Share

74

Ibu dan anak itu kini saling tatap menatap dalam suasana hening. Mata mereka sama sama mengisyaratkan keinginan yang berbeda tapi harus ada yang mengalah diantara mereka.

Mayang, berucap dengan nada lebih serius dari biasanya. “Pergi ke kamar istrimu sekarang juga Rafael!” Suaranya bergema kembali di ruangan itu.

Mendengarnya, Rafael mengepalkan tangannya erat erat hingga memperlihatkan buku jarinya. Perasaanya sangat campur aduk saat ini dan dari semua orang yang ada di rumah ini harus mamanya yang memergokinya keluar dari kamar Chalista.

Dari semua waktu yang ada, kenapa timingnya harus bertepatan saat ia barusaja keluar dari kamar Chalista?

Selama bertahun tahun ia cukup mendengar bawahannya mengeluh tentang banyak hal tentang dirinya dan mereka selalu mengatakan kata andalannya yautu “Hari sial tidak ada di kalnder” dan Rafael selalu bekerja dengan mengabaikan semua itu hingga akhirnya dia sendirilah yang sekarang mengalaminya. Memang hari sial tak ada yang tau, dan Rafael percaya
minaya

Abimanyu kamu apakah pantas disebut seorang ayah?

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status