpun dari wanita itu.Hembusan asak rokok itu semakin intens saat melihat beberapa orang bahkan mengambil gambar dari foto tubuh seksi Chalista dengan seenak jidat.Rafael sungguh tak punya tenaga lagi untuk kesal, pertama Tara sekarang Chalista. Darahnya semakin mendidih saat melihat lekuk tubuh wanita itu yang menari nari diatas air seakan akan dia tak punya urusan sama sekali dengannya.“Sial!” umpat Rafael sembari mematikan rokoknya dan melemparnya asal. Rokok itu tidak membantunya sama sekali untuk merasa lebih tenang malahan sekarang sekujur tubuhnya rasanya semakin memanas.“Chalista…kau sungguh hebat. Bisa membuatku

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   137

    Chalista berdiri di depan cermin besar dengan perasaan campur aduk. Kru pemotretan sibuk mempersiapkan segalanya, tapi matanya terpaku pada bikini yang diletakkan di kursi sampingnya. Ini tidak sesuai dengan yang ia harapkan."Maaf Tuan, tapi aku tidak akan memakai ini," katanya, suaranya tegas walau ada getaran tipis yang tak bisa ia sembunyikan.Semua orang di ruangan terdiam, termasuk Rafael yang kini berjalan mendekat, wajahnya dingin. Tatapannya menusuk, membuat Chalista merasa seperti terpojok meski belum ada kata yang terucap dari bibirnya."Nona Marone," Rafael memanggil namanya dengan nada rendah namun mengancam, "Jika kau tidak memakainya, mungkin kau mau semua orang tau disini tentang status kita yang sesungguhnya?”Chalista terpaku. Kalimat itu menghantamnya seperti gelombang yang tak terduga. "Kau tidak mungkin..." gumamnya, namun kata-katanya terpotong oleh tatapan tajam Rafael yang tak memberinya ruang untuk bernapas.Sial!Entah kesialan dari mana, dia harus kembali ber

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   136

    Chalista berusaha menahan emosinya saat Rafael menekannya lebih dekat ke dinding toilet. "Tuan Rafael, biarkan aku pergi," katanya dengan suara bergetar, berusaha menahan marahnya yang menggelegak di dalam. “Aku bukan Chalista yang sama lagi, jika kau lupa.”Mendengar itu tatapan Rafael menggelap. Ada kilatan amarah yang membara dari tatapan matanya saat mendengar itu, seakan Chalista barusaja membangkitkan sisi tergelap pria itu.“Awhhh!” Chalista memekik dengan suara tertahan tatkala tangan kekar Rafael menarik pinggang rampingnya hingga tubuhnya menabrak tubuh tinggi janggung pria itu.HIngga kini tak ada jarak tersisa, hanya deru napas keduanya yang beradu.Tangan Chalista berusaha mendorong dada bidang Rafael agar dia bisa menghindar tapi Rafael semakin mengeratkannya seakan akan dia menyalurkan semua emosinya.Rafael kemudian menunduk, membiarkan matanya menatap manik mata Chalista dengan nyalang. Hal itu membuat wanita itu benar benar mati kutu tak bisa berkata kata.“Sekarang k

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   135

    Chalista melangkah perlahan menuju area kedatangan bandara, mengikuti arahan tim manajemennya yang sibuk mengatur segala sesuatunya. Hatinya berdegup kencang saat ia melirik ke arah kerumunan orang di depan.Pandangannya langsung terhenti pada seorang pria yang berdiri dengan tegap, mengenakan jas hitam elegan yang sangat cocok dengan postur tubuh tingginya. Rafael.“Tidak mungkin,” bisiknya dalam hati. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Rafael, pria yang dulu sangat dikenalnya, kini terlihat jauh lebih tampan dan gagah. Wajahnya begitu tegas dengan rahang yang semakin tajam. Mata cokelatnya tetap setajam dulu, hanya saja sekarang ada kilatan dingin di sana."Nona Marone? Wah, sebuah keberuntungan sekali bisa bertemu anda di sini.” Ucapan pria yang berdiri di belakang Rafael itu membuyarkan tatapan antara Chalista dan Rafael.Chalista tersenyum, namun belum sempat dia menjawab, asisten pribadinya, Lucy menariknya dan berbisik. “Nona….ya ampun kau mengenal Tuan Rafael? Tidak

DMCA.com Protection Status