Share

70

Author: minaya
last update Last Updated: 2024-07-15 20:29:12
Chalista langsung berdiri dengan cepat saat dia menerima pesan kedua dari Morgan, dia berpikir apa kakaknya ini memberikannya kesempatan kedua untuk menjelaskanya? “Hmm atau dia akan memaksaku untuk jujur?” tanyanya pada dirinya sendiri. Segala jenis kemungkinan terbesit di pikiran Chalista saat ini tapi berusaha dia tepis jauh jauh karena apapun itu tak akan mengubah fakta bahwa Morgan sudah melihatnya, karena si Tuan Muda, Rafael Nathan Adijaya.

“Argh aku harus cepat,” ucapnya pada dirinya sendiri sambil berlari menuju ke arah lemari pakaiannya yang kosong melompong. Chalista langsung memukul jidatnya.

“Ya ampun aku lupa bajuku udah di apartement semua,” desahnya saat menyadari dia meminjam baju tidur ini dari mamanya tadi karena dia tau Chalista tak membawa sehelaipun pakaian.

“Aduh sekarang gimana caranya keluar?” tanya Chalista pada dirinya sendiri, tidak mungkin dia memakai baju tidur satin yang cukup terbuka ini kan?

Tapi jika dilihat lihat memang tidak seperti baju dinas, wala
minaya

Memang top Monika...

| 3
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   71

    Setelah kejadian mengejutkan tadi dan seluruh fakta yang ia ketahui Chalista langsung berjalan cepat menuju ke kamarnya. Seluruh pertanyaan yang ingin dia tanyakan pada Morgan dia abaikan karena takut ketahuan oleh Monika.Termasuk, semua pertanyaanya pada Rafael dia simpan untuk saat ini karena dia tak bisa menemui pria itu sembarangan saat mereka sedng ada di rumah mama dan papanya itu sangat beresiko.Perlahan kaki jenjang wanita itu berjalan menapaki tangga spiral yang akan membawanya menuju ke lantai dua. Penerangan di jalan menuju ke kamarnya hanya temaram, lampu malam dengan warna kuning keemasan karena memang pelayan akan mematikan lampu utama menjelang jam tidur.Chalista langsung mendorong pintu kamarnya saat dia sudah sampai di depan pintu berwarna putih itu dan dia masuk dengan mengunci pintunya rapat rapat.Namun, saat ia masuk lampunya mati. Bukan mati lampu tapi hanya lampu kamarnya yang mati. Ini aneh karena semua lampu lain di rumah menyala tapi kenapa hanya ruangan ka

    Last Updated : 2024-07-16
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   72

    “Sayang…aku sangat merindukanmu..ah bagaimana bisa kau senikmat ini hm?” desah Rafael saat dia mulai memompa pusakanya ke liang kenimatan Chalista, membuat gadis itu merep melek menahan kenikmatan tiada tara yang Rafael berikan.Hal ini mengingatkannya pada malam itu, malam pertamanya tiba di rumah dan malam kecelekaaan itu terjadi saat Rafael menidurinya untuk pertama kalinya dan ia sangat syok waktu itu sampai tak bisa berkata kata lagi apalagi dia masih perawan dan Rafael sendiri melihat bercak darah yang ada pada sprey di kamarnya.Mendadak ia terpikir sesuatu. “Ahhmmm Raf…tunggu.” Ia menyela saat Rafael ingin memainkan kedua payudaranya yang naik turun karena dipompa pria itu dari bawah. Hal ini membuat Rafael kesal, dia paling tak suka diganggu saat sedang berhubungan seperti ini.Pria itu langsung mendekatkan wajahnya agar hidungnya beradu dengan hidung wanita itu, dan kedua mata mereka bertatapan. Dengan nakalanya Rafael menjilat bibir ranum wanita itu hingga ke dagu dna lehern

    Last Updated : 2024-07-16
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   73

    Rafael mematikan saklar lampu yang ada di kamar Chalista saat ia bergegas keluar dengan baju yang asal dipakai saja dengan kancing yang masih terbuka beberapa di bagian atasnya.Keringat panas masih menetes dari dahi pria itu karena bekas percintaan panasnya yang hampir membuat kesadarannya hilang. Bayangan Chalista yang ada di atasnya, membuatnya kembali mengeras.Dia menoleh perlahan pada punggung mulus wanita itu yang sedang menyelimuti dirinya dengan selimut tebal. Semburat senyum terbit di wajah tampan Rafael yang akan pergi keluar meninggalkan wanita pujaanya dengan rasa terpaksa karena dia tidak bisa mengambil resiko untuk tidur di kamar wanita lain yang ada tepat di sebelah kamar istrinya.Ya, segila apapun Rafael saat ini mencintai Chalista, tapi dia masih berusaha berpikir normal.Semuanya masih ada di bawah kendalinya, selama semua rencanya yang sudah ia susun berjalan dengan lancar, dengan bantuan Morgan tentunya dan ia tak akan pernah melepaskan wanita ini. Tidak saat dia

    Last Updated : 2024-07-17
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   74

    Ibu dan anak itu kini saling tatap menatap dalam suasana hening. Mata mereka sama sama mengisyaratkan keinginan yang berbeda tapi harus ada yang mengalah diantara mereka.Mayang, berucap dengan nada lebih serius dari biasanya. “Pergi ke kamar istrimu sekarang juga Rafael!” Suaranya bergema kembali di ruangan itu.Mendengarnya, Rafael mengepalkan tangannya erat erat hingga memperlihatkan buku jarinya. Perasaanya sangat campur aduk saat ini dan dari semua orang yang ada di rumah ini harus mamanya yang memergokinya keluar dari kamar Chalista.Dari semua waktu yang ada, kenapa timingnya harus bertepatan saat ia barusaja keluar dari kamar Chalista?Selama bertahun tahun ia cukup mendengar bawahannya mengeluh tentang banyak hal tentang dirinya dan mereka selalu mengatakan kata andalannya yautu “Hari sial tidak ada di kalnder” dan Rafael selalu bekerja dengan mengabaikan semua itu hingga akhirnya dia sendirilah yang sekarang mengalaminya. Memang hari sial tak ada yang tau, dan Rafael percaya

    Last Updated : 2024-07-18
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   75

    Rafael mengepalkan tangannya kuat-kuat. Dia menatap papanya dengan tatapan tak percaya dengan apa yang barusaja didengarnya.Rafael benar benar tak habis pikir dengan jalan pikiran papanya selama ini. Tiba-tiba penyesalan merayap menyelimuti perasananya saat ini memikirkan bagaimana dia selalu bangga pada papanua sejak dia kecil sebelum kejadian perselingkuhan yang mengubah pandangannya pada papanya ini.Abimanyu, selalu menjadi sosok paling ia hormati, tapi sekarang Rafael bahkan sudah lupa bagaiamana dia bisa mengagumi sosok pria pengecut dan menjijikkan seperti ini.Rafael menatap papanya tepat di matanya, menyalurkan semua perasaan benci yang selama ini ia simpan rapat rapat dalam hatinya hingga rasanya ia tak bisa bernapas lagi jika melihat bagaimana mamanya masih sangat mencintai pria di depannya ini.Saat semua tak berjalan seperti yang kita pikirkan, kita mulai mempertanyakan semua hal. Termasuk kali ini, Rafael bahkan mempertanyakan bagaimana bisa pria di depannya ini menyebut

    Last Updated : 2024-07-18
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   76

    Chalista berdiri dengan jantung berdebar kencang tepat di balik pintunya. Dia barusaha selesai mengunci pintunya rapat rapat karena dia mendengar suara mamanya sedang memergoki Rafael tadi di luar.Saat ia akan tidur sambil menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya, dia syok saat mendngar suara Mayang dari luar persis tepat saat Rafael barusaja keluar dari kamarnya. Chalista bahkan tak tau apa Rafael sudah memakai pakaiannya dengan benar atau belum saat dia keluar tapi yang pasti mamanya tidak mengetuk pintunya setelah itu.Chalista langsung meloncat dan mengunci pintu, lalu dia memakai semua pakaiannya yang berserakan takut takut mamanya kembali mengecek ke kamarnya. Dia benar benar tak tau apa yang terjadi saat ini.“Apa yang Rafael katakan sebagai alasan?” Chalista berucap dengan wajah khawatir sambil memegang dadanya, karena masih terkejut tadi.Chalista sangat was-was membayangkan apa yang terjadi diluar tadi karena setelah ia menutup pintu CHalista sudah tak mendengar apapun

    Last Updated : 2024-07-19
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   77

    Kedua orang itu berhenti tepat di depan pintu kamar Chalista. Rafael dan Chalista sontak melihat ke arah Abimanyu yang sedang menatap keduanya dengan tatapan tajam seakan matanya bisa membunuh CHalista hidup hidup di sana.Disisi lain Rafael terlihat tak terganggu sama sekali. Pria itu menatap dengan tatapan dingin andalannya yang memang selalu dia layangkan pada Abimanyu. Hal ini membuat Chalista ketakutan setengah mati, tangannya gemetar.Abimanyu adalah orang yang paling Chalista takuti selama ini.Chalista berucap dengan nada gemetar, “Pa….pa.” Kemudian dia langsung berhenti, mengehentikan langkah kakinya dengan Rafael yang berdiri di depannya.Chalista sungguh tak tau apa yang terjadi, dia hanya tau Rafael hampir tertangkap basah oleh mamanya tapi kini mamanya tidak ada dan malah papanya yang muncul. Kurang buruk apalagi hari ini baginya?Ia tak tau apa yang akan papanya ini pikirkan saat melihatnya pergi subuh seperti ini bersama Rafael padahal dia yang selalu mewanti wanti Chali

    Last Updated : 2024-07-20
  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   78

    Disepanjang perjalanan Chalista terdiam sepenuhnya. Seakan dia perli banyak waktu untuk memproses ucapan Rafael tadi yang masih terngiang –ngiang di kepalanya sama seperti perkataan menyakitkan yang akan selalu dia ingat sampai mati, namun bedanya kali ini perkataan itu tidak menyakitinya.Tapi, meninggalkan sebuah harapan untuknya.“Sayang kita akan menikah di saan.” Perkataan Rafael itu masih saja terus menempel di otaknya dan terus berulang ulang terdengar melalui telinganya seperti Rafael mengucapkannya untuk dia dengar ribuan kali.Chalista kini mnegalikan tatapannya pada Rafael yang tengah menyetir mobil dengan tenang, dan wajahnya terlihat sangat tenang, dengan cahaya lampu di jalanan Chalista dapat melihat Rafael juga merasakan hal yang sama dengannya.Ada cahaya di wajahnya, ada harapan di wajahnya sama seperti dirinya. Hal ini membuat Chalista berpikir dalam hatinya, seberapa besar dia sudah mencitai pria di sampingnya ini? Seberapa besar dia mencintai kakak angkatnya ini, pr

    Last Updated : 2024-07-20

Latest chapter

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   143

    Langit Singapura yang cerah terasa tak selaras dengan suasana hati Chalista pagi itu. Koper-koper besar telah disusun rapi oleh timnya di lobi hotel mewah. Gadis itu mengenakan setelan kasual berwarna cream yang membalut tubuhnya dengan sempurna, ditambah kacamata hitam besar yang menutupi separuh wajahnya. Namun, meski tampil sempurna seperti biasa, amarah tersembunyi masih mendidih dalam hatinya.“Clara, pastikan semua jadwal pemotretan dengan perusahaan Rafael ditunda.” Suara Chalista terdengar tegas, meskipun ada sedikit kelelahan di dalamnya. “Aku harus pulang sekarang. Daddy memaksa.”Clara, asistennya yang setia, mengangguk cepat sambil sibuk mengetik di ponselnya. “Kami sedang bernegosiasi, Chal. Tapi pihak Rafael—”“Biarkan saja,” potong Chalista, berjalan melewati koridor hotel menuju pintu depan. “Nanti kalau mereka keberatan, aku sendiri yang akan berurusan dengan mereka. Dan sebisa mungkin minimalisir denda yang akan mereka ajukan atau, ini memang terkesan tidak profession

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   142

    Kilauan lampu blitz dari para fotografer menerangi area karpet merah. Kilapnya hampir setara dengan cahaya bintang-bintang yang berserakan di langit malam. Tapi tidak ada yang lebih mencolok dibandingkan wanita yang baru saja turun dari mobil mewah berwarna hitam mengkilap itu.Chalista Marone.Wanita itu melangkah dengan penuh percaya diri, gaunnya telah ia modifikasi dengan cerdas. Gaun berwarna terang yang tadinya tertutup rapi kini memiliki belahan tinggi hingga paha, membingkai kakinya yang jenjang dengan sempurna. Bagian atasnya sengaja dibuat terbuka namun tetap elegan, memperlihatkan bahunya yang halus dan lekuk tubuhnya yang mematikan. Kainnya berkilauan di bawah sorotan lampu, seakan Chalista adalah dewi dari dunia lain.Setiap langkahnya begitu anggun, setiap tatapan yang tertuju padanya tidak bisa berpaling. Para fotografer berebut mengambil gambarnya, blitz kamera berpijar seperti kembang api.“Nona Marone, lihat ke sini!” “Nona, senyum sedikit!” “Ya, pose itu luar biasa!

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   141

    Pagi itu, di taman belakang rumah Rafael, Chalista berdiri dengan dagu terangkat, mencoba mempertahankan wajah angkuhnya meskipun di dalam hati ada gemuruh amarah. Dia menunjuk Rafael dengan jari telunjuknya, nadanya penuh ancaman.“Aku benar benar akan melaporkanmu ke polisi,” katanya tajam. “Kau tau keluargaku kan, kau tidak akan bisa lolos dari tuduhan ini.”Rafael, yang berdiri bersandar santai pada pagar taman, hanya menatapnya dengan senyum mengejek. Mata cokelatnya yang tajam memancarkan rasa percaya diri yang mengintimidasi. “Tuduhan apa, Chalista? Tuduhan yang bahkan kau sendiri tidak tahu dasarnya?”Chalista memerah, tetapi tidak menyerah. “Aku tidak tahu apa yang kau lakukan padaku semalam, tapi aku tahu kau pasti berniat buruk. Daddyku akan memastikan kau membayar untuk itu.”Rafael tertawa kecil, suaranya rendah dan penuh ejekan. “Maksudmu ayahmu? Aku tidak takut pada siapa pun di dunia ini, Chalista, termasuk ayahmu. Kau benar-benar tidak ingat apa yang terjadi semalam?”

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   140

    Pagi itu, suara dering telepon memecah keheningan kamar. Chalista meringkuk di bawah selimut, mengerang pelan saat suara telepon terus berbunyi. Dengan setengah sadar, dia meraih ponsel yang tergeletak di meja samping tempat tidur.“Halo?” gumamnya dengan suara serak, matanya masih tertutup rapat. Nyawanya bahkan belum terkumpul sepenuhnya tapi dering telpon kali ini benar benar sudah mencapai batas kesabarannya.Dia ingin tidur sebentar saja apa tidak bisa?“Chalista,” suara berat yang sangat ia kenali membuat nyawanya langsung terkumpul. Papa Chalista, Tuan Macron Marone, terdengar tegas di seberang. “Honey, dua minggu lagi kamu harus kembali ke Prancis. Ada acara penting keluarga yang tidak bisa ditunda, kamu harus hadir ya. I’m missing you so much.”Chalista hanya menggumamkan jawaban singkat. “Yes, Dad. Aku pasti segera pulang setelah proyek pemotretan ini berakhir. Tapi bukankah acara dinner biasanya di bulan Agustus, Dad mau mengajakku kemana?” tanya Chalista sebenarnya dia pena

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   139

    Rafael menghela napas panjang ketika akhirnya kembali ke kamarnya setelah hari yang melelahkan. Namun, saat pandangannya mengarah ke bar hotel, ia terkejut melihat sosok Tara. Wanita itu berdiri dengan anggun di dekat meja bar, mengenakan gaun merah mencolok yang memeluk lekuk tubuhnya dengan sempurna. Rafael tahu bahwa Tara mengenakan warna itu bukan tanpa alasan—merah adalah warna favoritnya, dan ia tahu bahwa Tara melakukan ini untuk memikatnya.Tanpa bisa menahan dirinya, pandangan Rafael tertuju pada Tara, yang sudah memperhatikannya dengan tatapan penuh makna. Rafael terdiam, pandangannya tak lepas dari sosok Tara. Ia terlihat menarik malam ini, penuh percaya diri dan sedikit menggoda. Sesaat, Rafael merasakan dorongan untuk mendekat, ingin sekali tenggelam dalam pesona Tara. Namun, bayangan Chalista muncul begitu saja di pikirannya. Chalista dengan sikapnya yang dingin dan acuh, namun selalu berhasil membuat hatinya bergejolak. Dorongan itu seakan memudar, berganti dengan kegel

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   138

    Rahang Rafael sontak mengeras. Tubuh Chalista yang hanya tertutupi pakaian renang terlalu terbuka untuk pandangannya, dan yang membuatnya semakin kesal adalah kenyataan bahwa orang lain juga bisa melihatnya.Rafael dengan segera merogoh bungkus rokok yang ada di kantong celananya, memantik koreknya dan mengisapnya dengan kuat, matanya tak pernah beralih barang sedetikpun dari wanita itu.Hembusan asak rokok itu semakin intens saat melihat beberapa orang bahkan mengambil gambar dari foto tubuh seksi Chalista dengan seenak jidat.Rafael sungguh tak punya tenaga lagi untuk kesal, pertama Tara sekarang Chalista. Darahnya semakin mendidih saat melihat lekuk tubuh wanita itu yang menari nari diatas air seakan akan dia tak punya urusan sama sekali dengannya.“Sial!” umpat Rafael sembari mematikan rokoknya dan melemparnya asal. Rokok itu tidak membantunya sama sekali untuk merasa lebih tenang malahan sekarang sekujur tubuhnya rasanya semakin memanas.“Chalista…kau sungguh hebat. Bisa membuatku

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   137

    Chalista berdiri di depan cermin besar dengan perasaan campur aduk. Kru pemotretan sibuk mempersiapkan segalanya, tapi matanya terpaku pada bikini yang diletakkan di kursi sampingnya. Ini tidak sesuai dengan yang ia harapkan."Maaf Tuan, tapi aku tidak akan memakai ini," katanya, suaranya tegas walau ada getaran tipis yang tak bisa ia sembunyikan.Semua orang di ruangan terdiam, termasuk Rafael yang kini berjalan mendekat, wajahnya dingin. Tatapannya menusuk, membuat Chalista merasa seperti terpojok meski belum ada kata yang terucap dari bibirnya."Nona Marone," Rafael memanggil namanya dengan nada rendah namun mengancam, "Jika kau tidak memakainya, mungkin kau mau semua orang tau disini tentang status kita yang sesungguhnya?”Chalista terpaku. Kalimat itu menghantamnya seperti gelombang yang tak terduga. "Kau tidak mungkin..." gumamnya, namun kata-katanya terpotong oleh tatapan tajam Rafael yang tak memberinya ruang untuk bernapas.Sial!Entah kesialan dari mana, dia harus kembali ber

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   136

    Chalista berusaha menahan emosinya saat Rafael menekannya lebih dekat ke dinding toilet. "Tuan Rafael, biarkan aku pergi," katanya dengan suara bergetar, berusaha menahan marahnya yang menggelegak di dalam. “Aku bukan Chalista yang sama lagi, jika kau lupa.”Mendengar itu tatapan Rafael menggelap. Ada kilatan amarah yang membara dari tatapan matanya saat mendengar itu, seakan Chalista barusaja membangkitkan sisi tergelap pria itu.“Awhhh!” Chalista memekik dengan suara tertahan tatkala tangan kekar Rafael menarik pinggang rampingnya hingga tubuhnya menabrak tubuh tinggi janggung pria itu.HIngga kini tak ada jarak tersisa, hanya deru napas keduanya yang beradu.Tangan Chalista berusaha mendorong dada bidang Rafael agar dia bisa menghindar tapi Rafael semakin mengeratkannya seakan akan dia menyalurkan semua emosinya.Rafael kemudian menunduk, membiarkan matanya menatap manik mata Chalista dengan nyalang. Hal itu membuat wanita itu benar benar mati kutu tak bisa berkata kata.“Sekarang k

  • Menjadi Istri Gelap Kakak Angkatku   135

    Chalista melangkah perlahan menuju area kedatangan bandara, mengikuti arahan tim manajemennya yang sibuk mengatur segala sesuatunya. Hatinya berdegup kencang saat ia melirik ke arah kerumunan orang di depan.Pandangannya langsung terhenti pada seorang pria yang berdiri dengan tegap, mengenakan jas hitam elegan yang sangat cocok dengan postur tubuh tingginya. Rafael.“Tidak mungkin,” bisiknya dalam hati. Dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Rafael, pria yang dulu sangat dikenalnya, kini terlihat jauh lebih tampan dan gagah. Wajahnya begitu tegas dengan rahang yang semakin tajam. Mata cokelatnya tetap setajam dulu, hanya saja sekarang ada kilatan dingin di sana."Nona Marone? Wah, sebuah keberuntungan sekali bisa bertemu anda di sini.” Ucapan pria yang berdiri di belakang Rafael itu membuyarkan tatapan antara Chalista dan Rafael.Chalista tersenyum, namun belum sempat dia menjawab, asisten pribadinya, Lucy menariknya dan berbisik. “Nona….ya ampun kau mengenal Tuan Rafael? Tidak

DMCA.com Protection Status