Beranda / Rumah Tangga / Menjadi Istri Duda Muda / 20. Maling! Ancaman Dania?

Share

20. Maling! Ancaman Dania?

Penulis: El Alfun27
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-19 23:34:18
Rika menatap Ana dengan tajam. “Mama akan tetap jodohkan kamu dengan Bella,” ucap kekeh Rika. Lalu dia meninggalkan Arka dengan emosi meledak-ledak.

“Tante,” panggil Bela mendekati Rika dan tak lupa tersenyum ke arah Arka dan juga Ana.

“Sayang, Tante ada urusan. Ayo kita pulang dulu. Kapan-kapan kesini lagi,” kata Rika beralasan.

“Tapi Tante,” beo Bella sedikit bingung dengan Rika yang tiba-tiba mengajaknya pulang.

“Gak papa ya sayang?” tanya Rika dengan ekspresi memohon.

“Oke Tante,” ujar Bella sambil tersenyum hangat. Lalu keduanya pun meninggalkan rumah Arka.

Sementara Ana langsung melanjutkan aktivitasnya. Dia memasak untuk makan siang. Tanpa menoleh ke arah Arka sedikitpun.

“Kenapa?” tanya Arka langsung mendekati Ana.

“Gak apa-apa Pak,” sahut Ana tetap fokus dengan masakannya. Kali ini dia memasak cumi pedas dan tumis kangkung. Makanan yang sebenarnya tidak terlalu Arka suka.

“Itu masak buat saya? Kamu kan tau saya gak bisa makan pedas,” ujar Arka menunjuk masaka
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Menjadi Istri Duda Muda   21. Kapan lagi seranjang dengan baby sitter

    Ana sedikit was-was sekaligus trauma saat bertemu dua keluarga tirinya yang super licik dan jahat itu. Sesampainya di rumah, dia langsung masuk ke kamar. Terlihat Gio sudah tertidur dengan pulas. “Pak Arka,” ucap Ana terkejut melihat Arka yang tiba-tiba keluar dari kamar mandi. “Kok keluar gak ajak saya?” tanya Arka langsung mengeringkan rambutnya. “Eum, cuma beli beberapa buku aja kok,” jawab Ana lalu menaruh belanjaan di mejanya. “Lain kali kalau mau keluar harus sama saya. Diluar itu bahaya,” peringat Arka melirik Ana dari cermin besar di depannya. Ana celingukan sambil membereskan buku miliknya. “Pak Arka kan sibuk kerja. Saya gak mau ganggu,” ucap Ana mencari alasannya. Arka lalu membalikkan badan melihat Ana. “Lalu, dari mana dapat uang beli itu semua?” tunjuk Arka pada barang belanjaan Ana. “Uang dari papanya pak Arka itu,” sahut Ana masih fokus dengan kegiatannya merapikan buku miliknya. “Masih ada?” tanya Arka terkejut. “Ada, ini masih sisa banyak,” ujar Ana

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-20
  • Menjadi Istri Duda Muda   22. Ambil saja bekasku

    Arka meminta Dion untuk mengantar Bela pulang. Arka sudah bersiap diri jika sebentar lagi sang Mama memarahinya. Dia tak peduli, dia hanya ingin mengakui Ana di depan wanita lain.Sementara di tempat lain, Ana sedang berada di toilet umum. Dia sedang mengantar Gio yang bersekolah. Ana memasuki toilet bagian perempuan.“Mbak, keliatan loh itunya,” ucap seorang perempuan memakai jilbab navy. Dia menatap leher Ana sambil tersenyum.“Apanya ya mbak?” tanya Ana memperhatikan penampilannya. Dia merasa tak ada yang aneh pada dirinya.“Tanda merahnya, mbak,” sambung perempuan itu lagi tersenyum penuh sambil menggeleng pelan.“Hah, tanda merah apa mbak,” ujar Ana. Lalu dia mengibaskan rok belakangnya. Dan meneliti setiap sudut roknya.“Di leher mbak itu loh,” tunjuk perempuan itu akhirnya. Sementara satu temannya juga ikut tertawa melihat kebingungan Ana.Ana langsung berkaca pada cermin di ujung toilet. “Hah, ini apa ya?” tanya Ana menggaruk tengkuknya.Ana terkejut melihat beberapa tanda mer

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Menjadi Istri Duda Muda   23. Jadilah istri saya yang sebenarnya

    Beberapa rekan kerja mereka ada yang ingin pergi. Namun Dion segera menahannya. Sementara Arka dan Raka masih saja beradu mulut. Ana kebingungan, dia mondar mandir kesana kemari. Hingga tiba-tiba Gio keluar dari kamarnya. Dia terbangun karena suara ribut itu.“Tante, ada apa?” tanya Gio dengan polos. Dia mengucek matanya berkali-kali.Ana terkejut dan langsung menggendong Gio. “Gio masuk ke dalam kamar lagi ya,” titah Ana mengusap wajah Gio.Gio menggeleng pelan. “Gio mau ketemu Papa,” pinta Gio meminta diturunkan. Mau tak mau Ana melepas Gio.“Papa,” teriak Gio berlari ke arah Arka yang tengah adu mulut dengan Raka. Seketika semuanya terdiam.“Pa, Gio kebangun gara-gara rame,” keluh Gio langsung ke gendongan Arka. Arka langsung menggendong Gio dengan raut wajah begitu khawatir.Raka juga ikut terdiam. Dengan wajah gusar dan kesal. Dion lalu mengambil alih pembicaraan. “Untuk semua rekan kerja. Maafkan kejadian malam ini. Kita lanjutkan lagi besok di kantor Atmajaya,” ucap Dion. Sem

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-22
  • Menjadi Istri Duda Muda   24. Put, kita cuma teman saja ...

    Arka menatap Ana dengan penuh ketidakpercayaan. “Kamu jahat Ana, kamu kenapa ingin pergi dari sini? Karena Putra?” tuduh Arka.Ana menggeleng cepat. “Tidak, Pak. Gak ada urusannya dengan Putra. Kami hanya sebatas teman. Saya minta dengan sangat, jangan bawa saya ke dalam masalah pribadi pak Arka. Saya sudah tidak punya apa-apa lagi selain diri saya sendiri,” ungkap Ana dengan jujur. Dia merebahkan diri di kasur. Ana terlihat sangat lelah dengan semua masalah yang telah dia lewati. Tak seharusnya dia berada di rumah megah ini. Yang mana keberadaannya sering kali tak dianggap. Yang mana tangisnya hanyalah lagu pengantar tidur bagi dirinya sendiri. Semua seolah menuntutnya sesuai keinginan mereka saja.***“Turunkan posisi dia, Pa. Biar dia tidak semena-mena dengan orang lain,” titah Rika pada sang suami.Kedatangan kedua orang tua Arka. Biasanya kabar baik bagi seorang anak. Tidak dengan Arka, kedatangan orang tuanya pasti menambah masalah atau membuat masalah baru.“Ma, Arka tidak sal

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-23
  • Menjadi Istri Duda Muda   25.

    Ana melewati Arka. Dia langsung memasuki kamarnya. Ternyata Gio masih terlelap di posisi awal. Ana merasa lega melihat anak itu sedang tertidur pulas. Sementara Arka mengikuti Ana sampai ke tempat tidur. “Jangan bilang tebakan saya benar,” tuduh Arka kembali. Akhir-akhir ini dia semakin gencar mengurusi urusan sang istri. “Saya bukan pak Arka,” keluh Ana. Dia menaruh tas dan beberapa barang yang dia beli. Arka tersenyum simpul. “Baguslah,” ucap Arka memuji Ana. “Saya mau mandi, Pak. Bisa keluar dulu?” pinta Ana. Dia sudah memegang handuk mandinya. “Eeh, sebentar, saya mau bilang kalau Papa ngajak kita makan bareng nanti malam,” beo Arka. Dia nampak ragu memberitahu berita itu. “Iya, Pak,” sahut Ana menyetujuinya. “Kamu gak masalah?” tanya Arka melihat reaksi Ana. “Iya gak apa-apa, saya mau kok. Lagipula sama Gio juga kan,” ujar Ana mengedikkan bahu. “Yaa kan, tau sendiri Mama saya seperti apa …,” ucap Arka menggantung. Dia lebih khawatir pada Ana. “Nanti ada Pak A

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-24
  • Menjadi Istri Duda Muda   26. Saya janji

    Arka langsung menarik Ana dalam dekapannya. Sementara Gio langsung digendong oleh Bella. “Papa, kenapa Papa malah nampar Mama hah?” bentak Rika memegangi pipinya. “Papa malu, punya istri macam kamu. Dia juga perempuan, dia menantu kamu. Harusnya kamu kalau mau dihormati ya minimal menghargai,” balas Abraham. Dia sedikit menyesal telah menampar sang istri. Tapi dia tak ada pilihan lain. Sebab Rika telah membuatnya malu. “Apa istimewanya perempuan ini hah? Dia memang tidak pantas jadi menantuku. Aku jijik sebenarnya sama perempuan kampungan macam dia,” cecar Rika menunjuk Ana. Gio terlihat ketakutan, Bella langsung menyerahkan pada bi Sri yang ternyata juga ikut dengan mereka. “Mama!” pekik Abraham hendak menampar Rika dua kali. “Cukup, Arka sudah mengira kalau acara ini akan seperti ini. Cukup Mama! Arka sudah muak,” bentak Arka dengan tatapan dingin. Ana ketakutan, dia menangis sejadi-jadinya. Dia bermimpi dan berharap untuk malam ini agar tak ada keributan. Tapi impiann

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-25
  • Menjadi Istri Duda Muda   27. Pengkhianatan Ulang

    Tak ada jawaban. Arka mencoba menghubungi Ana berkali-kali. Ana kembali keluar tanpa izin padanya. “Halo,” sapa Ana di seberang sana. “Dimana?” tanya Arka dengan suara dingin. “Bazar buku, Pak. Setelah ini saya pulang,” jawab Ana dengan lirih. “Pulang sekarang,” titah Arka. “Belum selesai, sepuluh menit lagi selesai …,” imbuh Ana. Namun telepon mereka tiba-tiba diputus oleh Arka sepihak. Ana menghentakkan kedua kakinya ke lantai. Dia terlihat kesal dengan Arka yang suka mengatur hidupnya. Padahal Ana hanya keluar satu kali tiap seminggu untuk pergi ke Bazar buku. “Kenapa, An?” tanya Putra sambil memberi sebuah jus alpukat kesukaan Ana. “Aku sudah disuruh pulang, Put. Padahal kan bazarnya baru dimulai,” jawab Ana terlihat kesal. Namun dia tetap menerima jus pemberian Putra. “Aku bilangin ke Pak Arka ya,” pinta Putra. Dia langsung mengambil ponselnya. “Jangan-jangan, gak apa-apa kok. Mungkin Gio butuh aku,” tolak Ana menghentikan Putra. “Tapi, An,” ucap Putra mengga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-26
  • Menjadi Istri Duda Muda   28. Salahkah aku selingkuh?

    Ana memakan potongan buah dengan begitu menikmati. Dia mengunyah setiap potongan itu dengan khidmat. Rasa buah anggur yang manis berpadu dengan stroberi yang sedikit asam. “Terima kasih ya, Put,” ucap Ana tersenyum penuh pada laki-laki di depannya. Laki-laki itu pun membalas senyum perempuan yang telah lama dia sukai. “Iya, An. Apa sih yang nggak buat kamu,” balas Putra. “Ini kontrakan kamu bersih banget ya. Pasti nyaman disini,” puji Ana meneliti setiap sudut ruang tamu di kontrakan full desain putih itu. Tampak sederhana namun sangat bersih dan begitu rapi. “Iya dong, mau tinggal disini?” tawar Putra sambil menahan senyumnnya. Ana menggeleng cepat. “Nggak lah. Aku harus kerja, Put,” ucap Ana menahan malu. Dia menunduk menghindar dari tatapan Putra. Putra mendekati tempat duduk Ana yang berupa kursi panjang. Kursi itu bisa berisi tiga orang jika diduduki. Putra semakin mendekati Ana. Lalu laki-laki itu mengelus kepala Ana dengan begitu lembut. “Kalau ada masalah apapun

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-27

Bab terbaru

  • Menjadi Istri Duda Muda   99.

    Maryam hanya diam mendengar semua kata-kata yang terdengar pilu dari kakak perempuannya itu. Terlihat juga raut kecewa dari orang tuanya, kalau sudah begini apa yang harus Maryam lakukan. Maryam meminta maaf lalu kemudian tetap berjuang, atau Maryam terus bekerja hingga dia menabung banyak uang sampai keluarga nya bangga dan terbebas dari kekurangan, benar saja Maryam sekarang dilema."Maaf Bu, setelah gajian nanti Maryam lunasi hutang ibu. Dan setelah ini Maryam tidak akan menyusahkan lagi." Maryam mendekat dan duduk di depan ibunya. Lalu Kulsum, menghela nafas pasrah. "Sudah tidak apa-apa, tapi benar kata kakakmu, sebaiknya kamu jangan lanjut buat kuliah. Kita ini serba kekurangan, apalagi kalau kamu nanti kuliah sudah gak bisa kerja lagi. Kalaupun tetap kerja nanti takutnya kecapean.Maryam sadar, atau hanya sebatas mimpi. Satu-satunya orang yang Maryam anggap akan selalu mendukung ternyata juga sudah tidak yakin terhadap dirinya. Maryam tau diri, cukup, dia sudah tidak punya lagi

  • Menjadi Istri Duda Muda   98.

    "Minimal perempuan yang akan menjadi pendamping saya mirip ummah," ucap Fahri dengan tatapan cueknya."Kalo tipeku sih, setara dengan Siti Fatimah," gurau Kemal dengan candanya."No comment, nyatanya bermain game lebih menarik daripada bahas Masalah perempuan," kata Fatah pada kedua kakaknya.Kedua Ning kembar yang bernama Hajar dan Hana hanya tercengang saat mendengar ucapan dari ketiga Gus tampan itu. Keduanya saling menatap sambil berkomunikasi lewat mata.“Maaf Gus, tapi ini amanat dari kedua orang tua kita untuk menjodohkan kita. Agar persahabatan mereka semakin kuat dan silaturahim keluarga kita selalu terjaga,” ucap Hana dengan tersenyum penuh. Wajahnya yang cantik dengan pipi yang kemerah-merahan. Senyumnya begitu terpancar.“Kalo seperti itu, tanpa menjodohkan kita pun mereka akan tetapi saling menjaga silaturahim keluarga dan tetap bersahabat dekat,” ucap Kemal sambil tersenyum ramah. Meskipun tak menyetujui perjodohan itu tetap saja sikap Kemal yang begitu ramah berbanding

  • Menjadi Istri Duda Muda   97.

    Permasalahan demi permasalahan kisah cinta untuk Gus kembar terjadi. Mulai dari hal yang serius sampai hal yang paling lucu. “Gimana rasanya ditembak sama cewek gammers dari UIN Semarang?” tanya Kemal menggoda Fatah yang tengah menggalau.Rasa malunya saat itu masih terngiang-ngiang sampai sekarang. Bagaimana tidak, seorang gammers cantik dari program studi hukum tata negara menembaknya di depan banyak mahasiswa lainnya. Dan parahnya Alya tak tau kalau Fatah adalah seorang Gus.“Udah lah bang, malu,” jawab Fatah. Biasanya hari-hari akan dia habiskan dengan bermain game dan kuliah. Namun hari ini dia tak membuka gamenya sama sekali.“Kemarin aja, goda aku kamu fat!” celetuk Fahri ikut menertawai kisah asmara sang adik.“Ishh, nyesel aku disini, suer bang!” ungkap Fatah semakin kesal. Tapi masih diselingi tawa renyah oleh kedua saudara kembarnya.“Udah lah, nikmatin aja. Kamu mending sama anak kuliahan yang digituin, lah aku ditawari nikah sama anak SMA, kan lebih aneh bin ajaib lagi,”

  • Menjadi Istri Duda Muda   96.

    Suasana malam yang begitu hening, Fahri melihat keadaan asrama putra yang begitu tertib. Malam ini sedang ada kajian kitab langsung dari kyai Al Muhajirin, yaitu Kyai Ashraf. Fahri memilih melihat acara di masjid besar yang ada di asrama putra itu lewat atas dari lantai dua.“Bagaimana dengan sosok jodoh? Jodoh itu datang di waktu tengah tepat saat orangnya sudah tepat. Jodoh itu cerminan diri, wahai santriku. Laki-laki baik untuk perempuan yang baik. Dan perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, jadi, pantaskan diri di usia muda kalian. Sebab, tak ada yang lebih istimewa kecuali akhlak yang baik,” ucap Ashraf di atas mimbar.Suaranya menggema di seluruh pesantren putra. Fahri pun tetap fokus mendengarkan ceramah dari abahnya. Sementara Kemal dan Fatah, jangan tanya mereka berdua kemana. Mereka juga ada di ruangan yang sama dengan Fahri. Namun Kemal sedang berbaring tertidur. Sementara Fatah yang sibuk dengan game-nya.“Fatah, taruh dulu HP-nya. Ayo dengarkan ceramah Abah,” ajak

  • Menjadi Istri Duda Muda   95.

    “Ini beneran kita dijodohin. Abah Ashraf lupa dengan ucapannya dulu waktu awal kita mau masuk kuliah,” ucap Kemal memandangi lantai bawah. Melihat sekitar area lapangan asrama putra. Banyak santri yang sedang bermain sepak bola di sore hari. Mungkin sekarang waktunya lagi olahraga sore.“Tenang bang, Abah gak akan setega itu sama kita. Jadi jangan berpikir negatif dulu,” cegah Fatah menenangkan sang kembarannya. Ya meskipun dirinya lebih takut jika hal itu beneran terjadi.“Tapi kalau dilihat-lihat, Abah kali ini serius,” ujar Fahri sambil berjalan ke depan dan ke belakang di sebelah Kemal yang sedang berbaring. Kali ini mereka berada di ruang UKS santri. Setelah kejadian tadi yang membuat Kemal tak sadarkan diri. “Astaghfirullah,” ucap Kemal memijat pelipisnya. “Astaghfirullah,” Fatah pun juga ikut ber-istighfar.“Astaghfirullah,” Fahri yang juga mengucapkan hal yang sama. Ketiga saudara kembar itu benar-benar dibuat bingung dengan keputusan sang Abah. Pilihannya ada dua. Menerima

  • Menjadi Istri Duda Muda   94.

    Adiva sedari tadi mendengar setiap kata dari ceramah Fahri di Masjid asrama putra. Dari ruang khusus pengajar begitu terdengar jelas suara Fahri. Sembari mengisi absen data santriwati yang diajarnya. “Ustadzah Adiva,” panggil seorang perempuan mendekati Adiva membawa kumpulan berkas ber map pink.“Na’am ya ustadzah Ratna,” sapa Adiva dengan senyum simpul.“Hihi, lagi data absen santri putri kan. Ini saya ada contoh beberapa berkasnya, bisa ustadzah salin sembari diubah beberapa data yang belum sama,” perempuan berkerudung panjang itu duduk di samping Adiva yang tengah mengotak atik laptopnya.“Iya ini, Syukron, Us,” kata Adiva menerima dengan penuh senang. Sebab dari tadi dia memang kebingungan membuat data yang diminta pihak pesantren sementara contoh detailnya saja dia belum punya.“Eh, Ustadzah Adiva satu kampus ya sama Gus Fahri. Gus Fahri kalau di kampus gimana sih orangnya,” celetuk Ratna dengan rasa penasaran tinggi.Adiva menoleh ke samping, memperhatikan raut penasaran Ratna

  • Menjadi Istri Duda Muda   93.

    “Nak Balqis, Begini nak, alasan-alasan nak Balqis barusan itu saya rasa tidak berpengaruh sama sekali. Semuanya bisa diubah, baik itu pemikiran atau menseid. Entah itu tidak pantas atau tidak cocok, itu sama sekali tidak akan berpengaruh terhadap keberlangsungan kita. Toh ini juga bukan keinginan saya, ini keinginan Gus Fahri sendiri,” ucap Balqis memegangi kedua bahu Adiva.Adiva mengangkat kepalanya, matanya berkedip beberapa kali. Sedikit kaget dengan pertanyaan Nyai Balqis. “Benarkah Bu Nyai, ini permintaan Gus Fahri?” tanyanya dengan wajah melongo.Fahri yang berada diluar, yang tadinya badmood sekarang juga ikutan kaget. Apakah rasa sukanya dengan Adiva sementara itu sampai Ummahnya berpikiran demikin. ‘Ummah gak bisa diajak kompromi, ish,’ gumam Fahri dalam hatinya.***Suasana pesantren Al Muhajirin sedang hening. Semua aktivitas dihentikan terlebih dahulu oleh pengasuh. Sebab Abi Lukman, yang merupakan ayah dari Ashraf, sedang sakit. Para santri diminta untuk beraktivitas sen

  • Menjadi Istri Duda Muda   92.

    Balqis dan Ashraf menuju ke rumah sakit, didampingi oleh Gibran dan istrinya. Mereka langsung menemui dokter yang menangani kemal.“Keadaan saudara Idris tidak baik-baik saja, Dia mengalami benturan yang cukup keras di kepalanya. Saudara juga mengeluarkan cukup banyak darah. Kami sedang mengusahakan yang terbaik untuknya,” ujar dokter laki-laki itu.“Apakah anak saya akan baik-baik saja dok?” tanya Ashraf begitu khawatir.“Insya Allah. Doakan selalu untuk saudara Idris,”“Terima kasih, dok,” ucap Ashraf menjabat tangan dokter itu.“Sudah Humairah, jangan sedih berlarut seperti ini. Anak kita selamat, Alhamdulillah,” Ashraf mendengarkan sang istri dengan memeluknya erat.“Tapi Mas, Kemal itu cengeng kalau luka sedikit. Terakhir waktu dia masih Mts, disuntik aja dia nangis-nangis semalaman,” kata Balqis sambil sesenggukan. Tangisnya pecah semenjak mendengar anak keduanya kecelakaan.“Humairah, dia sudah dewasa. Kamu lupa ya, dia sudah kuliah semester empat. Dia sudah jadi anak kuat, sab

  • Menjadi Istri Duda Muda   91.

    Fahri tersenyum penuh arti. Akhirnya keinginannya dapat terwujud. “Gus Fahri , kenapa senyum-senyum sendiri?”Suara Adiva menyadarkan lamunan Fahri. “Alhamdulillah kamu sudah menerimanya,” ujar Fahri menunduk malu.“Maksudnya menerima apa ya Gus,” ucap Adiva kebingungan. Padahal sedari tadi dia hanya minat Fahri yang melamun menatap lurus ke depan.“Loh, barusan kamu ngomong apa emang,” “Lah, ga ngomong apa-apa kok, Gus, justru Gus Fahri itu yang bengong. Lagi ngelamunin apaan coba!” gelak Adiva. Fahri memukul-mukul kepalanya pelan. Bisa-bisanya dia berkhayal sampai kesitu. Karena sudah terlanjur malu, akhirnya Fahri meninggalkan meja itu dan menuju ke mejanya sendiri. Nasib sudah, harapannya hanya sebatas khayalan saja.***Setelah hampir dua minggu- an, pesantren Al Muhajirin pasca berduka. Kini aktivitas belajar mengajar di pesantren Al Muhajirin kembali konsisten lagi. Jadwal kegiatan santri dan santriwati sudah seperti biasanya.Terlihat dua perempuan memakai jilbab pasmina den

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status